Anda di halaman 1dari 30

i

ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-Nya sehingga laporan akhir ini dapat tersusun sampai selesai.
Kami juga mengucapkan terima kasih terhadap pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan laporan akhir baik dalam bentuk pikiran
ataupun materi. Pembuatan laporan akhir ini bertujuan untuk memenuhi
tugas proyek mata kuliah wajib kurikulum.

Dalam penyusunan laporan akhir ini, kami menyadari adanya


banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan kami dalam pembuatan
laporan akhir. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran agar
terciptanya laporan akhir yang lebih baik lagi.

Medan, 20 November 2023

Penyusun

iv
Daftar Isi

ABSTRAK ..................................................................................................... 1
1. Latar Belakang ...............................................................................................1
2. Tujuan .............................................................................................................2
3. Metodologi.......................................................................................................2
4. Hasil dan Kesimpulan ....................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................6
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................6
1.3 Tujuan .............................................................................................................7
1.4 Lokasi Kegiatan/ Proyek................................................................................7
1.5 Mekanisme dan Rancangan...........................................................................7
1.6 Sumber Daya yang Diperlukan .....................................................................8
1.7 Jadwal Pelaksanaan .................................................................................... 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
2.1 Toleransi....................................................................................................... 11
2.2 Intoleransi .................................................................................................... 13
2.3 Faktor Terjadinya Intoleransi Serta Akibatnya ....................................... 15
2.4 Solusi Menghadapi Intoleransi ................................................................... 16
BAB 3 METODOLOGI DAN RANCANGAN ........................................... 17
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 18
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

v
ABSTRAK

1. Latar Belakang
Agama merupakan pondasi kehidupan sekaligus pengarah bagi setiap
pemeluknya. Pondasi tersebut diibaratkan seperti sebuah bangunan rumah,
yang mana kekuatan rumah tersebut bertumpu pada pondasinya. Jika pondasi
pemahaman agama kuat maka keimanan terhadap agama juga kuat. Namun
sebaliknya, jika pondasi pemahaman agama lemah, maka keimanan terhadap
agama juga lemah. Agama menjadi pedoman bagi setiap pemeluknya karena
agama merupakan petunjuk bagi setiap pemeluknya untuk menentukan tujuan
dan arahhidup mereka ketika di dunia.

Toleransi antar umat beragama merupakan suatu mekanisme sosial yang


dilakukan manusia dalam menyikapi keragaman dan pluralitas agama. Dalam
kehidupan sehari-hari, toleransi dapat dilihat secara nyata dari aktivitas-
aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari dilingkungan masyarakat secara
gotong royong baik itu kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan umum
maupun kepentingan perseorangan.

Maka dari itu alasan kelompok kami memilih tema intoleransi karena kami
ingin menumbuhkan kembali kesadaran generasi muda akan sikap tenggang
rasa/toleransi yang tinggi untuk saling menghargai guna menciptakan
kehidupan yang tentram dan damai. Sikap tenggang rasa/toleransi juga
berhubungan erat dengan mata kuliah yang kami ambil yaitu pendidikan
pancasila. Selain itu, proyek kami yang berjudul "Menumbuhkan Rasa
Intoleransi di Kalangan Pelajar" sangat berkaitan erat dengan tema umum
proyek MKWK yang berjudul "Gotong Royong Merawat Kebhinekaan
Sebagai Modal Dasar Menuju Sumatera Utara Maju, Aman, dan Bermartabat”.
Menurut dari apa yang kami pelajari, toleransi merupakan suatu sikap yang
harus dimiliki oleh setiap individu karena Indonesia sendiri merupakan bangsa
Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kami ingin menghilangkan sikap
intoleransi generasi muda kedepannya supaya di masa depan nanti, bangsa
Indonesia khususnya Sumatera Utara, tidak lagi saling mengabaikan nilai-nilai
toleransi dan memiliki pandangan yang berlawanan. Dengan menghilangkan

1
sikap intoleransi, maka akan terwujud Sumatera Utara maju, aman, dan
bermartabat.

2. Tujuan
Tujuan penulisan laporan akhir ini untuk melaksanakan proyek Mata
Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) dengan mengangkat tema "Intoleransi”
yang berjudul "Peningkatan persatuan dan kebersamaan toleransi umat
beragama di lingkungan sekolah” bertujuan untuk memberikan pemahaman
kepada para siswa/i SMP Negeri 3 Medan tentang pentingnya membentuk
karakter dan menumbuhkan rasa toleransi antar sesama di lingkungan SMP
Negeri 3 Medan agar terwujudnya rasa aman dan damai. Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan sebagai berikut:

Melihat sikap toleransi siswa dan siswi yang ada di kelas 7 SMP Negeri 3
Medan khususnya dalam beragama.

Agar siswa-siswi kelas 7 SMP Negeri 3 Medan mempunyai sikap saling


menghargai dan menghormati perbedaan yang ada khususnya dalam
perbedaan agama.

Melihat seberapa besar toleransi tertanam dalam kehidupan sehari-hari di


sekolah siswa-siswi SMP Negeri 3 Medan.

3. Metodologi
Metode yang kami gunakan pada proyek ini adalah metode persuasi.
Persuasi bersifat membujuksecara halus-supaya menjadi yakin (KBBI).
Persuasi adalah ajakan, bujukan atau proses mempengaruhi khalayak, dimana
ajakan tersebut dapat membuat khalayak tersebut menjadi berubah sesuai
dengan ajakan dan bujukan si pengajak. Dalam buku Pluralisme, Konflik dan
Perdamaian (2002) oleh Elga Sarapung beberapa cara menghindari sikap
intoleransi adalah:

• Tidak memaksakan kehendak diri sendiri kepada orang lain,

• Peduli terhadap lingkungan sekitar,

2
• Tidak mementingkan suku bangsa sendiri atau sikap yang menganggap
suku bangsanya lebih baik,

• Tidak menonjolkan suku, agama, ras, golongan maupun budaya


tertentu,

• Tidak menempuh tindakan yang melanggar norma untuk mencapai


tujuan,

• Tidak mencari keuntungan diri sendiri daripada kesejahteraan orang


lain.

• Mengamalkan sikap toleransi dan menjauhi sikap intoleransi adalah


bentuk penghargaan tertinggi umat manusia dalam mencapai dan
menciptakan kedamaian sehingga tidak ada lagi pertikaian bahkan
sampai pada peperangan yang mengatasnamakan perbedaan.

4. Hasil dan Kesimpulan


Pembentukan karakter toleransi yang dilakukan oleh pihak sekolah SMP
Negeri 3 Medan sangat penting untuk siswa sebagai dasar berkarakter toleransi
yang baik, tetapi pendekan antara keluarga dan siswa juga sebagai pendukung
pembentukan karakter siswa. Perlu diketahui bahwa waktu siswa disekolah
hanya sekitar 30-40% dan sisanya adalah dirumah, untuk itu dorongan
keluarga beserta lingkungannya membantu mendorong terbentuknya karakter
siswa

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, dalam membangun


sikap toleransi di sekolah SMP Negeri 3 Medan adalah adanya pembuatan
postes yang mengarah pada arti pentingnya sikap toleransi di sekolah dengan
tujuan menjalin kerukunan antar umat beragama. Kerukunan antar umat
beragama dalam hal ini mencintai persatuan. Perilaku yang menunjukkan
mencintai persatuan dan kesatuan harus tampak dalam kehidupan kita sehari-
hari. “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh” merupakan suatu ungkapan
yang menyatakan betapa besarnya arti persatuan dan kesatuan. Apabila bersatu
padu, kita tidak hanya teguh dalam arti lebih kuat dalam menghadapi

3
permasalahan, tetapi juga mampu menyelesaikan persoalan yang tidak dapat
kita selesaikan sendiri. Kehidupan sosial yang tertib dan tentram hanya dapat
diwujudkan melalui pembinaan persatuan dan kesatuan. Lingkungan sekolah
SMP Negeri 3 Medan yang utuh terbentuk karena adanya semangat bersatu.
Hubungan dan ikatan di sekolah akan terjalin utuh apabila kita semua menjadi
bagian tak terpisahkan dalam lingkungan sekolah. sekolah yang menjunjung
persatuan dan kesatuan membentuk lingkungan sekolah yang aman, tentram,
dan damai. Sebaliknya, apabila tidak ada lagi rasa persatuan di sekolah setiap
hari akan terjadi pertengkaran dan tidak akan ada kedamaian. Membangun
sikap toleransi di sekolah adalah sikap yang bijaksana dan adil yang di
tunjukkan oleh kepala sekolah maupun guru. Dengan demikian, orang yang
adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada
kebenaran. Kebutuhan untuk menuangkan ekspresi diri secara positif telah
mendorong setiap orang untuk terus menghasilkan karya terbaik demi
kebaikan dirinya dan orang lain. Oleh karena itu, upaya dan hasil karya kreatif
yang berguna bagi kemaslahatan orang banyak sudah selayaknya memperoleh
penghargaan yang positif pula. Membangun sikap toleransi agama di sekolah
SMP Negeri 3 Medan adalah guru memberikan bimbingan dalam menjaga
persatuan antar siswa untuk manjalin kerukunan di lingkungan sekolah. Di
dalam kehidupan di sebuah komunitas kecil, terkadang muncul riak-riak yang
merusak persatuan. Terlebih lagi jika kehidupan itu adalah dalam sebuah
lingkungan sekolah yang menghimpun berbagai jenis ras, agama, tendensi, dan
latar belakang yang berbeda. Menyatukan keragaman yang majemuk seperti
ini adalah sesuatu yang berat. Belum lagi, terkadang sebagian pihak lebih
mendahulukan egonya sehingga di saat guru yang mengayominya tidak
memenuhi hasrat dan harapannya, ia pun dengan mudahnya menuduh guru itu
zhalim dan curang. Lalu, ujung-ujungnya menghasut teman yang lainnya
untuk membuat kekacauan dan pemberontakan sehingga siswa berpecah
belah. Nilai sebuah persatuan tidak bisa dijual dengan harta benda.
Membangun sikap toleransi pada kalangan siswa di sekolah adalah guru
memberikan pengajaran tentang arti pentingnya sikap toleransi. Sikap
toleransi yang akan menumbuhkan kerukunan antarumat beragama. Berbagai

4
macam kendala yang sering kita hadapi dalam mensukseskan kerukunan antar
umat beragama di sekolah. Namun dengan kendala tersebut pihak sekolah
selalu optimis, bahwa dengan banyaknya agama yang ada di sekolah SMP
Negeri 3 Medan, maka banyak pula solusi untuk menghadapi kendala-kendala
tersebut.

5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama merupakan pondasi kehidupan sekaligus pengarah bagi setiap
pemeluknya. Pondasi tersebut diibaratkan seperti sebuah bangunan rumah,
yangmana kekuatan rumah tersebut bertumpu pada pondasinya. Jika pondasi
pemahaman agama kuat maka keimanan terhadap agama juga kuat. Namun
sebaliknya, jika pondasi pemahaman agama lemah, maka keimanan terhadap
agama juga lemah. Agama menjadi pedoman bagi setiap pemeluknya karena
agama merupakan petunjuk bagi setiap pemeluknya untuk menentukan
tujuan dan arahhidup mereka ketika di dunia.
Toleransi antar umat beragama merupakan suatu mekanisme sosial
yangdilakukan manusia dalam menyikapi keragaman dan pluralitas agama.
Dalam kehidupan sehari-hari, toleransi dapat dilihat secara nyata dari
aktivitas-aktivitas sosial yang dilakukan sehari-hari di lingkungan masyarakat
secara gotong royongbaik itu kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan
umum maupun kepentingan perseorangan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasar kepada latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa
masalah pentingdi antaranya sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pandangan siswa-siswi terhadap keberagaman
beragama yang ada di kehidupan sehari-hari?
2. Apakah penyebab dari timbulnya intoleransi beragama diantara siswa-
siswi?

3. Apakah dampak yang ditimbulkan oleh adanya intoleransi beragama di


sekolah?

4. Bagaimanakah cara menyikapi perilaku intoleransi beragama di


sekolah?

5. Bagaimanakah cara untuk menghapuskan intoleransi beragama di

6
sekolah?

6. Bagaimanakah cara untuk menumbukhan rasa toleransi dalam


beragama di sekolah?

1.3 Tujuan
Tujuan umum:

1. Melihat sikap toleransi siswa dan siswi yang ada di kelas 7 SMP
Negeri 3 Medan khususnya dalam beragama.

2. Agar siswa-siswi kelas 7 SMP Negeri 3 Medan mempunyai sikap


saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada khususnya
dalam perbedaan agama.
3. Melihat seberapa besar toleransi tertanam dalam kehidupan sehari-hari
di sekolah siswa-siswi SMP Negeri 3 Medan.
Tujuan khusus:
1. Agar siswa-siswi kelas 7 SMP Negeri 3 Medan mengenal serta
melaksanakan toleransi agama dalam lingkungan mereka khususnya di
sekolah.
2. Agar siswa-siswi kelas 7 SMP Negeri 3 Medan memiliki nilai-nilai
moral dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Lokasi Kegiatan/ Proyek


Kegiatan proyek mata kuliah wajib kurikulum akan dilaksanakan di
SMP Negeri 3 Medan yang beralamat di Jalan Pelajar No. 69, Teladan Tim.,
KecamatanMedan Kota, Kota Medan, Sumatera utara. Adapun alasan kami
memilih sekolah ini sebagai lokasi pembuatan proyek karena siswa-siswi SMP
Negeri 3 Medan, khususnya siswa kelas 7 memiliki keberagaman agama yang
sesuai dengan topik pembahasan.

1.5 Mekanisme dan Rancangan


Berdasarkan persyaratan dalam mengerjakan proyek, kami sebagai
penyusun dari laporan akhir ingin mengajukan proyek ini berlangsung dengan

7
cara wawancara sebagai dasar untuk melakukan tugas proyek. Wawancara
adalah sebuah kegiatan berupa interview yaitu sebuah kegiatan tanya-jawab
secara lisan untuk memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh
dan dinyatakan dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual, atau audio
visual. Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian pengamatan.

Rancangan dan mekanisme yang akan dilakukan dalam pembuatan


video adalah sebagai berikut:

• Setiap peserta dalam video menggunakan Almamater.

• Semua mahasiswa yang tergabung dalam proyek ini ikut serta dalam
sosialisasi dan turun kelapangan.

• Pemaparan materi yang dilakukan oleh tim pemateri.

• Tim dokumentasi mengambil video dan foto selama kegiatan


berlangsung.

Adapun susunan acara dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

• Sosialisasi berlangsung selama 1 jam.

• Dalam pembuatan video akan menampilkan lokasi yang berbeda-


beda.

• Pembukaan denganperkenalan serta memberitahu tujuan


kedatangan.

• Pengisian kuesioner oleh siswa selama 10 menit.

• Pemaparan materi oleh tim pemateri kurang lebih 30 menit.

• Tanya-jawab yang dilakukan kepada para siswa kurang lebih 10


menit.

• Penutupan dan kesimpulan yang akan dibacakan oleh tim pemateri.

1.6 Sumber Daya yang Diperlukan


Adapun sumber daya yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya

8
proyek ini meliputi:

A. Sumber Daya Tenaga

Sumber daya tenaga meliputi:

• Pembuat laporan akhir

• Penanya

• Narasumber

• Moderator

• Pemapar materi

• Notulen

• Kameramen

• Editor

B. Sumber daya alat

Sumber daya alat yang dibutuhkan meliputi:

• Laptop (pinjam)

• Proyektor (pinjam)

• Kamera (pinjam)

• Telepon cerdas (masing-masing anggota)

• Colokan sambung (pinjam)

• Gunting

• Print laporan akhir = Rp10.000

• Spanduk = Rp40.000

Total anggaran sumber daya alat = Rp50.000.

C. Anggaran Lainnya

• Snacks: 3 kotak bang-bang x Rp30.000 = Rp90.000

9
• Hadiah tanya-jawab: 6 bingkisan snacks x Rp10.000 =
Rp60.000

• Biaya transportasi: Ongkos Gocar Rp50.000 x 2 = Rp100.000

• Buah tangan kue untuk kepala sekolah = Rp50.000

• Buah tangan kue untuk guru-guru =


Rp150.000

Total anggaran lainnya = Rp450.000.


Total anggaran Proyek = Rp500.000.

1.7 Jadwal Pelaksanaan


Kegiatan proyek mata kuliah wajib kurikulum yang berjudul
“Peningkatan Persatuan dan Kebersamaan Toleransi Umat Beragama di
Lingkungan Sekolah” ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 11 November
2023 dan akan dimulai pada pukul 08.00 WIB – selesai.

10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Toleransi
A. Pengertian Toleransi

Toleransi adalah kemampuan untuk menerima perbedaan,


pendapat, kepercayaan, atau perilaku orang lain tanpa memprotes atau
menghakimi. Ini melibatkan pengertian, penghargaan, dan sikap
terbuka terhadap variasi dalam masyarakat, budaya, agama, dan
kehidupan sehari-hari. Toleransi merupakan aspek penting dalam
menjaga hubungan yang harmonis antara individu-individu yang
berbeda. Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam KBBSI toleransi yaitu
sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,
kelakuan dan lain sebagainya yang berbeda dengan pendiriannya
sendiri.

Secara etimologis, toleran berasal dari bahasa Inggris yaitu


toleration yang berarti toleransi. Dalam bahasa Arab yaitu altassamuh
yang berarti sikap tenggang rasa, teposelero, dan sikap membiarkan.
Sedangkan secara terminologis, toleransi ialah memperbolehkan orang
lain dalam melakukan sesuatu yang sesuai dengan kepentingan
masing-masing

Toleransi juga sikap mental dan perilaku yang menghormati dan


menerima perbedaan dalam keyakinan, nilai, budaya, agama, atau
pandangan politik antara individu atau kelompok. Toleransi
melibatkan kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai
dengan orang-orang yang berbeda dari kita, tanpa memaksakan
pandangan atau nilai-nilai kita kepada orang lain.

Toleransi melibatkan pengakuan bahwa setiap individu memiliki


hak untuk berpikir, berbicara, dan bertindak sesuai dengan keyakinan
dan nilai-nilai mereka sendiri, selama itu tidak melanggar hak-hak dan

11
kebebasan orang lain. Toleransi juga mencakup pengakuan bahwa
perbedaan adalah hal yang alami dan tidak harus mengancam atau
mengurangi hak-hak dan martabat manusia. Toleransi bukan berarti
setuju atau mendukung pandangan atau tindakan orang lain, tetapi
lebih tentang menghormati hak mereka untuk memiliki pandangan dan
tindakan tersebut. Toleransi memainkan peran penting dalam
mempromosikan perdamaian, harmoni, dan kerjasama dalam
masyarakat yang beragam.

12
B. Macam-macam Toleransi

1. Toleransi beragama
Toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah-masalah
keyakinan dalam diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau
ketuhanan yang diyakini umat beragama. Menurut Friedrich Heiler,
pengertian toleransi adalah sikap seseorang yang mengakui adanya
pluralitas agama dan menghargai setiap pemeluk agama tersebut. Ia
menyatakan, setiap pemeluk agama mempunyai hak untuk menerima
perlakuan yang sama dari semua orang.

Toleransi antar umat beragama yang benar merupakan salah satu


terwujudnya kerukunan antar umat beragama. Hidup berdampingan, saling
menghormati dan saling menghargai pemeluk agama lain adalah salah satu
bentuk perwujudan dari adanya rasa toleransi. Contoh bentuk toleransi
beragama di antaranya menghormati waktu ibadah agama lain, tidak
mendiskriminasikan orang yang menganut agama lain, memberikan tempat
untuk orang beribadah, dan lain sebagainya.

2. Toleransi berpolitik
Toleransi ini lebih mengarah pada bagaimana setiap orang dapat
menghargai dan menghormati pendapat politik yang dimiliki oleh orang
lain. Dengan toleransi, setiap orang dapat sama-sama menjaga hak
politiknya masing- masing. Menurut Max Isaac Dimont pengertian toleransi
adalah sikap untuk mengakui perdamaian dan tidak menyimpan dari norma-
norma yang diakui dan berlaku. Toleransi juga diartikan sebagai sikap
menghormati dan menghargai setiaptindakan orang lain.

3. Toleransi budaya
Toleransi dalam berbudaya pada dasarnya adalah sikap dan perilaku
saling menghargai dan menghormati perbedaan budaya yang ada antara
kamu dengan orang disekitarmu. Toleransi dalam berbudaya di Indonesia
juga termasuk jenis toleransi yang memiliki nilai cukup baik.

2.2 Intoleransi
A. Pengertian Intoleransi

13
Intoleransi adalah kebalikan dari toleransi. Ini mengacu pada sikap atau
perilaku yang tidak menghormati atau tidak menerima perbedaan dalam
masyarakat. Konsep mengenai intoleransi mencakup beberapa hal, yaitu:

1. Tidak Menerima Adanya Perbedaan


Intoleransi melibatkan ketidakmampuan atau ketidakmauan untuk
menghormati, menerima, atau memahami perbedaan dalam keyakinan,
budaya, atau latar belakang individu lain.
2. Sumber Konflik
Intoleransi seringkali menjadi akar konflik dalam masyarakat.
Ketidaksetujuan atau ketegangan antara kelompok atau individu dengan
pandangan yang berbeda dapat memicu ketegangan, diskriminasi, atau
bahkan kekerasan.
3. Menghalangi Kemajuan Sosial
Intoleransi dapat menghambat kemajuan sosial. Ini dapat
mencegah inklusi, keadilan, dan perdamaian dalam masyarakat.
4. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran
Untuk mengatasi intoleransi, pendidikan dan kesadaran tentang
nilai toleransi sangat penting. Hal ini dapat membantu mengubah sikap dan
perilaku yang intoleran menjadi yang lebih inklusif.
5. Kebijakan Anti-Intoleransi
Beberapa negara memiliki kebijakan anti- intoleransi dan anti-
diskriminasi untuk melindungi hak individu dan kelompokyang rentan
terhadap intoleransi.
Mengatasi intoleransi adalah tantangan penting dalam masyarakat yang
beragam. Penting untuk mengedukasi dan mempromosikan nilai-nilai toleransi
agarmasyarakat dapat hidup bersama secara damai dan menghormati perbedaan
satu sama lain.
B. Macam-macam Intoleransi
1. Intoleransi dalam Ekonomi Intoleransi
Ekonomi intoleransi ditandai oleh kesenjangan ekonomi. Terdapat
sekelompok kecil masyarakat, bahkan individu yang menguasai aset-aset
ekonomi secara berlebihan dan terusmenerus melakukan ekspansi bisnis
tanpa menghiraukan sebagian besar masyarakat yang hidup dalam
kemiskinan.
14
2. Intoleransi dalam Budaya dan Suku
Intoleransi budaya dan suku ditandai karena adanya perbedaan
antara budaya yang satu dengan budaya lain nya dan juga karena
terdapatnya perbedaan dari segi tata cara dalam menjalankan budaya dan
suku mereka masing-masing. Sehingga membuat perspektif pemikiran
yang berbeda-beda sehingga timbul penyimpangan terhadap suku dan
budaya karena perbedaan keyakinan yang mengakibatkan terjadinya rasis
yang merebak di mana-mana.
3. Intoleransi dalam Agama
Intoleransi beragama adalah suatu kondisi jika suatu kelompok
(misalnya masyarakat, kelompok agama, atau kelompok non-agama)
secara spesifik menolak untuk menoleransi praktik-praktik, para penganut,
atau kepercayaan yang berlandaskan agama.
2.3 Faktor Terjadinya Intoleransi Serta Akibatnya
A. Penyebab Intoleransi
Kasus Intoleransi bisa terjadi karena sikap diskriminatif terhadap sesama
dan perasaan paling benar dalam diri seseorang. Tetapi bisa juga Intoleransi
terjadi karena faktor Pendidikan, Karena pendidikan toleransi dan menghargai
harus ditanam sejak dini (PAUD), tetapi jika sejak usia dini tidak ditanam
sikap sikap toleran, maka seseorang akan susah untuk bertoleransi kepada
orang lain.
Setelah masa yang panjang hingga saat ini, Sikap toleransi kini sudah mulai
pudar. Tingkatan gairah Keagamaan tidak mendorong kelancaran kasih
sayang,dan etika moral. Peningkatan Rumah ibadah dan penyelengaraan
upacara Keagamaan tidak sebanding dengan peningkatan toleransi keagamaan
satu sama lain.
B. Akibat Intoleransi
Banyak sekali kasus – kasus intoleransi sampai ke ranah pembunuhan
karena sifat fanatisme seseorang pada sebuah agama. Dulu, orang berhenti
membunuh karena agama, sekarang orang saling membunuh karena agama.
Tidak hanya pembunuhan saja. Banyak sekali penyerangan ke tempat tempat
ibadah dan para pemuka agama. Sikap diskriminatif dan menggagap diri selalu
benar merupakan akar dari sifat semena mena ini. Kondisi akibat Intoleransi
ialah Masyarakat menjadi tidak mempunyai kesatuan. Dan sudah tidak saling
15
menghormati kembali dalam umat beragama.
2.4 Solusi Menghadapi Intoleransi
Untuk mengatasi permasalahan keagamaan yang ada di masyarakat, seperti
Terorisme, Intoleransi dan Permusuhan antar umat beragama. Karena itu, suatu
bangsa tidak hanya memerlukan perubahan secara kelembagaan, tetapi juga secara
spiritual. Dalam proses perubahan ini dalam beragama kita tidak perlu
meninggalkan kepercayaan dan upacaranya, tetapi lebih mendalami sikap
toleransi dan moralitas terhadap sesama.
Karena pada dasarnya toleransi dan saling menghargai merupakan akar dari
penyelesain masalah – masalah keberagaman agama yang ada di Indonesia pada
saat ini. Seperti ungkapan Bung Karno pada nilai Ketuhanan adalah Ketuhanan
yang Berkebudayaan. Yaitu nilai nilai etis keagamaan yang bersifat persaudaraan,
yang berarti toleran yang memberi semangat gotong royong antara masyarakat,
yang merupakan sifat asli bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

16
BAB 3
METODOLOGI DAN RANCANGAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan


kuantitatif yang dilakukan dengan mengumpulkan data berupa tanggapan para
responden untuk mendeskripsikan serta menjabarkan secara sistematis fakta-fakta
tentang peristiwa yang akan diselidiki. Data-data yang didapatkan akan diolah agar
dihasilkan suatu kesimpulan dari peristiwa yang diselidiki. Tujuan dilakukannya
penelitian adalah untuk memaparkan secara objektif mengenai “Peningkatan
Persatuan dan Kebersamaan Toleransi Umat Beragama di Lingkungan Sekolah”.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Kuesioner
Kuesinoer dalam penelitian ini dilakukan untuk mendata pendapat-
pendapat para responden dalam menanggapi pernyataan-pernyataan yang
diberikan mengenai masalah toleransi umat beragama di lingkungan sekolah,
terkhususnya pada siswa siswi SMP Negeri 3 Medan. Hasil pendataan akan
dianalisa secara objektif dan subjektif setelah pembahasan materi dipaparkan.
2. Presentasi
Presentasi dalam penelitian merupakan metode komunikasi yang paling
efektif dan sering kali digunakan dalam menyampaikan informasi untuk
mendapatkan bahan ataupun isi dari penelitian ini agar lebih jelas dalam
penelitiannya. Melalui presentasi, analis dapat menyampaikan analisis,
desain, dan implementasi pengembangan sistem kepada responden, yakni
siswa-siswi SMP Negeri 3 Medan secara langsung dan interaktif. Hal ini
bertujuan untuk memberikan informasi kepada si peneliti dan asumsi lainnya.
3. Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang sering digunakan untuk
mengetahui pemahaman serta ketertarikan responden terhadap materi atau
informasi yang telah disampaikan. Metode ini digunakan untuk mengetahui
pendapat responden mengenai materi yang telah disampaikan serta mendorong
pararesponden untuk mengemukan pendapat dan pemahamannya mengenai
materi yangdisampaikan.

17
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian laporan kegiatan ini, kami akan membahas hasil yang kami peroleh.
Dari rumusan masalah pada laporan akhir ini. Selain itu, kami juga akan menjabarkan
beberapa hal yang kami lakukan pada kegiatan.

Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka, didapatkan jawaban dari rumusan


masalah yang tertera di awal sebagai berikut :

1. Siswa dan siswa SMP Negeri 3 Medan masih sering melakukan tindakan
intoleransi baik di lingkungan sekolah lingkungan masyarakat dan di dunia Maya.
Selain itu siswa dan siswi SMP Negeri 3 juga masih sering menjadi korban dari
tindakan intoleransi yang juga didapatkan mereka baik dari lingkungan
masyarakat lingkungan sekolah dan didunia maya.

2. Selain keluarga peran pihak sekolah sangat berpengaruh kepada para murid.
Sekolah adalah salah satu pembentuk karakter murid. Di SMP Negeri 3 Medan
dapat beberapa agama Suku, dan ras. Selain itu kami juga menemukan tempat
ibadah yaitu mushola bagi yang beragama Islam untuk melakukan ibadah. Ini
salah satu contoh penanaman nilai agama yang sangat tinggi di sekolah. Sekolah
harus memiliki visi dan misi untuk pembentukan karakter toleransi bagi murid,
agar kelak murid di SMP Negeri 3 Medan menjadi generasi penerus bangsa yaang
bertoleransi kepada sesama.

3. Latar belakang siswa SMP Negeri 3 Medan yang bermacam-macam dan


kurangnya kesadaran dari diri siswa akan pentingnya bertoleransi dan peduli sosial
dalam kehidupan sehari-hari, rasa malas dan sikap cuek serta mudah terpengaruh
oleh teman untuk tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial di
sekolah. Masih ada beberapa pihak yang tidak ikut berpartisipasi dan bekerja
sama dalam pembinaan nilai-nilai karakter.

Beberapa hal yang kami lakukan, yaitu:

• pembentukan kelompok,

• penentuan tema,

• diskusi yang kami lakukan baik secara luring maupun daring,

• menentukan jenis kegiatan (penyuluhan ke SMP Negeri 3 Medan),


18
• studi dokumen,

• penyusunan laporan akhir kegiatan,

• pengumpulan laporan akhir,

• proses penyusunan materi untuk penyuluhan,

• proses perekaman dan pengeditan video,

• pengumpulan video kepada pengurus kelas, dosen serta e-learning,

• pengunggahan video ke Youtube,

• pembuatan dan pengumpulan refleksi retrospektif,

• pembuatan dan pengumpulan laporan akhir kegiatan pembelajaran MKWK.

19
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil mengunjungi dan melakukan sosialisasi di SMP Negeri 3 Medan, kami
memberikan pemahaman yang sesuai dengan tema kami yaitu intoleransi. Siswa/siswi
SMP Negeri 3 Medan akan semakin paham mengenai pengertian intoleransi, dampak dari
intoleransi, dan cara mengatasi dari sikap intoleransi itu sendiri. Oleh karena itu kami
semakin yakin dengan memberikan pemahaman tentang sikap intoleransi kepada
siswa/siswi SMP Negeri 3 Medan akan memberikan dampak positif kepada para siswa
dimana hal tersebut bertujuan untuk membuka pikiran mereka tentang intoleransi dan
memperkuat persatuan dan kesatuan.

Adapun metode-metode kami dalam memberikan sosialisasi kepada para siswa


SMP Negeri 3 Medan adalah sebagai berikut :

1. Dengan memberikan materi melalui presentasi yang interaktif

Hasil yang kami dapatkan adalah para siswa sangat aktif dalam menyimak presentasi yang
kami lakukan dan sangat berpartisipasi dengan kehadiran kami selaku panitia pelaksana
kegiatan.

2. Dengan memberikan kuis berhadiah

Kami memberikan hadiah kecil kepada para siswa berupa bingkisan snack untuk mereka
yang berani melakukan tanya jawab kepada pemateri. Hal tersebut dilakukan bertujuan
agar para siswa menyimak materi dengan sekasama dan berfikir kritis terhadap materi
yang dibawakan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2001). Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keagamaan.


Jakarta: Buku Kompas.

Asrori, Mustafa. 2022. “Indeks KUB 2022 Sebut Kerukunan Umat Beragama Tetap
Terpelihara. ” Badan Litbang Dan Diklat Kementerian Agama RI 1.

Bahari. (2010). Toleransi Beragama Mahasiswa. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama Puslitbang Kehidupan Keagamaan.

Naim, N. &. (2010). Pendidikan Multikultural Konsep dan Aplikasi.

Natsir, M. (1970). Keragaman Hidup Antar Agama. Jakarta: Penerbit Hudaya.

Poerwadarminto, W. (1986). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka.

Rahman, M. (2012). Kesalahan –Kesalahan Fatal Yang Dilakukan Guru dalam


Kegiatan Belajar Mengajar.

R. D. Safitri, "ResearchGate," January 2019. [Online]. Available:


https://www.researchgate.net/publication/330279842_Sikap_toleransi_terh
adap_ke-beragaman_bangsa_Indonesia. [Accessed November 2022].

Suryana, Y. &. (2015). Pendidikan Multikultural.

21
LAMPIRAN

22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai