Anda di halaman 1dari 28

Indikator dan Pengukuran

Promosi Kesehatan
Indikator KAP (Knowledge, Attitude, and Practice)
pada Faktor Perilaku Penyakit Diabetes Mellitus
Our Team
Kelompok 2
Andini Bhuana 101711133001
Devi Anggraini 101711133002
Dian Prasasti Kurniawati
101711133011
Eti Vera Asmaningrum
101711133050
Wardatul Raihan
101711133032
DM  peringkat
Anemia 7
 peringkat
1(220,5
(1159,3juta
jutakasus)
kasus)
di seluruh dunia
di seluruh dunia

Sumber : World Health Organization. (2004).


Disease incidence, prevalence and disability.
Retrieved February 16, 2020, from Disease
incidence, prevalence and disability - World
Health Organization:
https://www.who.int/healthinfo/global_burden_
disease/GBD_report_2004update_part3.pdf
DM  penyebab kurang lebih
1,3 juta kematian

Diabetes : faktor risiko adanya


penyakit lain

Penderita diabetes  memiliki


2x peningkatan risiko stroke

Penyebab utama gagal ginjal pada


negara maju dan negara berkembang

Penyebab utama gangguan penglihatan


dan kebutaan pada negara maju Sumber : World Health Organization. (2008). Chapter 1: Burden:
mortality, morbidity and risk factors. Retrieved February 16, 2020, from
Chapter 1 - World Health Organization:
Penderita diabetes memiliki risiko https://www.who.int/nmh/publications/ncd_report_chapter1.pdf
3x lebih tinggi terkena TBC
Jumlah kasus dan prevalensi diabetes sendiri
DM  1 dari 4 PTM yang menjadi prioritas target
terus meningkat selama beberapa dekade
tindak lanjut oleh para pemimpin dunia
terakhir menurut WHO Global Report tahun 2016
Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. (2019). Infodatin-Diabetes-2018. Jakarta Selatan:
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. (2019). Infodatin-Diabetes-2018. Jakarta Selatan: Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
Sumber : Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. (2019). Infodatin-Diabetes-2018. Jakarta Selatan: Pusat
Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
Sumber : Sukmaningsih, W. R. (2016). Faktor Risiko
Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Purwodiningratan Surakarta. Surakarta.
Faktor risiko DM tipe II :

DM, berhubungan
dengan : Pola makan
Aktivitas Fisik
(olahraga)

Riwaya Pola Aktiv


t DM Mer
keluarg maka itas
a n fisik okok
Sumber : Yunanto, K. W. (2017). Pengetahuan, Sikap
dan Tindakan terhadap Pola Hidup terkait Faktor
Risiko Diabetes Melitus tipe 2 pada Remaja di
Kecamatan Kraton Yogyakarta. Yogyakarta.
FAKTOR PERILAKU DM
1. AKTIVITAS FISIK
• Menurut penelitian Veridiana dkk (2019), faktor yang paling
dominan dalam mempengaruhi kejadian DM adalah aktivitas
fisik. Semakin berat aktivitas fisik yang dilakukan maka semakin
sedikit kemungkinan terkena DM.
• Masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan aktivitas fisik
ringan dan sedang mempunyai peluang untuk terkena DM
berturut-turut 3,198 dan 1,933 kali dibandingkan dengan
masyarakat yang memiliki kebiasaan melakukan aktivitas fisik
berat.
1. AKTIVITAS FISIK
• Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, sebesar 33.5%
dari jumlah penduduk usia lebih dari 10 tahun
masih memiliki kebiasaan melakukan aktivitas
fisik yang kurang.
• Angka tersebut meningkat dari tahun 2013 yang
hanya mencapai 26.1% dari jumlah penduduk
usia lebih dari 10 tahun.
2. POLA MAKAN
• Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
jenis makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu
kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).
• Berdasarkan hasil penelitian Susanti, dkk (2018), disimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara pola makan dengan kadar gula darah yang ada
pada penderita DM.
• Kadar gula darah akan meningkat dratis setelah mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung karbohidrat dan/atau gula (Nurrahmani,
2012).
3. PERILAKU MEROKOK
• Merokok merupakan salah satu faktor perilaku
penyebab penyakit Diabetes Mellitus.
• Kandungan nikotin pada rokok berperan dalam
proses terjadinya resistensi insulin (Ario Dwi, 2014).
• Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wiatma
(2019), terdapat hubungan yang signifikan antara
merokok dengan kadar glukosa darah.
3. PERILAKU MEROKOK
• Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi
merokok sebesar 28.8% dari jumlah penduduk
usia lebih dari 10 tahun. Angka prevalensi
merokok di tahun 2018 menurun dari angka di
tahun 2013 yaitu sebesar 29.3%.
PENGEMBANGAN KUISIONER
KUESIONER PENELITIAN ASPEK PENGETAHUAN
KUESIONER PENGETAHUAN RESPONDEN TENTANG PENYAKIT
DIABETES MELLITUS

