Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rosmini

NIm : 20100122020
Matkul : Fiqih Munakahat

KONSEP MAHRAM DALAM ISLAM


A. Konsep Mahram dalam Islam
Konsep mahram bukan hanya sekali atau dua kali diperbincangkan dalam
dunia pemikiran Islam. Dimana konsep mahram merupakan suatu ketentuan dalam
islam yang mencerminkan tingginya agama Islam dalam menjaga para penganutnya
terkhusus pada perempuan. Dimana perempuan adalah merupakan makhluk yang
lemah lembut, dan penuh kasih sayang karena perasaan yang halus.

B. Pengertian Mahram
Mahram atau yang biasa disebut dengan istilah muhrim di Indonesia berasal dari
kata harama yang artinya mencegah bentuk mashdar dari kata harama yang artinya yang
diharamkan atau dilarang. Dengan demikian, maka mahram secara istilah adalah orang
yang haram, dilarang atau dicegah untuk dinikahi.

Adapun menurut Imam Ibnu Qudamah mahram adalah semua orang yang haram
untuk dinikahi selama- lamanya dengan sebab nasab, persusuan dan pernikahan.
Sedangkan menurut Imam Ibnu Atsir mahram adalah orang-orang yang haram untuk
dinikahi selama-lamanya seperti bapak, anak, saudara, paman, dan lain - lain.

C. Dasar Hukum Mahram


Adapun nash yang menjadi dasar bagi mahram, yaitu firman Allah SWT di dalam surat
al-Nisa’, ayat 23 :

ٰ ُ ‫خَوتُ ُك ْم َو َع ٰ ّمتُ ُك ْم َو ٰخ ٰلتُ ُك ْم َوبَ ٰن‬


َ‫ض ْعنَ ُك ْم َوا‬ َ ْ‫ت َواُ َّم ٰهتُ ُك ُم الّتِ ۤ ْي اَر‬ ِ ‫ت ااْل ُ ْخ‬ ُ ‫خ َوبَ ٰن‬ ِ َ ‫ت ااْل‬ ٰ َ‫ت َعلَ ْي ُك ْم اُ َّم ٰهتُ ُك ْم َوبَ ٰنتُ ُك ْم َوا‬
ْ ‫ُح ِّر َم‬
‫ت نِ َسٓاِئ ُك ْم َو َربَآِئبُ ُك ُم ٰالّتِ ْي فِ ْي ُحجُوْ ِر ُك ْم ِّم ْن نِّ َسٓاِئ ُك ُم ٰالّتِ ْي َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن ۖ فَا ِ ْن لَّ ْم تَ ُكوْ نُوْ ا‬ ُ ‫َّضا َع ِة َو اُ َّم ٰه‬ َ ‫خَوتُ ُك ْم ِّمنَ الر‬ ٰ
 ۗ  َ‫ۙ واَ ْن تَجْ َمعُوْ ا بَ ْينَ ااْل ُ ْختَي ِْن اِاَّل َما قَ ْد َسلَف‬ َ  ‫َد َخ ْلتُ ْم ِب ِه َّن فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ُك ْم‬
َ  ‫ۖ و َحٓاَل ِئ ُل اَ ْبنَٓاِئ ُك ُم الَّ ِذ ْينَ ِم ْن اَصْ اَل بِ ُك ْم‬
‫هّٰللا‬
ِ ‫اِ َّن َ َكا نَ َغفُوْ رًا ر‬
‫َّح ْي ًما‬


Artinya:

Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-


saudaramu yang perempuan, saudara- saudara bapakmu yang perempuan; saudara-
saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu
yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-
anak istrimu yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika
kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa
kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu);
dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.(an-Nisa’:23)

D. Pembagian Mahram
Mahram nikah dalam fiqih dibagi menjadi dua, yaitu; mahram mu’abbad dan mahram
ghairu muabbad.
1. Mahram mu’abbad
Mahram mu’abbad adalah orang-orang yang haram melakukan pernikahan untuk
selamanya. Ada tiga kelompok mahram mu‟abbad menurut fiqih, yaitu karena adanya
hubungan nasab/kekerabatan, adanya hubungan pernikahan dan hubungan persusuan.

a. Mahram karena adanya hubungan nasab/kekerabatan


Berikut ini orang-orang yang tidak boleh dinikahi seorang laki-laki karena ada
hubungan kekerabatan :
1) Ibu
2) Anak perempuan
3) Saudara perempuan
4) Saudara perempuan ibu
5) Anak perempuan dari saudara laki-laki
6) Anak perempuan dari saudara perempuan
b. Mahram karena hubungan pernikahan
Perempuan-perempuan yang menjadi mahram bagi laki-laki untuk selamanya sebab
ada hubungan pernikahan antara lain adalah :
1) Ibu tiri, atau perempuan yang telah dinikahi oleh ayah
2) Menantu
3) Mertua
4) Anak dari istri yang telah digauli

c. Mahram Karena Hubungan Sepersusuan


Bila seorang anak menyusu kepada seorang perempuan, maka air susu yang
diminumnya akan menjadi daging dan darah dalam tubuhnya sehingga perempuan
tersebut sudah seperti ibunya sendiri. Perempuan itu sendiri dapat menyusui karena
kehamilan dari hubungannya dengan suaminya, maka anak yang menyusu kepadanya
juga terhubung dengan suaminya layaknya seorang anak terhubung kepada ayah
kandungnya. Selanjutnya keharaman-keharaman melakukan perkawinan berlaku
sebagaimana hubungan nasab.

2. Mahram Ghairu Mu’abbad


Mahram Ghairu Mu‟abbad adalah orang-orang yang haram melakukan
pernikahan untuk sementara dikarenakan hal tertentu, bila hal tersebut sudah tidak
ada maka larangan itu tidak berlaku lagi. Beberapa sebab yang menimbulkan
hubungan mahram ghairu mu‟abbad antara lain adalah :
a. Larangan menikahi dua orang saudara dalam satu masa.
b. Larangan poligami di luar batas.
c. Larangan karena adanya ikatan perkawinan.
d. Larangan karena sedang dalam masa ‘iddah.
e. Larangan karena talak tiga.
f. Larangan menikahi pezina (Sampai dia Bertaubat)
g. Larangan karena beda agama.
Referensi

Saipul Bahri, Jurnal Keagamaan Dan Ilmu Sosial. Institut Agama Islam (Iai) Al-Aziziyah
Samalanga, Bireuen, Aceh VOL. 9. NO. 1 (2023 ). H157.
Link : https://jurnal.kopertais5aceh.or.id/index.php/AIJKIS/index
Khairunnas Rajab, Jurnal Tinjauan Umum Tentang Mahram dan Perkawinan Dalam Adat
Minangkabau. Uin suska Riau,Simpang Baru,Tampan,Pekan Baru. (2005) H 80-91.
Link : https://repository.uin-suska.ac.id/2486/4/BAB%20lll.pdf

Anda mungkin juga menyukai