Anda di halaman 1dari 20

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN

SIKAP KEBERAGAMAN BERTOLERANSI DI SEKOLAH DASAR

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester


DOSEN PENGAMPU:
M. Wildan Shohib S.Pd,I M.Ed, Ph.D

Oleh : Dina Yulianti (G000210210)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2023

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar Belakang ......................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..................................................................................................5

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.................................................................................................6

E. Metode Penelitian:.................................................................................................6

1. Jenis Penelitian................................................................................................8

2. Pendekatan Penelitian......................................................................................8

3. Populasi dan Sampel .......................................................................................9

4. Variable Penelitian...........................................................................................9

5. Teknik Instrumen dan Pengumpulan data........................................................9

6. Validity dan Reliability..................................................................................10

7. Teknis Analisis Data......................................................................................10

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................ 13

A. Kajian Pustaka.....................................................................................................14

1. Hakikat Guru Pendidikan Agama Islam yang Bertoleransi...........................17

ii
2. Peran Guru PAI dalam Menanamkan Sikap Keberagaman siswa.................19

3. Peran Guru PAI dalam Menegakkan Toleransi .............................................20

B. Tinjauan Teori......................................................................................................18

C. Kerangka Berfikir................................................................................................19

D. Hipotesis Penelitian.............................................................................................19

Referensi .........................................................................................................................20

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam tidak menafikan realitas perbedaan yang ada, justru perbedaan itu

menunjukkan kebesaran Allah (swt) dan mendorong orang untuk berbuat baik

satu sama lain pengetahuan Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI) terdiri dari berbagai suku, agama dan budaya hidup damai

berdampingan karena memiliki falsafah pancasila sebagai semboyan “Bhineka

Tunggal Ika” "Berbeda, tapi tetap satu tujuan".

Realitas perbedaan antara manusia dan perbedaan antara warna kulit, ras,

status sosial terdiri dari saling mengenal dan menghargai perbeda. Namun bagi

orang-orang, itu bukan karena status sosial, warna kulit atau ras kemuliaan

milik Allah dan kita dapat mencapainya dengan mendekatkan diri kepada-Nya.

Allah menahan diri dari segala larangan-Nya, menunaikan perintah-Nya dan

meniru sifat-sifat-Nya sesuai dengan kemampuan manusia, sehingga mencapai

tingkat takwa, karena yang paling mulia di hadapan Allah adalah orang yang

bertakwa.1

Toleransi beragama dalam masyarakat Indonesia yang majemuk telah diakui di

dunia internasional khususnya di Jerman, seperti yang diungkapkan dalam

seminar “Tolerance in Muslim Multicultural Societies”, bahwa dalam

masyarakat muslim Indonesia terdapat pemahaman Islam yang berkemajuan

1
Republik Indonesia Departemen Agama, Terjemah dan Al-Qur’an, Bandung: Syamil Al-Qur’an,(2005).

iv
dan jalan tengah (moderat). ) Islam, yang memainkan peran yang sangat

penting dalam kehidupan. Toleransi di Indonesia sebagai agama mayoritas.2

Namun akhir-akhir ini sikap toleransi di negara kita sedang diuji, karena

banyak pemberitaan tentang intoleransi di media. Sikap intoleran ini juga bisa

bersumber dari perbedaan pilihan politik yang menyebabkan kelompok saling

serang dan saling ejek serta menggunakan kekerasan atas nama agama.

Kebebasan berbicara dan berekspresi sering disalahgunakan oleh pihak-pihak

yang tidak bertanggung jawab, terutama di era media sosial. Berita yang keluar

dan menyebar terkadang tidak dipercaya kebenarannya.

Pendidikan toleransi harus diajarkan di sekolah karena sangat penting untuk

menjaga kerukunan antar umat beragama di negara kita yang majemuk ini.

Guru PAI memegang peranan yang sangat penting dalam mengajar dan

memahami siswa. Islam yang toleran dan rahmatan lil alamin, agar tidak

terekspos paham Islam yang radikal. Hal senada disampaikan (Buya Jilan)

“Pemahaman keagamaan seseorang dipengaruhi oleh pendidikan formal dan

informal. Dengan kata lain, pemahaman keagamaan seseorang dipengaruhi

oleh buku, guru PAI, pondok pesantren, mubaligh, mubaligh, ustadz Al Quran

dan internet. Masalahnya adalah semua hal ini tidak melibatkan kedamaian,

ketenangan atau pesan kasih sayang dan persatuan. Sebaliknya, dapat

menimbulkan perselisihan, pertumpahan darah, dan kebencian antara umat

beragama dan warga negara Indonesia.

Mencermati permasalahan di atas, maka guru PAI perlu menguasai ajaran

Islam yang toleran dan moderat agar siswa memahami ajaran Islam yang

otentik dan terbuka untuk menerima realitas perbedaan. Guru PAI harus

2
M. Q Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Kesan , Pesan, Vol 2(Jakarta: Lentera Hati,(2009).

v
mampu membimbing siswa melalui sumber bacaan yang menjelaskan

pentingnya toleransi beragama dan mengenalkan mereka pada lingkungan

multikultural untuk memahami pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat

beragama.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang hanya memaparkan peran guru

PAI dalam mendorong toleransi kepada siswa melalui kegiatan pengajian dan

kegiatan keagamaan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian

kepustakaan dengan mengkaji buku, jurnal, tesis dan lain-lain. Studi ini

berfokus pada:

(1) hakikat dan karakter pendidikan agama Islam (IAI); dan (2) mengkaji

peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam menanamkan sikap religius

pada siswa toleran.

Dari peristiwa diatas dapat disimpulkan bahwa peran guru Pendidikan agama

islam sangatlah penting untuk membagun toleransi antar sesama masyarakat.

Peran guru Pendidikan Agama Islam juga sangat berpengaruh pada siswa

karena sebagai guru Pendidikan Agama Islam kita perlu mencotoh hal-hal

yang baik untuk siswa. Maka dari itu penulis tertarik melakukan penelitian

yang berjudul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Menanamkan Sikap Keragaman Toleransi di Sekoalah Dasar”

vi
B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang disebutkan diatas, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apa hakikat guru pendidikan agama islam dalam mengembangkan sikap

keragaman toleransi terhadap siswa?

2. Bagaimana peran guru pendidikan agama islam dalam menanamkan sikap

keragaman toleransi siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian bedasarkan rumusan masalahnya adalah :

1. Untuk mengetahui tentang hakikat guru pendidikan agama islam dalam

mengembangkan sikap keragaman toleransi terhadap siswa disekolah

dasar.

2. Untuk mengetahui tentang peran apa saja yang haru dilakukan guru

pendidikan agama islam dalam menanamkan keberagaman siswa yang

toleransi.

D. Manfaat Penelitian

Bedasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

menambah pengetahuan dalam melakukan penelitian agama terhadap

perilaku siswa dan masyarakat.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Library Research (pencarian

kepustakaan) yaitu:

vii
Penelitian menggunakan literature (perpustakaan) baik berupa buku, catatan

atau laporan penelitian dari penelitian sebelumnya. 3 Penelitian kepustakaan

mengumpulkan informasi perpustakaan yang diambil dari berbagai sumber

informasi perpustakaan tentang topik penelitian, seperti abstrak penelitian,

direktori, resensi, jurnal, dan karya referensi (Sugiyono, 2010).

1. Jenis Penelitian

 Data primer penulis, yang diperoleh yaitu dari data yang informasi

dari jurnal, buku yang di dalamnya terdapat tentang sikap

keberagaman toleransi terhadap siswa disekolah dasar.

 Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara langsung atau

tidak langsung dari organisasi atau orang yang berwenang (seperti

kantor guru disekolah tersebut).

2. Pendekatan Penelitian

Proses analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode

kualitatif adalah metode yang menitikberatkan pada pengamatan

mendalam. Oleh karena itu, penggunaan metode kualitatif dalam penelitian

dapat mengarah pada kajian fenomena yang lebih komprehensif.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2017:215) adalah bidang generalisasi

yang terdiri atas benda-benda atau objek-objek yang

memperlihatkan sifat dan sifat tertentu yang ditentukan oleh

peneliti, yang diteliti dan dari situ ditarik kesimpulan. . Penelitian

ini diambil dari guru dan siswa yang umurnya 6-7 tahun.

3
M Hasa Iqbal, Pokok Materi Metodologi Dan Aplikasinya(Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002).

viii
b. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:81) Sampel adalah bagian dari populasi

yang menjadi sumber data penelitian, dimana populasi merupakan

bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki populasi tersebut.

Untuk ukuran sampel sekitar guru dengan siswa, atau 54 orang,

dengan total orang atau 190 orang yang mewakili 20% dari total

populasi.

4. Variable Penelitian

Variabel merupakan penelitian. Sementara itu, menurut Sugiyono,

penelitian berbeda dalam segala hal yang diteliti dan ditarik kesimpulan

oleh peneliti. Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu

variabel bebas atau variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel lain (X), disebut juga variabel kausal (variabel prediktor), dan

variabel terikat atau variabel terikat (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi

oleh variabel lain (variabel dependen).

5. Teknik Intrumen dan Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi (2010: 149), instrumen adalah "alat bantu yang

digunakan dalam penelitian", sedangkan Sugiyono (2010: 102)

mendefinisikan intrumen sebagai "suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial".

Langkah penting dalam pengumpulan data adalah menguji coba

instrumen. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang berisi 10

pertanyaan (X) tentang peran guru bertoleransi dan 20 pertanyaan (Y)

tentang perilaku siswa.

ix
Sebelum menggunakan sampel, intrumen harus memeliki kriteria validasi

dan reliabiiltas.

6. Validity dan Reliability memliki kriteria sebagai berikut :

a) Uji Validasi instrument

Menurut Sugiyono (2012:455), validitas merupakan keakuratan hasil

penelitian yang sebenarnya dan dapat dilaporkan oleh peneliti. Bagian

validitas data ada ketika tidak ada perbedaan antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dan hasil aktual yang diperoleh dalam

penelitian. Suatu perangkat dikatakan valid jika dapat diukur secara

akurat dan perangkat tes tersebut mengukur ketelitian (validitas) dari

setiap item pengukuran.

b) Uji Reabilitas Soal

Jika pengukurannya konsisten dan akurat, meteran tersebut dianggap

bai, dan oleh karena itu, tujuan uji reliabilitas memahami konsistensi

skala sebagai alat uji dan agar hasil uji dapat dipercaya.

7. Teknis Pengumpulan data

Untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian ini, peneliti

menggunakan berbagai jenis pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelusuran Referensi

Tujuan dari pekerjaan referensi adalah untuk mencari dan meninjau

buku-buku dan bahan penelitian lainnya yang berkaitan dengan

pertanyaan penelitian. Bagian metode ini juga menyelidiki pertanyaan-

pertanyaan penelitian berikut untuk digunakan dalam pengumpulan

data.

x
2. Observasi

Proses penelitian yang mengamati situasi dan keadaan. Pentingnya

observasi adalah metode pengumpulan data yang akurat. Tujuannya

untuk mencari informasi tentang kegiatan yang sedang berlangsung

yang nantinya menjadi bahan penelitian.

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik yang biasa digunakan untuk mengumpulkan

informasi dari seseorang atau sekelompok orang. Wawancara dapat

dilakukan secara lisan atau tertulis dan dapat dilakukan oleh seseorang

atau sekelompok orang yang disebut pewawancara.

4. Angket

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pikiran, dan perasaan

individu atau kelompok tentang kejadian atau situasi sosial. Dalam

penelitian ini, hasil dari hubungan tersebut ditentukan oleh peneliti,

yang kemudian disebut dengan variabel penelitian.

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya menganalisis data. Dalam

menganalisis data, peneliti melihat variabel (misalnya, perilaku

variabel kepribadian (Y)) ke dalam variabel individu (misalnya, peran

(X)). Untuk membuat statistik, peneliti menggunakan tiga tingkatan:

a. Analisis Pendahuluan

Analisis awal, peneliti mengubah data kualitatif dari kuesioner

menjadi data kuantitatif. Hal ini dilakukan untuk untuk

memudahkan perhitungan dalam pengolahan data selanjutnya.

xi
b. Uji Persyaratan Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Lakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah

distribusi data normal. Uji normalita dilakuka dengan alasan

berkaitan ketepatan pemilihan uji statistik digunakan, dan uji

normalitas yang digunakan yaitu uji Lilliefors.

2. Uji Linieritas Data

Uji linieritas data merupakan apakah data bersifat linier atau

tidak. Uji Linieritas Regresi data menguji apakah data bersifat

linier atau tidak.

xii
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan manusia yang selalu

berusaha menyempurnakan keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia, akhlak

mulia termasuk etika, budi pekerti atau akhlak sebagai ekspresi pendidikan. 4

Orang-orang seperti itu diharapkan memiliki daya tahan terhadap tantangan,

hambatan, dan perubahan masyarakat di tingkat lokal, nasional, regional, dan

global.

Pendidikan agama merupakan salah satu materi yang bertujuan untuk

meningkatkan akhlak mulia dan nilai-nilai spiritual anak. Hal ini menunjukkan

bahwa pendidikan agama memegang peranan penting dalam kerja

pembentukan karakter di sekolah, sehingga pendidikan agama merupakan

mata pelajaran wajib di pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, sehingga

sekolah harus mampu mengajarkan pendidikan agama melalui penerapan nilai-

nilai ke dalam diri sendiri. mengimplementasikan secara optimal. - nilai-nilai

religi di lingkungan sekolah, yang dilaksanakan oleh seluruh guru dan siswa

secara bersama-sama dan berkesinambungan.

Sudah saatnya mengubah model pembelajaran materi PAI di atas. Guru yang

mengelola keberhasilan kelas harus memahami bahwa tanggung jawabnya

terhadap keberhasilan pembelajaran PAI tidak hanya pada tataran kognitif saja.

Namun tidak kalah pentingnya untuk menyadarkan siswa akan perlunya

pendidikan agama, sehingga mereka memiliki kesadaran yang tinggi

4
Permendiknas Tahun 2006, Satuan Pendidikan Tingkat Dasar Dan Menengah, h. 2

xiii
bagaimana mengimplementasikan ilmu agama yang telah diperolehnya dalam

kehidupan sehari-hari. Disinilah kreatifitas guru dalam menyampaikan

pembelajaran, dimana pembelajaran PAI tidak hanya diajarkan di dalam kelas,

tetapi guru dapat mendorong dan memfasilitasi pembelajaran agama di luar

kelas melalui kegiatan yang bersifat religius dan menciptakan lingkungan

sekolah yang . yang religius dan non-religius adalah batasan jam pelajaran.

Pendidikan Agama Islam mengajarkan bahwa sikap toleransi harus dilakukan

untuk menghormati satu sama lian. Untuk itu guru pendidikan agama islam

harus mengajarkan tentang sikap toleransi terhadap sesama di sekolah dasar

maupun dilingkungan sekitar bukan hanya di lingkungan sekolah. Sebagai

guru PAI yang seharusnya mengajarka hal baik kepada muridnya untuk

mengajarkan merekan kebaikan terhadap toleransi umat islam yang baik dan

benar.

1. Hakikat Guru Pendidikan Agama Islam yang Bertolensi

Padahal, tugas seorang guru tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi guru

juga memiliki tanggung jawab yang lebih kepada siswanya. Berbeda dengan

profesi lain, guru tetap harus menjadi panutan (sebagai panutan) setelah

mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.5 Sebagai profesi

profesional, guru juga harus mampu menanamkan sikap yang baik pada anak

didiknya. . berbudi pekerti luhur dan memiliki pengetahuan bidang minatnya,

sehingga siswa memiliki pengetahuan yang luas. Berikut beberapa pengertian

guru menurut para ahli :

5
Mulyasa Eco, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013

xiv
Pengertian guru adalah pendidik profesional yang peran utamanya mendidik,

mengajar, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.

Dalam bahasa Inggris, seorang guru adalah seorang guru (teaching), seorang

pendidik (educator) Dosen (mahasiswa/dosen/dosen). Guru atau orang yang

berilmu Al-Qur’an antara lain Alim/Uluma, Ulu Alilm, Ulu Al Bab, Ulu Al-

Nuha, Ulu Al-Absyar, Almudzakir/Ahlu, Al-Dzikir, Al-Mudzaki, Al-Rashihu

Ilmi Akhir, dan almurabi,6. Seorang guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi

juga sebagai penggerak dan inisiator dalam proses belajar mengajar. Seorang

guru juga merupakan orang pertama yang menyajikan ilmu dan pengajaran

baik di sekolah maupun di sekolah yang ditiru dan ditiru oleh siswa yang serba

tahu.7

Disinilah pentingnya guru PAI membimbing siswanya menjadi muslim yang

baik terhadap sesamanya, 16 toleran terhadap pemeluk agama lain menurut

konsep pendidikan agama Islam (PAI), yaitu:

“bekerja secara sadar dan terencana untuk mempersiapkan peserta didik agar

mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini ajaran agama Islam, serta

pengajaran tentang penghormatan terhadap pemeluk agama lain dalam

kaitannya dengan kerukunan antarumat beragama untuk mewujudkan

persatuan dan kesatuan bangsa.” 8

2. Peran Guru PAI dalam Menanamkan Sikap keberagamaan siswa

yang Toleran

Ketika seseorang sangat yakin akan sesuatu, mereka akan melakukan yang

terbaik untuk melakukan apa yang mereka yakini atau selalu meninggalkan

6
Jamali al., Penelitian Karya Ilmiah (2012)
7
Kilau Mutiara tentang Jejak Inspirasi Guru (Jejak Publisher), 2019).
8
Kilau Mutiara Dari Jejak Inspirasi Guru.

xv
sesuatu yang mereka ragukan. Keyakinan ini muncul dari hati yang begitu

menyatu dengan pikiran sehingga mengarah pada perilaku positif dan

negatif manusia. Demikian pula, seseorang yang percaya pada agamanya

memberikan pemahaman yang berbeda kepada seseorang tergantung pada

pengetahuan apa yang mereka peroleh. dapat dan akan melihat. Sikap

religius dapat diartikan sebagai praktik hidup yang dilandasi oleh ketaatan

terhadap suatu agama, yang tanggapan atau perlakuannya kemudian

menjadi sikap hidup seseorang.9

Persepsi Islam radikal yang marak saat ini sangat berbahaya bagi keutuhan

bangsa dan negara majemuk Indonesia, khususnya bagi kalangan pelajar.

Oleh karena itu, peran guru PAI adalah untuk melawan radikalisme di

Indonesia khususnya di kalangan siswa dengan memfasilitasi pembelajaran

melalui upaya guru. Pengajaran toleransi menuntut siswa bekerja dengan

individu, kelompok individu, kelompok dengan kelompok. Strategi

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran toleran melalui strategi

pembelajaran aktif, pembelajaran mandiri, kooperatif dan kolaboratif serta

pembelajaran kognitif dan pembelajaran generatif. Kerukunan umat

beragama tumbuh ketika ada ruang dialog, sehingga ada kedewasaan antar

umat beragama untuk memahami perbedaan keyakinan dan menghargai

pendapat dan budaya umat lain. Sebagai miniatur masyarakat, sekolah

diajarkan untuk berinteraksi dengan baik antar siswa, menghargai

perbedaan dan saling menerima.10

9
Majid A dan Andayani D, Pendidikan Agama Islam (Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004)
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004).
10
Fuad, “ Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menangkal Paham Radikal Di Sekolah”

xvi
3. Peran guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam menegakkan

toleransi pada siswanya adalah :

a) Sikap demokratis adalah tidak diskriminatif terhadap siswa yang

berbeda keyakinan (agama), suku, bahasa dan lain-lain dalam sikap,

perkataan dan perilakunya.

b) Segala bentuk kekerasan dalam menyelesaikan masalah adalah

mutlak dilarang dalam agama apapun. Dialog, refleksi dan kerjasama

adalah bentuk solusi yang tepat yang direkomendasikan oleh agama.

Oleh karena itu, selama kegiatan keagamaan atau friksi sekolah kecil,

guru PAI harus banyak menekankan dialog dan refleksi.

4. Peran guru agama Islam dalam memasyarakatkan siswa toleran

keberagaman adalah sebagai berikut11

a) Guru PAI sebagai pendidik harus menjadi panutan dan panutan bagi

peserta didiknya, menanamkan pemahaman tauhid yang hakiki dan

membimbing peserta didik menjadi manusia yang berkepribadian

sosial yang menganut perbedaan agama sebagai sarana penguatan

iman.

b) Sebagai motivator, guru PAI harus mampu mendorong siswanya

untuk mengembangkan dan mempraktekkan sikap toleransi

terhadap pemeluk agama atau pemeluk agama yang berbeda dengan

menumbuhkan gotong royong dan gotong royong antar umat

beraga

B. Tinjauan Teori

11
Fittria A dan Akbar Anwar, Pendidikan Islam, no. 1 (2019): 72–92.

xvii
Peran mencerminkan posisi seseorang dalam sistem sosial dengan hak dan

kewajiban, wewenang dan tanggung jawab terlibat. 12 Definisi Peran Menurut

Barbara dalam Fadly who Peran yang disebut Bayu Azwary adalah

seperangkat perilaku yang lain mengharapkan sesuatu dari seseorang sesuai

dengan statusnya. Didalam sistem. Peran juga dipengaruhi oleh kondisi sosial

dalam dan luar dan stabil. Peran adalah bentuk perilaku yang diharapkan dari

seseorang dalam situasi sosial tertentu.13

Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan dari seseorang yang sesuai

dengan status sosial tertentu, bersifat formal dan informal. Peran didasarkan

pada resep (kondisi) dan harapan peran yang menentukan bagaimana individu

seharusnya untuk melakukan sesuatu dalam situasi tertentu untuk memenuhi

harapan diri sendiri atau terkait peran dari orang lain. 14Dari sini dapat

disimpulkan bahwa peran adalah partisipasi ataupartisipasi pribadi dalam

kegiatan yang sesuai dengan posisi mereka dalam tindakan ini.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa di

mana guru berada, guru adalah mitra siswa dalam kebaikan Terlibat dalam

mengajar, membimbing, mengasuh dan memimpin mendukung siswa dan

mentransfer pengetahuan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Kerangka Perfikir

Proses belajar mengajar merupakan proses yang dilakukan oleh peserta

didik atau siswa dalam rangka mencapai perubahan untuk menjadi lebih baik,
12
Agustina L, “ Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan
Kerja dan Kinerja Auditor ”,1 (Mei,2009),42
13
Azwarry B, “ (Januari,2013),387.
14
Hermansyah, “Peran Kepala Desa dalam Pelaksanaan Pembangunan Kecamatan Tana Lia Kabupaten
Tana Tidung”,(2015), 353

xviii
dari tidak tau menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, sehingga terbentuk

pribadi yang berguna bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya. Proses

tersebut dipengaruhi oleh faktor yang meliputi mata pelajaran, guru, media,

penyampaian materi, sarana penunjang, serta lingkungan sekitarnya.

Media massa sebagai alat pengajaran berkembang pesat sesuai dengan

perkembangan teknologi, pilihan dan jenis media cukup luas sehingga

tergantung pada keadaan, waktu, dana, dan materi yang akan

disampaikan.Skill sangat dibutuhkan oleh seorang guru pilih dan gunakan

media dengan bijak. Dalam penggunaan sebenarnya media pembelajaran di

sekolah masih dirasa kurang lengkap atau bahkan tersebar luas terlupakan Hal

ini sebagian disebabkan oleh kurangnya kreativitas guru dalam menghadapi

lingkungan belajar.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan literatur dan kerangka kerja di atas, hipotesis. Penelitian

ini mengasumsikan bahwa ada bagaimana peran guru dalam menanamkan

sikap toleran kepada siswa yang ada di sekolah dasar.

Referensi

Araniri N (2020). Peran guru pendidikan agama islam . Vol 6

xix
Ibrahim B. (2017). Jurnal pendidikan Islam 6 (11).

Maya, Raharendra (2017).Jurnal pendidikan Islam, 2 (03)

Unang W, (2017). Implementasi Literasi Media Dalam Proses

Pembelajaran,6(11)

Moch. Yasyakur (2017). Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan

Kedisiplinan 5

Syaiful A. Peran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter

Bangsa, 7(11)

xx

Anda mungkin juga menyukai