Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KONSELING POPULASI KHUSUS

KONSELING UNTUK WARGA PANTI ASUHAN


DAN PANTI JOMPO

Dosen Pengampu:
Dr. Amirah Diniaty, M.Pd. Kons

Disusun Oleh:
Eliza Zamiah (12111622940)
Listy Tiyani (12111622718)
Miranty Viona (12111622887)
Putri Helamalita (12111633088)

LOKAL 6B
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
penyusun panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Konseling Untuk Warga Panti Asuhan dan Panti Jompo. Makalah ini
penyusun buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah
Konseling Populasi Khusus yang meliputi tugas nilai kelompok.

Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah ada.
Namun, hanya lebih kearah pendekatan pada materi atau membandingkan beberapa
materi yang sama dari berbagai referensi terkait. Diharapkan makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai penulisan kutipan dan sumber kutipan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita, Aamiin

Pekanbaru, 10 April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2
A. Pengertian Panti Asuhan dan Panti Jompo ............................................................ 2
B. Latar Belakang Kehidupan Warga di Panti Asuhan dan Jompo ............................ 5
C. Karakteristik dan permasalahan yang dialami di panti asuhan dan panti jompo... 7
D. Strategi Konseling ............................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 16
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan proses interaksi antara konselor dan klien dengan tujuan
mengentaskan masalah yang dihadapi klien. Agar konseling dapat berjalan efektif,
konselor dituntut untuk memahami klien secara menyeluruh, termasuk karakteristik
Anak Panti Asuhan dan Panti Jompo.
Panti asuhan adalah sebuah lembaga sosial yang menyediakan tempat tinggal,
pengasuhan, dan pendidikan bagi anak-anak yang tidak memiliki orang tua atau tidak
mampu tinggal bersama keluarga mereka karena berbagai alasan. Di panti asuhan,
anak-anak ini mendapatkan perawatan fisik, emosional, dan pendidikan yang mereka
butuhkan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat. Tujuan utama dari panti
asuhan adalah memberikan lingkungan yang aman, menyenangkan, dan mendukung
bagi anak-anak yang tinggal di sana, sehingga mereka dapat memiliki masa depan
yang lebih baik.
Bayangkan di suatu tempat, ada anak-anak yang tinggal di panti asuhan karena
tidak memiliki orang tua atau tidak bisa tinggal bersama mereka karena masalah
keluarga. Mereka mungkin merasa sedih, cemas, atau kesepian karena tidak memiliki
keluarga seperti anak-anak lain. Beberapa dari mereka mungkin juga mengalami
perasaan bersalah atau tidak berharga.
Di sisi lain, ada juga orang tua yang sudah lanjut usia dan tinggal di panti
jompo. Mereka mungkin memiliki masalah kesehatan fisik atau pikiran, dan tidak
bisa merawat diri sendiri seperti dulu. Beberapa dari mereka mungkin merasa
kesepian karena terpisah dari keluarga atau teman-teman mereka, atau mereka
mungkin merasa sedih karena telah kehilangan pasangan hidup atau orang yang
dicintai.
Dalam situasi seperti itu, konseling bisa menjadi sangat penting. Seorang
konselor adalah seseorang yang berbicara dengan anak-anak di panti asuhan atau
lansia di panti jompo untuk membantu mereka merasa lebih baik tentang diri mereka
sendiri dan mengatasi masalah yang mereka hadapi. Konselor mendengarkan dengan
penuh perhatian, memberikan dukungan, dan membantu mereka menemukan cara
untuk mengatasi kesulitan dan merasa lebih baik.
Konselor juga bisa membantu anak-anak di panti asuhan untuk memahami
perasaan mereka dan cara untuk berhubungan dengan orang lain dengan lebih baik.
Mereka juga bisa membantu lansia di panti jompo untuk menemukan cara untuk
tetap aktif dan bahagia, meskipun mungkin ada tantangan dalam hidup mereka.
Dengan bantuan konseling, anak-anak di panti asuhan dan lansia di panti
jompo dapat merasa lebih kuat dan lebih positif tentang masa depan mereka. Ini
membantu mereka menghadapi hidup dengan lebih baik dan merasa lebih bahagia,
meskipun mungkin ada masalah atau kesulitan yang mereka hadapi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Panti Asuhan dan Panti Jompo
1. Pengertian panti asuhan
Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu.
Makna bantuan disini yaitu sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia
mampu tumbuh kearah yang dipilihnya sendiri, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam
kehidupannya.1 Sedangkan Panti Asuhan adalah sebagai rumah tempat memelihara
dan merawat anak yatim piatu.2
Secara sederhana, gabungan dari masing-masing istilah tersebut dapat
dikaitkan satu dengan lainnya sehingga menjadi sebutan Konseling Panti Asuhan. ,
pengertian konseling Panti Asuhan adalah proses membantu seseorang yang berada
di Panti Asuhan dalam memahami diri dan lingkungannya untuk kesuksesan
perkembangan anak.
Tujuan konseling Panti Asuhan adalah membantu anak yatim dapat memiliki
keterampilan personal dan pribadi yang mampu melakukan regulasi diri, control diri
dan beradaptasi diri dengan lingkungannya. Agar anak dapat memiliki keterampilan
dan pribadi tersebut maka pengurus atau Ustadz/ Ustazah harus bisa dianggap
sebagai orang tua mereka, dengan cara memberikan kasih sayang, memberikan
kesejahteraan pendidikan sekolah, memikirkan masa depan mereka, dan menjadi
tempat kosultasi atau curahan hati mereka.
Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup manusia,
karena anak merupakan generasi penerus dalam suatu keluarga. Sejak lahir anak
telah diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma dan nilai-nilai budaya yang
berlaku melalui pengasuhan yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga.
Kematian orang tua merupakan salah satu kondisi utama yang memungkinkan
ditempatkannya anak di panti asuhan, Pengalaman perpisahan dengan orang tua serta
tingkat kematangan anak dalam memahami perpisahan dengan orang tua menjadi
salah satu faktor penghambat anak dalam beradaptasi dengan penempatannya di
panti asuhan.3
Pemisahan anak dari lingkungan keluarganya dapat menimbulkan tekanan
akibat perubahan situasi hidup yang bersumber dari :
a. Pengalaman kehilangan figur dekat (orang tua)
b. Situasi baru yang tidak dikenali
1
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 8
2
Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011), hal. 391

2
c. Tak dapat memperkirakan apa yang akan dihadapi selanjutnya
d. Perubahan kebiasaan4
Anak Panti Asuhan adalah anak-anak yang mengalami penelantaran
(neglected) oleh orang tua mereka, baik secara fisik, kesehatan sosial dan secara
khusus emosi. Anak ini tumbuh dengan efek besar yang sangat mempengaruhi
kehidupan yang disebabkan oleh:5
a. Perasaan bersalah
b. Kesulitan untuk mempercayai orang lain
c. Perilaku agresi atau menarik diri

2. Pengertian Panti Jompo


Panti jompo adalah sebuah rumah atau tempat penampungan untuk manusia
lanjut usia. Sebuah sarana dimana manula diberikan fasilitas, layanan 24 jam, jadwal
aktifitas, dan hiburan yang dibutuhkan sesuai kebutuhan manula.Namun di bagian
Negara Asia, panti jompo merupakan hal yang masih kurang diterima masyarakat
dikarenakan pola pemikiran untuk menghormati yang lebih tua masih melekat dalam
jiwa penduduk asia. Pada jaman ini, masyarakat telah memasuki era moderenisasi
sehingga timbulnya perubahan-perubahan pola pikir dan sikap masyarakat.6 Salah
satu dampak negatif moderenisasi adalah tumbuhnya sikap individualistik. Sikap ini
menyebabkan masyarakat merasa tidak membutuhkan orang lain dalam beraktifitas,
padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Sehingga masyarakat cenderung
bersaing mengejar tujuan pribadi. Hal ini menyebabkan waktu dan pikiran yang
tersita.Ketika sikap ini dibawa kerumah, masing-masing individu akan lebih fokus
kepada keluarga inti. Sehingga bagian keluarga yang sudah mulai menua kurang
mendapat perhatian dan perawatan dari anak cucu mereka. Keluarga yang tidak
mampu merawat akhirnya menempatkan manula mereka di panti jompo. Tentunya
hal ini membuat para manula merasa tersisihkan ketika harus ditempatkan ke tempat
dengan bangunan dan fasilitas seadanya tersebut.7

4
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/kajian_mengenai_kondisi_psikolsosi
al_anak.pdf. html 15 Februari 2011
5
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/09/kajian_mengenai_kondisi_psikolsosi
al_anak.pdf. html 15 Februari 2011
6
Smith, J. dkk. (2022). "Tantangan dalam Pelayanan Lansia di Panti Jompo: Analisis Studi Kasus."
Jurnal Pelayanan Kesehatan Lansia, 10(2), 45-58
7
Soebijoto, A. W., "Peran dan Tantangan Panti Jompo dalam Menyediakan Pelayanan Kesehatan
untuk Lansia," Jurnal Kesehatan Masyarakat 11, no. 2 (2016): 85-9

3
a. Panti jompo memiliki beberapa tujuan yaitu
1. Memberikan Tempat Tinggal yang Aman dan Nyaman
Panti jompo menyediakan tempat tinggal yang aman, nyaman, dan
terawat bagi lansia yang tidak memiliki keluarga atau tidak mampu merawat
diri sendiri. Tujuan ini adalah untuk memberikan lingkungan yang mendukung
bagi lansia agar dapat menjalani kehidupan yang layak dan bermartabat.
3. Memberikan Perawatan dan Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas:
Salah satu tujuan utama panti jompo adalah menyediakan perawatan
fisik, psikologis, dan sosial yang berkualitas bagi penghuninya. Ini mencakup
pelayanan kesehatan yang komprehensif, termasuk pemeriksaan medis rutin,
pengelolaan obat-obatan, serta perawatan fisik dan mental.
4. Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia
Panti jompo bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia dengan
memberikan dukungan psikososial, kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan rekreasi, serta pembangunan keterampilan dan kegiatan
produktif yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
5. Menciptakan Lingkungan yang Inklusif dan Peduli
Panti jompo berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif, peduli, dan
memperhatikan kebutuhan dan keinginan setiap penghuni. Tujuan ini adalah
untuk memberikan rasa keamanan, perhatian, dan kasih sayang kepada lansia
yang tinggal di panti jompo.8
6. Membantu Lansia Menjaga Kemandirian dan Martabat
Panti jompo juga bertujuan untuk membantu lansia menjaga kemandirian
dan martabat mereka. Ini dilakukan dengan memberikan pelatihan, bimbingan,
dan dukungan yang diperlukan agar lansia tetap aktif, mandiri, dan
berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari meskipun berada dalam lingkungan
panti jompo.
7. Memberikan Dukungan bagi Keluarga
Bagi keluarga yang tidak mampu merawat lansia secara mandiri, panti
jompo memberikan dukungan dan bantuan dengan menyediakan tempat tinggal
dan perawatan yang dibutuhkan.9
Peran panti jompo dalam masyarakat sangatlah penting dalam menjaga
kesejahteraan dan martabat lansia yang membutuhkan perawatan dan perhatian. Dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas, panti jompo dapat menjadi tempat yang aman
dan nyaman bagi lansia untuk menjalani masa tua mereka dengan layak.10

8
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2019-1-1-23201-551412040-bab1-15102019041351
9
https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-20863-BAB1.Image.Marked.
10
Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Minimal Panti Jompo (Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2014).

4
Panti jompo menghadapi sejumlah tantangan dalam memberikan pelayanan
kepada lansia. Salah satunya adalah keterbatasan sumber daya, baik itu dari segi
keuangan maupun jumlah tenaga kerja. Banyak panti jompo yang terkendala dalam
menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dan
sosial bagi para penghuninya. Selain itu, terkadang mereka juga kesulitan dalam
merekrut dan mempertahankan staf yang berkualitas untuk memberikan perawatan yang
dibutuhkan.
Kondisi kesehatan lansia yang beragam juga menjadi tantangan bagi panti jompo.
Setiap lansia memiliki kebutuhan kesehatan yang unik sesuai dengan kondisi mereka,
sehingga memerlukan perawatan yang intensif dan berkelanjutan. Hal ini memerlukan
sumber daya tambahan dan penyesuaian pelayanan yang sesuai dengan kondisi
kesehatan individu.
Selain tantangan dalam bidang kesehatan, isolasi sosial juga merupakan masalah
yang dihadapi oleh lansia di panti jompo. Mereka sering kali merasa terpisah dari
keluarga dan lingkungan sosial sebelumnya, yang dapat menyebabkan perasaan
kesepian dan depresi. Panti jompo perlu menciptakan lingkungan yang inklusif dan
mendukung untuk mengatasi isolasi sosial ini.

Perawatan kesehatan yang kompleks juga menjadi tantangan bagi panti jompo.
Pelayanan kesehatan bagi lansia sering melibatkan perawatan yang rumit dan
memerlukan penanganan medis yang spesifik. Panti jompo harus memastikan bahwa
mereka memiliki tenaga medis dan peralatan yang memadai untuk memberikan
perawatan yang dibutuhkan.Keterbatasan infrastruktur dan fasilitas juga dapat menjadi
hambatan bagi panti jompo dalam memberikan pelayanan yang berkualitas. Beberapa
panti jompo mungkin menghadapi keterbatasan ruang, fasilitas medis yang kurang
lengkap, atau aksesibilitas yang buruk bagi lansia dengan mobilitas terbatas. Hal ini
dapat mempengaruhi kemampuan panti jompo untuk menyediakan lingkungan yang
aman dan nyaman bagi penghuninya.

B. Latar Belakang Kehidupan Warga di Panti Asuhan dan Jompo


1. Latar Belakang Panti Asuhan
Jumlah anak yatim piatu di Indonesia cukup besar. Ada sekitar 106.000
anak tinggal di 4.800 panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak.
Mereka terkonsentrasi di Jatim, Jateng, dan Jabar. Anak-anak yang tinggal di
panti asuhan masih menghadapi sengkarut ketimpangan hak-hak dasar anak untuk
tumbuh dengan baik. Memastikan kualitas layanan panti asuhan harus dilakukan
pemerintah untuk memenuhi hak dasar tersebut, seperti melindungi dari tindak
kekerasan, memberikan akses pendidikan, layanan kesehatan, serta tempat tinggal
yang layak untuk mendukung pertumbuhan anak. Badan Perserikatan Bangsa-
Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) mencatat sedikitnya ada 153 juta anak yatim
piatu di seluruh dunia. Sekitar 5,2 persennya tinggal di lembaga pengasuhan atau

5
panti asuhan. Jumlah anak panti asuhan diperkirakan terus naik karena berbagai
macam faktor.11
Setiap harinya diperkirakan ada 5.700 anak yatim piatu baru karena konflik
peperangan, bencana alam, kemiskinan, serta wabah penyakit. Populasi besar
tersebut sangat membutuhkan penanganan yang menyeluruh sesuai dengan
kebutuhan tumbuh kembang anak. Sebagai upaya pemenuhan hak anak, termasuk
anak yatim piatu, maka standar pelaksanaannya mengacu pada dokumen United
Nations Convention on the Rights of the Child. Setiap negara diharuskan
menjamin praktik perlindungan anak di lembaga pengasuhan berjalan sesuai
standar hak asasi manusia. Indonesia juga termasuk negara dengan jumlah anak
yatim piatu cukup besar. Berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial tahun
2019, ada 106.406 anak tinggal di 4.800 panti asuhan atau lembaga kesejahteraan
sosial anak. Jumlah panti asuhan terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Hanya saja, sebagian anak panti asuhan
tersebut masih menerima kenyataan pahit berupa ketimpangan besar secara sosial
dan ekonomi dibandingkan anak-anak pada umumnya. Pasalnya, sebagian besar di
antara anak-anak itu tidak mendapat perawatan layak dari orangtua atau keluarga.
Menurut Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2020, anak asuh merujuk
pada kondisi anak yang ditelantarkan orangtuanya. Sementara anak panti asuhan
merupakan anak yang berasal dari keluarga tidak mampu untuk melaksanakan
kewajiban dan tanggung jawab. Anak-anak yang membutuhkan perlindungan
khusus juga dapat meminta pertolongan untuk tinggal di panti asuhan. Anak dapat
masuk panti asuhan saat hak asuh orangtua dicabut dan posisi anak berada di
antara konflik tersebut. Keberadaan anak-anak telantar dan membutuhkan
perlindungan khusus ini sangat membutuhkan pendampingan dan perawatan yang
tepat sesuai kebutuhan usia anak-anak. Peran lembaga pengasuhan atau panti
asuhan menjadi sentral. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2020 turut
mengatur persyaratan kelembagaan panti asuhan yang di dalamnya juga tertulis
prinsip-prinsip tentang pengasuhan.
2. Latar Belakang Panti Jompo
Kemunculan Panti Jompo di Inggris adalah pada tahun 1862 di Chelsea,
yang dibangun oleh arsitek Christopher Wren. Tetapi, Panti Jompo ini
dikhususkan hanya untuk tentara pensiunan dan disebut sebagai Retirement Home
for Soldiers, kini bergabung dengan rumah sakit Royal Hospital. Kemudian, usaha
pemerintah untuk menyediakan perawatan dasar untuk warga lanjut usia
berlangsung pada awal era industri dengan munculnyaNew Poor Law (1834).
Panti Jompo didirikan untuk menyediakan tempat bagi warga lanjut usia yang
membutuhkan perawatan khusus.12
Di Indonesia, dalam usaha mewujudkan kesejahteraan sosial bagi warga
lansia, pemerintah menetapkan kebijakan untuk membantu dan menyantuni warga
11
https://www.kompas.id/baca/riset/2022/10/30/sengkarut-kehidupan-anak-panti-asuhan
12
Stephen K. Sanderson, 2003, Sosiologi Kontemporer, Rajawali, Jakarta

6
lansia baik di dalam maupun di luar Panti Jompo. Pemberian bantuan dan
penyantunan kepada warga lansia ditujukan kepada mereka yang kondisi fisik
atau ekonominya lemah. Dalam hal ini, Departemen Sosial RI melihat masalah
yang dihadapi oleh warga lansia, misalya ketiadaan sanak keluarga, kerabat, dan
masyarakat lingkungan yang dapat memberikan bantuan tempat tinggal dan
penghidupan, ketiadaan kemampuan ekonomi dari keluarga untuk menjamin
penghidupan secara layak, serta kebutuhan penghidupan yang tidak dapat
dipenuhi melalui lapangan pekerjaan yang ada.13
Panti Jompo berarti tempat tinggal warga lansia. Menurut Teori Aktifitas
yang dikembangkan oleh Robert J. Havighurst (1961), kebahagiaan dan kepuasan
timbul dari adanya keterlibatan dan penyesuaian diri dalam menghadapi tantangan
hidup. Semakin warga lansia aktif dan terlibat, semakin kecil kemungkinan
mereka menjadi renta dan semakin besar kemungkinan mereka merasa puas
dengan kehidupannya. Teori Aktifitas ini menyatakan bahwa individu-individu
seharusnya melanjutkan peran-peran masa dewasa tengahnya di sepanjang masa
akhir. Dengan itu, sebuah Panti Jompo harus memenuhi kebutuhan warga lansia
akan fungsi dan tujuan dari tempat tinggal itu sendiri agar mereka merasa betah
tinggal di Panti Jompo.

C. Karakteristik dan permasalahan yang dialami di panti asuhan dan panti jompo
1. Karakteristik Panti Asuhan dan karakteristik panti jompo
a. Panti asuhan
1) Tujuan dan Misi:
Tujuan Utama: Memberikan tempat tinggal, pendidikan, dan perawatan
bagi anak-anak yang terlantar, yatim piatu, atau tidak memiliki orangtua
yang dapat merawat mereka.
Misi: Menyediakan lingkungan yang aman, mendukung, dan stimulatif bagi
anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara fisik, emosional, sosial,
dan intelektual.14
2) Populasi Sasarannya
 Anak-anak yang Ditinggalkan: Anak-anak yang ditinggalkan oleh
orangtua mereka karena berbagai alasan.
 Yatim Piatu: Anak-anak yang kehilangan kedua orangtuanya.
 Korban Pelecehan atau Eksploitasi: Anak-anak yang menjadi korban
pelecehan, eksploitasi, atau tindakan kekerasan lainnya.
 Anak-anak Jalanan dan Terlantar: Anak-anak yang hidup di jalanan atau
tidak memiliki tempat tinggal yang tetap.
3) Fasilitas dan Pelayanan:

13
Noorkasiani, Tamber.S, 2009, Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan, Selemba medika, Jakarta.
14
Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

7
1) Tempat Tinggal : Menyediakan fasilitas tempat tinggal yang layak,
termasuk tempat tidur, makanan, pakaian, dan perlengkapan pribadi.
2) Pendidikan : Menyediakan pelayanan pendidikan formal atau non-formal
sesuai dengan kebutuhan anak.
3) Kesehatan : Menyediakan pelayanan kesehatan dasar, termasuk
pemeriksaan kesehatan rutin dan akses ke layanan medis jika diperlukan.
4) Rekreasi dan Kegiatan : Menyediakan kegiatan rekreasi, olahraga, seni,
dan budaya untuk pengembangan fisik dan kreativitas anak.15
4) Kualitas Perawatan dan Pengasuhan:
Dukungan Emosion l: Memberikan dukungan emosional dan psikologis
yang diperlukan oleh anak-anak.
Pengasuhan yang Penuh Perhatian : Menyediakan pengasuhan yang penuh
perhatian, kasih sayang, dan pembinaan secara individu sesuai dengan
kebutuhan anak.
5) Keterlibatan Masyarakat dan Donatur:
Kerjasama dengan Komunitas : Melibatkan komunitas lokal dan masyarakat
dalam mendukung operasional dan keberlangsungan panti asuhan.
Donasi : Menerima donasi dalam bentuk uang, barang, atau waktu sukarela
untuk memenuhi kebutuhan anak-anak.16
b. Panti jompo
1) Tujuan dan Misi:
 Tujuan Utama: Menyediakan tempat tinggal, perawatan, dan dukungan
bagi lansia yang membutuhkan perhatian khusus dan tidak dapat mandiri
dalam aktivitas sehari-hari.
 Misi: Menyediakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung
bagi lansia untuk menjalani masa tua dengan kualitas hidup yang baik
dan bermakna.17
2) Populasi Sasarannya:
 Lansia yang Membutuhkan Perawatan: Lansia dengan kondisi fisik atau
mental yang memerlukan perawatan khusus dan dukungan dalam
aktivitas sehari-hari.
 Lansia yang Tidak Memiliki Dukungan Keluarga: Lansia yang tidak
memiliki keluarga atau dukungan yang cukup untuk merawat mereka di
rumah.18
3) Fasilitas dan Pelayanan:

15
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2018). Data Anak Terlantar dan Korban Pelecehan
Anak. Jakarta: Depsos RI.
16
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2021). Standar Pelayanan Panti Asuhan. Jakarta:
Depsos RI.
17
Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2019). Data Lansia yang Membutuhkan Perawatan
di Panti Jompo. Jakarta: Kemensos RI.
18
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Standar Pelayanan Kesehatan Lansia di
Panti Jompo. Jakarta: Kemenkes RI.

8
 Tempat Tinggal: Menyediakan fasilitas tempat tinggal yang nyaman,
aman, dan berstandar, termasuk kamar tidur, ruang makan, dan area
rekreasi.
 Perawatan Medis: Menyediakan perawatan medis dasar, pemeriksaan
kesehatan rutin, serta akses ke layanan medis lebih lanjut jika diperlukan.
 Aktivitas dan Kegiatan: Menyediakan kegiatan sosial, rekreasi, olahraga,
seni, dan budaya untuk menjaga kesejahteraan fisik, mental, dan
emosional lansia.
 Kualitas Perawatan dan Pengasuhan:
 Perawatan Fisik: Memberikan perawatan fisik yang meliputi kebersihan,
pemberian makanan dan minuman, serta bantuan dalam aktivitas sehari-
hari seperti mandi, berpakaian, dan berjalan.
 Perawatan Medis dan Kesehatan: Memastikan pemberian obat-obatan
yang tepat, pemantauan kondisi kesehatan, dan intervensi medis sesuai
kebutuhan.
4) Keterlibatan Keluarga dan Komunitas:
 Kerjasama dengan Keluarga: Mengajak dan melibatkan keluarga lansia
dalam proses perawatan dan keputusan yang berkaitan dengan kondisi
kesehatan dan kesejahteraan lansia. Kerjasama dengan Komunitas:
Melibatkan komunitas lokal dalam program-program sosial, pendidikan,
dan rekreasi untuk meningkatkan kualitas hidup lansia.
 Kerjasama dengan Instansi Terkait: Kerjasama dengan Lembaga
Kesehatan: Bekerja sama dengan rumah sakit, klinik, dan lembaga
kesehatan lainnya untuk mendapatkan layanan medis yang diperlukan.
 Kerjasama dengan Pemerintah: Bekerja sama dengan instansi pemerintah
terkait untuk memastikan bahwa standar perawatan dan perlindungan
lansia terpenuhi.
 Pengawasan dan Pengelolaan: Regulasi dan Pengawasan Diatur dan
diawasi oleh lembaga pemerintah terkait atau badan pengawas untuk
memastikan standar perawatan dan perlindungan lansia terpenuhi.
 Transparansi dan Akuntabilitas: Melakukan pengelolaan panti jompo
secara transparan dan akuntabel, dengan pelaporan rutin kepada pihak
yang berwenang.
2. Permasalahan yang di alami di Panti Asuhan dan panti Jompo
a. Panti Asuhan
Berikut adalah permasalahan yang sering dialami di panti asuhan beserta
referensinya dalam bahasa Indonesia:
1) Kurangnya Sumber Daya dan Fasilitas:
 Kekurangan Tenaga Pendidik: Terbatasnya jumlah guru atau pengajar
yang dapat memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anak-anak.

9
 Kekurangan Fasilitas: Kurangnya fasilitas seperti ruang belajar,
perpustakaan, dan area rekreasi yang memadai untuk mendukung
perkembangan anak.
 Kurangnya Peralatan dan Materi Belajar: Kekurangan buku, alat tulis,
komputer, dan peralatan lainnya untuk pendidikan anak.19
2) Masalah Kesejahteraan dan Kesehatan:
 Kurangnya Perawatan Kesehatan: Terbatasnya akses ke layanan
kesehatan dan perawatan medis yang memadai untuk anak-anak
 Gizi Buruk: Masalah kekurangan gizi atau nutrisi yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
 Kurangnya Perhatian Medis: Tidak adanya pendampingan medis yang
memadai bagi anak-anak yang membutuhkannya20
3) Isolasi dan Stigma Sosial:
 Isolasi Sosial: Anak-anak mungkin merasa terisolasi atau terasingkan dari
masyarakat luas
 Stigma dan Diskriminasi: Anak-anak panti asuhan sering mengalami
stigma dan diskriminasi dari masyarakat karena latar belakang mereka
 Pengucilan dari Masyarakat: Keterbatasan interaksi dan integrasi sosial
dengan masyarakat umum
4) Ketergantungan dan Keterbatasan Mandiri:
 Ketergantungan Ekonomi: Anak-anak mungkin menjadi terlalu
bergantung pada panti asuhan dalam hal ekonomi dan kehidupan sehari-
hari[
 Keterbatasan Keterampilan Hidup: Kurangnya pembekalan keterampilan
hidup dan kemandirian yang diperlukan untuk kehidupan mandiri di
masa depan.
 Kurangnya Pendampingan: Tidak adanya pendampingan untuk
membantu anak-anak mengembangkan keterampilan dan kemampuan
mandiri.
5) Masalah Psikologis dan Emosional:
 Ketidakstabilan Emosional: Anak-anak mungkin mengalami masalah
emosional dan psikologis akibat pengalaman trauma atau kehilangan
 Kurangnya Dukungan Emosional: Kekurangan dukungan emosional dan
psikologis dari konselor atau terapis untuk membantu anak-anak
mengatasi masalah mereka
 Depresi dan Kecemasan: Tingginya tingkat depresi, kecemasan, dan
gangguan mental lainnya di kalangan anak-anak panti asuhan21

19
Departemen Sosial Republik Indonesia. (2018). Data Kekurangan Tenaga Pendidik di Panti
Asuhan. Jakarta: Depsos RI.
20
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2020). Kurangnya Peralatan
dan Materi Belajar di Panti Asuhan. Jakarta: Kemendikbud RI

10
6) Ketidakstabilan dan Perpindahan:
 Ketidakstabilan Tempat Tinggal: Anak-anak mungkin mengalami
perpindahan yang sering antara panti asuhan yang berbeda.
 Ketidakpastian Masa Depan: Anak-anak mungkin merasa tidak pasti atau
cemas tentang masa depan mereka dan apa yang akan terjadisetelah
meninggalkan panti asuhan.
 Kurangnya Stabilitas Keluarga Pengganti: Keterbatasan dukungan dan
stabilitas dari keluarga pengganti atau asuh yang mungkin tidak
memadai.
b. Permasalahan yang dialami di Panti Jompo
1) Kurangnya Fasilitas dan Pelayanan:
 Kekurangan Tenaga Medis dan Keperawatan: Terbatasnya jumlah dan
kualifikasi tenaga medis dan perawat yang memadai untuk merawat
lansia.
 Kurangnya Fasilitas Medis: Kekurangan peralatan medis dan sarana
prasarana yang mendukung pelayanan medis.
 Kurangnya Fasilitas Rekreasi dan Kegiatan: Terbatasnya fasilitas dan
program kegiatan rekreasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup
lansia.22
2) Masalah Kesehatan dan Kesejahteraan:
 Kesehatan Fisik yang Menurun: Lansia sering mengalami masalah
kesehatan seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya4.
 Kesejahteraan Mental dan Emosional: Masalah depresi, kecemasan, dan
isolasi sosial yang sering dialami oleh lansia.
 Kurangnya Akses Layanan Kesehatan: Terbatasnya akses ke layanan
kesehatan dan perawatan medis yang memadai.
3) Isolasi dan Stigma Sosial:
 Isolasi Sosial dan Emosional: Lansia sering mengalami isolasi sosial dan
emosional akibat kurangnya interaksi sosial dan dukungan emosional.
 Stigma dan Diskriminasi: Lansia sering mengalami stigma dan
diskriminasi dari masyarakat karena faktor usia dan kondisi Kesehatan.
4) Ketergantungan dan Keterbatasan Mandiri:
 Ketergantungan dalam Aktivitas Sehari-hari: Lansia sering mengalami
ketergantungan dalam melakukan aktivita sehari-hari seperti makan,
berpakaian, dan kebersihan diri.
 Keterbatasan Mobilitas dan Fungsional: Lansia sering mengalami
keterbatasan mobilitas dan fungsi fisik akibat penuaan.

21
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Kurangnya Akses Layanan Kesehatan di
Panti Asuhan. Jakarta: Kemenkes RI.
22
irektorat Jenderal Pemberdayaan Lansia dan Anak Republik Indonesia. (2020). Kurangnya
Fasilitas Rekreasi di Panti Jompo. Jakarta: Dirjen PLA R

11
5) Ketidakstabilan dan Perpindahan:
 Ketidakstabilan Tempat Tinggal: Lansia sering mengalami perpindahan
antar tempat tinggal akibat kurangnya stabilitas dan dukungan keluarga.
 Ketidakpastian Masa Depan: Lansia sering merasa cemas dan tidak pasti
tentang masa depan mereka.
6) Masalah Administrasi dan Manajemen:
 Kurangnya Pengawasan dan Pengelolaan: Kekurangan pengawasan dan
manajemen yang efektif dalam operasional panti jompo.
 Transparansi dan Akuntabilitas: Masalah transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan dana dan sumber daya panti jompo.23
7) Kurangnya Dukungan dan Kerjasama dengan Komunitas:
 Kurangnya Dukungan Komunitas: Kekurangan dukungan dan partisipasi
aktif dari komunitas lokal dalam mendukung kegiatan dan program panti
jompo15.
 Kurangnya Kerjasama dengan Instansi Terkait: Kekurangan kerjasama
dengan lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan institusi
lainnya yang dapat membantu memperbaiki kondisi panti jompo

D. Strategi Konseling
1. Srategi konseling Panti Asuhan
Berikut adalah strategi konseling yang efektif untuk panti asuhan beserta
referensinya dalam bahasa Indonesia:
a) Konseling Pendidikan dan Pengembangan Diri:
Deskripsi: Konseling ini bertujuan untuk membantu anak-anak panti
asuhan dalam pengembangan potensi diri, motivasi belajar, dan
keterampilan akademik.
Strategi:
 Mengadakan sesi konseling individu dan kelompok dengan konselor
pendidikan untuk membantu anak-anak dalam pemecahan masalah belajar
 Menggunakan metode konseling yang mengutamakan pendekatan positif
dan motivasi untuk meningkatkan prestasi akademik
b) Konseling Psikososial dan Emosional:
Deskripsi: Konseling ini bertujuan untuk membantu anak-anak panti asuhan
mengatasi masalah emosional, trauma, dan stres.
Strategi:
 Mengadakan sesi konseling individu dengan konselor psikologi untuk
membantu anak-anak mengatasi trauma dan masalah emosional.

23
kementerian Sosial Republik Indonesia. (2020). Masalah Administrasi dan Manajemen di
Panti Jompo. Jakarta: Kemensos RI.

12
 Menggunakan teknik konseling seperti terapi bermain dan terapi narasi
untuk membantu anak-anak mengungkapkan dan memproses pengalaman
mereka.
c) Konseling Keterampilan Hidup:
Deskripsi: Konseling ini bertujuan untuk membantu anak-anak panti asuhan
dalam mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari seperti keterampilan
komunikasi, keterampilan sosial, dan keterampilan kehidupan mandiri.
Strategi:
 Mengadakan pelatihan keterampilan hidup dan sesi konseling kelompok
untuk membantu anak-anak memahami pentingnya keterampilan hidup dan
cara mengembangkannya.
 Menggunakan simulasi dan permainan peran dalam sesi konseling untuk
meningkatkan pemahaman dan penerapan keterampilan hidup.
d) . Konseling Karier dan Orientasi Masa Depan:
Deskripsi: Konseling ini bertujuan untuk membantu anak-anak panti asuhan
dalam menentukan pilihan karier dan orientasi masa depan mereka.
Strategi:
 Mengadakan sesi konseling individu dan kelompok dengan konselor karier
untuk membantu anak-anak dalam mengeksplorasi minat, bakat, dan pilihan
karier yang sesuai
 Menggunakan alat dan tes psikometrik untuk membantu anak-anak
mengidentifikasi minat dan bakat mereka.
e) Konseling Keluarga dan Hubungan Sosial:
Deskripsi: Konseling ini bertujuan untuk membantu anak-anak panti asuhan
dalam memahami dan memperkuat hubungan dengan keluarga biologis,
keluarga asuh, dan masyarakat
Strategi:
 Mengadakan sesi konseling keluarga dengan melibatkan keluarga biologis
dan keluarga asuh untuk membantu anak-anak memahami dan menerima
situasi mereka.
 Menggunakan teknik konseling keluarga sistemik untuk membantu keluarga
dalam memperbaiki komunikasi dan hubungan keluarga
f) Konseling Gizi dan Kesehatan:
Deskripsi: Konseling ini bertujuan untuk membantu anak-anak panti asuhan
dalam memahami pentingnya gizi dan kesehatan yang baik untuk
pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Strategi:
 Mengadakan sesi konseling individu dan kelompok dengan ahli gizi dan
dokter untuk memberikan edukasi tentang gizi seimbang dan pentingnya
menjaga Kesehatan.

13
 Menggunakan materi edukasi visual dan interaktif dalam sesi konseling
untuk meningkatkan pemahaman anak-anak tentang gizi dan kesehatan24
2. Strategi Konseling Panti Jompo
Berikut adalah beberapa strategi konseling yang efektif untuk mengatasi
permasalahan yang sering dialami di panti jompo beserta referensinya dalam
bahasa Indonesia:
a) Kurangnya Fasilitas dan Pelayanan:
 Konseling Penyadaran Diri:
 Membantu lansia menyadari pentingnya perawatan kesehatan dan
pemanfaatan fasilitas yang ada1.
 Mengajak lansia untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi dan
sosial untuk meningkatkan kualitas hidup.
 Konseling Perencanaan Pelayanan:
 Membantu panti jompo dalam perencanaan dan pengadaan fasilitas medis
dan tenaga medis yang memadai
 Memberikan saran dan solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis
di panti jompo4.
b) Masalah Kesehatan dan Kesejahteraan:
Konseling Kesehatan Mental:
 Memberikan dukungan emosional dan konseling psikologis kepada lansia
yang mengalami masalah kesehatan mental dan emosional
 Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu lansia
mengatasi kecemasan dan depresi.
Konseling Gaya Hidup Sehat:
 Memberikan edukasi tentang pentingnya pola makan sehat, olahraga ringan,
dan aktivitas fisik lainnya untuk meningkatkan kesehatan fisik.
 Mengajarkan lansia tentang penggunaan obat-obatan yang benar dan efek
samping yang mungkin timbul8.
c) Isolasi dan Stigma Sosial:
Konseling Sosial dan Komunitas:
 Membantu lansia membangun dan memperkuat hubungan sosial dengan
sesama lansia dan komunitas sekitar.
 Mengajak komunitas untuk berpartisipasi dalam kegiatan panti jompo dan
mengurangi stigma terhadap lansia.
 Konseling Pemberdayaan Diri:
 Membantu lansia meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri untuk
mengatasi stigma dan diskriminasi.
 Mengajarkan teknik komunikasi efektif untuk meningkatkan interaksi sosial
dan komunikasi dengan orang lai
24
Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2022). Pedoman Konseling Psikososial di Panti
Asuhan. Jakarta: Kemensos RI.

14
d) Ketergantungan dan Keterbatasan Mandiri:
 Konseling Kemandirian dan Keterampilan Hidup:
 Mengadakan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kemandirian
dan keterampilan hidup lansia.
 Mengajarkan teknik dan alat bantu yang dapat membantu lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
 Konseling Rehabilitasi Fisik
 Mengadakan terapi fisik dan rehabilitasi untuk membantu lansia
meningkatkan mobilitas dan fungsi fisik.
 Memberikan dukungan dan motivasi kepada lansia untuk melakukan terapi
fisik secara rutin dan konsisten.25

25
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. (2021). Konseling
Perencanaan Pelayanan di Panti Jompo. Jakarta: PUPR RI.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kedua lembaga ini memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan,
perawatan, dan pendidikan kepada anak-anak dan lansia yang membutuhkan.
Kondisi sosial dan ekonomi penghuni panti asuhan dan panti jompo perlu
diperhatikan agar program-program yang diselenggarakan dapat memberikan
manfaat yang maksimal. Tantangan yang dihadapi oleh panti asuhan dan panti
jompo, seperti kurangnya dana dan tenaga kerja, memerlukan dukungan dari
masyarakat untuk menjaga keberlangsungan operasional mereka. Upaya-upaya untuk
meningkatkan kualitas hidup penghuni panti asuhan dan panti jompo harus terus
dilakukan melalui pelatihan keterampilan, dukungan psikososial, dan program-
program lainnya. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran panti asuhan
dan panti jompo dalam masyarakat, diharapkan masyarakat dapat memberikan
dukungan yang lebih besar untuk keberlangsungan dan peningkatan kualitas hidup
penghuni panti tersebut

16
DAFTAR PUSTAKA
Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 8
Meity Taqdir Qodratillah, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, (Jakarta:
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2011), hal. 391
Smith, J. dkk. "Tantangan dalam Pelayanan Lansia di Panti Jompo: Analisis Studi
Kasus." Jurnal Pelayanan Kesehatan Lansia, 10(2), 45-58 2022
Soebijoto, A. W., "Peran dan Tantangan Panti Jompo dalam Menyediakan
Pelayanan Kesehatan untuk Lansia," Jurnal Kesehatan Masyarakat 11, no. 2 (2016): 85-
9
Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayanan Minimal Panti Jompo (Jakarta:
Departemen Kesehatan RI, 2014).
Stephen K. Sanderson, Sosiologi Kontemporer, Rajawali, Jakarta 2023
Noorkasiani, Tamber.S, Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan, Selemba medika, Jakarta. 2009
Departemen Sosial Republik Indonesia. Data Anak Terlantar dan Korban
Pelecehan Anak. Jakarta: Depsos RI. 2022
Departemen Sosial Republik Indonesia. Standar Pelayanan Panti Asuhan. Jakarta:
Depsos RI. 2021
Kementerian Sosial Republik Indonesia. Data Lansia yang Membutuhkan
Perawatan di Panti Jompo. Jakarta: Kemensos RI. 2021
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Pelayanan Kesehatan
Lansia di Panti Jompo. Jakarta: Kemenkes RI. 2021
Departemen Sosial Republik Indonesia. Data Kekurangan Tenaga Pendidik di
Panti Asuhan. Jakarta: Depsos RI. 2018
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kurangnya
Peralatan dan Materi Belajar di Panti Asuhan. Jakarta: Kemendikbud RI 2020
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kurangnya Akses Layanan
Kesehatan di Panti Asuhan. Jakarta: Kemenkes RI. 2021
irektorat Jenderal Pemberdayaan Lansia dan Anak Republik Indonesia..
Kurangnya Fasilitas Rekreasi di Panti Jompo. Jakarta: Dirjen PLA R 2020
kementerian Sosial Republik Indonesia. Masalah Administrasi dan Manajemen di
Panti Jompo. Jakarta: Kemensos RI. 2020
Kementerian Sosial Republik Indonesia. Pedoman Konseling Psikososial di Panti
Asuhan. Jakarta: Kemensos RI. 2022
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Konseling Perencanaan Pelayanan di Panti Jompo. Jakarta: PUPR RI. 2021

17

Anda mungkin juga menyukai