Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“NIAT DALAM MENUNTUT ILMU”

DOSEN : Dr.Munir,M.Ag

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

IMEL ARFAUSIA 20100122004


RAHMAT HIDAYAH 20100122005
AHMAD BOLI GERODA 20100122029

KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TRBIYAH DAN KEGURUAN
UNIFERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatka kehadirat allah SWT.yang telah

memberikan kepada kita berbagai macam nikmat diantarannya nikmat

iman,nikmat islam,lebih-lebih nikmat kesempatan degan kesematan inilah kita

masih bisa menuntut ilmu agama sampai saat ini.

Kedua kalinya tak lupa kita khoturkan sholawat serta salam atas junjugan

alam,junjugan para nabi yaitu nabi Muhammad SAW.yang telah mengorbankan

harta bendanya anak istrinya serta dirinya sendiri beliau korbankan demi tegaknya

adinul islam di muka bumi ini semoga kita semua mendapatkan safaatnya di

yaumul kiyamah nanti.

Gowa,07 September 2022


Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4

C. Tujuan .......................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Pengertian Niat Dalam Menuntut Ilmu ........................................................ 6

B. Hikmah Dan Urgensi Niat Dalam Perbuatan ............................................... 7

C. Kedudukan Niat Antara Ilmu Dan Amal ..................................................... 8

D. Adab-adab dalam menuntut ilmu ............................................................... 10

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 16

A. Kesimpulan ................................................................................................ 16

B. Saran ........................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seseorang penuntut ilmu yang pertama dia lakukan adalah

menguatkan niatnya untuk belajar dan niatkan semua yang dia lakukan hanya

kerena allah SWT.bukan karena ingin di puji atau ingin di lihat oleh orang

sebagai mana sabda nabi Muhammad SAW “sesungguhnya setiap amalan

tergantung dari niatnya,dan sesungguhnya seseorang hanya mendapatkan apa

yang dia niatkan,dan barang siapa yang hijrah karena allah dan roslnya,maka

hijrahnya untuk allah dan rosulnya.siapa yang hijrah mencari dunia atau karena

wanita yang di nikahinya maka hijrahnya kepada yang ia tuju”.(HR.bukhari dan

muslim)

Niat juga merupakan kondisi atau sifat yang muncul dari dalam hati manusia

yang mengerakkan atau mendorong untuk melaksanakan suatu pekerjaan.oleh

sebab itu niat menjadi peran penting dalam melaksanakan ibadah,maka ketika niat

mendorong manusia untuk melaksanakan peruatan sendiri maka perbuatan

tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apa Pengertian Niat Dalam Menuntut Ilmu?

2. Apa Hikmah Dan Urgensi Niat Dalam Menuntut Ilmu?


3. Apa Saja Kedudukan Niat Dan Ilmu Dan Amal?

4. Apa Saja Adab-Adab Dalam Menuntut Ilmu?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui Pentingnya Menuntut Ilmu.

2. Mengetahui Hikmah Dan Urgensi Niat Dalam Perbuatan.

3. Mengetahui Hikmah Dan Urgensi Niat Dalam Nenuntut Ilmu.

4. Mengetahui Apasaja Adab-Adab Dalam Menuntut Ilmu.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Niat Dalam Menuntut Ilmu

Niat berasal dari bahasa arab yaitu an niyat yang merupakan bentuk jamak dari

niyah.secara etimilogi niat berarti al-qoshdu yang bermakna tujuan atau

maksud.niat juga berasal al ‘azm yaitu keinginan yang kuat1.an-nawawi berkata

niat adalah al qoshdu yaitu ‘azimatul qolbi (berkeiginan degan hati) dan “nawaka

allahu bi khairin” (allah SWT bermaksud memberimu kebijakan)2.akan tetapi

yang di maksud “azm di dalam kontes ini mempunyai pengertian sebagai sebuah

keinginan yang lebih kuat dari sekedar maksud atau tujuan.

Niat menurut kebiasaan orang arab ketika mengunakan kata niat mempunyai

arti menuju (alqoshdu), pernah di temukan bahwa mereka sedang berkata “nawa

asy-syai’a” (seseorang telah menuju ke sesuatu)3, mereka member maksud dari

kata an niat adalah sesuatu yang dijadikan tujuan atau niat dalam suatu tujuan

seseorang mengarah ke tempat tersebut,terkadang niat juga dapat diartikan

sebagai sesuatu yan mengiringi tujuan atau jatuhnya niat dapat mendahului suatu

tindakan.

Niat secara istilah mempunyai dua makna,yaitu makna yang umum dan makna

yang sayar’i.makna yang umum yaitu semua keiginan untuk melakukan suatu

perbuatan.adapun niat dalam makna syar’I berarti suatu keiginan untuk

1
Umar sulaiman al-asyqar, fiqih niat, op.cit,. hlm. 4
2
Imam Nawawi, syarah arba”in nawawiyah petunjuk Rasulullah dalam Mengarungi
Kehidupan (Jakarta:Akbar Media, 2010), hlm. 7
3
Umar sulaiman al-asyqar,. fiqih niat op,. cit. hlm. 4
mendapatkan keridhoan allah SWT dan dalam rangka memperaktikkan perintah-

Nya.

B. Hikmah Dan Urgensi Niat Dalam Perbuatan

Salah satu perkara yang menunjukan akan pentingnya niat dalam pelaksanaan

ibadah dan perbuatan dan perbatan adalah bahawa perbuatan-perbuatan yang

bersifat ikhtiyari atau ikhtiar tidak akan di lakukan oleh manusia tanpa di dahului

dengan keiginan untuk melakukan perbuatan tersebut.

Ibnu hamma mengatakan bahwa setiap perbuatan yang bersifat ikhtiari

haruslah dilakukan dengan niat.sementara ibnu taimiyyah mengatakan bahwa

“berniat untuk suatu perbuatan adalah suatu yang sanggat penting bagi

jiwa,seandainya setip hamba dibebani untuk melaksanakan suatu perbuatan tanpa

niat,sesungguhnya mereka tekah di bebani dengan suatu apa yang mereka

kerjakan.4

Degan demikian berdasarkan hadits niat bahwa di terimah atau tidaknya

suatu amal ibadah sanggat bergantung pada niatnya.kedudukan niat sanggat

menentkan kualitas ibadah dan hasil yang akan di peroleh dari ibadah

tersebut,karena niat ibu ibarat jiwa perbuatan,dan kemudinya,mayoritas ulama

mewajibkan adanya niat dalam beribadah.adapun dalam masalah muamalah dan

adat kebiasaan juga diharuskan memakai niat jika dimaksudkan untuk mendapat

ridho allah SWT atau untuk lebih mendekatkan diriri kepad-Nya.

4
Umar Sulaiman Al-Asyqar, Fiqih Niat. Op,Cit. Hlm. 45.
Hikmah dari disyariatkannya niat diantara lain:5

1) Untuk membedakan ibadah mahdah dengan perbuatan lainya,atau perbuatan

yang di syariatkan dengan perbuatan lainya yang di bolehkan.contohnya niat

untuk berpuasa dengan menahan lapar dan dahaga untuk sekedar menjaga

kesehatan tubuh atau diet yang tidak memerlukan niat.

2) Untuk membedakan tujuan melakukan suatu amalam atau perbuatan,apakah

tujuanya adalah karena allah SWT saja atau karena allah SWT dan juga

lainya.ini adalah maksud niat yang dibcarakan oleh para al-‘arifurt (ahli

mar’rifat) dalam kitab yang membahas masalah ikhlas.

3) Niat dapat menjadi pemicu motivasi baik dalam setiap melakukan perbuatan.

C. Kedudukan Niat Antara Ilmu Dan Amal

Niat,al-qoshdu(kehendak), dan tujuan adalah ungkapanyang mempunyai satu

arti, yaitu keadaan dan sifat hati yang mengandung antara kaitan ilmu dan

amal.ilmu terhadap niat adalah seperti pendahuluan6yang menghantarkan pada

syarat dan amal akan mengikutinya.

Niat adalah ibarat kehendak keadaan dan sifat hati yang senantiasa di sertai

oleh dua perkara, yaitu ilmu dan amal. Ilmu selalu mendahuluinya sebab amal

adalah buah dari ilmu. Dengan demikian maka niat merupakan syatu yang harus

ada untuk mewujutkan suatu perbuatan, dan niat tersebut senantiaa diikutu oleh

dua hal berikut;

5
Ensiklopedi Islam Jilid IV. Op,. Cit,.Hlm. 27
6
Imam al-Ghazali, Mukhtar lhya’ Ulnmuddin, (Jakarta:pustaka Amani, 2007).hlm.428
Pertama,perbuatan yang dimaksud degan perbuatan disini adalah

usaha yang di lakukan untuk mewujudkan niat atau al-qashdu.kehendak niat itu

bersifat ikhtiyari ‘bebas’,contohnya keiginan untuk bersedekah terkadang di

lakukan oleh seseorang degan kehendak,namun terkadang dilakukan secara tiba-

tiba,tanpa di dahuli dengan nia atau kehendak.

Kedua. Sebab dilakukan suatu perbuatan,karena suatu yang karenanya

dilakukan suatu perbuatan.niat atau al-qashdu diartikan sebagai alat dalam

melakukan suatu perbuatan. Dengan makna ini bahwa niat adalah reksi yang

muncul akibat adanya suatu aksi.

Kebaradaan ilmu menjadi penting,sebab hanya dengan ilmu,niat

tersebut dapat diwujudkan dengan baik.keiginan untuk melakukan suatu perbuatan

tidak akan pernah terjadi apaila perbuatan yang akan dilakukan tidak di

ketahui.niat dapat berarti suatu yang mengharuskan adanaya pengetahuan,sebab

suatu tujuan tidak akan tercapai,kecuali oleh orang-orang yang mengetahui

hakikat dari tujuan perbuatanya.

Tentang ketergantugan niat dengan pegetahuan,sebagaimana yang di

jelaskan di atas, imam al-Ghazali menjelaskan dalam kitab ihya ulumuddin,bahwa

“manusia membutuhkan suatu yang dapat membatu dan mempermudahnya untuk

mewujutkan segala keiginannya dan menghindarkanya untuk mewujutkan segala

keiginannya dan menghindarkannya dari segala sesuatu yang berbahaya

baginya,dan itu adalah pengetahuan.”7 Oleh karena itu manusia harus mengetaui

perkara yang berbahaya baginya sehingga dapat menghindar dari perkara yang

7
Imam al-Ghazali,mukhtar ihya’ Ulumuddin,. Op,. cit,.hlm. 365
membahayakan dan mengetahui perkara yang bermanfaat baginya sehingga dapat

mengambil manffat dari perkara tersebut.

D. Adab-adab dalam menuntut ilmu

Ada beberapa hal yang kita perlu ketahui tentang adab-adab menuntut

ilmu yang di antaranya sebagai berikut:

1. Niat Karena Allah SWT

Hal pertama yang harus dipersiapkan sebelum menuntut ilmu adalah

membenarkan niat.meniatkan semua ilmu yang akan kita pelajari hanya karena

allah SWT.seperti halnya sabda Nabi Muhamaad SAW.

Artinya :
“Barang siapa yang menuntut ilmu syar’i yang semestinya ia lakukan
untuk mencari wajah allah dengan ikhlas,namun ia tidak melakukannya
melainkan untuk mencari keuntugan duniawi,maka ia tidak akan mendapat
harumnya aroma surge pada hari kianat.”(HR.Ahmad)

2. Selalu Berdo’a

Dalam menuntut ilmu hendaknya kita selalu berdo’a agar di beri

kemudahan dalam menyerap ilmu dan mengamalkannya dan mudah memahami

apa yang di sampaikan atau di dengar Allah berfirman dalam QS. Thaha/20 : 114

     

Terjemah :20. lalu dilemparkannyalah tongkat itu, Maka tiba-tiba ia menjadi


seekor ular yang merayap dengan cepat.

3. Selalu Bersungguh-Sungguh
Ketika menuntut ilmu hendaknya kita bersungguh-sunggu dalam

komitmen dalam menuntut ilmu.mempunya tekat yang kuat dan keiginan igin

megetahui ilmu-ilmu agama yang lebih luas lagi.dan hendaknya kita selalu

berkeiginan untuk igin mengetahui atau menambah ilmu-ilmu yang lain tidak

berhebti ilmu itu saja.

4. Menjauhi Maksiat

Untuk bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan berkah,maka

jauhilah diri dari berbagai macam maksiat.karena salah satu yang menghilangnya

ilmu adalah seringnya melakukan kemaksiatan kepada allah SWT.maka degan

menjauhi maksiat ilmu-ilmu yang telah di pelajari akan terjaga degan baik.

Imam mujahid mengatakan:


Dua orang yang tidak belajar ilmu:orang pemalu dan orang yang
sombong(HR.bukhari secara muallaq)

5. Memperhatikan Penjelasan

Jika igin mendapatkan ilmu degan mudah, maka konsentrasilah ketika

dosen atau ustaz yang menjelaskan fokuslah menyerap ilmu yang di

sampaikan.sebagaimana allah SWT berfirman dalam QS. Az-Zumar/39 : 17-18

             

Terjemah:

17. dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah-


nya[1310] dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu
sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku, [1310] Thaghut ialah syaitan
dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.
             

 
Terjemah:
18. yang mendengarkan Perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di
antaranya[1311]. mereka Itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk
dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal.

Ayat tersebut menjelaskan tentang setiap orang mendengerkan dan

mentaati semua yang disampaikan maupun yang di ajarkan maka disitu pula allah

member petunjuk baginya dan memiliki pemikiran yang sehat dan baik.dan

banyak orang yang tidak igin mendegerkan penjelasan orang maka para ulama

berkata bahwa orang-orang yang tidak mendegerkan penjelasan seseorang maka ia

termasuk orang-orang yang sombong tidak igin mendengarkan penjelasan orang.

6. Diam Menyimak

Salah satu adab dalam menuntut ilmu yang banyak di tinggalkan adalah

diam ketika guru atau ustadz menjelaskan.jagan berbicara ataupun mengobrol hal

yang sam sekali tidak penting bahkan tidak berhuugan dengan pelajaran yang di

sampaikan,sebagaimana telah allah firmankan dalam QS. Al-A’araf /7:204

        

Terjemah:
204. dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat[591].

Maksud dari ayat ini adalah setiap kita mendegarkan al-qur’an di

bacakan maka dengarkan degan baik mungkin dari kita mendegarkan seseorang

yang melantunkan ayat-ayat al-qur’an kita mendapatkan ganjaran pahala

juga.begitupun kita mendengarkan penjelasan dari guru-guru yang menjelaskan


materi di depan kita mendegarkan dengan baik dan tidak berbicara yang lain di

belakang sehingga kita mudah memahami apa yang di jelaskan oleh guru-guru di

depan lebih-lebih kita mendapatkan barokah ilmu tersebut.

7. Menghafal

Setelah berhasil memahami ilmu yang di sampaikan,mak hendaknya

menghafal ilmu tersebut walaupun cumin menghafal bagian-bagian intinya.

Rasulullah SAW bersabda dalam haditsnya:

Semoga allah memberikan cahaya kepad orang-orang yang

mendegarkan perkataanku,kemudian ia memahaminya,menghafalkanya,dan

menyampaikannya.banyak orang yang membawah fiqih kepada orang yang lebih

faham daripadanya.(HR.At-Tirmizi).

Yang di maksud dalam hadits ini adalah setiap ilmu-ilmu yang kita

pahami kita di anjurkan untuk menghafalnya walaupun sedikit walaupun hanya

inti-intinya agar apa yang kita dengar mudah di inggatkan kembali dan mudah kita

mendakwahkan ilmu tersebut.agar suatu saat nanti bila kita inggin berdakwah kita

mudah untuk menyampaikanya,contohnya kita sudah menghafal hadits nabi atau

dalil yang ada dalam al-qur’an sehingga waktu kita menyampaikannya tidak lagi

lupa atau memikirkan apa yang harus di samaikan.sehingga agama menganjurkan

kepada kita untuk menghafal apa yang kit abaca maupun apa yang kita dengar.

8. Mengamalkan

Akan percuma setiap ilmu yang didapatkan jika tidak di amalkan akan

menjadi tanggung jawab kita di hadapan allah dan apabila suatuhal yang di larang
oleh Allah tetapi kita tetap melakukannya padahal kita sudah tau bahwa apa yang

di lakukan itu adalah suatu yang di larang oleh Allah contohnya,mencuri Allah

melarang setiap hambanya mengambil barang saudaranya tanpa sepegetahuan

saudaranya akan tetapi dia tetap mengambilnya padahal dia tau bahwa mencuri itu

perbatan yang dialarag oleh agama maka dia mendapatkan dua kali lipat dosanya.

Nabi Muhammad SAW bersabda: Perumpamaan seorang alim yang

mengajarkan kebaikan kepada manusia,kemudian ia melupakan dirinya (tidak

mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang meneragi

manusia,namun membakar dirinya sendiri (HR.Ath-thabrain)

Yang di maksud dari.

9. Mendakwahkan Atau Mengajarkan.

Setelah Kita Sudah Mengamalkan ilmu yang kita pelajari maka kita

mengajarkan kepada orag lain juga ilmu yang telah kita pelajari agar apa yang kita

ajarkan itu menajdu pahala jariyah apa bila orang yang kita ajarkan itu

mengamalkan apa yang kita ajarkan. Tidak ada ilmu yang bermanfaat jika tidak di

bagikan kepada orang lain.maka seberkanlah ilmu tersebut kepada mereka yang

belum mengetahuinya.sampaikankah walaupun satu ayat.allah berfirman dalam

QS. At-Tahrim/66:6

            

         

Terjemah: 6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.

Yang dimaksud dari ayat tersebutadalah setia orang yang sudah

mempunyai ilmu agama atau pegetahuan tentang agama wajib ia mengajarkan

terutama kepada anak,istri,dan keluarga dekatnya agar mereka di jauhi dari api

neraka dan mengetahui mana yang haq dan mana yang batil mana yang benar dan

mana yang salah.dan berdakwah degan cara berceramah talim,khutbah

jum’at,dll.dan ini semua cara berdakwah yang baik yang paling penting adalah

luruskan niat hanya karena allah dan tidak ada niat selain hanya kepada-Nya.dan

mengajarkan ilmu-ilmu yang telah kita pelajari,bisa denga cara membuka kajian

bersama teman-teman atau denga cara mendidik anak yang yang masih kecil

dengan mngajarkan ilmu al-qur’an,tajwid al-qur’an,dan makna atau kandugan

Yang ada dalam al-qur’an agar mereka bisa menjadi penerus ilmu yang telah kita

ajarkan dan itu juga menjadi pajala jariyah juga bagi kita selama mrekaamalkan

apa yang telah kita ajarkan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Seseorang penuntut ilmu harus memiliki niat yang baik dan lurus dalam

menuntut ilmu sebagaimana potongan hadits yang sanggat terkenal

riwayat muslim mengatakan segala sesuatu itu tergantung niat.dan di

hadits yang lain juga menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu dimulai dari

bayi sampai kita mati.

2. Seseorang penuntut ilmu harus memiliki niat yang baik atau lurus dalam

menuntut ilmu yang dimiliki agar ilmu yang di miliki menjadi berkah bagi

dirinya.

3. Luruskan niat hanya karena allah karena semua yang kita lakukan di dunia

ini semata-mata hanya karea allah,karena kalau niat kita slah sama degan

kita riya’ ingin di puji oleh orang,atau sum’ah igin di dengar oleh orang.

B. Saran

Selaku penulis,kami memberi saran kepada teman-teman diantaranya;

1. Dalam mengerjakan tugas perlu kesungguhan,kerja sama dengan

kelompok .

2. Carilah referensi yang banyak yang sesuai dengan judul tugas.

3. Kerjakanlah tugas dengan benar dan tepat.

4. Tetap semanggat karena tidak ada usaha yang mengkhianati hasil.


DAFTAR PUSTAKA

Umar sulaiman al-asyqar, fiqih niat, op.cit,. hlm. 4

Imam Nawawi, syarah arba”in nawawiyah petunjuk Rasulullah dalam Mengarungi


Kehidupan (Jakarta:Akbar Media, 2010), hlm. 7

Umar sulaiman al-asyqar,. fiqih niat op,. cit. hlm. 4

Umar Sulaiman Al-Asyqar, Fiqih Niat. Op,Cit. Hlm. 45.

Ensiklopedi Islam Jilid IV. Op,. Cit,.Hlm. 27

Imam al-Ghazali, Mukhtar lhya’ Ulnmuddin, (Jakarta:pustaka Amani, 2007).hlm.428

Imam al-Ghazali,mukhtar ihya’ Ulumuddin,. Op,. cit,.hlm. 365

Anda mungkin juga menyukai