NO Pengetahuan Responden Tentang Diabetes Melitus (kencing manis) YA TIDAK


1. Diabetes Mellitus adalah penyakit dimana terjadi peningkatan kadar gula darah di
luar batas normal.
2. Tanda-tanda utama Diabetes Mellitus adalah mudah lapar, mudah haus dan sering
kencing malam setiap hari.
3. Olahraga pada penderita Diabetes Mellitus dilakukan sebelum makan.
4 Penderita Diabetes Mellitus tidak perlu berpantang makan gorengan, sosis, dan
makanan kaleng tetapi jumlahnya dibatasi
5. Diabetes Mellitus dapat menyerang berbagai usia dan jenis kelamin.
6. Komplikasi dapat timbul jika saya tidak bisa mengatur pola makan.
7. Penderita Diabetes Mellitus tidak mungkin mengalami penurunan kadar gula
darah secara drastis.
CONT...
NO Pengetahuan Responden Tentang Diabetes Melitus (kencing manis) YA TIDAK
8. Penyakit Diabetes Mellitus bisa disembuhkan dengan cara tidak mengkonsumsi
makanan/minuman manis sama sekali
9. Penderita Diabetes Mellitus tetap dapat menjalankan aktivitas kerja jika tetap
mengkonsumsi obat secara teratur.
10. Minum minuman yang bersoda, makanan berpemanis, dan sirup bukanlah faktor
yang dapat meningkatkan
kadar gula darah.
11 Penyakit Diabetes Mellitus disebut juga dengan penyakit kencing manis
12. Usia semakin tua menjadi faktor penyebab penyakit Diabetes Mellitus
13. Penyakit Diabetes Mellitus salah satunya juga bisa disebabkan karena kurang atau
tidak adanya hormon insulin
14. Faktor - faktor seperti merokok, malas beraktivitas, dan terlalu banyak makan
adalah penyebab terjadinya Diabetes Mellitus
CONT...
NO Pengetahuan Responden Tentang Diabetes Melitus (kencing manis) YA TIDAK
15. Merokok dapat memperparah penyakit Diabaetes Mellitus
16. Penglihatan kabur, mulut kering, dan berat badan menurun merupakan gejala dari
penyakit Diabetes Mellitus
17. Kerusakan organ ginjal dan infeksi pada kaki hingga sampai membusuk (luka tidak
cepat sembuh) merupakan akibat dari penyakit Diabetes Mellitus
18. Untuk pencegahan penyakit Diabetes Mellitus juga diperlukan pemeriksaan kadar
kadar gula darah secara berkala
19. Penyakit Diabetes Mellitus dapat menyebabkan hilangnya rasa sensasi (kebas)
pada jari-jari, tangan, dan kaki
20. Direbus, dibakar, dan dikukus merupakan cara memasak makanan yang dapat
menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus
No. Sikap Responden Tentang DM SS S TS STS
DM = Diabetes Melitus (kencing manis)
1. Saya lebih memilih makan makanan yang
manis.
2. Saya lebih suka makan mie instan
daripada makan sayur.
3. Saya merasa tidak perlu untuk berolahraga secara rutin karena
saya belum terkena Diabetes Melitus

4. Saya lebih memilih gaya hidup sehat seperti sering berjalan


kaki, menggunakan tangga (tidak menggunakan lift)

5. Saya tetap minum obat sesuai anjuran dokter meskipun


badan saya terasa
nyaman.
6. Apabila saya menderita DM, saya merasa lebih mantap jika
meminum obat DM
bersamaan dengan jamu.
7. Apabila saya menderita DM, saya merasa obat DM yang
diminum lebih efektif dalam menurunkan kadar gula daripada
obat suntik insulin.
8. Saya merasa aktivitas fisik hanya dapat dilakukan oleh orang
yang menyukai olahraga saja.
9. Saya merupakan perokok aktif
10. Saya lebih memilih olahraga ringan
secara teratur daripada olahraga berat tapi tidak teratur.

11. Saya melarang keluarga untuk melakukan aktivitas rokok


didalam rumah, karena saya percaya bahwa perilaku merokok
dapat mempengaruhi penyakit diabetes militus

12. Saya merasa tetap perlu melakukan tes


urin walaupun sudah melakukan tes darah untuk mengetahui
kadar gula.
13. Saya berolahraga kurang dari 15 menit tiap kali olahraga

14. Apabila saya menderita DM, saya lebih memilih merendam kaki
dalam air hangat daripada menggunakan botol panas untuk
memanaskan kaki.
15. Saya menganggap bahwa diabetes merupakan suatu penyakit
yang serius
16. Jika saya menderita DM, saya bisa menerima keadaan sebagai
penderita DM
17. Saya harus mempertahankan berat badan saya
18. Apabila saya menderita DM, saya menganggap bahwa
mengendalikan diabetes hanya dengan minum obat.

19. Saya harus menghindari makan makanan yang berasa manis

20. Saya akan menjalankan diet agar kadar gula darah saya selalu
terkontrol
CARA PENILAIAN
a. Knowledge (Pengetahuan)
Knowledge atau pengetahuan dapat dilakukan dengan cara skoring yaitu seperti
apabila jawaban responden benar diberi skor 1 dan jika jawaban salah diberi skor 0.
Penilaian atau pengukuran pengetahuan dibagi ke dalam 3 kategori menurut Siti
(2017) dalam Budiman dan Riyanto (2014) membuat kategori tingkat pengetahuan
seseorang menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai persentase yaitu sebagai
berikut :
1. Tingkat pengetahuan yang baik jika nilainya ≥ 75%.
2. Tingkat pengetahuan yang cukup jika nilainya 56%-74%.
3. Tingkat pengetahuan yang kurang jika nilainya < 55%.
b. Attitude (Sikap)
Penilaian atau pengukuran sikap dapat dilakukan dengan cara
skoring untuk skala Likert yaitu seperti pada pernyataan
positif (Favorable), jika responden menjawab dengan sangat
setuju diberi skor 4, setuju diberi skor 3, tidak setuju diberi
skor 2, dan sangat tidak setuju diberi skor 1. Menurut Siti
(2017) dalam (Budiman dan Riyanto, 2014) pengukuran sikap
dibagi kedalam 3 kategori yaitu sebagai berikut:
1. sikap baik apabila dengan skor ≥ 75%
2. sikap cukup apabila dengan skor 56%- 74%
3. sikap kurang dengan skor < 55%
c. Practice (Tindakan)
dalam menilai tindakan bisa dilakukan dengan
wawancara atau angket. Penilaian atau pengukuran
tindakan dibagi kedalam 3 kategori menurut Siti
(2017) dalam Budiman dan Riyanto (2014) yaitu
tindakan baik dengan skor ≥ 75%, tindakan cukup
dengan skor 56%-74%, dan tindakan kurang
dengan skor < 55%.
DAFTAR PUSTAKA
• Afriwardi. 2011. Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta : EGC

• Ario Dwi. 2014. Effect Of Nicotine In Cig arette For Type 2 Diabetes Mellitus.
• http://juke.kedokteran.unila.ac.id /index.php/majority/article/viewFil e/481/482. Diakses pada
tanggal 15 Februari 2020
• Gultom, Yuni Thiodora. 2012. Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus tentang Manajemen
Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta Pusat. Depok : FIK
Universitas Indonesia
• Hartini,Siti. 2017. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Masyarakat Kecamatan Tanjung Tiram
tentang Diabetes Melitus. http://repositori.usu.ac.id/. 15 Februari 2020 [20.00]
• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Penyakit Diabetes Melitus. Retrieved February
15, 2020, from Penyakit Diabetes Melitus - Direktorat P2PTM: http://www.p2ptm.kemkes.go.id
• Nurrahmani. (2012). Stop! Diabetes. Yogyakarta : Araska
• Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. (2019). Infodatin-Diabetes-2018. Jakarta
Selatan: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan
• Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil%20Riskesdas
%202018.pdf – Diakses pada tanggal 15 Februari 2020.
 
• Sukmaningsih, W. R. (2016). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas
Purwodiningratan Surakarta. Surakarta.
 
• Suiraoka. (2012). Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuhamedika.
 
• Susanti, dkk. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita
• Diabetes Mellitus. Jkesvo Vol. 3 No 1 – Mei 2018. http://journal.ugm.ac.id/jkesvo. Diakses pada tanggal 15
Februari 2020.
 
• Veridiana, dkk. 2019. Hubungan Perilaku Konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan
• Diabetes Mellitus di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 47, No. 2, Juni 2019.
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/667/1111. Diakses pada tanggal 15
Februari 2020.
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai