Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SEMANGAT GOTONG ROYONG, TOLERANSI DAN BERKEADILAN”

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu:

Dini Yuli Saputri, S.Pd.I, M.Pd

OLEH:

KELOMPOK 13

Aurellia Tasya Salsabila (PO71241230188)

Destia Wulandira (PO71241230642)

Gera Sagita (PO71241230072)

Vina Al Fiani (PO71241230174)

POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

D-IV JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama pada
semester satu tahun 2023. Didalam penyusunan makalah ini, Kami sudah berusaha untuk
memberikan dan mencapai hasil yang semaksimal mungkin. Oleh sebab itu pada kesempatan
ini, Kami ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Ibu Dini
Yuli Saputri, S.Pd.I, M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kulian Pendidikan Agama.

Dan makalah ini diambil dari berbagai macam referensi yang merupakan salat satu
sarana yang mana harapannya dapat membantu pembaca memahami dan mendeskripsikan
serta untuk mengembengkan secara maksimal potensi yang dimilik pembaca, adapun
pembahasan yang akan kita bahas Semangat Gotong Royong, Tolerasni dan berkeadilan.
Semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca sekalian.

Penulis menyadari hahwa makalah in belumlah sempurna. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca sangat dibufuhkan untuk menyempurnakan makalah
ini. Karena hanya Allah yang memiliki kesempurnaan di dunia ini, Lebih dan kurangnya
kami mohon maaf. Wassalamualaikum wr.wb.

Jambi, 27 Agustus 2023

Kelompok 13

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4


A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Gotong Royong, Toleransi, dan Berkeadilan .................................................................. 5
1. Gotong Royong ............................................................................................................... 5
a. Pengertian gotong royong ........................................................................................... 5
b. Prinsip Gotong Royong ............................................................................................... 5
c. Upaya Melestarikan Gotong Royong .......................................................................... 6
d. Azas Gotong Royong .................................................................................................. 6
2. Tolerasi ........................................................................................................................... 7
A. Pengertian Toleransi .................................................................................................... 7
A. Macam-Macam Toleransi ............................................................................................ 8
B. Tujuan Dan Fungsi Toleransi ...................................................................................... 9
3. Keadilan .......................................................................................................................... 9
A. Pengertian Keadilan .................................................................................................... 9
B. Keadilan Dalam Perspektif Hukum Islam ................................................................. 10
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 12
B. Saran ............................................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam suku bangsa dan agama memiliki
masyarakat yang hidup dan berkembang di tengah-tengah perbedaan suku dan agama. Dari
perbedaan ini sering terjadi konflik yang berkepanjangan antar masyarakat akibat perbedaan
agama.
Namun, ada suatu sisi dimana dari perbedaan agama ini, timbul rasa toleransi antar
umat beragama dan menumbuhkan rasa menghormati satu sama lain dan kebersamaan yang
erat antar masyarakat. Bentuk toleransi ini di aktualisasikan dengan saling Gotong Royong
antar umat beragama. Bentuk Gotong Royong inilah yang menjadi pokok rasa toleransi antar
umat beragama untuk saling membantu dan menghargai satu sama lain. Sehingga masyarakat
dapat menjadi masyarakat yang tumbuh dan berkembang semakin dewasa serta dapat bersatu
untuk memperkuat kerukunan Bangsa Indonesia. Melalui Gotong Royong antar umat
beragama akan semakin mencerminkan kepribadian Bangsa Indonesia yang memiliki Dasar
Negara Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa devinisi dari gotong royong ?
2. Bagaimana sikap gotong royong dapat di lestarikan?
3. Apa devinisi dari toleransi ?
4. Apa saja tujuan dan fungsi toleransi ?
5. Apa devinisi dari keadilan ?

C. Tujuan
1. Adalah bekerja sama sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama sama
menikmati hasil pekerjaan tersebut.
2. Meminimalisir atau bahkan menghilangkan anggapan yang menyatakan bahwa
perilaku gotong royong tidak penting.
3. Memberi kebebasan berfikir dan berkeyakinan terhadap orang lain.
4. Menghindari perpecahan,mempererat hubngan antar umat.
5. Tidak sewenang wenang tidak memihak tidak berat sebelah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gotong Royong, Toleransi, dan Berkeadilan

1. Gotong Royong
a. Pengertian gotong royong
Gotong royong adalah salah satu ciri khas yang masih melekat dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Secara garis besar, gotong royong tertuang pada pancasila dalam
sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia.
Gotong royong telah mendarah daging dan bahkan menjadi kepribadian bangsa, serta
sebagai budaya yang sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Selain itu, sebagai
bagian dari kehidupan bermasyarakat yang hampir semua daerah di Indonesia
menanamkan nilai gotong royong. Gotong royong berasal dari kata gotong berarti bekerja
dan royong berarti bersama. Pengertian gotong royong memiliki penjelasan beraneka
macam dengan makna yang sama, diantaranya:
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menyatakan bahwa gotong
royong memiliki arti bekerja bersama-sama. Seperti tolong menolong, maupun bantu
membantu diantara anggota dalam suatu komunitas.
• Menurut Pudjiwati Sakjoyo
Berdasarkan Pudjiwati Sakjoyo yang ditulisnya dalam buku Sosiologi Pedesaan,
menyatakan bahwa gotong royong merupakan adat istiadat tolong menolong antara
orang-orang yang ada di berbagai macam lapangan kegiatan sosialm baik itu menurut
hubungan kekerabatan, tetangga, dan efisien yang bersifat praktis, serta ada pula
kerjasama lainnya.
• Menurut Koentjaraningrat
Berdasarkan Koentjaraningrat yang ditulisnya dalam buku yang berjudul Pengantar
Antropologi, menyatakan bahwa gotong royong merupakan bentuk kerjasama dimana
seseorang dikatakan beriman bila dirinya telah mencintai saudaranya sama sepertia ia
mencintai dirinya sendiri.
b. Prinsip Gotong Royong
Gotong royong adalah bekerja bersama sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan
secara bersama sama menikmati hasil pekerjaan tersebt secara adil.Begotong royong
dalam bermasyarakat demi kepentingan bersama sdah sdah terlaksana sejak zaman dahl
kala, karna dengan begotong royong kegiatan kegiatan akan menjadi lancar dalam
mencapai tujuannya. Dalam prinsip gotong royong masyarakat,terkandng nilai moral
antara lain:

5
• Keikhlasan dalam berpartisipasi dan kebersamaan persatuanSaling membantu
dan mengutamakan kepentingan bersama.
• Usaha peningkatan atau pemenuhan kesejahteraan.
• Usaha penyesuaian dan integesi atau penyetan kepentingan sendiri dengan
kepentingan besama.

c. Upaya Melestarikan Gotong Royong


sudah menjadi harapan semua pihak agar semangat gotong royong yang semakin
lama semakin memudar seiring dengan kemajuan dalam dunia digital, maka
setidaknya perlu di perhatkan beberapa hal berikut agar kelestarian prilaku gotong
royong dapat bertahan. Adapun beberapa upaya yang di maksudkan tersebut sebagai
berikut :
1. Pihak Masyarakat
• Meminimalisir atau bahkan menghilagkan anggapan yang menyatakan bahwa
prilaku gotong royong tidak penting
• Meminimalisir jarak yang jauh antar lapsan masyarakat. Agar apabila ada
gotong royong yang di lakukan tidak semakin canggung dilakukan.
2. Pihak pemerintah
• Mampu memberikan contoh atau ketedanan kepada masyarakat agar
mengaktifkan kebiasaan gotong royong dengan terjun langsung ke lapangan.
• Memberikan reward kepada pihak tertentu yang senantiasa melestarikan
tradisi gotong royong.

d. azas gotong royong


adapun nilai nilai gotong royong yang telah menjadi bagian dari kebudayaan
bangsa indonesia, tentu tidak akan lepas dari pengaruh tersebut. Namun sykurlah
bahwa sekarang sistem budaya kita dilandasi oleh nilai nilai keagamaan yang
merupakan benteng kokoh dalam menghadapi arus perbahan zaman. Untuk dapat
meningkatkan pengalaman azas kegotong royongan dan alasan pentingnya
kegotong royongan yaitu:
1. Bahwa manusia membutuhkan sesamanya dalam mencapai kesejahteraan baik
jasmani maupun rohani.
2. Manusia sebagai makhluk berbudi luhur memiliki rasa saling mencitai,
mengasihi dan tenggang rasa terhadap sesamanya.
3. Usaha yang di lakukan secara gotong royong akan menjadikan suatu kegiatan
terasa lebih ringan,mdah dan lancar.
4. Dasar keimanan dan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa
bekerjasama,gotong royong dalam mencapai kesejahteraan hidpnya baik di
dunia maupun di akhirat.
5. Manusia baru berarti dalam kehidupannya apabila ia dalam kehidupan
sesamanya.

6
2. Tolerasi
a. pengertian toleransi
Pengertian toleransi dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah toleran berarti bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat,
pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian sendiri. Sedangkan toleransi yaitu sifat atau sikap toleran; batas ukur untuk
penambahan atau pengurangan yang masih diperbolehkan

Secara etimologi atau bahasa, toleransi berasal dari kata tolerance/ tolerantion yaitu suatu
sikap yang membiarkan dan lapang dada terhadap perbedaan orang lain, baik pada masalah
pendapat (opinion) agama kepercayaan atau segi ekonomi, sosial, dan politik. Didalam
bahasa Arab mempunyai persamaan makna dengan kata tasamuh dari lafadz samaha (‫)سمح‬
yang artinya ampun, maaf, dan lapang dada.

Pengertian toleransi dapat juga diartikan sebagai kelapangan dada, suka rukun dengan
siapa pun, membiarkan orang berpendapat, atau berpendirian lain, tidak mengganggu
kebebasan berpikir dan berkeyakinan dengan orang lain. Dalam pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa toleransi pada dasarnya memberikan kebebasan terhadap sesama.
Pengertian toleransi dapat juga diartikan sebagai kelapangan dada, suka rukun dengan siapa
pun, membiarkan orang berpendapat, atau berpendirian lain, tidak mengganggu kebebasan
berpikir dan berkeyakinan dengan orang lain. Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa toleransi pada dasarnya memberikan kebebasan terhadap sesame,maka sangatlah di
butuhkan sikap toleransi yang diwjdkan dalam khidupan berbangsa dan bernegara.

Sikap toleransi akan terwujud manakala ada kebebasan dalam masyarakat untuk memeluk
agama sesuai dengan keyakinannya. Dalam konteks inilah alqur’an secara tegas melarang
untuk melakukan pemaksaan terhadap orang lain untu memeluk agama islam. Hal ini di
tegaskan dalam Q.S Al-baqoroh/2:256

ٓ‫ْن فِى اِ ْك َرآَه َلا‬ ِ ْٓ‫الر ْشدٓ ت َّ َبيَّنَٓ قَد‬


ِٓ ‫الدي‬ ٓ ‫ن ۚٓ ْالغ‬
ُّ َٓ‫َي ِ مِ ن‬ ْٓ ‫ت يَّ ْكف ْٓر فَ َم‬ َّ ‫ن ِبال‬
ِٓ ‫طاغ ْو‬ ْٓ ِ‫اّلل َويؤْ م‬ َ ‫ل ْالوثْ ٰقى ِب ْالع ْر َو ِٓة ا ْست َ ْم‬
ِٰٓ ‫سكَٓ فَقَ ِٓد ِب‬ ٓ َ ‫ام‬ َ ‫ا ْن ِف‬
َٓ ‫ص‬
‫ّللا لَ َها‬
ٰٓ ‫سمِ يْعٓ ۚ َو‬
َ ٓ‫ع ِليْم‬
َ

“tidak ada paksaan dalam(mengant) agama (islam),sesungghnya telah jelas perbedaan


antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa barang siapa yang ingkar
kepada thoguut dan beriman kepada allah ,maka sungguh ia telah berpegang teguh pada
tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.allah maha mendengar, maha mngeahui”(Al-
baqoroh/2.256).

7
Dalam ayat di atas, secara gamblang dinyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam
menganut keyakinan (Agama). Allah menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian.
Kedamaian tidak akan dapat diraih kalau jiwa tidak damai. Karena itu, tidak ada paksaan
dalam menganut agama Islam.

a. macam-macam toleransi
toleransi terdiri dari dua macam yaitu: terhadap ssama muslim dan toleransi terhadap non
muslim.

1. Toleransi terhadap sesama muslim

Agama Islam adalah agama yang membawa misi rahmatan lil „alamin. Maka dari itu di
dalamnya selalu mengajarkan tentang tenggang rasa, memberi kebebasan berpikir,
berpendapat dan saling cinta kasih diantara sesama manusia dan sesama muslim pada
khususnya.

2. Toleransi terhadap non muslim

Islam adalah Agama yang penuh kasih sayang, antara sesama muslim dan terhadap non
muslim. maka dari itu sudah jelaslah dalam kehidupan beragama harus memperlakukan
semua agama dengan baik. maka dapat disimpulkan tiga hal yaitu:

1. Umat manusia memiliki satu kesatuan di bawah satu Tuhan;

2. Kekhususan agama-agama yang dibawakan para nabi;

3. Peranan wahyu (kitab suci) dalam mendamaikan perbedaan diantara berbagai umat.

Bentuk toleransi beragama yang di perintahkan Nabi kepada sesama kaum muslim maupun
terhadapa non muslim :

a. Tidak boleh memaksakan suatu agama pada agama manapun.

b. Tidak memusuhi orang-orang non muslim .

c. Hidup rukun dan damai dengan sesama manusia.

d. Saling tolong menolong dengan sesama manusia.

8
b. tujuan dan fungsi toleransi
Dalam kehidupan bermasyarakat rukun dan damai akan terwujud bila kita menerapkan sikap
toleransi. Dengan menerapkan sikap toleransi, kehidupan kita dalam bermasyarakat akan
menjadi lebih tentram dan damai,Kerukunan hidup beragama merupakan salah satu tujuan
toleransi beragama.tujuan toleransi beragama memiliki banyak fungsi di antaranya :

1. Menghindari Perpecahan

Negara plural seperti negara Indonesia, merupakan negera yang rentan terjadinya perpecahan.
Hal ini juga dikarenakan di Indonesia mudah merebaknya isu keagamaan. Maka dari itu
dengan sadar dan benar-benar menerapkan nilai toleransi.

2. Mempererat hubungan antar umat beragama

Toleransi beragama juga memiliki fungsi mempererat hubungan beragama. Karena dalam
toleransi beragama mengajarkan kesadaran menerima perbedaan, antar umat beragama bisa
saling bahu membahu dalam menciptakan perdamaian.

3. Meningkatkan ketaqwaan

Semakin memahami tentang prinsip agama masing-masing, semakin pula menyadarkan akan
nilai toleransi. Karena semua agama mangajarkan hal yang baik penuh dengan rasa kasih
sayang baik sesama umat maupun yang berbeda keyakinan.

3. Keadilan
a. pengertian keadilan
Di Indonesia keadilan digambarkan dalam Pancasila sebagai dasar Keadilan berasal dari
kata adil, menurut Kamus Bahasa Indonesia adil adalah tidak sewenang-wenang, tidak
memihak, tidak berat sebelah. Adil terutama mengandung arti bahwa suatu keputusan dan
tindakan didasarkan atas norma-norma objektif. Keadilan pada dasarnya adalah suatu
konsep yang relatif, setiap orang tidak sama, adil menurut yang satu belum tentu adil bagi
yang lainnya, ketika seseorang menegaskan bahwa ia melakukan suatu keadilan, hal itu
tentunya harus relevan dengan ketertiban umum dimana suatu skala keadilan diakui. Skala
keadilan sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, setiap skala didefinisikan dan
sepenuhnya ditentukan oleh masyarakat sesuai dengan ketertiban umum dari masyarakat
negara, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam sila lima tersebut
terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan dalam hidup bersama.Adapun keadilan

9
tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam
hubungannya manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan.

Agama Islam mengajarkan bagi penganutnya untuk menjunjung tinggi nilai


keadilan,Islam memerintahkan setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakkan keadilan
pada setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan (QS.an-Nisaa (4) ayat 58:

َّٓ ‫ٱّللٓنِ ِع َّمآيَعِظكمٓ ِب ِآۦهٓٓ ِإ‬


ََّٓ ٓ‫ن‬
ٓ‫ٱّلل‬ ِٓ ْ‫اسٓأَنٓت َحْكموآٓ ِب ْٱل َعد‬
َّٓ ‫لٓٓ ِإ‬
ََّٓ ٓ‫ن‬ ٓ ِ َّ‫ىٓأ َ ْه ِل َهآ َو ِإذَآ َحك َْمتمٓبَيْنَٓٓٱلن‬ ِٓ َ‫ٱّللٓيَأْمرك ْٓمٓأَنٓت َؤدُّوآٓ ْٱْل َ ٰ َم ٰن‬
ٓ‫تٓ ِإلَ ٰ ا‬ َّٓ ‫۞ٓ ِإ‬
ََّٓ ٓ‫ن‬
‫صيرا‬
ِ ‫سمِ يعآ َب‬
َ َٓٓ‫كَان‬

Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada orang


berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan
Maha Melihat.

Prinsip Suatu keadilan yakni kriteria, yaitu orang harus mengevaluasi semua
perkaradengan sorotan kriteria ini. Keadilan memiliki sebab (atau alasan) hukum-hukum
agama dan bukan salah satu efek (produk) dari hukum agama terangkan bukanlah
keadilan, namun apa yang keadilan tawarkan itulah agama. Menurut Pandangan ini,
Keadilan memberikan sebuah landasan bagi agama, dan dengan demikian keadilan lebih
diutamakan daripada agama. Pandangan tersebut dengan implikasinya menunjukkan
bahwa dalam keadilan adalah kriteria hal yang baik dan hal buruk, yang berarti bahwa
seluruh kebaikan dan keburukan ditentukan secara logis atau rasional.

b. Keadilan dalam Perspektif Hukum Islam


Keadilan dalam hukum Islamberarti pula keseimbangan antara kewajiban yang harus
dipenuhi olehmanusia (mukallaf) dengan kemampuan manusia untuk
menunaikankewajiban itu.

Dalam teori hukum, keadilan adalah tujuan dari terbentuknyahukum. Ketika manusia
menggerakkan hukum, esensi hukum tidak berisikeadilan, karena keadilan itu sendiri
baru akan dicapai atau dituju olehhukum. Maka, logis jika dikatakan hukum tidak pernah
adil, karena tidakpernah sampai pada tujuannya. Hukum ketika bergerak dan
menujukeadilan sebagai salah satu tujuannya tidak berisi apapun, bebas dengan segala
substansinya. Sehingga kehendak mengisi esensi hukum akantergantung dari ide dan cita
para pelaku hukum. Dalam kajian filsafat.hukum Islam, keadilan bukanlah tujuan dari
hukum. Hukum tidak hendakmenuju keadilan, akan tetapi bersama dengan keadilan
10
beserta moralpelaku hukum. Apabila hukum hendak menuju keadilan maka hukumIslam
tidak bernuansa keadilan, karena masih hendak ditujunya.dalam firman allah:

‫علَى أَ َّل تَ ْعدِلوا ۚ ا ْعدِلوا ه َو أ َ ْق َرب‬


َ ‫شنَآن َق ْوم‬ ِ َ ِ َ‫يَا أَيُّهَا الَ ِذينَ آ َمنوا كونوا َق َوامِ ين‬
َ ‫لِل ش َهدَا َء بِا ْل ِقسْطِ ۖ َو َّل يَج ِْر َمنَك ْم‬
َ‫ّللا َخبِير بِ َما ت َ ْع َملون‬ َ َ ‫لِلت َ ْق َوى ۖ َواتَقوا‬
َ َ َ‫ّللا ۚ إِن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S al-maidah ayat 8).

Dalam ayat tersebut kita tidak diminta untuk menuju keadilan,melainkan kita
diperintahkan untuk untuk berbuat adil, karena adil adalahkarakter orang yang dekat
dengan Allah. Keadilan dalam hukum Islambukan mendasarkan semata-mata pada
prinsip-prinsip yang dikembangkanoleh manusia. Sikap adil itu mendekatkan kita pada
taraf ketakwaan, dan sikapinilah yang menegakkan langit dan bumi. Manusia menerima
perintah Allah dalam menegakkan hukumuntuk melaksanakannya dengan adil.

Hukum berkait erat dengan keadilan,tidak terpisah jauh dan bahkan esensi dari
hukum adalah keadilan itusendiri. Keadilan sebagai ruh dari hukum menunjukkan bahwa
inilahmoral hukum yang wajib dijalankan oleh para penegak hukum. Manusiayang
ditunjuk untuk menyelesaikan perkara diantara manusia maka wajibbaginya
mendamaikan dan menjatuhkan putusan secara adil dan bijaksana.Perintah Allah agar
para penegak hukum memutuskan hukum dengan adildi antara manusia bersifat mutlak
meliputi keadilan yang menyeluruh diantara semua manusia, bukan keadilan yang
diterapkan kepada sesamakaum Muslim dan ahli kitab saja. keadilan yang harus
dirasakan olehsemua umat manusia, karena dia diidentifikasi sebagai manusia.
Identitassebagai manusia itu yang menjadikannya berhak atas keadilan menurutAllah.
Identitas ini terkena terhadap seluruh manusia ,mukmin atau bukan,teman atau lawan,
kulit putih atau berwarna, orang Arab maupun non arab.

11
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari apa yang di paparkan pada pembahasan makalah di atas adalah,penulis dapat
mengambil kesimpulan dari pentingnya bergoong royong,toleransi,dan keadilan pada
hakikatnya melakukan kegiatan bekerja sama untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan yang
di lakukan secara sukarela merupakan bentk nyata dari soladaritas yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat indonesia dan juga dapat menjaga hubungan masyarakat agar tetap
harmonis di tengah perbedaan dengan adanya sikap toleransi menjaga perpecahan akibat
banyaknya perbedaan. kemudian dengan adanya keadilan juga di tengah tengah warga
masyarakat akan munclnya kehidupan yang aman dan damai anpa adanya konflik dari
berbagai hal yang membuat masyarakat merasa terancam maka dari itu munculnya keadilan
agar membawa kebahagiaan yang besar bagi banayak orang.

B. SARAN
Demi meningkatkan semangat gotong royong,toleransi,dan keadilan penulis memberikan
saran sebagai berikut:

1.bagi seluruh masyarakat hendaknya menyadai akan pentingnya gotong royong dalam
masyarakat sehingga masyarakat turut ikut dalam melestarikan gotong royong sebagai
upaya dalam memperatahankan nilai nilai.

2.kesadaran dalam menghargai perbedaan. Masyarakt jga harus lebih menyadari bahwa
negaa indoesia adalah negara mltikultural,sehingga masyarakt juga harus saling menghargai
perbedaan yang ada,agar tercipta kehidupan yang baik dan rukun.

3.nilai keadilan diharapkan dapat diterapkan dalam kehidupan agarpermasalahan mengenai


ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat bisa berkurang atau terselesaikan..

12
DAFTAR PUSTAKA

https://sg.docworkspace.com/d/sIFHMzMHbAdun0KcG
Abdillah, Baikuni. 2006. Gotong Royong Sebagai Budaya Bangsa. Humaniora utama:
Bandung.
Ahmad, Izzan. “Menumbuhkan Nilai Toleransi Dalam Keragaman Beragama”. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 11. No. 1. Juni 2017.
A. Mukti Arto. 2006. Mencari Keadilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

13

Anda mungkin juga menyukai