Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH HADIST TENTANG PENDIDIKAN SOSIAL

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Hadist


Dosen Pengampu : Miftahus Surur , S.Pd.I,M.Pd.

Disusun oleh :

Nashikhatul Umami (23030160151)


Eka Yuli Pangestu (23030160050)
Azizah

TADRIS BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019

1
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis pajatkan kehadiran Tuhan yang maha Esa atas ridho dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan penuh
keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesainnya tugas ini dapat memeberikan
pelajaran posistif bagi kita semua. penulis juga mengucapkan terima kasih kepada bapak
dosen Miftahur Surur,S.Pd.I,M.Pd. mata kuliah Hadist yang telah memberikan tugas Makalah
ini kepada kami sehingga kami dapat senantiasa belajar lebih giat lebih dalam khusus
mengenai Hadist Tentang Pendidikan Sosial. Terimakasih kami sampaikan atas petunjuknya
yng telah diberikan sehingga kami telah menyelesaikan tugas dari makalah ini dan berusaha
semaksimal mungkin. Terimakasih pula kepada teman-teman yang turut membantu
terselesaikannya laporan ini. Sebagai seorang penulis kami berusaha sekuat tenaga dalam
penyelesaian makalah ini ,tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusawi yang penuh khilaf
dan salah,oleh karena itu segenap saran dari penulis kami harap dari semua pihak guna
perbaikan tugas-tugas serupa yang akan datang.

Salatiga,20 Mei 2019

Penyusun

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR............................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................... 3
BAB I ..................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................. 4
A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Pembasan ....................................................................... 4
BAB II..................................................................................................... 5
PEMBASAAN........................................................................................ 5
A. Memahami Pendidikan Sosial .................................................... 5
B. Tujuan Pendidikan Sosial ........................................................... 8
BAB III ................................................................................................... 11
PENUTUP .............................................................................................. 11
A. Kesimpulan.................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Sosial merupakan suatu pendidikan yang mempunyai hubungan erat


dalam sebuah kemasyarakatan yang di dalamnya membantu dan saling memperingati
atau menegur satu sama lain demi terwujudnya sebuah tujuan tertentu.

Faktor-faktor kesulitan dalam mendidik dalam kehidupan manusia baik yang


diakibatkan oleh lingkungan maupun pergaulannya yang mana disini cendrung
membentuk sifat baik atau buruknya suatu prilaku perseorangan tersebut, bisa di
pastikan itu semua di sebabkan oleh lingkungannya, jika lingkungan itu terdeteksi
baik maka dampaknya akan baik juga dan justru sebaliknya namun jika kita terbawa
terhadap lingkungan yang tidak sesuai dengan harapan, maka proses perubahan
tersebut bagi seorang pendidik merasa kesulitan karna kebiasaan prilaku tidak baik
pada seseorang tersebut sudah mendarah daging akibat lingkungan pergaulan bebas,
bagi seorang pendidik itu merupakan suatu permasalahan yang harus di tangani
dengan penuh kesadaran dan keseriusan dalam mendidik serta mencari cara yang
memungkinkan mereka keluar dari kesulitan yang dialaminya.

Hal ini dimaksudkan agar makin tumbuh kesadaran akan pentingnya pendidikan
dan mendorong masyarakat untuk terus berparisipasi aktif di dalamnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kita memahami pendidikan social?

2. Bagaimana tujuan pendidikan social ?

C. Tujuan Pembasan
1. Agar siswa mampu mengetahui tenrtang hadist .
2. Agar siswa mampu terjun ke dunia luar.
3. Siswa mampu memahami apa itu hadist tentang pendidikan sosial.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Memahami Pendidikan Sosial

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Pendidikan sama halnya mempersiapkan dan mengintrospeksi beberapa kekurangan


dalam diri kita yang nantinya akan di asah dan di sempurnakan oleh beberapa ilmu yang
kita serap dari seorang pendidik tersebut, dan kita akan menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya serta lebih mudah dalam menangani suatu permasalan, sebagaimana yang
telah tertera dalam hadits berikut :

‫اد بني ربّي فأ احسن تأ د بيى‬

“Aku di didik oleh tuhan ku, dan ia telah mendidikku dengan sebaik-baiknya”.

Dari hadits ini menunjukkan bahwa pendidikan dalam islam harus memiliki unsur
dalam makna istilah diatas. Pendidikan dalam Islam adalah pengajaran, instruksi,
perbaikan adab dan pembentukan karakter yang baik.

Sedangkan Sosial merupakan suatu kelompok atau kemasyarakatan yang di


dalamnya penuh rasa persaudaraan, saling tolong menolong antara satu sama lain.

Hampir setiap kita mengetahui bahwa manusia adalah makhluk sosial. Bahkan,
manusia tidak pernah menjadi manusia sejati tanpa melalui proses sosialisasi, yang tentu
saja berlangsung melalui proses interaksi sosial. Namun demikian, tidak banyak dari kita
yang merenungi betapa kesosialan manusia bersifat sangat unik, menarik, dan bermanfaat
untuk di pelajari.

Sosial disini bisa juga di artikan suatu kelompok atau kemasyarakatan yang satu
sama lainnya sama-sama saling membutuhkan pertolongannya baik dari segi jasmani
maupun rohani, manusia sebagai makhluk sosial merupakan peran yang sangat penting
dalam sebuah kehidupan demi mewujudkan suatu kepribadian serta beberapa tujuan
sehingga manusia tidak mungkin hidup dalam kesendirian tanpa bantuan orang lain
(sosialisasi), jika seandainya manusia hidup sendiri tanpa adanya faktor sosialisasi maka
suatu saat orang tersebut akan rapuh dengan sendirinya, maka dari itu sangatlah banyak
manfaat dari berkehidupan sosial atau bermasyarakat.

Yang dimaksud dengan pendidikan sosial adalah mendidik anak sejak kecil agar
terbiasa menjalankan perilaku sosial yang utama, dasar- dasar kejiwaan yang mulia yang
bersumber pada akidah islamiyah yang kekal dan kesadaran iman yang mendalam, agar di
tengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan berperilaku sosial baik, memiliki
keseimbangan akal yang matang dan tindakan yang bijaksana.

5
Dari beberapa pembahasan di atas pendidikan sosial dapat di maknai bahwa
pendidikan sosial itu merupakan suatu pembentukan sikap atau keperibadian yang baik
yang mana rasa saling tolong menolong dan persaudaraan itu tumbuh dalam kehidupan
bermasyarakat, sebagai mana yang telah diungkap dalam hadits berikut:

‫ا‬NN‫الوا ي‬NN‫ا ق‬NN‫ا أو مظلوم‬NN‫اك ظالم‬NN‫ر أخ‬NN‫ انص‬: ‫لّم‬NN‫ه وس‬NN‫ قال رسول هللا صلى هللا علي‬: ‫عن انس رضى هللا عنه قال‬
)‫ بالقول‬N‫ تأخذ فوق يدي (تمنعه عن الظّلم بالفعل إن لم يمتنع‬:‫رسول هللا هذا ننصره مظلوما فكيف ننصره ظالما ؟ قال‬

“Dari anas berkata r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda: Tolonglah saudaramu
dalam keadaan menganiaya atau teraniaya, Mereka berkata: Wahai Rasul Allah ini kami
tolong karena teraniaya, bagaimana kami menolong orang yang teraniaya? Nabi bersabda:
Engkau cegah dari kedhaliman dengan tangan kalau tidak bisa dengan lisan”.

Telah jelas dari hadits di atas menunjukkan bahwa rasa saling tolong menolong
sesama muslim itu memang harus selalu tertanam dalam diri kita sehingga nantinya akan
membentuk sikap yang baik serta keharmonisan dalam lingkungan masyarakat

Diantara pendidikan sosial yang tidak kalah penting adalah :


a Membantu dan melampangkan orang lain. Artinya: melepaskan kesulitan atau
kesusahan orang mukmin,,oleh karena itu seseorang muslim berkewajiban untuk
membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya dengan
kemampuannya.1
Dalam riwayat lain, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

َ ‫ َكانَ هللاُ فِ ْي َح‬، ‫ـي َحا َج ِة أَ ِخ ْي ِه‬


ُ‫ فَ َّر َج هللا‬، ‫ َو َم ْن فَ َّر َج ع َْن ُم ْسلِ ٍم‬، ‫اجتِ ِه‬ ْ ِ‫ َو َم ْن َكانَ ف‬، ُ‫ظلِ ُمهُ َواَل يُ ْسلِ ُمه‬ْ َ‫ اَل ي‬، ‫اَ ْلـ ُم ْسلِ ُم أَ ُخوْ ْالـ ُم ْسلِ ِم‬
‫ َستَ َرهُ هللاُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬، ‫ َو َم ْن َستَ َر ُم ْسلِ ًمـا‬، ‫ب يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ ‫ َع ْنهُ ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬.

Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya
dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan
membelanya). Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allâh Azza wa
Jalla senantiasa akan menolongnya. Barangsiapa melapangkan kesulitan orang
Muslim, maka Allâh akan melapangkan baginya dari salah satu kesempitan di hari
Kiamat dan barangsiapa menutupi (aib) orang Muslim, maka Allâh menutupi (aib)nya
pada hari Kiamat.2

Hadist tersebut pada dasarnya merupakan anjuran kepada kaum muslimin untuk
memiliki kepedulian sosial sesama saudara muslimin.di dalam islam beberapa syariat
seperti sodaqoh, infaq,zakat fitrah yang bertujuan untuk memupuk jiwa kepedulian
kepada orang muslim.3

1
AL-Bukhari,shahih al-bukhari,jiz 1 h.159
2
https://almanhaj.or.id/3595-membantu-kesulitan-sesama-muslim-dan-menuntut-ilmu-jalan-menuju-surga-
1.html
3
AL-Bukhari,shahih al-bukhari,jiz 1 h.133

6
b Memuliakan tamu adalah berbuat baik dan menjamu tamu selama 3 hari 3 malam
yang merupakan kewajiban bagi tuan rumah. Nabi shallallahu ‘alaihi
wassallam juga bersabda,

ُ‫ َسيُ َو ِّرثُه‬Nُ‫ت أَنَّه‬ ِ ‫صينِى ِجب ِْري ُل بِ ْال َج‬


ُ ‫ار َحت َّى ظَنَ ْن‬ ِ ‫َما َزا َل يُو‬

Artinya: “Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik)


kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris
tetangganya” (HR. Al Bukhari no.6014).

c Toleransi antar umat beragama

Dijelaskan pada surat AL-Kafirun.

‫ لَ ُك ْم‬. ‫ َواَل أَ ْنتُ ْم عَابِ ُدونَ َما أَ ْعبُ ُد‬. ‫ َواَل أَنَا عَابِ ٌد َما َعبَ ْدتُ ْم‬. ‫ َواَل أَ ْنتُ ْم عَابِ ُدونَ َما أَ ْعبُ ُد‬. ‫ُون‬
Nَ ‫ اَل أَ ْعبُ ُد َما تَ ْعبُد‬. َ‫قُلْ يَا أَيُّهَا ْال َكافِرُون‬
‫ِدينُ ُك ْم َولِ َي ِدي ِن‬

Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang
kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak
pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan
untukkulah, agamaku."4

Surah Al-Kafirun termasuk golongan surah Makiyah. Surat Al-Kafirun


diturunkan secara keseluruhan untuk menjawab ajaran orang-orang Quraisy kepada
Nabi Muhammad saw. agar mau berkompromi bergantian dalam menyembah
Tuhan yang disembah oleh orang-orang Quraisy dan Tuhan yang disembah oleh
Nabi Muhammad saw. Tentu saja ajakan mereka itu ditolak oleh Nabi
Muhammad dan turunlah Surah Al- Kafirun yang terdiri atas 6 ayat itu. Surah
Al-Kafirun ayat 1-6 menjelaskan tentang tidak adanya paksaan dalam beragama.
Dalam surah tersebut Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad beserta
pengikutnya, agar tidak menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir
dan orang-orang kafir pun bukan penyembah Tuhan yang disembah oleh Nabi
Muhammad. Pada intinya kita harus saling menghormati agama orang lain,
karena pada dasarnya kita adalah saudara.

B. Tujuan Pendidikan Sosial

Dalam pendidikan sosial tidaklah sempurna tanpa adanya suatu tujuan dimana
tujuan tersebut merupakan suatu harapan besar dari perseorangan yang selalu di
dambakan keberhasilannya dan itu semua merupakan suatu peran penting dalam
pendidikan sosial, apabila sebuah tujuan tersebut telah berhasil diraih maka hasilnya
akan memuaskan dan tentunya ini akan membentuk suatu kepribadian baik yang
sesuai dengan yang diharapkannya.
4
https://materiku86.blogspot.com/2016/11/ayat-al-quran-tentang-anjuran-bertoleransi.html

7
Sebelum menjelaskan bagaimana tujuan pendidikan dalam persepektif islam,
ada baiknya kalau berikut ini dikemukakan terlebih dahulu beberapa tujuan
pendidikan menurut beberapa tokoh. John Dewey termasuk di antara tokoh terkemuka
dalam pendidikan yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
pembentukan sikap hati-hati, awas, dan kebiasaan-kebiasaan berpikir teliti. The end
and aim of education is “the formation of careful, alert, and thorough habits of
thinking.” Menurutnya, tujuan pendidikan progresif adalah untuk ataka sejumlah
keterampilan dan alat yang diperlukan idividu agar dapat berinteraksi dengan dirinya
sendiri atau dengan lingkungannya, yaitu lingkungan yang senantiasa mengalami
perkembangan dan perubahan. Alat- alat tersebut hendaknya meliputi kemampuan
menyelesaikan masalah (problem-solving skills) yang dapat digunakan oleh Individu
untuk mendefinisikan, menganalisis, dan menyelesaikan berbagai persoalan, baik
secara pribadi maupun sosial. Juga, proses belajar harus difokuskan, pada perliaku
Kooperatif dan disiplin pribadi, dimana keduanya amat diperlukan untuk
memfungsikan masyarakat yang demokratis.

Pendidikan sosial ini mempunyai tujuan penting yang di tekankan kepada anak
didik untuk memperkuat kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, supaya anak didik
dapat mempersiapkan dirinya supaya bisa berperan dan menyesuaikan diri dengan
masyarakatnya, serta bisa menanangani suatu permasalahan atau perubahan di
lingkungannya dengan baik dan bena.

Berangkat dari asumsi bahwa manusia adalah hewan yang bermasyarakat


(social animal) dan ilmu pengetahuan pada dasarnya dibina di atas dasar-dasar
kehidupan bermasyarakat, mereka yang berpandangan kemasyarakatan berpendapat
bahwa pendidikan bertujuan mempersiapkan manusia yang bisa berperan dan
menyesuaikan diri dalam masyarakatnya masing – masing. Berdasarkan hal ini, tujuan
dan target pendidikan dengan sendirinya diambil dan dan diupayakan untuk
memperkuat kepercayaan, sikap, limu pengetahuan, dan sejumlah keahilan yang
sudah diterima dan sangat berguna bagi masyarakat. Konsekuensinya, karena
kepercayaan, sikap, ilmu pengetahuan, dan keahilan yang bermanfaat dan diterima
oleh sebuah masyarakat itu senantiasa berubah, mereka berpendapat bahwa
pendidikan dalam masyarakat tersebut harus bisa mempersiapkan peserta didiknya
untuk menghadapi segala bentuk perubahan yang ada.

Di dalam kehidupan bermasyarakat kita dapat banyak mengetahui beberapa


ilmu pengetahuan itu karna adanya suatu kemasyarakatan (sosialisme), jika kita
hubungkan dengan pendidikan sosial maka hal ini sangat penting untuk di ajarkan
kepada anak didik sehingga ia dapat menyerap beberapa ilmu pengetahuan serta
mengamalkannya suatu ajaran penting demi mencerahkan masa depan dan
terwujudnya sebuah cita-cita.

Ketika masyarakat yakin bahwa mereka memiliki cara hidup yang tak ternilai
harganya, mereka mengupayakan sarana untuk meneruskan cara hidup itu kepada
anak keturunannya. Hasrat inilah yang meningkat menjadi pendidikan formal. Bukan

8
suatu kebetulan jika kumpulan kepercayaan dan ataka pengetahuan tersebut dikaitkan
dengan muatan pendidikan yang beraneka ragam seperti halnya warisan sosial atau
warisan budayanya. Tak pelak lagi, semakin luas Kumpulan pengetahuan yang
diteruskan dan semakin banyak individu yang menerimanya, upaya pendidikan akan
menjadi semakin luas dan kompleks. Perkembangan kurikulum dan metodologi tidak
pernah lepas dari komitmen sosial sebelumnya . Komitmen sosial itulah yang harus
senantiasa di cermati mahasiswa pendidlikan komparatif sebelum melakukan studi
tentang penampilan luar bentuk-bentuk institusional dan praktek pengajaran yang
lebih cepat dikenali.

Pada awal mulanya masyarakat mempunyai keyakinan akan pola hidup mereka
dan ilmu pengetahuan mereka yang tak ternilai harganya, maka dari itu masyarakat
tersebut meneruskan pola hidupnya kepada anak-anaknnya sehingga mewujudkan
sebuah pendidikan formal yang nantinya menjadi suatu pendidikan yang menyeluruh
dan akan semakin banyak individu yang mempelajarinya, jika kita meneliti adanya
pendidikan sosial tersebut bisa di katakan sebab adanya suatu kelompok kecil yang
menganut ilmu pengetahuan yang disebar luaskan secara bertahap agar semua orang
yang masih ada dalam pendidikan dapat menguatkan iman dan taqwa dan menyayangi
sesamanya seperti yang di utarakan oleh hadits berikut:

‫اليؤمن أحد كم حت ّى يحبّ آلخيه ما يحبّ لنفسه‬.

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu, sampai ia mencintai


saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”.

Iman yang di maksud dari hadits tersebut yaitu mencintai sesamanya seperti
halnya kita mencintai diri kita sendiri, seperti misalnya kita beribadah kepada allah
hendaknya kita mengajak saudaranya untuk beribadah juga supaya tidak kita sesama
muslim bisa saling mengajak kepada kebaikan dan saling menolong dan mencegah
pebuatan yang tidak baik.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam pendidikan sosial yang yang berkaitan terhadap lingkungan masyarakat


hendaknya mempuayai pengetahuan yang lebih sehingga nantinya bisa berinteraksi
dan mempersiapkan diri untuk terjun ke masyarakat, kita akan lebih mudah mengatasi
suatu permasalahan yang akan di hadapinya, jika kita mempunyai beberapa ilmu
pengetahuan kita dapat menyesuaikan diri di dalam kemasyarakatan.

Beberapa tujuan pendidikan sosial yang telah di urai ini dapat kita simpulkan
bahwa tujuan tersebut bisa di bilang berhasil apabila kita mengikuti sebuah ajaran
yang bernuansa islami seperti yang telah di kemukakan oleh beberapa hadits di atas
yang menjelaskan tentang pendidikan sosial yang baik begitupun bagi seorang
pendidik yang nantinya akan terus mengalir dan meluas dengan apa yang telah di
terapkan dalam pembelajarannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-attas, Syed M.Naquib, “Filsafat Dan Praktik Pendidikan Islam”, Bandung: Penerbit
Mizan, 2003.

Assegaf, Abd. Rachman, , “Filsafat Pendidikan Islam”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011

Hariyanto S.Pd “Pengertian Pendidikan Menurut Ahli”, di akses dari


http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/.

I.N. Thut, “Pola-Pola Pendidikan Dalam Masyarakat Kontemporer”, Yogyakarta: Pustaka


Belajar, 2005

Dr. Juwariyah, M. Ag, “Hadits Tarbawi”, Yogyakarta: Penerbit Teras, 2010

Nasih Ulwan, Dr. Abdullah, “Pendidikan Anak Dalam Islam”, Jakarta: Pustaka Amani, 2007

Rahardjo, Mujdia, “Pemikiran Kebijakan Pendidikan Kontemporer”, Malang: UIN-MALIKI


PREES, 2010.

https://almanhaj.or.id/3595-membantu-kesulitan-sesama-muslim-dan-menuntut-ilmu-jalan-
menuju-surga-1.html

https://almanhaj.or.id/3595-membantu-kesulitan-sesama-muslim-dan-menuntut-ilmu-jalan-
menuju-surga-1.html

11

Anda mungkin juga menyukai