Anda di halaman 1dari 7

Nama : Hariswan Juaro

NIM : PO.62.31.3.19.250
Prodi / Semester : DIII Gizi / 1
Mata Kuliah : Psikologi
Hari / Tanggal : Selasa, 22 Oktober 2019

“PSIKOPAT”

Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit.
Psikopat tidak sama dengan gila (skizofrenia/psikosis) karena seorang psikopat sadar sepenuhnya
atas perbuatannya. Gejalanya sering disebut dengan psikopatic, pengidapnya seringkali disebut
“orang gila tanpa gangguan mental“. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia
mengidap psikopat. Beberapa orang ahli memprediksi tiga dari 10 laki-laki di Amerika Serikat
dan satu dari 30 laki-laki di Inggris adalah psikopat. prediksi ini didasarkan pada penelitian
besar respondennya adalah laki-laki. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih
banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa.
Pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Psikopat adalah perilaku psikologis dimana pelaku terus mencari gratifikasi (pembenaran
diri) atas tindakan-tindakan keliru yang dilakukannya. Seorang psikopat tidak memiliki
kemampuan untuk mengenali dan belajar dari kesalahan. Namun dia memiliki daya analisa yang
tinggi dan seringkali tergolong orang yang sangat cerdas.
Seorang psikopat adalah orang yang selalu sukses di dalam dan jenis pekerjaan apapun.
Hal ini disebabkan dirinya cepat beradaptasi dengan kondisi apapun. Terutama kondisi ekstrim.
Kecerdasannya membuat dia memiliki kemampuan luar biasa untuk berpikir kreatif tanpa perlu
mengikuti aturan-aturan baku yang berlaku.
Seorang psikopat punya kecenderungan untuk melakukan tindakan kekerasan, seksual,
memiliki keinginan agresif yang berlebihan. Walau demikian, mereka memiliki kemampuan
kendali diri (impulsive control abilites) yang sangat baik dan mampu mengekang agresivitas
mereka, sehingga tampak luar mereka adalah orang kalem, tenang, dan punya tata krama
kesopanan yang baik. Tidak sedikit pula karena sikapnya yang demikian, mereka dipilih sebagai
pemimpin.

 Penyebab Seseorang Menjadi Psikopat


Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab psikopat. Berbagai teori
dikemukakan oleh para peneliti. Teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas
bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian “posterior
hippocampal” dan peningkatan intensitas otak bagian “callosal white matter”. Teori lain adalah
gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut
menciptakan karakter monster seorang psikopat.
Mungkin tidak terdapat kerusakan otak sebagai penyebab psikopatik. Tetapi terdapat
anomali dalam cara psikopat memproses informasi. Dalam penelitian menggunkan MRI melalui
pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada organ non-psikopat
terlihat banyak sekali aktivitas di amigdala sedangkan pada psikopat tidak ada perbedaan sama
sekali. Namun ada peningkatan aktivitas di area lain pada otak yaitu area ekstra-limbik.
Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional diarea otak tersebut.
Selain ada anomali di otak, faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar melahirkan
karakter psikopat. Stres atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku seseorang
menjadi brutal. Namun bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal, maka tidak
bisa dikatakan psikopat. Untuk mengenal lebih jelas lagi berikut ada beberap faktor penyebab
psikopat:

1. Biologis
Faktor biologis terjadi karena adanya perubahan pada psikis kimiawi tubuh yang
disebabkan oleh ketakutan, rasa cemas, frustasi pada seseorang. Rasa cemas itu muncul karena
ada kegagalan dalam struktur kepribadian yang bernama super-ego.
Tetapi menurut seorang dokter kelainan jiwa bernama Hare yang memeriksa
seorang pasien pria, berusia 46 tahun bernama Al yang menunjukkan semua gejala psikopat.
Hasilnya adalah bahwa pada Al ditemukan kelainan di otak, yaitu bahwa Al tidak dapat
memisahkan stimulus yang bersifat rasional dari yang emosional. Semua stimulus diolah
sekaligus oleh belahan otak kiri ( pusat rasio ) dan otak kanannya ( pusat emosi ). Karena itu
menurut Hare seorang psikopat bukan sekedar berbohong atau hipokrit ( munafik ), tetapi ada
sesuatu yang lebih serius di balik itu, yaitu ada kelainan di otaknya ( Hare, 1999 ).

