Anda di halaman 1dari 13

HIDUP RUKUN DALAM KEMAJEMUKAN

Disusun untuk memenuhi tugas Pembelajaran PKN SD


Dosen Pengampu : Bapak Taufik, M.Pd

Disusun Oleh :
1. APRILIA PUTRI RETNO SIWI (2102101205)
2. ANDRY PRASETYO (2102101209)
3. ELSABELA YENITA PUTRI (2102101231)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
kita Rasullah Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “HIDUP RUKUN DALAM KEMAJEMUKAN” ini tanpa adanya kendala dan
terselesaikan pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dengan
Dosen pengampu Bapak Taufik, M.Pd . Pada kuliah yang diampu beliau yaitu mata kuliah
Pemlajaran PKN SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami.
Kami mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Taufik, M.Pd, selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran PKN SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian dari kami bila ada kesalahan kurang lebihnya kami mohon maaf.

Madiun, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................


DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hidup Rukun .....................................................................................
2.2 Pengertian Kemajemukan ..................................................................................
2.3 Penerapan Hidup Rukun dalam Kemajemukan.................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pkn SD memegang peranan penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia, baik
sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. Karena PKN SD dapat
menentukan maju mundurnya pelaksanaan pembangunan suatu bangsa dalam segala bidang.
Proses pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang diharapkan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. PKN SD adalah salah satu
pelajaran yang bukan hanya untuk kepentingan pelajaran itu sendiri, tetapi juga penunjang ilmu
yang lain. Harus diakui bahwa sejauh ini PKN SD masih didominasi oleh pandangan bahwa
PKN SD merupakan pembelajaran yang tidak harus dihafal tpi hanya perlu pemahaman dan
penerapan dalam kehidupan sehari-harinya.

Dalam pembelajaran PKN SD ini juga kita juga mempelajari kemajemukan dalam berbangsa
dan bernegara. Kemajemukan bangsa merupakan realitas dalam komunitas indonesia yang
tak mungkin dipungkiri dan dihindari, bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau,
ratusan bahasa, suku, bangsa dan agama. Kondisi ini merupakan berkah dan hikmah
apabila kita mampu mengaransemennya dalam sebuah keterpaduan yang menghasilkan
keindahan dan kekuatan, tetapi juga bisa menjadi musibah disintregasi bangsa manakala
kemajemukan itu tidak terakomodasi dengan baik. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika
desain dari pendirian bangsa dan negara kesatuanrepublik Indonesia adalah negara yang
bersatu, berdaulat adil dan makmur, untuk mewujudkan sebuah negara kebangsaan
“ yang bersifat demokratis dan yang hendak menyelenggarakan keadilan sosial dan
perikemanusiaan”. Sebab para pendiri bangsa Indonesia ini meyakini bahwa hanya melalui
sebuah negara kebangsaan, demokrasi, keadilan sosial, dan perikemanusiaan (HAM)
yang kemudian dipadu dengan kesadaran berketuhanan Yang Maha Esa, kemajemukan
pluralitas bangsa ini bermakna positif. Seperti cuplikan pidato Bung Karno pada
tanggal 1 juni 1945, “ Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan
satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara “
semua buat semua, satu buat semua, semua buat semua.
Keseragaman terkadang membuat orang menjadi tidak berpikir mengenai suatu perubahan,
sebab di dalamnya tidak ada perbedaan yang menjadi pertentangan. Sementara itu perbedaan dan
keberagaman akan memberikan pelajaran yang berharga bagaimana suatu konsensus dapat
disepakati melalui brainstorming dari isi kepala orang yang berbeda-beda.

Kerukunan merupakan kondisi dan proses tercipta dan terpeliharannya pola-pola interaksi
yang beragam diantara unit-unit (unsur/sub sistem) yang otonom (Syaukani, 2008: 5). Sementara
itu kerukunan berarti sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan-
perbedaan itu sebagai titik tolak untuk membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta
menerima dengan ketulusan hati. Sebagaimana menurut Lubis (2008: 7-8) bahwa kerukunan
mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling
mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan.

Pada pembelajaran PKN SD, guru mengajarkan kepada siswa pentingnya hidup rukun dalam
kemajemukan berbangsa dan bernegara. Walaupun guru sudah mengajarkan kepada siswa
tentang hidup rukun, tidak menutup kemungkinan bahwa siswa tidak bertengkar dan saling
mementingkan ego satu sama lain. Justru dengan keberagaman tersebut akan beragam pula
perbedaan yang melatar belakanginya. Karena itu penting bagi kita sebagai seorang guru untuk
mengajarkan hidup rukun dalam kemajemukan serta membiasakan hidup rukun kepada siswa
dalam kehidupan sehari -hari pada pembelajaran PKN SD. Dengan mengjarkan hidup rukun dan
menerapkannya pada pembelajaran PKN SD, maka siswa dengan perlahan akan belajar
bagaimana menjadi makhluk yang toleransi dan mampu menghargai orang lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hidup rukun ?
2. Apa itu kemajemukan ?
3. Bagaimana penerapan hidup rukun dalam kemajemukan di lingkungan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hidup rukun .
2. Untuk mengetahui pengertian dari kemajemukan .
3. Untuk mengetahui penerapan hidup rukun dalam kemajemukan di lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Hidup Rukun

Pengertian Hidup Rukun

“Rukun” dari bahasa Arab “Ruknum” artinya asas – asas atau dasar, seperti hokum
Islam. Rukun berarti baik dan damai, rukun juga berarti tidak bertengkar. Sedangkan ,
kerukunan adalah keadaan dimana terdapat sikap saling pengertian, bersatu, tolong menolong,
penuh persahabatan antar anggota yang hidup bersama. Mengutip buku Konsep Dasar
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hidup rukun adalah suatu pola hidup antar
kelompok yang saling menghormati dan menyayangi. Penerapan hidup rukun membuat
seseorang atau kelompok memiliki kualitas hubungan yang baik dan harmonis. Suasana yang
tercipta dari hidup rukun akan membuat lingkungan menjadi tenteram dan damai.

Dalam tinjauan Mawardi dan Marmiati menyebutkan bahwa: “Kerukunan adalah


suatu bentuk akomodasi yang tidak membutuhkan penyelesaian dari fihak lain karena kedua
belah fihak saling menyadari dan mengharapkan situasi yang kondusif dalam kehidupan
bermasyarakat”.

Hidup rukun adalah suatu pola hidup seseorang atau kelompok yang saling
menghargai, menghormati satu sama lain, dan menyayangi antara sesama manusia. Kerukunan
dilatarbelakangi oleh perbedaan yang didorong dengan persamaanpersamaan yang menuju pada
kesatuan dan persatuan. Kerukunan mungkin tidak akan pernah ada jika tidak belajar dari
perbedaan dan keberagaman. Oleh karenanya menumbuhkan kerukunan akan keberagaman
dibutuhkan keterlibatan seluruh pihak. Dalam hal ini integrasi nasional menjadi konsep yang
tepat karena pembauran dan kesatuan sangatlah dibutuhkan bagi bangsa Indonesia yang
beragam.
Kondisi dari kehidupan yang rukun akan mendatangkan hidup yang saling tolong
menolong, bahu membahu, menjauhi perselisihan, membuat lingkungan menjadi lebih tentram
serta damai antar individu satu dengan yang lain maupun kelompok.

Manfaat hidup rukun

Hidup rukun termasuk perbuatan terpuji, ada banyak manfaat hidup rukun. Manfaat
tersebut antara lain :

 hidup jadi tentram


 hubungan antarsesama masyarakat jadi erat
 antar masyarakat akan memiliki sikap saling tolong menolong yang kuat
 dapat meminimalisir terjadinya konflik

Hidup rukun dilaksanakan bukan dalam keluarga saja, dilakukan pula dengan tetangga.
Dengan tetangga tidak boleh ribut dan berselisih, tetangga harus saling hormat dan bantu. Di
sekolah pun kamu harus hidup rukun, dengan teman tidak boleh saling ejek dan berkelahi. Bila
ada teman yang bertengkar maka damaikanlah, bila ada teman yang susah kita harus bantu. Jika
dengan teman rukun maka belajar pun jadi asyik. Kini kamu pun tahu apa manfaat hidup rukun,
kamu pun harus mampu melaksanakan hidup rukun di rumah dan lingkungan sekitarmu.
Ingatlah bahwa hidup rukun harus jadi kebiasaan, jika kamu bisa hidup rukun maka kamu akan
merasakan manfaatnya.

2.2. Kemajemukan

Kemajemukan merupakan karakteristik budaya yang dimiliki Indonesia.


Kemajemukan budaya tersebut merupakan kekayaan bangsa yang harus dipertahankan.
Kemajemukan disebut juga dengan keberagaman yang memiliki kata dasar ragam.
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI ), ragam berarti (1) sikap, tingkah laku,
cara (2) macam, jenis (3) musik, lagu, lagam (4) warna, corak (5) tata bahasa. Hal tersebut
merupakan keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia. Kemajemukan Indonesia terlihat
dengan banyaknya etnis atau suku bangsa. Kemajemukan Indonesia yang lain juga terlihat
berdasarkan jumlah penduduk yang besar, wilayah yang luas, kekayaan alam, agama, dana
data istiadatnya.

Contoh kemajemukan di Indonesia antara lain:

1. Kemajemukan suku, Suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan


tempat asal, asal-usul  (nenek moyang) dan kebudayaan yang sama. Berdampak pada
banyaknya tradisi dan budaya-budaya di Indonesia. Sehingga, keberagaman tersebut
menjadi salah satu kekhasan bagi masyarakat Indonesia.
2. Kemajemukan agama, Di Indonesia sendiri terdapat lima agama, yaitu islam, Kristen,
khatolik, budha, dan hindu. Berdampak pada pentingnya untuk bersikap toleransi karena
adanya beragam keyakinan yang dianut oleh masyarakat.
3. Keragaman ras, Ras sendiri memiliki arti yaitu segolongan manusia yang memiliki
persamaan dalam ciri-ciri fisik dan sifat-sifatnya yang diwariskan secara turun temurun.
Setiap manusia memiliki fisik yang berbeda beda pastinya. Mulai dari warna kulit,
bentuk, warna rambut, bentuk hidung, dan mata. Berdampak pada besarnya
kemungkinan terjadi rasisme di masyarakat yang dapat memicu terjadinya konflik

Selain contoh kemajemukan di Indonesia yang lainnya, yaitu keberagaman budaya


Indonesia yang beragam mulai dari upacara adat tiap daerah, tarian adat, rumah adat, dan
adat istiadat yang terdapat di setiap daerah Indonesia. Dengan banyaknya keberagaman di
Indonesia membuat masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan menghormati semua
perbedaan yang ada.

2.3 Penerapan Hidup Rukun dalam Kemajemukan

Hidup rukun tentu sangat diperlukan untuk menstabilkan NKRI yang memiliki ciri
khas ragam ras, suku, dan budaya. Hidup rukun tercipta karena kurang adanya sikap toleransi
antar sesama manusia. Karena itu perlu adanya sikap saling menghargai perbedaan yang ada.
Pada pembelajaran PKN SD guru mengajarkan dan menyadarkan pada siswa pentingnya
hidup rukun dengan adanya keberagaman. Terkadang siswa disekolah sulit menerima atau
membaur dengan teman yang mereka rasa berbeda seperti; agama, bentuk rambut, warna
kulit, asal usul orang tua, pintar/kurang pintar, dsb. Kurang adanya toleransi seperti itulah
yang terkadang membuat antar siswa menjadi saling mengejek, bertengkar, membully,
bahkan mengasingkan teman lain. Nah, dalam hal ini, sangat diperlukan adanya bimbingan
dari orang tua, guru, dan masyarakat dalam membantu siswa maupun anak menerapkan
bagaimana hidup rukun dalam kemajemukan tersebut. Penerapan hidup rukun dalam
kemajemukan pada PKN SD seperti:

1. Memberikan pemahaman pada siswa tentang arti dari pancasila, terutama pada sila
ke-3. Yakni, persatuan Indonesia dan UUD 1945 yang berbunyi”berbeda beda tapi
tetap satu jua”. Dimana keberagaman haruslah menjadi penguat antar suku bangsa
Indonesia. Dan memahamkn pada siswa bahwa perbedaan itu menyenangkan, saling
melengkapi itu indah
2. Mengacak tiap bangku atau kelompok agar pertemanan tiap siswa bisa berbeda-beda
dan tidak memilih-milih teman
3. Menerapkan kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari di PKN SD.
4. Mengajak siswa untuk bermusyawarah dan saling menghargai pendapat orang lain
pada pembelajaran PKN SD.

Adapun penerapan hidup rukun dalam kemajemukan dapat diterapkan di berbagai


lingkungan. Mulai dari lingkungan keluarga/ rumah, lingkungan sekolah,maupun di
lingkungan masyarakat, sebagai berikut :

1. Di Lingkungn Rumah
 Menghargai pendapat setiap anggota keluarga
 Menghormati anggota keluarga yang lebih tua
 Membantu mengerjakan pekerjaan rumah
 Saling menyayangi pada setiap anggota keluarga
 Belajar dan bermain bersama saudara dengan rukun
2. Di Lingkungan Sekolah
 Menghormati bapak ibu guru
 Mau berteman dan bermain bersama semua teman tanpa membeda – bedakan
 Tidak mengejek teman
 Melakukan piket bersama
 Saling menolong teman yang kesulitan atau menghibur teman yang berduka
3. Di Lingkungan Masyarakat
 Ikut serta dalam kerja bakti di masyarakat
 Saling bertegursapa dengan tetangga
 Menjenguk tetangga yang sakit
 Menhormati tetangga beda agama yang sedang beribadah

Namun, ada beberapa sikap yang dapat mempengaruhi kerukunan yang sudah
terjalin di lingkungan. Beberapa contoh sikap yang mencerminkan ketidak rukunan
dalam kehidupan antara lain, yaitu :

1. Saling berebut sesuatu


2. Saling mengolok – olok karena perbedaan
3. Saling menuduh dan tidak mau mengalah
4. Berkelahi karena berbeda pendapat atau berselisih paham
5. Tidak menghargai sesuatu yang dianut atau dipercaya seseorang

Untuk itu, perlu penanaman dan penerapan hidup rukun sejak kecil pada anak.
Serta perlu pembiasaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada anak, dengan
meenyisipkan kebiasaan hidup rukun dalam pembelajan. Salah satunya pada pelajaran
pkn.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kerukunan dalam keberagaman juga mampu membawa warga negara pada sikap
toleransi. Pada pembelajaran PKN SD, guru mengajarkan kepada siswa pentingnya hidup rukun
dalam kemajemukan berbangsa dan bernegara. Penanaman sikap rukun dimulai sejak anak masih
dini dan dapat dilakukan dimana saja, seperti di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.
Dengan begitu anak akan mulai terbiasa menyelesaikan sesuatu dengan damai dan sabar.
Penanaman sikap rukun tentu sangat bermanfaat baik didalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Meski terkadang kita yang memiliki sikap rukun menjadi canggung dan
menimbulkan suasana tidak nyaman jika bertemu seseorang yang memiliki konflik dengan kita.
Namun meski begitu kita harus bersikap selalu baik kepada orang lain. Dan membela jika
memang benar serta berani mengakui kesalahan jika memang salah. Maka dengan begitu akan
terjalin hubungan yang baik antara kita dengan orang lain maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=pBB9DQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=hi
up+rukun+&ots=YDjV7omNeQ&sig=k9VUMX8LmqCmLQlDbNpvr73g2tk&redir_esc=
#v=onepage&q=hidup%20rukun&f=false

Fitriani, S. (2020). Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama. Analisis: Jurnal Studi
Keislaman, 20(2), 179-192.

Ruskhan, A. G. (2007, November). Pemanfaatan Keberagaman Budaya Indonesia dalam


Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA). In Makalah yang disajikan dalam
Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia Pertemuan Asosiasi Jepang-Indonesia di Nanzan
Gakuen Training Center, Nagoya, Jepang (Vol. 10, No. 11).

Shofa, A. M. I. A. (2016). Memaknai kembali multikulturalisme Indonesia dalam bingkai


Pancasila. JPK (Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan), 1(1), 34-40.

Apandie, C., & Rahmelia, S. (2019, September). MERAJUT KERUKUNAN DALAM


KEBERAGAMAN: PRAKSIS PANCASILA. In Prosiding Seminar Nasional IAHN-TP
Palangka Raya (No. 2, pp. 1-11).

Manriani, A. W. (2019). Meningkatkan Hasil Belajar Hidup Rukun dalam Kemajemukan


Keluarga dengan Metode Penemuan pada Siswa Kelas I SD Negeri 32 Banda Aceh. Serambi

PTK, 6(1), 11-20.

Pendidikan, K., & Indonesia, K. R. (2013). Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Guru
SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

https://www.kompasiana.com/triamaulidahidayani5094/61bf279417e4ac30c035d082/
menumbuhkan-sikap-rukun-pada-siswa-di-sekolah-sebagai-bentuk-pengamalan-sila-ke-3-
pancasila
Lisna Hikmawaty, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kritik Tari Untuk Meningkatkan
Pemahaman Multikultur Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai