Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN PENYAKIT HEMOROID DI UNIT MATERNAL BEDAH

RUMKITBAN SIDOARJO

NAMA : DWI ERNA SARI

NIM : 202073001

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO TA. 2020-202


1. LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID

1.1. PENGERTIAN

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus

yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.(amin Huda.2016)

Wasir atau hemoroid adalah pembengkakan atau pembesaran dari pembuluh darah di

usus besar bagian akhir (rektum), serta dubur atau anus.

1.2. Pembagian Hemoroid secara anoskopi :

a. Hemoroid ekstera (diluar/didawah linea dentate)

Adalah pelebaran vena yang berada di bawah kulit (subkutan) di bawah atau

diluar linea dentate.

b. Hemoroid interna (di dalam/diatas linea dentate)

Adalah pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) di atas atau

didalam linea dentate.

1.3. Etiologi

Hemoroid timbul karena dilatasi,pembengkakan atau inflamasi vena hemoroidalis

yang di sebabkan oleh faktor – faktor resiko/pencetus seperti:

a. Mengedan pada buang air besar yang sulit

b. Pola buang air besar yang salah (lebih banyak menggunakan jamban duduk,

terlalu lama duduk di jamban sambil membaca atau merokok)

c. Peningkatan tekanan intra abdomen karena tumor

d. Kehamilan (disebabkan tekanan jenis pada abdomen dan perubahan hormonal )

e. Usia tua

f. Konstipasi kronik

g. Diare akut yang berlebihan dan diare kronik

h. Hubungan seks peranal


i. Kurang minum air dan kurang makan makanan berserat (sayur dan buah)

j. Kurang olahraga dan mobilisasi

1.4. Klasifikasi dan derajat hemoroid

a. Derajat 1 : pembesaran hemoroid yang tidak prolaps keluar kanal anus, hanya

dapat dilihat dengan anorektoskop

b. Derajat 2 : pembesaran hemoroid yang prolaps yang menghilang atau masuk

sendiri ke dalam anus secara spontan

c. Derajat 3 : pembesaran hemoroid yang prolaps yang menghilang atau masuk

sendiri ke dalam anus demgan dorongan jari

d. Derajat 4 : prolaps hemoroid yang permanen, rentan dan cenderung

untukmengalami trombosis dan infark

1.5. Tanda dan Gejala

a. Tanda

1. Perdarahan

Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh

feses yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak

bercampur dengan feses. Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar

berwarna merah segar karena kaya akan zat asam, jumlahnya bervariasi.

2. Nyeri

Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid

interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami

trombosis dan radang.


b. Gejala

1. Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.

2. Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi

spontan. Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi

dan akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.

3. Keluarnya mukus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan ciri

hemoroid yang mengalami prolap menetap.

4. Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan
Dalam praktiknya, sebagian besar pasien tanpa gejala. Pasien

diketahui menderita hemoroid secara kebetulan pada waktu pemeriksaan

untuk gangguan saluran cerna bagian bawah yang lain waktu

endoskopi/kolonoskopi (teropong usus besar). Pasien sering mengeluh

menderita hemorhoid atau wasir tanpa ada hubungan dengan gejala

rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada

hubungan dengan hemorrhoid interna dan hanya timbul pada hemorrhoid

eksterna yang mengalami trombosis.

1.6. Pemeriksaan penunjang

c. a Pemeriksaan colok dubur

Diperlukan guna menyingkirkan keungkinan karsinoma

rektum,pada hemorois interna tidakdapat diraba karena tekanan vena di

dalamnya tidcukup tinggi dan biasanya tidak nyeri

c. bAnoskop : diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak

menonjol keluar

c. c Proktosigmoidoskopi : untuk memastikan bahwa keluhan bukan

disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan tingkat yang lebih

tinggi

1.7. Penatalaksanaan

b. aPenatalaksanaan konservatif
 Koreksi konstipasi jika ada, meningkatkan konsumsi serat,

laksatif, dan menghindari obat-obatan yang dapat menyebabkan

konstipasi seperti kodein

 Perubahan gaya hidup lainnya seperti meningkatkan konsumsi

cairan, menghindari konstipasi dan mengurangi mengejan saat

buang air besar

 Kombinasi antara anastesilokal kortikosteroid dan antiseptik dapat

mengurangi gejala gatal-gatal dan rasa tidak nyaman pada

hemoroid. Penggunaan steroid yang berlama-lama harus dihindari

untuk mengurangi efek samping. Disamping itu pengaan flavonoid

dapat membantu mengurangi tonus vena, mengurangi

hipermeabilitasserta efek antiinflamasi meskipun belum di ketahui

bagaimana mekanismenya.

b. b Pembedahan

Apabila hemoroid inerna derajat 1 tdak membaikdengan penatalaksanaan

konservatif maka dapat dilakukan tindakan pembedahan.

Indikasi tatalaksana pembedahan

 Hemoroid derajat II berulang

 Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala

 Mukosa rektum menonjol keluar anus

 Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta seperti fisura

 Kegagalan penatalaksanaan konservatif

 Permintaan pasien
1.8. Patofisiologi

1.9. Masalah yang sering muncul

a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik prosedur operasi (SDKI 172)
b. Gangguan mbilitas fisik s.d nyeri (SDKI 124)

c. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat (SDKI 113)

2. Rencana Asuhan Keperawatan

2.1 Pengkajian

Identitas Pasien Identitas Penanggung

a. Nama : Jawab

b. Tanggal lahir : a. Nama :

c. Status Perkawinan : b. Status Perkawinan :

d. Pendidikan : c. Pekerjaan :

e. Pekerjaan : d. Alamat :

f. Agama : e. Hubungan dengan klien :

g. Alamat :

h. MRS Tanggal :

i. Dx Masuk :

j. Ruang :

k. Pengkajian tanggal :

l. Waktu pengkajian :

2.2 Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama : nyeri pada anus


b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan sekarang merupakan pengembangan dari keluhan

utama yang mencakup PQRST. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan

saat melakukan pengkajian riwayat kesehatan sekarang klien, yaitu :

1) Apakah ada rasa gatal, panas / terbakar dan nyeri pada saat defekasi.

2) Adakah nyeri abdomen.

3) Apakah ada perdarahan di rectum, seberapa banyak, seberapa sering,

dan apa warnanya (merah segar atau warna merah tua).

4) Bagaimana pola eliminasi klien, apakah seing menggunakan laktasif

atau tidak.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Tanyakan pada klien apakah dahulu pernah mengalami hal yang sama,

kapan terjadinya, bagaimana cara pengobatannya. Apakah memiliki

riwayat penyakit yang dapat menyebabkan hemoroid atau yang dapat

menyebabkan kambuhnya hemoroid.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tanyakan apakah keluarga klien memiliki riwayat penyakit menular

(seperti TBC, HIV/AIDS, hepatitis, dll) maupun riwayat penyakit

keturunan (seperti hipertensi, Diabetes, asma, dll).

2.3 Pemeriksaan Fisik

a. B1 (Breath)

Inspeksi : bentuk dada, pergerakan dada apakah dada simetris apakah

pernafasan cepat, berapa jumlah pernafasan

Perkusi untuk mengetahui apa yang ada di bawah organ dada yang di

perkusi normalnya adalah sonor, jika ada cairan redup, jika berisi

padat pekak, berisi udara hipersonor

Auskultasi adakah ada suara nafas tambahan

Hasil foto Thorak jika ada

b.B2 (Blood)

Palpasi : pada pasien hemoroid dengan keluhan nyeri akan mengalami

peningkatan nadi, periksa dengan baik apakah pulsasi kuat atau

lemah, kaji CRT

Auskultasi apakah pada jantung terdapat suara tambahan

Pada pemeriksaan lab periksa DL pada lekosit tinggi berarti ada

infeksi

Ukur tekanan darah

c.B3 (Brain)
Inspeksi tingkat kesadaran pasien, kaji fungsi persepsi

Kaji adakah nyeri kepala

d.B4 (Bladder)

Inspeksi : warna kencing, frekuensi, jumlah kencing

Palpasi :adakah nyeri abdomen bagian bawah

e.B5 (Bowel)

Kaji kebiasaan makanan dan minuman yang di konsumsi pasien

Kaji berapa kali BAB, konsistensi BAB, warna BAB, kebiasaan BAB

Inspeksi : kaji pada bagian dubur pasien adakah benjolan, nekrosis

adakah odema

Auskultasi : ukur bising usus

Palpasi : adakah nyeri pada abdomen

Perkusi : dilakukan pada keempat kuadran abdomen apakah

Adakah pemeriksaan penunjang seperti anoskopi

f.B6 (Bone)

Inspeksi: bagaimana kondisi kulit

Palpasi : kaji turgor kulit, akral tubuh, suhu tubuh

Kaji kekuatan otot, aktivitas pasien

2.3 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul

a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik prosedur operasi (SDKI 172)

b. Gangguan mbilitas fisik s.d nyeri (SDKI 124)


c. Konstipasi b.d ketidakcukupan asupan serat (SDKI 113)

Nyeri akut b.d agen pencedera fisik prosedur operasi (SDKI 172)

A. Perencanaan

Diagnosa nyeri akut mempunyai tujuan yaitu tingkat nyeri menurun atau

hilang dengan kriteria hasil :

1. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat

2. Keluhan nyeri menurun

3. Meringis menurun

4. Sikap protektif menurun

2. Gelisah menurun

3. Kesulitan tidur menurun

4. Frekuensi nadi membaik

5. Pola nafas membaik

6. Tekanan arah membaik

7. Pola tidur membaik

B. Intervensi Keperawatan

1. Nyeri akut dengan manajemen nyeri


a. Observasi

- Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

- Identifikasi skalanyeri

- Identifikasi skala nyeri nonverbal

- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperigan nyeri

- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

- Monitor keberhasilan terapi komplementer yag sudah

diberikan

- Monitor efek penggunaan analgetik

b. Terapeutik

- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa

nyeri

- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri

- Fasilitasi istirahat dan tidur

- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalampemilihan

strategi meredakan nyeri

c. Edukasi

- Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri

- Jelaskan strategi meredakan nyeri

- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa


nyeri

d. Kolaborasi

- Kolaborasi pemeberian analgetik jika perlu

Anda mungkin juga menyukai