Anda di halaman 1dari 13

Nama : Dwi Marlena Puspadewi

NIM : 194201426135

Kelas : E

SKP 1 : Ketepatan Identifikasi


Kasus 1 : Berita

Judul : Salah Identifikasi, Pasien Covid-19 Ternyata Hidup

Seorang perempuan Ekuador yang tinggal di Kota Guayaquil yang dilanda virus corona,
kaget begitu mengetahui bahwa saudara perempuannya masih hidup. Kabar tersebut baru ia
ketahui berminggu-minggu setelah dia mengkremasi jasad yang salah diidentifikasi otoritas
kesehatan sebagai kematian saudarinya.

Alba Maruri (74) berada di unit perawatan intensif pada 27 Maret karena demam tinggi dan
kesulitan bernapas. Seorang petugas kesehatan memberitahu keluarganya bahwa dia telah
meninggal dunia, kata saudara perempuan Maruri, Aura, melalui telepon.

Seminggu kemudian, otoritas kesehatan menyerahkan jasad yang diketahui sebagai Maruri ke
pihak keluarga. Namun, pada Jumat (24/4), petugas kesehatan kembali ke rumah keluarga
Maruri di Guayaquil, pusat wabah Covid-19 di Ekuador.

"Sebuah ambulans datang dengan seorang dokter, psikiater, dan pekerja sosial. Mereka
meminta maaf dan berkata kepada kami 'saudarimu masih hidup'," kata Aura Maruri.

"Kami sangat terkejut. Ini adalah keajaiban Tuhan."

Maruri diduga mengidap Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona
baru, tetapi tidak pernah didiagnosis mengidapnya karena ia tidak dites. Keluarganya tidak
dapat mengunjunginya sampai Sabtu (25/4) karena pemberlakuan jam malam untuk
mencegah penyebaran penyakit yang berkelanjutan.

Aura Maruri mengatakan dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan peti logam berisi
abu jenazah yang salah diberikan kepada keluarganya. "Saya tidak bisa tidur karena khawatir
mereka akan membawanya (abu) ke kontainer-kontainer itu untuk orang mati," kata Maruri,
merujuk pada kontainer berpendingin yang dibuat sebagai kamar mayat ketika pandemi
menyebar melalui Guayaquil.

"Ada kegagalan di rumah sakit," ujar dia.

Insiden ini menegaskan kesulitan yang dihadapi Ekuador, di mana pandemi virus corona
telah membuat kewalahan sistem kesehatan dan menyebabkan pekerja sanitasi berjuang
untuk mengumpulkan dan mengidentifikasi jumlah mayat yang terus bertambah.

1
Reuters tidak dapat segera mendapatkan komentar dari Alba Maruri atau dari Rumah Sakit
Abel Gilbert Ponton, di mana dia masih dirawat tetapi tidak lagi dalam perawatan intensif.

Menteri Kesehatan Juan Carlos Zevallos mengatakan kepada wartawan bahwa kasus itu
sedang diselidiki, dan menambahkan bahwa otoritas kesehatan menjamin identifikasi mayat
dan bahwa rumah sakit melacak orang yang meninggal.

Ekuador telah mencatat hampir 23.000 kasus virus korona, 576 kematian, dan 1.060 orang
lainnya yang diduga telah meninggal karenanya. Tetapi pemerintah mengakui bahwa jumlah
total kematian selama pandemi jauh lebih tinggi dari biasanya, dan banyak yang telah
meninggal sebelum diuji.

SUMBER : https://www.republika.co.id/berita/q9ea6j383/salah-identifikasi-pasien-covid19-
ternyata-hidup

2
Kasus 2 : Jurnal

KESALAHAN IDENTIFIKASI PASIEN BERSADARKAN SASARAN


KESELAMATAN PASIEN

1,2*
Savitri Citra Budi, 2*Ika Puspitasari, 3Sunartini, 4Lutfan Lazuardi, 5Fatwa Sari Tetra 1, 3, 4,
5
Program Doktoral, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, UGM 2Departemen Layanan
Informasi dan Kesehatan Sekolah Vokasi, UGM

Email: 1savitri@ugm.ac.id, 2i.puspitasari@mail.ugm.ac.id

ABSTRAK
Pendahuluan: Isu resiko keselamatan pasien menjadi hal yang menarik dan perhatian bagi rumah sakit di
Indonesia terutama berkaitan dengan salah satu dari 6 Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yaitu identifikasi
pasien dengan benar. Tujuan dari penelitian ini yaitu: [1] Menampilkan persentase Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) berdasarkan ketepatan identifikasi pasien, [2] variasi insiden terkait ketepatan identifikasi, [3]
identifikasi petugas yang berperan melakukan kesalahan identifikasi pasien, dan [4] mengetahui faktor
penyebab atau yang melatarbelakangi ketidaktepatan identifikasi.

Metode: Jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan data
yaitu studi dokumentasi dengan populasi seluruh laporan IKP pada tahun 2017 dan sampel 46 IKP.
Penelitian ini dilakukan di rumah sakit tipe B Pendidikan di Kota Wates .

Hasil: Terdapat 35% IKP yang diakibatkan salah identifikasi pasien dengan kejadian terbesar tidak memakai
gelang yaitu 22% dan terendah 2% yaitu ketidaksesuaian identitas hasil penunjang pada sampul,
ketidaksesuaian identitas pada gelang, ketidaksesuaian identitas pada label, ketidaksesuaian pelaporan
identitas hasil pemeriksaan penunjang, ketidaksesuaian pemberian diet, ketidaksesuaian tanggal tindakan,
sampel darah tanpa identitas, dan tidak mendapat diet dari total kejadian salah identifikasi. Petugas yang
berperan yaitu PMIK, dokter, perawat, petugas farmasi, petugas administrasi, petugas radiologi dan
pramusaji. Penyebab yang melatarbelakangi kesalahan identifikasi pasien yaitu kurangnya ketelitian petugas,
keluarga yang tidak melapor, serta gelang lepas.

Kata Kunci: deskriptif kuantitatif , identifikasi pasien, insiden keselamatan pasien

ABSTRACT

Introduction: The issue of patient safety risk is interesting and attention for hospitals in Indonesia,
especially related to one of the 6 Patient Safety Goals, namely identification of patients correctly.
The objectives of this study are: [1] Displays the percentage of Patient Safety Incidents based on
the accuracy of patient identification,

[2] variations in incidents related to identification accuracy, [3] identification of officers who play
a role in identifying patients, and [4] or underlying the inaccuracy of identification.
Method: Type of quantitative descriptive research with a cross-sectional design. Data collection
techniques are documentation studies with a population of all Patient Safety Incidents reports in
2017 and a sample of 46 Patient Safety Incidents. The study was conducted at the Type B
Education hospital in Wates City.

Results: There were 35% of Patient Safety Incidents due to misidentification of patients with the
greatest incidence of not wearing bracelets, namely 22% and the lowest 2%, namely
incompatibility of identity on the cover, identity mismatch on the bracelet, identity mismatch on the
3
label, incompatibility of identity reporting results of investigation, non-conformity dieting,
mismatch of date of action, blood sample without identity, and no diet from the total incidence of
misidentification. Officers who play a role are medical record staff, doctors, nurses, pharmacy
officers, administrative officers, radiology officers, and waiters. The reason behind the
misidentification of patients is the lack of accuracy of the officers, families who did not report, and
loose wristbands.

Keywords: quantitative descriptive, patient identification, patient safety incidents.

PENDAHULUAN hasil penelitian tersebut diketahui bahwa angka


tertinggi terdapat pada kesalahan identifikasi
Keselamatan pasien telah menjadi isu global yang merupakan insiden yang dapat dicegah
sejak tahun 1990-an. Isu ini kembali dengan peningkatan ketelitian petugas.
terdorong dengan adanya laporan dari Keselamatan pelayanan di rumah sakit salah
Institute of Medicine (IOM) yakni To Err is satunya dimulai dari ketepatan identifikasi
Human, yang menyampaikan adanya pasien. Kesalahan identifikasi pasien diawal
kesalahan medis sekitar 10% mulai dari pelayanan akan berdampak pada kesalahan
proses penerimaan pasien di rumah sakit. Pada pelayanan pada tahap selanjutnya (WHO,
laporan tersebut menyampaikan hasil penelitian 2007). Rumah sakit diharuskan menjamin
di Rumah Sakit Utah (Colorado), ditemukan kebenaran proses identifikasi sejak pasien
insiden sebesar 2,9% dengan 6,6% diantaranya pertama kali didaftar (Setyowati, 2010). Risiko
meninggal. Disampaikan juga hasil penelitian keselamatan terjadi ketika terdapat
di New York dengan angka insiden yang terjadi ketidakcocokan antara pasien dengan item
3,7% dengan 13,6% diantaranya meninggal. pelayanan yang seharusnya diterima, baik
Insiden keselamatan pasien pada kasus operasi
katarak ditemukan 25% di negara
berpenghasilan rendah dan menengah,
sedangkan 1% insiden terjadi pada negara yang
berpenghasilan tinggi (Jaycock et al., 2009).
Di Indonesia isu resiko keselamatan pasien
menjadi hal yang menarik dan perhatian di
rumah sakit. Hal ini dibuktikan dalam
rentang waktu 2006–2011, Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)
melaporkan 877 insiden (RSUDZA dalam
Harsul, Syahrul, & Majid, 2018).
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien
(IKP) menjadi hal penting dalam perbaikan
mutu pelayanan, sebab dapat digunakan
sebagai koreksi bagi organisasi untuk
memperbaiki sistem pelayanan yang ada di
Rumah Sakit .

Pada tahun 2012 tim Komite Keselamatan


Pasien Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun
melaporkan terdapat 46% kesalahan
identifikasi, 36% dikarenakan komunikasi
efektif sehingga terjadi medication error,
18% disebabkan prosedur tidak dijalankan
(Yudhawati & Listiowati, 2016). Berdasarkan
4
bersifat diagnostik, teraupetik, maupun
pelayanan pendukung lainnya. Kesalahan
identifikasi pasien merupakan akar dari HASIL
banyaknya kesalahan (insiden) terjadi
(ACSQHC, 2012). Berdasarkan hasil studi dokumentasi terhadap
laporan insiden tahun 2017, ditemukan
Mengetahui pentingnya identifikasi pasien berbagai hal tentang insiden terkait ketepatan
dalam upaya pencegahan IKP dan masih identifikasi pasien, meliputi:
banyak terjadi insiden IKP yang
disebabkan karena kesalahan identifikasi
membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai tingkat
ketepatan identifikasi pasien berdasarkan
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP). Tujuan
dari penelitian ini yaitu: [1] Menampilkan
persentase Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
berdasarkan ketepatan identifikasi pasien; [2]
variasi insiden terkait ketepatan identifikasi
pasien;
[3] identifikasi petugas yang berperan
melakukan kesalahan identifikasi pasien, dan;
[4] mengetahui faktor penyebab atau yang
melatarbelakangi ketidaktepatan
identifikasi.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif dengan desain cross
sectional . Populasi dari penelitian ini yaitu
seluruh laporan insiden keselamatan pasien
pada tahun 2017 dengan total 146 IKP di
rumah sakit tipe B di Kota Wates dengan
sampel 132 IKP. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling
yaitu laporan insiden pada tahun 2017
yang termasuk dalam 6 SKP. Pengumpulan
data menggunakan studi dokumentasi dengan
instrumen lembar studi dokumentasi dari
data laporan IKP. Penelitian ini
menggunakan analisis univariat yang
dilakukan pada suatu variabel dari hasil
penelitian, yang bertujuan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Pada penelitian ini
menggunakan variabel tunggal berupa laporan
insiden keselamatan pasien. Lokasi
penelitian dilakukan di salah satu rumah
sakit tipe B Pendidikan di Kota Wates selama
bulan Februari 2019 .

5
1. Persentase Insiden Keselamatan Pasien No Judul Insiden Analisis Frek Persentase
(IKP) Terkait Ketepatan Identifikasi Pasien.
Identifikasi pasien dengan benar merupakan
proses awal dari pelayanan di rumah sakit.
Berikut merupakan persentase insiden terkait
ketepatan identifikasi pasien dilihat dari 6 Sasaran
Keselamatan Pasien (SKP ).

Tabel 1. 6 K ses
Persentase e uaia
Insiden Terkait t n
Ketepatan i ide
Identifikasi d ntit
Pasien a as
k pe
No Insiden s mb
terkait SKP e eria
% s n
u oba
a t
i
a
n

i
d
e
n
t
i
t
a
s

p
a
d
a

r
e
s
e
p
7 K
e
t
i
d
a
k

7
3 2,05% 3 diwaspadai
2,05% 2 S KP 1: k e t e p a t a n 46 31,51%
identifikasi pasien
1 SKP 3: 58 8 2 3 Lain-lain 14 9,59%
meningkatkan 4 SKP 6: mengurangi risiko 19 13,01%
39,7 cedera pasien jatuh
keamanan obat 3% Keti 1,3
yang perlu daks 7% 5 SKP 2: p e n i n g k a t a n 7 4,79%
esua komunikasi yang efektif
ian 6 SKP 4: memastikan lokasi 1 0,68%
iden pembedahan, tindakan dan
titas pasien yang benar
hasi 7 SKP 5: mengurangi risiko 1 0,68%
l infeksi akibat perawatan
kesehatan
Total 146 100%

Tabel 1 menunjukkan ketidaktepatan identifikasi identitas pada gelang


pasien (SKP 1) menempati posisi kedua terbanyak 16 Ketidaksesuaian 1 0,68%
dengan 46 insiden (31,51%, n=146). identitas pada label
17 Ketidaksesuaian 1 0,68%
Variasi Insiden Terkait Ketepatan Identifikasi 2. pelaporan identitas hasil
Pasien pemeriksaan penunjang
Insiden terkait ketepatan identifikasi pasien Insiden terkait SKP 1: 46 31,51%
memiliki banyak Ketepatan Identifikasi
variasi. Di pasien
bawah ini
merupakan
variasi dari Tabel 2
insiden menunjukkan
ketidaktepatan bahwa dalam
identifikasi SKP 1
pasien yang (ketepatan
meliputi 17 identifikasi
variasi, yaitu: pasien)
terdapat 17
Tabel 2. Variasi variasi insiden
Insiden Terkait dengan variasi
Ketepatan tertinggi tidak
Identifikasi Pasien terpasangnya
gelang
No Judul Insiden Analisis Frek Persentase
identitas 10
1 Tidak terpasang gelang 10 6,85%
kejadian
2 Ketidaksesuaian warna 5 3,42%
(6,85%) yang
gelang
sering
dilaporkan oleh
perawat ruang
rawat inap
karena insiden
diketahui ketika
pasien masuk
8
ruang perawatan. pasien yang Identifikasi Keamanan
Bahkan dari melibatkan Pasien pelayanan
beberapa insiden banyak petugas rumah sakit
terdapat insiden kesehatan salah satunya
pasien tidak dikarenakan No Yang dimulai dari
terpasang gelang identifikasi Melatarbelakangi ketepatan
dari IGD atau dilakukan 1 Kurangnya tingkat identifikasi
TPPRI pertama kali ketelitian pasien.
ketika pasien 2 Gelang lepas Kesalahan
3. Petugas Yang akan 3 Keluarga tidak identifikasi
Berperan Dalam mendapatkan melapor pasien di awal
Insiden Terkait pelayanan. Pada 4 Tidak terisi pelayanan akan
Ketepatan Total
data di atas berdampak
Identifikasi ditemukan 9 Tabel 4 pada pelayanan
Pasien petugas yang menunjukkan selanjutnya
terlibat (100%, terdapat 3 fasilitas
Dari data pelaporan
n=46). penyebab yang pelayanan
IKP tahun 2017
dapat juga melatarbelakan kesahatan harus
mengidentifikasi 4. Penyebab Yang gi insiden menjamin
siapa saja petugas Melatarbelakangi terkait proses
yang berperan Insiden ketepatan identifkasi ini
dalam melakukan Terkait Ketepatan identifikasi berjalan dengan
kesalahan Identifikasi Pasien pasien. benar sejak
identifikasi pasien Frekuensi pertama kali
yaitu sebagai Terdapat beberapa
tertinggi yaitu pasien didaftar
berikut : penyebab yang
kurangnya (WHO dalam
melatar- belakangi
tingkat Budi, Salim, &
Tabel 3. Petugas insiden terkait
ketelitian Fatmah, 2018).
Yang Berperan ketepatan
dengan 3 Selain itu,
Dalam Insiden identifikasi pasien
kejadian identifikasi
Terkait Ketepatan yaitu:
Identifikasi Pasien
(6,5%). Pada pasien juga
data pelaporan melibatkan
Petugas yang
No Frek Persentase IKP terdapat 40 banyak petugas
berperan
kejadian yang kesehatan.
1 Perawat 19 41,30%
tidak diketahui Kejadian
2 PMIK 10 21,74%
penyebabnya insiden terkait
3 Petugas farmasi 7 15,22% (formulir tidak ketepatan
4 Dokter 4 8,69% terisi). identifikasi
5 Petugas administrasi 3 6,52% pasien menjadi
6 Petugas BDRS dan
1
2,17% PEMBAHASA terbanyak kedua
perawat
N dengan
7 Petugas radiologi 1 2,17% perolehan
8 Pramusaji 1 2,17% 1. Persentase 31,51% dari
Total 46 100% Insiden semua Insiden
Keselamatan Keselamatan
Tabel 3 Tabel 4. Penyebab Pasien (IKP) Pasien (IKP)
menunjukkan Yang Terkait yang telah
insiden terkait Melatarbelakangi Ketepatan dikelompokkan
ketepatan Insiden Identifikasi berdasarkan 6
identifikasi Terkait Ketepatan Pasien Sasaran
9
Keselamatan kesahatan harus sesuai dengan menerima cairan
Pasien (SKP). menjamin proses KARS. intravena,
Kejadian salah identifkasi ini Selain itu, hemodialisis,
identifikasi berjalan dengan elemen yang pengambilan
tersebut telah benar sejak harus ada darah atau
mencakup pasien pertama kali dalam pengambilan
dewasa dan bayi. pasien didaftar identifikasi spesimen lain
Menurut KARS (WHO dalam pasien, yaitu : untuk
(2017) capaian Budi, Salim, & [1] ada regulasi pemeriksaan
ketepatan Fatmah, 2018). yang mengatur klinis, katerisasi
identifikasi pasien Selain itu, pelaksanaan jantung,
harus 100% identifikasi pasien identifikasi prosedur
sehingga dapat juga melibatkan pasien; [2] radiologi
disimpulkan banyak petugas identifikasi diagnostic, dan
bahwa capaian kesehatan. pasien identifikasi
terhadap Kejadian insiden dilakukan terhadap pasien
ketepatan terkait ketepatan dengan koma (KARS,
identifikasi pasien identifikasi pasien menggunakan 2017).
sudah menjadi terbanyak minimal 2 (dua) Berdasarkan
dilaksanakan kedua dengan identitas dan hasil studi
namun belum perolehan 31,51% tidak boleh dokumentasi di
optimal dan tidak dari semua Insiden menggunakan atas diketahui
sesuai dengan Keselamatan nomor kamar bahwa terdapat
KARS. Pasien (IKP) yang pasien atau beberapa elemen
telah lokasi pasien yang belum
2. Persentase dikelompokkan dirawat sesuai
Insiden terlaksana dengan
berdasarkan 6 dengan regulasi
Keselamatan baik yaitu: [1]
Sasaran rumah sakit; [3]
Pasien (IKP) Identifikasi
Keselamatan Identifikasi
Terkait dilakukan
Pasien (SKP). dilakukan
Ketepatan sebelum
Kejadian salah sebelum
Identifikasi dilakukan
identifikasi dilakukan
Pasien tindakan,
tersebut telah tindakan, prosedur
mencakup pasien prosedur diagnosis, dan
dewasa dan bayi. diagnostis, dan
Keamanan teraupetik; [2]
Menurut KARS teraupetik; [4]
pelayanan rumah pasien
(2017) capaian pasien
sakit salah diidentifikasi
ketepatan diidentifikasi
satunya dimulai sebelum
identifikasi pasien sebelum
dari ketepatan pemberian obat,
harus 100% pemberian obat,
identifikasi darah,
sehingga dapat darah,
pasien. pengambilan
disimpulkan pengambilan
Kesalahan spesimen, dan
bahwa capaian spesimen, dan
identifikasi pasien pemberian diet;
terhadap pemberian diet;
di awal pelayanan [3] pasien
ketepatan [5] pasien
akan berdampak diidentifikasi
identifikasi pasien diidentifikasi
pada pelayanan sebelum
sudah sebelum
selanjutnya pemberian
dilaksanakan pemberian
fasilitas radioterapi,
namun belum radioterapi,
pelayanan menerima
optimal dan tidak
10
cairan intravena, rumah sakit atau yaitu 10 terkait
hemodialisis, kondisi lain yang kejadian identifikasi
pengambilan darah menyebabkan (6,85 %) pada bayi,
atau pengambilan kesalahan gelang tidak terjadi
spesimen lain identifikasi pasien terpasang petugas
untuk pemeriksaan (KARS, 2017). terdapat juga melakukan
klinis, katerisasi 1 kejadian identifikasi
Kejadian
jantung, prosedur (0,68 %) dengan nama
Keselamatan
radiologi ketidaktepata yang ada
Pasien sekecil
diagnostic, dan n identitas pada box
apapun harus
identifikasi pada gelang, bayi tanpa
ditangani, jika tidak
terhadap pasien gelang lepas melakukan
hal ini akan
koma. Kesalahan sebanyak 4 pengecekan
berdampak terhadap
identifikasi pasien kejadian ulang pada
kepuasan pasien dan
merupakan akar (2,74 %), gelang yang
akan mempengaruhi
masalah adanya serta dipakai bayi.
image rumah sakit.
banyak kesalahan ketidaksesuai Hal ini juga
Dampak yang
yang terjadi an warna tidak sesuai
terjadi akibat rumah
(WHO, 2007). gelang dengan yang
sakit tidak
Risiko terjadi sebanyak 5 tercantum
menerapkan
ketika terdapat kejadian dalam
keselamatan pasien
ketidakcocokan (3,42%). (KKPRS,
yaitu menurunnya
antara pasien 2015), pasien
kepercayaan Bahan yang
dengan item diidentifikasi
masyarakat digunakan
pelayanan yang menggunaka
terhadap untuk gelang
diterima, baik n minimal
pelayanan identitas
diagnostik, dua identitas
kesehatan yang pasien harus
teraupetik maupun pasien, tidak
ada dan berakibat memenuhi
pelayanan boleh
pada penurunan pertimbangan
pendukung lainnya menggunaka
mutu pelayanan kualitas, daya
(ACSQHC, 2012). n kode
rumah sakit. tahan dan
kamar atau
Setiap pasien perlu Pelayanan yang keamanan
lokasi pasien.
diberikan identitas bermutu dan aman gelang
Ketidaksesuai
pasien dengan bagi pasien saling (Apriliawati,
an identitas
tepat karena tidak berkaitan dan tidak 2010). Akan
ini dapat
semua pasien dapat dipisahkan tetapi, pada
menimbulkan
dapat (Cahyono, 2008). kenyataanny
hal-hal yang
mengungkapkan 3. Variasi Insiden a salah
tidak
identitas secara Terkait identifikasi
diinginkan
lengkap dam benar. Ketepatan yang
Identifikasi bagi pasien
Hal tersebut karena berkaitan
Pasien serta dapat
beberapa pasien dengan
merugikan
dalam keadaan Variasi gelang
petugas
terbius, mengalami didominasi menjadi hal
kesehatan dan
disorientasi, tidak oleh kejadian yang sering
institusi
sadar sepenuhnya, kesalahan terjadi rumah
kesehatan
bertukar tempat identifikasi sakit ini.
terkait.
tidur atau kamar terkait dengan
atau lokasi dalam Insiden
gelang identitas, 4. Petugas Yang
11
Berperan pelaksanaannya Insiden terkait verifikasi
Dalam Insiden petugas kesehatan ketepatan (Anggraeni et al.,
Terkait tidak selalu identifikasi 2014) dan
Ketepatan melakukan pasien pentingnya
Identifikasi verifikasi saat akan disebabkan oleh identifikasi
Pasien melakukan ketidaktelitian pasien sebelum
tindakan medis. petugas, salah dilakukan
Ketika akan
Hal ini dapat gelang, dan prosedur
melakukan
diketahui dari keluarga yang pengobatan dan
tindakan
berbagai insiden di tidak melapor. perawatan.
kepada
atas yang Ketelitian Oleh karena itu,
pasien,
melibatkan petugas petugas masih pasien maupun
petugas
kesehatan, menjadi hal keluarga terdekat
diharuskan
meliputi: [1] yang menjadi harus diberikan
untuk
PMIK, [2] permasalahan penjelasan yang
melakukan
dokter, dalam proses cukup tentang
proses
[2] perawat, [4] identifikasi tujuan dari
identifikasi
petugas farmasi, pasien dengan prosedur
kepada pasien
[5] petugas benar. verifikasi dan
agar dapat
administrasi, [6] Kebijakan dan risiko jika tidak
menghindari
petugas radiologi, SPO identifikasi dilakukan
kejadian yang
[7] petugas BDRS, pasien belum verifikasi. Selain
tidak
dan [8] pramusaji. budaya bagi itu, rencana
diinginkan
petugas, evaluasi kesehatan
yang dapat Proses verifikasi
identifikasi mental nasional
membahayakan sangat
belum memiliki
keselamatan menentukan,
dilaksanakan beberapa konsep
pasien. Selain sehingga
secara rutin oleh patient-centred
penting untuk diperlukan
manajemen salah satunya
keamanan pendekatan
menyebabkan adalah
pasien, dilakukan oleh
pelaksanaan konsumen,
ketepatan perawat sebelum
identifikasi kerabat, dan
identifikasi tindakan medis
pasien tidak keluarga harus
juga dilakukan.
optimal harus terlibat
merupakan Pelaksanaan
(Yudhawati & secara aktif
bentuk prosedur verifikasi
Listiowati, dalam semua
perlindungan pasien oleh petugas
2016). level kebijakan
pada petugas gizi, petugas laborat
dan
karena serta petugas Keluarga yang
mengemvangkan
semakin radiologi pada tidak melapor
layanan. Mereka
meningkatnya umumnya selalu termasuk faktor
harus
kesadaran dilaksanakan penting yang
diinformasikan
hukum (Anggraeni et al., menyebabkan
terkait pilihan
masyarakat 2014). kesalahan
pelayanan,
(Anggraeni et identifikasi
mengantisipasi
al, 2014). 5. Penyebab Yang dikarenakan
risiko, dan
Berdasarkan Melatarbelakangi sebagian pasien
manfaat
pada hasil data Insiden dan keluarga
pelayanan
di atas, Terkait Ketepatan belum terbiasa
(ACSQHC,
dalam Identifikasi Pasien dengan prosedur
2010).
12
Menurut IHI ( ketidaksesuaian And Safety By Penerapan
Institute for pelaporan identitas Focusing Care Budaya
Healthcare hasil pemeriksaan On Patients and Pelaporan
Consumers. Insiden
Improvement) penunjang;
Retrieved from Keselamatan
(2016) bahwa ketidaksesuaian https://www.saf Pasien Di Rumah
terdapat beberapa pemberian diet; etyandquality. Sakit Umum
hal yang ketidaksesuaian gov.au Daerah Tipe B
melibatkan pasien tanggal tindakan; Provinsi
ACSQHC. (2012). Sulawesi
dalam keselamatan sampel darah tanpa Standard 5 Selatan, 2(2),
yaitu: [1] identitas; serta tidak Patient 119–126.
melibatkan dalam mendapat diet dengan Identification
pertemuan multi masing-masing 1 and Procedure Institute for
disiplin, [2] kejadian (0,68%). Matching. Healthcare
melibatkan Petugas yang berperan Retrieved from Improvement.
http:// (2016). Involve
sebagai rekan dalam kejadian salah www.safetyand Patients in
untuk memonitor, identifikasi meliputi: quality.gov.au Safety
dan [3] merekrut 1] dokter; 2] perawat; Initiatives.
Anggraeni, D.,
pasien dan anggota 3] petugas administrasi; Hakim, L., & I, Retrieved from
keluarga menjadi 4] Petugas BDRS dan C. W. (2014). http://www.ihi.or
komite pasien. perawat; 5] petugas Evaluasi g
farmasi; 6] petugas Pelaksanaan Jaycock, P., Johnston,
KESIMPULAN radiologi; 7] PMIK; 8] Sistem R. L., Taylor, H.,
Identifikasi Adams, M.,
Pramusaji yang
Pasien di Tole, D. M.,
Persentase Insiden disebabkan oleh: [1] Instalasi Rawat
Keselamatan Pasien Galloway, P., …
ketidaktelitian petugas; Inap Rumah Sparrow, J. M.
(IKP) berdasarkan [2] salah gelang dan; Sakit Evaluation
kesalahan identifikasi [3] keluarga yang tidak on Patient (2009). The
melapor. Identification Cataract
pasien (SKP 1) yaitu National
31,51% dari 146 IKP System
Dataset
yang dilaporkan UCAPAN Implementationi
n Hospital ’ s electronic multi-
dengan variasi TERIMAKASI Inpatient Unit, centre audit of
tertinggi dari 28(1), 99–104. 55 567
kesalahan identifikasi
H operations:
Budi, S. C., Salim, Updating
tertinggi yaitu tidak
Terimakasih kepada M. F., & benchmark
terpasang gelang Fatmah. (2018). standards of
Rumah Sakit tipe B
dengan 10 kejadian Peran Perekam care in the
Pendidikan di Kota
(6,85%) dan Medis, 1–6. United
Wates yang telah
terendah Kingdom and
memberikan izin untuk Cahyono, J. B. S. B. internationally.
ketidaksesuaian (2008).
melakukan penelitian Eye, 23(1), 38–
identitas hasil Membangun
berkaitan dengan 49.
pemeriksaan pada Budaya https://doi.org/1
Insiden Keselamatan
sampul; Keselamatan 0.1038/sj.eye.67
Pasien (IKP). Pasien Dalam
ketidaksesuaian 03015
identitas pada Praktik
Kedokteran. KARS. (2017).
gelang; Standar
Yogyakarta:
ketidaksesuaian DAFTAR Kanisius. Nasional
identitas pada label; PUSTAKA Harsul, W., Syahrul,
Akreditasi
ketidaksesuaian Rumah Sakit
ACSQHC. (2010). S., & Majid, A. Edisi 1.
identitas pada rekam
Improving Quality (2018).
medis 1);
13
KKPRS. (2015). Universitas
Pedoman Indonesia.
Pelaporan
Insiden WHO. (2007). Patient
Keselamatan Identification
Pasien (IKP). Patient Safety
Solutions, 1(2).
Setyowati, D. (2010). Retrieved from
Hubungan http://www.
Kepemimpinan who.int
Head Ners
dengan Yudhawati, D. D., &
Penerapan Listiowati, E.
Budaya (2016). Evaluasi
Keselamatan Penerapan
Pasien Oleh Identifikasi Pasien
Perawat di Bangsal Rawat
Pelaksanaan di Inap RSI Siti
RSUPN Dr. Cipto Aisyah Madiun,
Mangun Kusumo. 1–10

14

Anda mungkin juga menyukai