Disusun Oleh :
1. APRILIA PUTRI RETNO SIWI (2102101205)
2. ANDRY PRASETYO (2102101209)
3. ELSABELA YENITA PUTRI (2102101231)
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya dan tak lupa sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
kita Rasullah Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “HIDUP RUKUN DALAM KEMAJEMUKAN” ini tanpa adanya kendala dan
terselesaikan pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dengan
Dosen pengampu Bapak Taufik, M.Pd . Pada kuliah yang diampu beliau yaitu mata kuliah
Pemlajaran PKN SD. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami.
Kami mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Taufik, M.Pd, selaku dosen mata kuliah
Pembelajaran PKN SD yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian dari kami bila ada kesalahan kurang lebihnya kami mohon maaf.
Penulis
DAFTAR ISI
Pkn SD memegang peranan penting dalam upaya peningkatan sumber daya manusia, baik
sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat. Karena PKN SD dapat
menentukan maju mundurnya pelaksanaan pembangunan suatu bangsa dalam segala bidang.
Proses pendidikan merupakan suatu proses pembentukan manusia yang diharapkan tumbuh dan
berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. PKN SD adalah salah satu
pelajaran yang bukan hanya untuk kepentingan pelajaran itu sendiri, tetapi juga penunjang ilmu
yang lain. Harus diakui bahwa sejauh ini PKN SD masih didominasi oleh pandangan bahwa
PKN SD merupakan pembelajaran yang tidak harus dihafal tpi hanya perlu pemahaman dan
penerapan dalam kehidupan sehari-harinya.
Dalam pembelajaran PKN SD ini juga kita juga mempelajari kemajemukan dalam berbangsa
dan bernegara. Kemajemukan bangsa merupakan realitas dalam komunitas indonesia yang
tak mungkin dipungkiri dan dihindari, bangsa Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau,
ratusan bahasa, suku, bangsa dan agama. Kondisi ini merupakan berkah dan hikmah
apabila kita mampu mengaransemennya dalam sebuah keterpaduan yang menghasilkan
keindahan dan kekuatan, tetapi juga bisa menjadi musibah disintregasi bangsa manakala
kemajemukan itu tidak terakomodasi dengan baik. Oleh karena itu, dapat dimengerti jika
desain dari pendirian bangsa dan negara kesatuanrepublik Indonesia adalah negara yang
bersatu, berdaulat adil dan makmur, untuk mewujudkan sebuah negara kebangsaan
“ yang bersifat demokratis dan yang hendak menyelenggarakan keadilan sosial dan
perikemanusiaan”. Sebab para pendiri bangsa Indonesia ini meyakini bahwa hanya melalui
sebuah negara kebangsaan, demokrasi, keadilan sosial, dan perikemanusiaan (HAM)
yang kemudian dipadu dengan kesadaran berketuhanan Yang Maha Esa, kemajemukan
pluralitas bangsa ini bermakna positif. Seperti cuplikan pidato Bung Karno pada
tanggal 1 juni 1945, “ Negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang, bukan
satu negara untuk satu golongan, walaupun golongan kaya. Tetapi kita mendirikan negara “
semua buat semua, satu buat semua, semua buat semua.
Keseragaman terkadang membuat orang menjadi tidak berpikir mengenai suatu perubahan,
sebab di dalamnya tidak ada perbedaan yang menjadi pertentangan. Sementara itu perbedaan dan
keberagaman akan memberikan pelajaran yang berharga bagaimana suatu konsensus dapat
disepakati melalui brainstorming dari isi kepala orang yang berbeda-beda.
Kerukunan merupakan kondisi dan proses tercipta dan terpeliharannya pola-pola interaksi
yang beragam diantara unit-unit (unsur/sub sistem) yang otonom (Syaukani, 2008: 5). Sementara
itu kerukunan berarti sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan-
perbedaan itu sebagai titik tolak untuk membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta
menerima dengan ketulusan hati. Sebagaimana menurut Lubis (2008: 7-8) bahwa kerukunan
mencerminkan hubungan timbal balik yang ditandai oleh sikap saling menerima, saling
mempercayai, saling menghormati dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan.
Pada pembelajaran PKN SD, guru mengajarkan kepada siswa pentingnya hidup rukun dalam
kemajemukan berbangsa dan bernegara. Walaupun guru sudah mengajarkan kepada siswa
tentang hidup rukun, tidak menutup kemungkinan bahwa siswa tidak bertengkar dan saling
mementingkan ego satu sama lain. Justru dengan keberagaman tersebut akan beragam pula
perbedaan yang melatar belakanginya. Karena itu penting bagi kita sebagai seorang guru untuk
mengajarkan hidup rukun dalam kemajemukan serta membiasakan hidup rukun kepada siswa
dalam kehidupan sehari -hari pada pembelajaran PKN SD. Dengan mengjarkan hidup rukun dan
menerapkannya pada pembelajaran PKN SD, maka siswa dengan perlahan akan belajar
bagaimana menjadi makhluk yang toleransi dan mampu menghargai orang lain.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hidup rukun .
2. Untuk mengetahui pengertian dari kemajemukan .
3. Untuk mengetahui penerapan hidup rukun dalam kemajemukan di lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
“Rukun” dari bahasa Arab “Ruknum” artinya asas – asas atau dasar, seperti hokum
Islam. Rukun berarti baik dan damai, rukun juga berarti tidak bertengkar. Sedangkan ,
kerukunan adalah keadaan dimana terdapat sikap saling pengertian, bersatu, tolong menolong,
penuh persahabatan antar anggota yang hidup bersama. Mengutip buku Konsep Dasar
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, hidup rukun adalah suatu pola hidup antar
kelompok yang saling menghormati dan menyayangi. Penerapan hidup rukun membuat
seseorang atau kelompok memiliki kualitas hubungan yang baik dan harmonis. Suasana yang
tercipta dari hidup rukun akan membuat lingkungan menjadi tenteram dan damai.
Hidup rukun adalah suatu pola hidup seseorang atau kelompok yang saling
menghargai, menghormati satu sama lain, dan menyayangi antara sesama manusia. Kerukunan
dilatarbelakangi oleh perbedaan yang didorong dengan persamaanpersamaan yang menuju pada
kesatuan dan persatuan. Kerukunan mungkin tidak akan pernah ada jika tidak belajar dari
perbedaan dan keberagaman. Oleh karenanya menumbuhkan kerukunan akan keberagaman
dibutuhkan keterlibatan seluruh pihak. Dalam hal ini integrasi nasional menjadi konsep yang
tepat karena pembauran dan kesatuan sangatlah dibutuhkan bagi bangsa Indonesia yang
beragam.
Kondisi dari kehidupan yang rukun akan mendatangkan hidup yang saling tolong
menolong, bahu membahu, menjauhi perselisihan, membuat lingkungan menjadi lebih tentram
serta damai antar individu satu dengan yang lain maupun kelompok.
Hidup rukun termasuk perbuatan terpuji, ada banyak manfaat hidup rukun. Manfaat
tersebut antara lain :
Hidup rukun dilaksanakan bukan dalam keluarga saja, dilakukan pula dengan tetangga.
Dengan tetangga tidak boleh ribut dan berselisih, tetangga harus saling hormat dan bantu. Di
sekolah pun kamu harus hidup rukun, dengan teman tidak boleh saling ejek dan berkelahi. Bila
ada teman yang bertengkar maka damaikanlah, bila ada teman yang susah kita harus bantu. Jika
dengan teman rukun maka belajar pun jadi asyik. Kini kamu pun tahu apa manfaat hidup rukun,
kamu pun harus mampu melaksanakan hidup rukun di rumah dan lingkungan sekitarmu.
Ingatlah bahwa hidup rukun harus jadi kebiasaan, jika kamu bisa hidup rukun maka kamu akan
merasakan manfaatnya.
2.2. Kemajemukan
Hidup rukun tentu sangat diperlukan untuk menstabilkan NKRI yang memiliki ciri
khas ragam ras, suku, dan budaya. Hidup rukun tercipta karena kurang adanya sikap toleransi
antar sesama manusia. Karena itu perlu adanya sikap saling menghargai perbedaan yang ada.
Pada pembelajaran PKN SD guru mengajarkan dan menyadarkan pada siswa pentingnya
hidup rukun dengan adanya keberagaman. Terkadang siswa disekolah sulit menerima atau
membaur dengan teman yang mereka rasa berbeda seperti; agama, bentuk rambut, warna
kulit, asal usul orang tua, pintar/kurang pintar, dsb. Kurang adanya toleransi seperti itulah
yang terkadang membuat antar siswa menjadi saling mengejek, bertengkar, membully,
bahkan mengasingkan teman lain. Nah, dalam hal ini, sangat diperlukan adanya bimbingan
dari orang tua, guru, dan masyarakat dalam membantu siswa maupun anak menerapkan
bagaimana hidup rukun dalam kemajemukan tersebut. Penerapan hidup rukun dalam
kemajemukan pada PKN SD seperti:
1. Memberikan pemahaman pada siswa tentang arti dari pancasila, terutama pada sila
ke-3. Yakni, persatuan Indonesia dan UUD 1945 yang berbunyi”berbeda beda tapi
tetap satu jua”. Dimana keberagaman haruslah menjadi penguat antar suku bangsa
Indonesia. Dan memahamkn pada siswa bahwa perbedaan itu menyenangkan, saling
melengkapi itu indah
2. Mengacak tiap bangku atau kelompok agar pertemanan tiap siswa bisa berbeda-beda
dan tidak memilih-milih teman
3. Menerapkan kepada siswa dalam kehidupan sehari-hari di PKN SD.
4. Mengajak siswa untuk bermusyawarah dan saling menghargai pendapat orang lain
pada pembelajaran PKN SD.
1. Di Lingkungn Rumah
Menghargai pendapat setiap anggota keluarga
Menghormati anggota keluarga yang lebih tua
Membantu mengerjakan pekerjaan rumah
Saling menyayangi pada setiap anggota keluarga
Belajar dan bermain bersama saudara dengan rukun
2. Di Lingkungan Sekolah
Menghormati bapak ibu guru
Mau berteman dan bermain bersama semua teman tanpa membeda – bedakan
Tidak mengejek teman
Melakukan piket bersama
Saling menolong teman yang kesulitan atau menghibur teman yang berduka
3. Di Lingkungan Masyarakat
Ikut serta dalam kerja bakti di masyarakat
Saling bertegursapa dengan tetangga
Menjenguk tetangga yang sakit
Menhormati tetangga beda agama yang sedang beribadah
Namun, ada beberapa sikap yang dapat mempengaruhi kerukunan yang sudah
terjalin di lingkungan. Beberapa contoh sikap yang mencerminkan ketidak rukunan
dalam kehidupan antara lain, yaitu :
Untuk itu, perlu penanaman dan penerapan hidup rukun sejak kecil pada anak.
Serta perlu pembiasaan untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada anak, dengan
meenyisipkan kebiasaan hidup rukun dalam pembelajan. Salah satunya pada pelajaran
pkn.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerukunan dalam keberagaman juga mampu membawa warga negara pada sikap
toleransi. Pada pembelajaran PKN SD, guru mengajarkan kepada siswa pentingnya hidup rukun
dalam kemajemukan berbangsa dan bernegara. Penanaman sikap rukun dimulai sejak anak masih
dini dan dapat dilakukan dimana saja, seperti di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat.
Dengan begitu anak akan mulai terbiasa menyelesaikan sesuatu dengan damai dan sabar.
Penanaman sikap rukun tentu sangat bermanfaat baik didalam lingkungan keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Meski terkadang kita yang memiliki sikap rukun menjadi canggung dan
menimbulkan suasana tidak nyaman jika bertemu seseorang yang memiliki konflik dengan kita.
Namun meski begitu kita harus bersikap selalu baik kepada orang lain. Dan membela jika
memang benar serta berani mengakui kesalahan jika memang salah. Maka dengan begitu akan
terjalin hubungan yang baik antara kita dengan orang lain maupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=pBB9DQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA3&dq=hi
up+rukun+&ots=YDjV7omNeQ&sig=k9VUMX8LmqCmLQlDbNpvr73g2tk&redir_esc=
#v=onepage&q=hidup%20rukun&f=false
Fitriani, S. (2020). Keberagaman dan Toleransi Antar Umat Beragama. Analisis: Jurnal Studi
Keislaman, 20(2), 179-192.
PTK, 6(1), 11-20.
Pendidikan, K., & Indonesia, K. R. (2013). Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013: Buku Guru
SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
https://www.kompasiana.com/triamaulidahidayani5094/61bf279417e4ac30c035d082/
menumbuhkan-sikap-rukun-pada-siswa-di-sekolah-sebagai-bentuk-pengamalan-sila-ke-3-
pancasila
Lisna Hikmawaty, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kritik Tari Untuk Meningkatkan
Pemahaman Multikultur Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia. repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu