ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga laporan akhir ini dapat tersusun sampai selesai.
Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan akhir baik dalam bentuk pikiran
ataupun materi. Pembuatan laporan akhir ini bertujuan untuk memenuhi
tugas proyek mata kuliah wajib kurikulum.
Penyusun
iv
Daftar Isi
ABSTRAK ..................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ...............................................................................................1
2. Tujuan .............................................................................................................2
3. Metodologi.......................................................................................................2
4. Hasil dan Kesimpulan ....................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................6
1.3 Tujuan .............................................................................................................7
1.4 Lokasi Kegiatan/ Proyek................................................................................7
1.5 Mekanisme dan Rancangan...........................................................................7
1.6 Sumber Daya yang Diperlukan .....................................................................8
1.7 Jadwal Pelaksanaan .................................................................................... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
2.1 Toleransi....................................................................................................... 11
2.2 Intoleransi .................................................................................................... 13
2.3 Faktor Terjadinya Intoleransi Serta Akibatnya ....................................... 15
2.4 Solusi Menghadapi Intoleransi ................................................................... 16
BAB 3 METODOLOGI DAN RANCANGAN ........................................... 17
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 18
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21
v
ABSTRAK
1. Latar Belakang
Agama merupakan pondasi kehidupan sekaligus pengarah bagi setiap
pemeluknya. Pondasi tersebut diibaratkan seperti sebuah bangunan rumah,
yang mana kekuatan rumah tersebut bertumpu pada pondasinya. Jika pondasi
pemahaman agama kuat maka keimanan terhadap agama juga kuat. Namun
sebaliknya, jika pondasi pemahaman agama lemah, maka keimanan terhadap
agama juga lemah. Agama menjadi pedoman bagi setiap pemeluknya karena
agama merupakan petunjuk bagi setiap pemeluknya untuk menentukan tujuan
dan arahhidup mereka ketika di dunia.
Maka dari itu alasan kelompok kami memilih tema intoleransi karena kami
ingin menumbuhkan kembali kesadaran generasi muda akan sikap tenggang
rasa/toleransi yang tinggi untuk saling menghargai guna menciptakan
kehidupan yang tentram dan damai. Sikap tenggang rasa/toleransi juga
berhubungan erat dengan mata kuliah yang kami ambil yaitu pendidikan
pancasila. Selain itu, proyek kami yang berjudul "Menumbuhkan Rasa
Intoleransi di Kalangan Pelajar" sangat berkaitan erat dengan tema umum
proyek MKWK yang berjudul "Gotong Royong Merawat Kebhinekaan
Sebagai Modal Dasar Menuju Sumatera Utara Maju, Aman, dan Bermartabat”.
Menurut dari apa yang kami pelajari, toleransi merupakan suatu sikap yang
harus dimiliki oleh setiap individu karena Indonesia sendiri merupakan bangsa
Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kami ingin menghilangkan sikap
intoleransi generasi muda kedepannya supaya di masa depan nanti, bangsa
Indonesia khususnya Sumatera Utara, tidak lagi saling mengabaikan nilai-nilai
toleransi dan memiliki pandangan yang berlawanan. Dengan menghilangkan
1
sikap intoleransi, maka akan terwujud Sumatera Utara maju, aman, dan
bermartabat.
2. Tujuan
Tujuan penulisan laporan akhir ini untuk melaksanakan proyek Mata
Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) dengan mengangkat tema "Intoleransi”
yang berjudul "Peningkatan persatuan dan kebersamaan toleransi umat
beragama di lingkungan sekolah” bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada para siswa/i SMP Negeri 3 Medan tentang pentingnya membentuk
karakter dan menumbuhkan rasa toleransi antar sesama di lingkungan SMP
Negeri 3 Medan agar terwujudnya rasa aman dan damai. Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai berikut:
Melihat sikap toleransi siswa dan siswi yang ada di kelas 7 SMP Negeri 3
Medan khususnya dalam beragama.
3. Metodologi
Metode yang kami gunakan pada proyek ini adalah metode persuasi.
Persuasi bersifat membujuksecara halus-supaya menjadi yakin (KBBI).
Persuasi adalah ajakan, bujukan atau proses mempengaruhi khalayak, dimana
ajakan tersebut dapat membuat khalayak tersebut menjadi berubah sesuai
dengan ajakan dan bujukan si pengajak. Dalam buku Pluralisme, Konflik dan
Perdamaian (2002) oleh Elga Sarapung beberapa cara menghindari sikap
intoleransi adalah:
2
• Tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menganggap
suku bangsanya lebih baik,
3
permasalahan, tetapi juga mampu menyelesaikan persoalan yang tidak dapat
kita selesaikan sendiri. Kehidupan sosial yang tertib dan tentram hanya dapat
diwujudkan melalui pembinaan persatuan dan kesatuan. Lingkungan sekolah
SMP Negeri 3 Medan yang utuh terbentuk karena adanya semangat bersatu.
Hubungan dan ikatan di sekolah akan terjalin utuh apabila kita semua menjadi
bagian tak terpisahkan dalam lingkungan sekolah. sekolah yang menjunjung
persatuan dan kesatuan membentuk lingkungan sekolah yang aman, tentram,
dan damai. Sebaliknya, apabila tidak ada lagi rasa persatuan di sekolah setiap
hari akan terjadi pertengkaran dan tidak akan ada kedamaian. Membangun
sikap toleransi di sekolah adalah sikap yang bijaksana dan adil yang di
tunjukkan oleh kepala sekolah maupun guru. Dengan demikian, orang yang
adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada
kebenaran. Kebutuhan untuk menuangkan ekspresi diri secara positif telah
mendorong setiap orang untuk terus menghasilkan karya terbaik demi
kebaikan dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, upaya dan hasil karya kreatif
yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak sudah selayaknya memperoleh
penghargaan yang positif pula. Membangun sikap toleransi agama di sekolah
SMP Negeri 3 Medan adalah guru memberikan bimbingan dalam menjaga
persatuan antar siswa untuk manjalin kerukunan di lingkungan sekolah. Di
dalam kehidupan di sebuah komunitas kecil, terkadang muncul riak-riak yang
merusak persatuan. Terlebih lagi jika kehidupan itu adalah dalam sebuah
lingkungan sekolah yang menghimpun berbagai jenis ras, agama, tendensi, dan
latar belakang yang berbeda. Menyatukan keragaman yang majemuk seperti
ini adalah sesuatu yang berat. Belum lagi, terkadang sebagian pihak lebih
mendahulukan egonya sehingga di saat guru yang mengayominya tidak
memenuhi hasrat dan harapannya, ia pun dengan mudahnya menuduh guru itu
zhalim dan curang. Lalu, ujung-ujungnya menghasut teman yang lainnya
untuk membuat kekacauan dan pemberontakan sehingga siswa berpecah
belah. Nilai sebuah persatuan tidak bisa dijual dengan harta benda.
Membangun sikap toleransi pada kalangan siswa di sekolah adalah guru
memberikan pengajaran tentang arti pentingnya sikap toleransi. Sikap
toleransi yang akan menumbuhkan kerukunan antarumat beragama. Berbagai
4
macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar
umat beragama di sekolah. Namun dengan kendala tersebut pihak sekolah
selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama yang ada di sekolah SMP
Negeri 3 Medan, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala
tersebut.
5
BAB 1
PENDAHULUAN
6
sekolah?
1.3 Tujuan
Tujuan umum:
1. Melihat sikap toleransi siswa dan siswi yang ada di kelas 7 SMP
Negeri 3 Medan khususnya dalam beragama.
7
cara wawancara sebagai dasar untuk melakukan tugas proyek. Wawancara
adalah sebuah kegiatan berupa interview yaitu sebuah kegiatan tanya-jawab
secara lisan untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh
dan dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual, atau audio
visual. Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian pengamatan.
• Semua mahasiswa yang tergabung dalam proyek ini ikut serta dalam
sosialisasi dan turun kelapangan.
8
proyek ini meliputi:
• Penanya
• Narasumber
• Moderator
• Pemapar materi
• Notulen
• Kameramen
• Editor
• Laptop (pinjam)
• Proyektor (pinjam)
• Kamera (pinjam)
• Gunting
• Spanduk = Rp40.000
C. Anggaran Lainnya
9
• Hadiah tanya-jawab: 6 bingkisan snacks x Rp10.000 =
Rp60.000
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Toleransi
A. Pengertian Toleransi
11
kebebasan orang lain. Toleransi juga mencakup pengakuan bahwa
perbedaan adalah hal yang alami dan tidak harus mengancam atau
mengurangi hak-hak dan martabat manusia. Toleransi bukan berarti
setuju atau mendukung pandangan atau tindakan orang lain, tetapi
lebih tentang menghormati hak mereka untuk memiliki pandangan dan
tindakan tersebut. Toleransi memainkan peran penting dalam
mempromosikan perdamaian, harmoni, dan kerjasama dalam
masyarakat yang beragam.
12
B. Macam-macam Toleransi
1. Toleransi beragama
Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah
keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau
ketuhanan yang diyakini umat beragama. Menurut Friedrich Heiler,
pengertian toleransi adalah sikap seseorang yang mengakui adanya
pluralitas agama dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Ia
menyatakan, setiap pemeluk agama mempunyai hak untuk menerima
perlakuan yang sama dari semua orang.
2. Toleransi berpolitik
Toleransi ini lebih mengarah pada bagaimana setiap orang dapat
menghargai dan menghormati pendapat politik yang dimiliki oleh orang
lain. Dengan toleransi, setiap orang dapat sama-sama menjaga hak
politiknya masing- masing. Menurut Max Isaac Dimont pengertian toleransi
adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak menyimpan dari norma-
norma yang diakui dan berlaku. Toleransi juga diartikan sebagai sikap
menghormati dan menghargai setiaptindakan orang lain.
3. Toleransi budaya
Toleransi dalam berbudaya pada dasarnya adalah sikap dan perilaku
saling menghargai dan menghormati perbedaan budaya yang ada antara
kamu dengan orang disekitarmu. Toleransi dalam berbudaya di Indonesia
juga termasuk jenis toleransi yang memiliki nilai cukup baik.
2.2 Intoleransi
A. Pengertian Intoleransi
13
Intoleransi adalah kebalikan dari toleransi. Ini mengacu pada sikap atau
perilaku yang tidak menghormati atau tidak menerima perbedaan dalam
masyarakat. Konsep mengenai intoleransi mencakup beberapa hal, yaitu:
16
BAB 3
METODOLOGI DAN RANCANGAN
17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian laporan kegiatan ini, kami akan membahas hasil yang kami peroleh.
Dari rumusan masalah pada laporan akhir ini. Selain itu, kami juga akan menjabarkan
beberapa hal yang kami lakukan pada kegiatan.
1. Siswa dan siswa SMP Negeri 3 Medan masih sering melakukan tindakan
intoleransi baik di lingkungan sekolah lingkungan masyarakat dan di dunia Maya.
Selain itu siswa dan siswi SMP Negeri 3 juga masih sering menjadi korban dari
tindakan intoleransi yang juga didapatkan mereka baik dari lingkungan
masyarakat lingkungan sekolah dan didunia maya.
2. Selain keluarga peran pihak sekolah sangat berpengaruh kepada para murid.
Sekolah adalah salah satu pembentuk karakter murid. Di SMP Negeri 3 Medan
dapat beberapa agama Suku, dan ras. Selain itu kami juga menemukan tempat
ibadah yaitu mushola bagi yang beragama Islam untuk melakukan ibadah. Ini
salah satu contoh penanaman nilai agama yang sangat tinggi di sekolah. Sekolah
harus memiliki visi dan misi untuk pembentukan karakter toleransi bagi murid,
agar kelak murid di SMP Negeri 3 Medan menjadi generasi penerus bangsa yaang
bertoleransi kepada sesama.
• pembentukan kelompok,
• penentuan tema,
19
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil mengunjungi dan melakukan sosialisasi di SMP Negeri 3 Medan, kami
memberikan pemahaman yang sesuai dengan tema kami yaitu intoleransi. Siswa/siswi
SMP Negeri 3 Medan akan semakin paham mengenai pengertian intoleransi, dampak dari
intoleransi, dan cara mengatasi dari sikap intoleransi itu sendiri. Oleh karena itu kami
semakin yakin dengan memberikan pemahaman tentang sikap intoleransi kepada
siswa/siswi SMP Negeri 3 Medan akan memberikan dampak positif kepada para siswa
dimana hal tersebut bertujuan untuk membuka pikiran mereka tentang intoleransi dan
memperkuat persatuan dan kesatuan.
Hasil yang kami dapatkan adalah para siswa sangat aktif dalam menyimak presentasi yang
kami lakukan dan sangat berpartisipasi dengan kehadiran kami selaku panitia pelaksana
kegiatan.
Kami memberikan hadiah kecil kepada para siswa berupa bingkisan snack untuk mereka
yang berani melakukan tanya jawab kepada pemateri. Hal tersebut dilakukan bertujuan
agar para siswa menyimak materi dengan sekasama dan berfikir kritis terhadap materi
yang dibawakan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Asrori, Mustafa. 2022. “Indeks KUB 2022 Sebut Kerukunan Umat Beragama Tetap
Terpelihara. ” Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI 1.
Bahari. (2010). Toleransi Beragama Mahasiswa. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama Puslitbang Kehidupan Keagamaan.
21
LAMPIRAN
22
23
24
25