2. Psikis
Menurut Kirkman, mereka yang berkepribadian psikopat mempunyai latar
belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal.
Anak-anak yang tidak dididik dan diasuh sedemikian rupa sehingga emosinya berkembang
dengan tidak baik, akan tumbuh menjadi orang-orang yang tidak berempati dan tidak
mempunyai kata hati ( consceince ). Dengan kata lain, mereka akan menjadi orang dengan
kepribadian psikopat.

3. Sosial
seorang psikopat biasanya cuek pada norma-norma sosial, tidak peduli pada
aturan, pemberontak. Kepribadiannya yang sulit ditebak, isa terlihat dari ketidak setabilannya,
citra diri, serta selalu bertindak menuruti kehendak hati. Tanpa peduli perbuatannya itu salah
atau benar, mengganggu orang atau tidak. Orang seperti ini cenderung imulsif ( melakukan
sesuatu tanpa pikir panjang ), dan berpikiran negatif serta memiliki sifat pendendam.

4. Psikososial
Faktor psikososial diantaranya berbentuk rasa takut seseorang untuk menjalin
hubungan yang dekat dengan sesama manusia yang berakibat munculnya perasaan cemas, takut
dan khawatir secara berlebihan.

 Bahaya Psikopat
Sejatinya psikopat memang sangat berbahaya bagi lingkungan sekitarnya juga orang-
orang terdekatnya. Ia sering melakukan hal-hal berbahaya yang dapat mengancam kehidupan
orang terdekatnya.
Berikut beberapa bahaya psikopat :
1. memanifulasi orang lain untuk kepentingan dan kepuasan diri sendiri.
2. mereka memanfaatkan kelemahan orang lain untuk mengendalikan orang itu sehingga korban
merasa hancur dan putus asa.
3. menyiksa orang terdekatnya secara fisik maupun mental.
4. melakukan tindak kriminal seperti korupsi, merampok, membunuh bahkan memperkosa.
5. sering menipu dan mengkhianati orang yang mempercayainya.
6. sangat posesif, bahkan menyebabkan orang kehilangan kebebasannya.
7. suka meneror kehidupan korbannya sehingga korbannya tidak pernah bisa hidup tenang.
8. agresif dalam melakukan apa yang dia inginkan tanpa paduli dampaknya pada orang lain.
9. menebar fitnah dan memutar balikkan fakta.
10. munafik.
11. suka menyiksa pasangan hidupnya secara batin maupun fisik.
12. sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
13. menghancurkan orang lain secara perlahan

 Gejala-Gejala Psikopat
Terdapat tiga gejala utama yang biasanya melekat pada seorang psikopat, yakni
egosentris, tidak punya empati, dan tidak pernah menyesal.
Terdapat sepuluh karakter psikopat spesifik psikopat. Dia antaranya adalah tidak
memiliki empati, emosi dangkal, manifulatif, pembohong, egosentris, pintar bicara, toleransi
yang rendah pada frustasi, membangun relasi yang singkat dan episodik, gaya hidup parasitik,
dan melanggar norma sosial yang persisten. Seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang
rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan
keuntungan dirinya sendiri.
Sejumlah penelitian menunjukkan, psikopat lebih suka menyiksa pasangan daripada
membunuhnya. Dari sekian banyak pembunuhan dalam rumah tangga, hanya 2% yang
pelakunya benar-benar seorang psikopat. Para psikopat umumnya tidak menyesal setelah
melakukan aksinya. Hanya sedikit psikopat yang menyesal lalu memutuskan bunuh diri. Dari 2%
psikopat yang melakukan pembunuhan, seperempatnya melakukan bunuh diri.
Selengkapnya gejala psikopat adalah sebagai berikut :
1. Impulsif dan sulit mengendalikan diri
Bagi psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan
mereka lakukan dan mereka tidak peduli ada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan
tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi
terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
2. Sering berbohong, fasih dan dangkal
Psikopat seringkali andai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan
pengetahuan dibidang sosiologi, psikiatri, kedokteraan, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-
lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong
mereka tidak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan
mengolahnya seakan-akan itu fakta.
3. Manifulatif dan curang
Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak
sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologi yang secara normal diasosiasikan
dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar.
Bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah
“dingin“.
4. Egosentris dan menganggap dirinya hebat
5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah
Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau
menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
6. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
7. Kurang empati
bagi seorang psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada
bedanya.
8. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut
dan sering keluar rumah.
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10. sikapnya anti sosial diusia dewasa.
11. Hidup sebagai parasit karena memanfaaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasannya
sendiri.
12. Biasanya sangat cerdas dan mungkin paling cerdas dari anak-anak lain
13. Biasanya mengetahui sesuatu yang tidak diketahuinya dan marah jika orang lain
menyalahkanya. ( merasa paling benar, dan biasanya anggapanya itu benar ).
14. Mengetahui sesuatu yag tidak diketahui biasanya banyak yang benar dan sangat sedikit sekali
yang salah.
15. Memiliki perkiraan dengan akurasi yang tinggi ( perkiraanya jarang salah dan kebanyakan
adalah benar atau benar semuanya ).

 Ciri-Ciri Psikopat
Berikut ini beberapa ciri yang mungkin dapat menjadi isyarat adanya gangguan
kepribadian psikopat :
1. Pada awalnya menampilkan sikap yang menarik, cenderung dibuat-buat , mempesona, dan
menebarkan sikap hangat. Inilah yang membuat orang mudah mempercayainya, dan dengan
kepercayaan itu mereka mencelakai atau menipu korbannya.
2. Beranggapan dirinya yang paling penting dan harus diistimewakan.
Semuanya berpusat pada dirinya, pokoknya untuk saya, pokoknya milik saya, pokoknya
saya dan saya.
3. Sering memerlihatkan perlakuan yang impulsif ( meledak-ledak ).
Sulit menunda dan mengendalikan emosi. Jika punya keinginan harus sekarang, jika tidak
akan marah dan mengamuk.
4. Hubungan pertemanan atau hubungan sosial yang singkat.
Sering ganti-ganti pasangan asmara atau ganti-ganti pekerjaan.
5. Sering berbohong, menipu, dan mengkhianti.
6. Kurang tanggung jawab atas perbuatannya.
Berani mengambil keputusan beresiko dan tidak dapat belajar dari pengalaman, selalu
diulang terus, meskipun telah diberi hukuman atau peringatan.
7. Kurang mampu merasakan perasaan orang lain.
Tidak peduli orang lain menderita.
8. Cenderung menyalahkan orang lain untuk apa yang telah dilakukannya.

 Mendiagnosis psikopat
1. Mencocokkan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan prof. Hare.
Pencocokan ini dilakukan dengan cara mewawancar keluarga dan orang-orang terdekat
pasien, pengaduan korban, atau pengamatn perilaku pasien dari waktu ke waktu.
2 Memeriksa kesehatan otak dan tubuh lewat pemindaian menggunakan elektroensefalogram,
MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap.
Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission
tomography) perbandingan orang normal, pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan
perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal
dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian.
3. Wawancara menggunakan metode DSM ( Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder )IV ( The America Psychiatric Association Diagnostic Versi IV ) yang dianggap
berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial.\
4. Memperhatikan gejala kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai
menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan.
5. Melakukan psikotes. Psikopat biasanya memiliki IQ tinggi.
6. Melakukan tes pengetahuan. Psikopat biasanya memiliki pengetahuan yang luas.
7. Jika anda memiliki anak berumur 3 tahun yang terlalu jenius, dan seharusnya anak tersebut
tidak mungkin sejenius itu maka bisa jadi anak anda psikopat.

 Penanganan dan Pencegahan Psikopat


Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa terobservasi
dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitas psikopat saat ini baru dalam tahap
kopleksitas pemahaman gejala. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah pada dirinya
sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan
manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya,
mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat agar tidak berubah menjadi
seorang kriminal.

Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang banyak ditakuti masyarakat sebenarnya
selama ini banyak terdapat disekitar kita. Sekitar 1 dari 100 orang di dalam masyarakat adalah
psikopat.
Hampir seperlimanya akan berperilaku kriminal seperti koruptor, pemabuk, atau penjudi.
Mungkin salah satunya akan berpotensi menjadi “ monster penjagal manusia “. Bila deteksi dini
gangguan perilaku pada anak dan pendekatan lingkungan dilakukan dengan baik, maka idealnya
psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.
Beberapa penelitian faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Lingkungan tersebut
sbisa berupa fisik, biologis dan sosial. Tetapi kebanyakan orang-orang beresiko biasanya
memasuki lingkungan yang sama yang berpotensi terjadinya kejahatan tersebut. Faktor
lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat menjadi kriminal
adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran
anak, perceraian orang tua, kesibukan orang tua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan
keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial.
Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup ditengah masyarakat yang dekat dengan
perbuatan kriminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan, dan lain sebagainya. Sedangkan
lingkungan biologis salah satunya yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan apakah
berpengaruh terhadap tindak kriminal tersebut. Adanya penelitian yang dilakukan Peter C dkk
tahun 1997 cukup mengejutkan. Didapatkan kaitan diet, alergi makanan, intoleransi makanan
dan perilaku kriminal di usia muda cukup menjadi informasi dan fakta ilmiah yang menarik dan
sangat penting, meskipun demikian masih belum dapat dijelaskan mengapa beberapa faktor
tersebut berkaitan.
Terdapat beberapa faktor resiko untuk terjadi tindak kekerasan dan kriminal tersebut
seperti agresifitas, emosi, impulsifitas, hiperaktif, gangguan tidur dan sebagainya. Ternyata
banyak faktor resiko tersebut juga terjadi pada penderita alergi. Belakangan terungkap bahwa
alergi menimbulkan komlikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua
organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak.
Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada
anak seerti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, impulsifitas hingga
memperberat gejala penderita Autism dan ADHD. Bila faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan
diikuti oleh fisik, biologis dan sosial yang negatif maka tindak kriminal pada penderita psikopat
lebih gampang terjadi.
Seseorang psikopat cenderung sangat sulit untuk disembuhkan bahkan beberapa ahli
mengatakan bahwa hal itu adalah mustahil untuk bisa dilakukan. Walaupun ada yang pernah
memberikan terapi kelompok dalam menyelesaikan masalah ini, ternyata hal tersebut dapat
dikatakan sia-sia, bahkan membuat mereka menjadi berbahaya dikarenakan mereka mempelajari
trik-trik baru dalam bersosialisasi melalui terapi kelompok yang diberikan.
Yang menjadi kekuatan psikopat terhadap korbannya adalah dengan memanfaatkan
kelemahan-kelemahan, entah itu rasa percaya diri, harga diri, dan juga kelemahan-kelemahan
lain yang terdapat dalam diri korban, mereka memanfaatkannya untuk dapat mengendalikan
korban secara fisik dan mental, sehingga korban merasa hancur dan putus asa dalam menjalani
kehidupannyatanpa disadari.
Cara yang terbaik untuk menyikapi hal ini adalah dengan pengenalan diri yang baik pada
calon korban, ketika seseorang mengetahui apa saja titik lemah yang ada dalam kepribadiannya
maka ia dapat mewaspadai setiap usaha psikopat untuk mengambil keuntungan darinya.
Mungkin mereka datang dengan berbagai macam carayang telah mereka manipulasi dan
palsukan, namun jika seseorang lebih mengenal siapa dirinya dan ditunjang dengan kekuatan
mental yang baik maka para psikopat tidak memiliki kesempatan untuk melakukan kejahatan
terhadap sang calon korban.

Anda mungkin juga menyukai