Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu: Astiti Tenriawaru, S. Psi., M. Psi.

, Psikolog
Dian Novita Siswanti, M.Si., M. Psi., Psikolog
Tri Sugiarti M. Bakri, S. Psi., M. Pd

“PERKEMBANGAN SOSIAL PADA MASA BAYI, KANAK-KANAK, DAN ANAK-


ANAK”

Kelompok 3:
Raodahtun Qori Azzahra (1971040020)
Rifqah Nur Ridwan (1971042034)
Rindi Antika (1971040003)
Salsabila Sri Ramadhani (1971041021)

Kelas G

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan namun dalam
bentuk sederhana.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan pernyataan
penghargaan kepada semua yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ucapan terima kasih dan pernyataan penghargaan tersebut, penulis
peruntukkan kepada:
1. Ibu Dian Novita Siswanti, S. Psi., M. Si., M. Psi., Psikolog selaku, Dosen
Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Anak
2. Ibu Tri Sugiarti, S. Psi., M. Pd. selaku, Dosen Pengampu kedua Mata Kuliah
Perkembangan Anak
3. Ibu Astiti Tenriawaru, S. Psi., M. Psi., Psikolog selaku, Dosen Pengampu kedua
Mata Kuliah Perkembangan Anak
4. Orang Tua,yang berperan banyak dalam penyelesaian makalah ini
5. Kepada semua pihak yang telah menanamkan andilnya kepada penulis dalam
upaya penyelesian makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan-


kekurangan baik dari segi Teknik penulisan maupun isinya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, krikitkan dan sumbangan-sumbangan pikiran yang
membangun sangat diharapkan demi kearah kesempurnaan makalah ini

Makassar, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar isi..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Perkembangan Sosial........................................................................... 3
B. Faktor-Faktor Perkembangan Sosial Anak........................................................ 3
C. Perkembangan Sosial Anak Pada Masa Bayi, Kanak-Kanak, & Anak-Anak... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................ 8
B. Saran.................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan secara termitologis adalah proses kualitatif yang mengacu pada
penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung
sepanjang hidup (Ikalor, 2013 dalam Wulandari, R. dkk, 2017). Perkembangan anak
pada usia dini disebut sebagai masa emas “Golden Age” yang artinya perkembangan
pada usia ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan pada periode berikutnya
hingga anak menjadi dewasa (Sulistiani, 2009 dalam Wulandari, R. dkk, 2017). Usia
0-6 tahun adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter baik
sikap, perilaku, dan kepribadian seorang anak di masa depan (Dorlina, 2011 dalam
Wulandari, R. dkk, 2017).
Salah satunya yaitu perkembangan sosial, (Mayar, F. 2013) Perkembangan sosial
anak sangat tergantung pada individu anak, peran orang tua, dewasa lingkungan
masyarakat dan termasuk Taman Kanak-kanak. Adapun yang dimaksud dengan
perkembangan sosial anak adalah bagaimana anak usia dini berinteraksi dengan
teman sebaya, orang dewasa dan masyarakat luas agar dapat menyesuaikan diri
dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh bangsa dan negara. (Mayar, F. 2013)
Perkembangan sosial anak bermula dari semenjak bayi, sejalan dengan pertumbuhan
badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi orang dewasa itu,
akan mengenal lingkungannya yang lebih luas, mengenai banyak manusia,
perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian mengenal
ayah dan keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya semakin banyak dan
amat hitrogen akan bisa munyesuaikan diri untuk masyarakat lebih luas. Akhirnya
manusia mengenal kehidu-panan bersama, kemudian bermasyarakat atau bernegara
dalam berkehidupan sosial. Dalam perkembangan anak (manusia) akhir-nya
mengetahui bahwa manusia itu saling bantu membantu, dan saling memberi dan
menerima.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari perkembangan sosial?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak?
3. Bagaimana perkembangan sosial pada masa bayi, kanak-kanak, dan anak-
anak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari perkembangan social
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi perkembangan sosial
anak
3. Untuk mengetahui perkembangan sosial pada masa bayi, kanak-kanak, dan
anak-anak

2
BAB II
PENDAHULUAN

A. Definisi Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan
orang tua terhadap anak dalam berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma
kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya
bagaimana menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan sehari-hari. Dapat juga
diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerjasama. (Susanto, 2011 dalam Setyadi, D,N. 2018).
Menurut (Hurlock,2011 dalam Setyadi, D, N. 2018) perkembangan sosial adalah
perolehan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu
bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses. Masing-masing proses terpisah
dan sangat berbeda satu sama yang lain, tapi saling berkaitan, sehingga kegagalan
dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi inividu.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak


Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak menurut
(Hurlock, 1995 dalam Mayar, F. 2013)
1. Faktor Lingkungan Keluarga
Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang caracara
menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui
kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya,
baik orang tua, saudara, teman sebaya ataupun orang dewasa lainnya. Dan
lingkungan keluarga adalah lingkungan yang pertama yang pertama akan
dikenal anak. Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan
atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenal berbagai aspek
kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta
mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan

3
norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang
tua ini lazim disebut sosialisasi.
2. Faktor Dari Luar Rumah
Faktor di luar rumah adalah wadah bagi anak untuk bersosialisasi. Di luar
rumah anak akan bertemu dengan orang yang lebih banyak, seperti teman
sebaya, orang yang lebih kecil darinya, orang dewasa, sehinggga sosialnya
akan berjalan sesuai dengan perannya di lingkungan tersebut.
3. Faktor Pengaruh Pengalaman Sosial Anak
Jika seorang anak memiliki pengalaman sosial yang buruk, seperti tidak
diperbolehkan main keluar rumah oleh orang tuanya, maka hal itu, akan
berpengaruh bagi proses sosialisasinya kepada lingkungan sekitarnya yang
berada di luar rumah. Hal ini, akan menyebabkan anak menjadi tidak tahu dan
kurang bersosialisasi dengan lingkungan di luar rumah.

C. Perkembangan Sosial Pada Masa Bayi, Kanak-Kanak, dan Anak-Anak.


Perkembangan sosial anak terbagi menjadi tiga periode yaitu ; perkembangan
sosial pada masa bayi, masa kanak-kanak, dan masa anak-anak, berikut adalah
penjelas terkait dengan perkembangan sosial sesuai dengan periode
perkembangannya :
1. Perkembangan Sosial Pada Masa Bayi.
Menurut Ahyani, L. N., & Astuti, R. D. (2018) Perilaku sosial bayi mengikuti
pola yang cukup bisa diramalkan meskipun dapat terjadi perbedaan – perbedaan
karena keadaan kesehatan atau keadaan emosianal atau kondisi lingkungan. Pada
usia 6 bulan, saat itu timbul senyuman yang sungguh – sungguh atau senyuman
terhadap seseorang dan ini dianggap sebagai permulaan dari sosialisasi. Reaksi
sosial pertama ditunjukan kepada orang dewasa sedangkan reaksi sosial kepada
bayi lain timbul kemudian.
Selama tahun pertama masa bayi, bayi berada dalam keadaan seimbang yang
membuat ia ramah, mudah dirawat dan menyenamgkan. Sekitar pertengahan
tahun ke dua, keseimbangan berubah menjadi ketidakseimbangan sehingga bayi

4
menjadi rewel, tidak kooperatif dan sulit dihadapi. Sebelum masa bayi berakhir
keseimbangan kembali lagi dan bayi kembali memperlihatkan perilaku yang
menyenangkan.
Perkembangan sosial disertai dengan timbulnya minat bermain sang bayi.
Dalam bermain bayi tidak dapt diatur – atur, ia bermmain kapan saja dan dengan
cara apa pun, tanpa persiapan atau pembatasan – pembatasan dalam cara bermain.
Sepanjang masa bayi permainan lebih merupakan bentuk permainan sendiri dan
tidak bersifat sosial. Pada usia 6 bulan sampai 1 tahun, bayi bermain dengan
dirinya antara lain tangan, kaki, lidah dan suaranya sendiri. Pada usia 1 sampai 2
tahun bayi, bayi mencoba meniru kelakuan orang lain disekitar mereka, seperti
membaca majalah, menyapu lantai, dan menulis dengan pencil atau krayon.

2. Perkembangan Sosial Pada Masa Kanak-Kanak.


Menurut Hurlock, Perkembangan Sosial Pada masa kanak-kanak awal, ditandai
dengan ada sosialisasi dengan kelompok teman sebaya:
 Setelah pada masa bayi cenderung melakukan permainan yang bersifat
menyendiri (Solitary play), pada awal masa kanak-kanak ini, seorang anak
mulai menunjukkan minat yang nyata untuk melihat teman-temannya dan
berusaha mengadakan kontak sosial (Parallel play) pada usia 2-3 tahun
yaitu anak-anak ada bersama-sama tapi cenderung bermain sendiri-sendiri,
tidak bermain dengan anak lain.
Secara bertahap, anak mulai terlibat dalam kegiatan yang menyerupai
kegiatan anak-anak lain (Assosiative play)
 Pada sekitar usia 3 tahun, anak mulai bermain pura-pura (Make believe
play), misalnya bersama temannya bermain berpura-pura menjadi polisi
melawan perampok.
 Pada tahun ke 4-6, sejalan dengan meningkatnya kontak sosial, anak
menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi (Cooperative play)
misalnya melakukan permainan-permainan yang memiliki aturan-aturan

5
dan menguji keterampilan, seperti permainan melempar dan menangkap
bola.

3. Perkembangan Sosial Pasa Masa Anak-Anak.


Menurut Hurlock, mengutarakan bahwa Perkembangan sosial berarti perolehan
kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial. Namun, Jika kita
melihat aspek psikologi social pada Erik Erikson lebih menekankan pada
psikologi social kritis.

Menurut, Erik Erikson dimana Perkembangan Sosial pada masa anak-anak atau
masa Latency lebih kepada Industry vs Inverirority, yang artinya pada usia 6-12
tahun anak-anak belajar untuk mengontrol satu imajinasi dan untuk melakukan
pekerjaan sekolah mengembangkan dan Anak telah dapat melaksanakan tugas-
tugas perkembangan untuk menyiapkan diri memasuki masa dewasa. Perlu
memiliki suatu keterampilan tertentu. Bila anak mampu menguasai suatu
keterampilan tertentu dapat menimbulkan rasa berhasil, sebaliknya bila tidak
menguasai, menimbulkan rasa rendah diri. Apabila hal itu terjadi, maka anak anak
akan mengembangkan 3 keterampilan sebagai berikut:

1. Mematuhi aturan dan kaitannya dengan hubungan pertemanan


Contohnya: Ketika fika mendapatkan tugas piket Bersama teman-temannya,
fika akan berusaha menyampaikan hal tersebut kepada temannya agar tidak
menimbulan konflik atau kesalahpahaman dan tentunya dalam suatu kelompo
pertemanan fika mengupayakan untuk dapat berperan aktiv dalam kelompok
tersebut.
2. Belajar menjadi orang lebih terstruktur dalam sebuah aturan tertentu
Contoh: Saat Fika dan teman-temannya erpartisipasi dalam melakukan
sebuah permainan, fika dan teman-temannya berusaha dan menanamkan
dalam dirinya untuk bagaimana menang dengan tetap berpegang teguh pada
aturan (bermain support) dan membentuk kerja tim yang baik.

6
3. Belajar untuk menguasai mata pelajaran di sekolah serta mendisiplinkan diri
untuk belajar.
Contoh: Fika dalam dunia Pendidikan berusaha agar mampu mencapai target
dalam mengusai mata pelajaran agar nilainya memuaskan dari proses belajar
yang ditekuni Fika.

Menurut Piaget, sendiri saat Perkembangan social anak usia 6 tahun yang
seharusnya adalah:

1. Mulai lepas dari sang ibu


2. Menjadi pusatnya sendiri
3. Sangat mementingkan diri sendiri, mau yang paling benar, mau menang, dan
mau yang nomer satu
4. Antusiasme yang implusif dan kegembiraan yang meluap-luap menular
keteman
5. Dapat menjadi factor pengganggu di kelas
6. Adanya kecendrungan berlari lepas di halaman sekolah
7. Menyukai pekerjaannya dan selalu ingin membawa pulang.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut (Hurlock,2011 dalam Setyadi, D, N. 2018) perkembangan sosial
adalah perolehan perilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang
mampu bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses. Adapun faktor yang
mempengaruhi perkembangan sosial anak yaitu:
a. Faktor lingkungan keluarga
b. Faktor dari luar rumah, dan
c. Faktor pengaruh pengalaman social anak

Perkembangan sosial anak terbagi menjadi tiga periode yaitu

1. Perkembangan sosial pada masa bayi, tahun pertama masa bayi, bayi berada
dalam keadaan seimbang yang membuat ia ramah, mudah dirawat dan
menyenamgkan. Sekitar pertengahan tahun ke dua, keseimbangan berubah
menjadi ketidakseimbangan sehingga bayi menjadi rewel, tidak kooperatif dan
sulit dihadapi. Sebelum masa bayi berakhir keseimbangan kembali lagi dan
bayi kembali memperlihatkan perilaku yang menyenangkan.
2. Perkembangan social pada masa kanak-kanak, ditandai dengan adanya
Parallel play, anak-anak ada bersama-sama tapi cenderung bermain sendiri-
sendiri, tidak bermain dengan anak lain. Assosiative play, anak mulai terlibat
dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Make believe play,
anak mulai bermain pura-pura dan Cooperative play, anak menjadi anggota
kelompok dan saling berinteraksi.
3. Perkembangan social pada masa anak-anak,

8
B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini, dan penulisan makalah
dikesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis dan khususnya juga para pembaca pada
umumnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, L. N., & Astuti, R. D. (2018). Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak Dan
Remaja. Kudus: Badan Penerbit Universitas Muria Kudus.

Jahja, Y. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Prenadamedia Group.

Mayar, F. (2013). Perkembangan Sosial Anak Usia Dini Sebagai Bibit Untuk Masa
Depan Bangsa. Al-Ta'lim Journal, 20(3).

Monte, C. F., & Sollod, R. N. (2003). Beneath the mask: An introduction to theories
of personality (7th ed.). United States of America: John Willey & Sons, Inc.
Sarayati, S. (2016). Konsep Tumbuh Anak Usia Berkembang. Perkembangan Sosial,
1-66.

Setyadi, D. N. (2018). Pengaruh Permainan Outbound Terhadap Perkembangan


Sosial Anak Pada Kelompok B Di Tk Sacharina Gondang Winangoen Klaten
Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan.Universitas Muhammadiyah Surakarta . Skripsi Thesis, 6.

Wulandari, R., Ichsan , B., & Romadhon, Y. A. (2017). Perbedaan Perkembangan


Sosial Anak Usia 3-6 Tahun Dengan Pendidikan Usia Dini Dan Tanpa
Pendidikan Usia Dini Di Kecamatan Peterongan Jombang. Biomedika, 8(1).

10

Anda mungkin juga menyukai