Anda di halaman 1dari 13

Hubungan Depresi Dengan Self Care Activity pasien DM Tipe II

Nila Susanti

ABSTRAK
Diabetes mellitus (DM) tipe II merupakan salah satu penyakit kronik, yang
tidak dapat disembuhkan sehingga dapat menimbulkan depresi. Self care activity
merupakan aktivitas perawatan diri yang penting dilakukan oleh penderita diabetes mellitus
(DM) untuk mencegah komplikasi dan depresi pada pasien DM tipe II. Self care activity
dilakukan setiap hari meliputi pengaturan diet, latihan jasmani, pemantauan gula darah,
pengobatan, dan pencegahan komplikasi. Namun penderita DM belum optimal melakukan
Sel fcare activity sehingga banyak pasienDM yang mengalami depresi. Tujuan dari
penelitian ini adalah melihat adanya hubungan depresi dengan self care actifity pada
pasien DM tipe II secara literatur review.
Metode penelitian yang digunakan adalah Literatur Review dengan menggunakan
elektronik based pada jurnal Nasional yang sudah terakreditasi maupun yang belum
terakreditasi. Kriteria literatur review disaring berdasarkan judul, abstrak menggunakan
kata kunci DM tipe II, self care, depresi yang kemudian disaring kembali dengan melihat isi
keseluruhan teks. Jumlah artikel yang dikaji sebanyak 12 artikel dengan daftar referensi
tahun 2015 – 2020.
Hasil dari 12 artikel literatur review didapatkan tingkat depresi berat sebanyak
(14,7%) depresi sedang (40%) depresi ringan (26%) dan tidak depresi (19,3%). Terdapat
literasi dari 12 jurnal tentang self care activity pasien pengaturan pola makan, latihan fisik
(olahraga), minum obat dan monitoring gula darah. Dan terdapat hubungan depresi dengan
self care actifity pada pasien DM tipe II secara literature review berdasarkan penelusuran
artikel ilmiah.
Melalui manajemen dan bagian keperawatan di rumah sakit di harapkan supaya
perawat melakukan edukasi dan motivasi kepada pasien yang mengalami DM tipe II.
Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan dan melanjutkan penelitian
ini pada penelitian yang lebih baik dengan meneliti faktor apa saja yang mempengaruhi
depresi pada pasien diabetes mellitus tipe II.

Kata Kunci : DM tipe II, self care actifity , depresi


Daftar Bacaan : 38 (2012-2020)
THE RELATIONSHIP BETWEEN DEPRESSION AND SELF CARE ACTIVITY IN
TYPE II DM PATIENTS

Nila Susanti

ABSTRAK

Diabetes mellitus (DM) type II is a chronic disease, which cannot be cured so that
it can cause depression. Selfcare activity is an important self-care activity for people with
diabetes mellitus (DM) to prevent complications and depression in type II DM patients. Self
care activities are carried out every day including diet management, physical exercise,
blood sugar monitoring, medication, and prevention of complications. However, DM
sufferers have not yet done optimal self-care activities so that many DM apseins experience
depression. The purpose of this study was to see the relationship between depression and
self-care activity in type II DM patients in a literature review.
The research method used is Literature Review by using an electronic based on
accredited and unaccredited National journals. The criteria for literature review were
filtered based on title, abstract using type II DM key words, self-care, depression which
were then filtered again by looking at the entire text. The number of articles reviewed was
12 articles with a list of references for 2015 - 2020.
The results of the 12 literature review articles showed that the level of major
depression was (14.7%) moderate depression (40%) mild depression (26%) and non-
depressed (19.3%). There is literacy from 12 journals about patient self-care activities, diet
regulation, physical exercise (exercise), taking medication and monitoring blood sugar.
And there is a relationship between depression and self-care activity in type II DM patients
in a literature review based on searching scientific articles.
Through management and the nursing department at the hospital, it is hoped that
nurses will educate and motivate patients with type II DM. It is hoped that the next
researchers will be able to develop and continue this study in a better study by examining
what factors influence depression in patients with type II diabetes mellitus.

Keywords: type II diabetes mellitus, self-care activity, depression


Reading List: 38 (2012-2020)
PENDAHULUAN radang sendi, penyakit kulit infeksi yaitu
Diabetes Melitus (DM) menjadi salah dengan jumlah 22.523 kasus.
satu gangguan kesehatan yang menjadi Diabetes Melitus ini lebih sering
dampak yang buruk dalam kehidupan ditemukan pada usia dewasa dan obesitas
masyarakat baik international maupun lokal. meskipun dapat terjadi pada semua umur,
Zaman sekarang ini banyak akses untuk penderita Diabetes Melitus membutuhkan
mendapatkan apa yang kita inginkan penanganan secara holistik dan integratif,
sehingga banyak mengalami perubahan pola tidak hanya penanganan secara medis tetapi
hidup yang tidak sehat di masyarakat yang lebih kepada perubahan gaya hidup yang
akan mengakibatkan penyakit diabetes menuntut penderita untuk beradaptasi secara
melitus (Smeltzer, 2018). Diabetes Melitus keseluruhan dan mengatur manajemen diri
adalah penyakit metabolik dengan (self management) dengan baik (Kemenkes
karakteristik hiperglikemia akibat kurangnya RI, 2017).
jumlah hormon insulin atau jumlah insulin Terdapat banyak faktor yang
cukup bahkan kadang-kadang lebih tetapi mempengaruhi manajemen diri dan terjadinya
kurang efektif atau disebut resistensi insulin. Diabetes Melitus diantaranya gaya hidup
Diabetes Melitus memiliki peningkatan hidup yang kurang baik dan pola makan.
risiko terjadinya komplikasi dan dapat Gaya hidup sangat berpengaruh terhadap
mengancam jiwa apabila tidak segera kondisi fisik maupun psikis seseorang.
ditangani dan mencegah komplikasi akut Perubahan gaya hidup dan rendahnya
kronis (Moewardi, 2017). perilaku hidup sehat dapat menimbulkan
Menurut International Diabetic berbagai masalah kesehatan. Gaya hidup yang
Federation (IDF, 2018) kejadian DM sehat atau healthy life style meliputi struktur
meningkat hampir di setiap negara sebanyak multidimensional. Gaya hidup berpengaruh
(208,6) juta jiwa di Eropa peningkatan pada bentuk perilaku atau kebiasaan
kejadian DM selalu meningkat pada tahun seseorang dalam merespon kesehatan fisik
2019 di negara China meningkat menjadi seperti pengaturan pola makan (Ninik, 2018).
(341,5) juta jiwa. Peningkatan angka kejadian Pola makan masyarakat saat ini telah
diabetes melitus ini akan meningkat setiap bergeser ke pola makan modern yang
tahunnya. Peningkatan ini akan diperkirakan cenderung serba instan (Mauliana, 2019).
mencapai 366.210.100 orang pada tahun 2030 Pola makan dapat diartikan sebagai suatu
(World Health Organization, 2020). kebiasaan menetap dalam hubungan dengan
Prevalensi secara global sekitar 425 juta konsumsi makan yaitu berdasarkan bahan
(8,8%) orang di seluruh dunia yang menderita makanan: makanan pokok, sumber protein,
diabetes melitus tipe II (WHO, 2019). Di sayur, buah dan berdasarkan frekuensi harian,
Indonesia sebanyak 10,3 juta jiwa penderia mingguan, pernah dan tidak pernah sama
DM tipe II di usia 20-70 tahun (IDF, sekali. Gaya hidup zaman sekarang dengan
2017).Angka kejadian diabetes melitus tipe II pola makan yang tinggi lemak, garam dan
di Indonesia mengalami peningkatan dari 7,6 gula, menghadiri pesta, suka makan
% pada tahun 2018 meningkat menjadi 9,8 % diluar/restoran, mengkonsumsi makan kaleng,
pada tahun 2019 (Riskesdas, 2018). siap saji yang bisa meningkatkan kadar gula
Kejadian diabetes melitus (DM) di darah sehingga angka kejadian Diabetes
Sumatera Barat terjadi peningkatan dari tahun Melitus meningkat (Putri, 2017).
2015 sampai dengan tahun 2019. Angka Peningkatan angka kejadian diabetes
kejadian diabetes melitus di Sumatera Barat melitus mengakibatkan pasien diabetes
berada diurutan ke 22 diseluruh provinsi di melitus mengalami masalah psikologis yang
Indonesia dengan prevalensi pasien diabetes mempengaruhi kadar gula darah. Diabetes
mellitus tipe II yang mengalami peningkatan melitus tipe II dapat menyebabkan pola hidup
dari 1237 orang sampai dengan sebanyak berubah, kelemahan fisik, masalah
2231 orang tiap tahunnya (Riskesdas, 2018). penglihatan, dan berpotensi terhadap
Laporan Dinas Kesehatan Kota Padang kematian. Kesemua masalah fisik yang
(2019) diabetes mellitus menempati posisi ke- muncul tentunya berpeluang terhadap
6 pada tahun 2018 setelah infeksi akut saluran timbulnya masalah emosional pada penderita
pernafasan atas, hipertensi, gastritis, penyakit diabetes mellitus. Pasien diabetes melitus tipe
II yang mengalami gangguan psikologis
terhadap penyakit yang dialaminya perlu Depresi merupakan gangguan psikologis
dukungan, motivasi dan self care sehingga yang sering dikaitkan dengan stresor jangka
bisa mengurangi gangguan psikologis panjang seperti penyakit kronis, diantaranya
(Hiswan, 2016). penaykit diabetes melitus (Rizky, 2019).
Menurut Smenkof, et al,tahun 2015 Depresi pada pasien diabetes mellitus tipe II
menunjukan bahwa satu dari setiap empat dapat di sebabkan oleh beberapa faktor
orang yang menderita diabetes mellitus tipe II pencetus diantaranya kurangnya dukungan
juga menderita depresi. Selain itu, depresi sosial dari keluarga, ketidakterimaan akan
yang dialami oleh penderita diabetes mellitus keadaan yang dialaminya. Selain itu kurang
tipe II dapat meningkatkan resiko komplikasi nya dukungan dari keluarga juga akan
pada diabetes mellitus tipe II itu sendiri mempengaruhi terhadap penyakit yang dilami
seperti, hiperglikemia, insulin, resistensi, dan oleh penderita diabetes mellitus tipe II (Dian,
mikro dan makrovaskuler. Depresi adalah 2016). Hal ini yang memunculkan rasa
salah satu masalah terbesar gangguan depresi pada penderita diabetes milletus tipe
psikologis pada pasien diabetes mellitus tipe II sebagai respon rasa kehilangan dan duka
II, dengan prevalensi antara 24% hingga 29%. yang dialaminya sehingga perawatan penyakit
Depresi pada diabetes mellitus tipe II juga diabetes mellitus tipe II tidak terkontrol.
sangat berhubungan dengan ketidakmampuan Depresi merupakan masalah psikososial
mengontrol glikemik, meningkatkan yang paling sering terjadi pada pasien
komplikasi, meningkatkan kematian, diabetes melitus sebanyak 87% penderita
menurunkan fungsi fisik dan fungsi fikiran, diabetes melitus mengalami depresi (Khan,
meningkatkan biaya kesehatan. Lutale, & Moledina, 2019). Penelitian Vuuren
Menurut DeGroot, Golden & Wagner & Pillay, (2019) mengungkapkan sebanyak
(2016 ) menjelaskan gangguan psikologis 46,6% penderita diabetes melitus mengalami
pada penderita Diabetes Mellitus gangguan depresi mayor. Sementara hasil
menunjukkan bahwa para penderita penelitian (Wang, Lopez, Bolge, Zhu, &
diabetes, baik DM-I dan DM-II, Stang, 2016) mengungkapkan bahwa kejadian
sebagian besar mengalami masalah dalam depresi yang relevan secara klinis pada
hal kesehatan mentalnya. Permasalahan penderita diabetes melitus sebesar 10,6% dan
terkait kesehatan mental yang dihadapi depresi signifikan secara klinis sebesar 4,2%.
penderita diabetes meliputi depresi, Data ini menggambarkan bahwa penderita
gangguan kecemasan, gangguan makan, diabetes melitus memiliki resiko tinggi
dan gangguan kesehatan mental yang akut mengalami depresi.
dan banyak orang yang memiliki penyakit Depresi menjadi salah satu problem
diabetes yang dampaknya seseorang akan gangguan mental yang sering ditemukan pada
mengalami gangguan kesehatan secara fisik pasien dengan Diabetes Melitus. Angka
maupun psikologis. kejadian gangguan mental pada pasien
Permasalahan kesehatan mental yang dengan Diabetes Melitus di Indonesia
sering ditemukan pada penderita Diabetes mencapai sekitar 35,7 % dari jumlah populasi
Mellitus (DM) adalah gangguan internalisasi penyakit metabolis, dimana 64,3 % pasien
yaitu seperti merasa sedih dan tidak bahagia, dengan Diabetes Melitus mengalami depresi
mudah putus asa, perasaan cemas, khawatir, dengan proporsi 43,3% depresi ringan, 18%
menyalahkan diri sendiri dan kebanyakan depresi sedang dan 3% depresi berat
mengalami depresi. Resiko depresi pengidap (Dharmono, 2015).
penyakit DM akan berisiko lebih tinggi dan Depresi pada pasien diabetes melitus tipe
jauh lebih besar dibandingkan dengan II dapat mempengaruhi satu sama lain sesuai
pengidap penyakit lain. Penyakit DM dan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
depresi memiliki hubungan sebab akibat. (Setyorini, 2017) didapatkan bahwa pasien
Depresi dapat bertambah lebih parah dua diabetes melitus memiliki resiko sedikit lebih
kali lipat jika diderita oleh individu besar (15%) menderita depresi di bandingkan
pengidap penyakit DM dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki penyakit
dengan pengidap penyakit lainnya (Halista diabetes melitus. Sementara itu orang dengan
dan Lisiswanti, 2015). depresi memiliki 60% risiko lebih besar
menderita diabetes melitus tipe II. Pada 0,011 hubungan bermakna antara tingkat
pasien diabetes, kejadian depresi dua kali depresi dengan kadar glukosa darah puasa
lebih sering ditemukan dibandingkan dengan pada pasien diabetes melitus tipe II. Tingkat
orang tanpa diabetes, oleh karena itu pasien depresi memengaruhi kadar glukosa darah
Diabetes melitus dengan depresi puasa pasien diabetes melitus tipe II.
menimbulkan self care yang negatif dalam Hasil penelitian Sri Indriani tahun 2018
penatalaksanaan Diabetes Melitus (Aditya, hubungan antara self care dengan insidensi
2019). neuropaty perifer pada pasien diabetes
Self care adalah aktivitas yang dilakukan mellitus tipe II di RSUD Cibabat Cimahi
dengan tujuan untuk pemulihan dari terdapat hubungan antara self care dengan
gangguan mental atau psikologis yang kejadian komplikasi neuropati perifer pada
terganggu (Orem, 2001). Self care merupakan pasien DM tipe II dengan p value 0,010
kunci dalam penatalaksanaan penyakit kronis (p<0,05). Dari 69 responden, 33 responden
secara komperensif seperti pada pasien yang memiliki self care baik, 24 diantaranya
menderita penyakit diabetes mellitus tipe II menunjukkan tidak terjadi komplikasi
(Zamir, 2017). Keberhasilan seseorang dalam neuropati perifer dan 9 diantaranya
melakukan self care pada pasien diabetes menunjukkan terjadi komplikasi neuropati
melitus tipe II dipengaruhi oleh pengetahuan, perifer. Sebanyak 36 responden memiliki self
perilaku terhadap sakit, lama penyakit yang care kurang, 14 diantaranya menunjukkan
diderita, dan faktor ekonomi. Jika self care tidak terjadi komplikasi neuropati perifer dan
terpenuhi maka kualitas hidup seseorang akan 22 diantaranya menunjukkan terjadi
meningkat. Self care yang dilakukan secara komplikasi neuropati perifer.
terus menerus secara tidak langsung Hasil Penelitian Mahani (2018)
membentuk seseorang untuk mencegah, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
mengenali, dan mengelola penyakit yang dukungan keluarga dengan self care pada
dideritanya (Handono, 2020). Oleh karena itu pasien diabetes melitus di Puskesmas
self care diharapkan akan meningkatkan Tamamaung Kota Makassar (ρ=0,003).
kesejahteraan seseorang dengan Ada hubungan dukungan keluarga dengan
melaksanakan perawatan yang tepat sesuai self care pada pasien diabetes melitus di
kondisinya sendiri (Kusniyah, Nursiswati & Puskesmas Tamamaung Kota Makassar.
Rahayu, 2012) Semakin besar dukungan keluarga yang
Self care yang dilakukan penderita DM diberikan kepada pasien diabetes melitus,
meliputi pengaturan pola makan/ diet yang maka semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien
boleh untuk pasien diabete melitus tipe II, dalam menerapakan self care diabetes melitus
aktivitas fisik/ olahraga, perawatan kaki yang dianjurkan pada pasien. Keluarga adalah
sehingga kaki tidak ada lecet ataupun luka bagian dari masyarakat yang perannya sangat
yang akan menyebabkan penyembuhan yang penting untuk membentuk kebudayaan yang
lama, minum obat diabetes dengan rutin dan sehat.
terkontrol, dan melakukan monitoring gula Melihat dari fenomena dan masih
darah sewaktu (Assosition Diabetes Educator, sedikitnya penelitian tentang hubungan
2014). Pengaturan pola makan pada depresi dengan self care activity pada
penderita DM merupakan pengaturan pasien DM tipe II. Berdasarkan hal tersebut
makanan seimbang dengan tujuan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
mendapatkan kontrol matebolik yang baik. penelitian dengan judul “Hubungan depresi
Prinsip diet penderita DM harus dengan self care activity pada pasien DM
memperhatikan jadwal, jumlah dan jenis tipe II ”.
makanan (Kemekes RI, 2017).
Hasil penelitian Florentina tahun 2019 METODE PENELITIAN
yang dilakukan di Poli Penyakit Dalam Metode penelitian yang digunakan
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Sultan adalah literatur review. Metode literatur
Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak review merupakan bentuk penelitian yang
sebanyak 30 responden menjadi partisipan digunakan melalui penelusuran dengan
dalam penelitian ini. Analisis statistik membaca berbagai sumber baik buku,
menggunakan uji Kendall’s Tau B diperoleh jurnal, dan terbitan – terbitan lain yang
berkaitan dengan topik penelitian, untuk DM menyebabkan depresi sehingga
menjawab isu dan permasalahan yang ada prevalensi depresi pada pasien DM lebih
( Neuman, 2011 ). tinggi dari pada populasi umum
Literature review penting karena (Florentina, 2019).
dapat menjelaskan latar belakang Penelitian Dana Rezki (2019) dengan
penelitian tentang suatu topik, menggunakan metode penelitian
menunjukkan mengapa suatu topik deskriptif dengan pendekatan cross
pentimg untuk diteliti, menentukan sectional dengan sampel yaitu pasien
hubungan antara study / ide penelitian, diabetes melitus di klinik Kitamura
mengidentifikasi tema, konsep, dan Pontianak. Data diperoleh dengan
peneliti utama pada suatu topik, menggunakan kuesioner Hamilton
identifikasi kesenjangan utama dan depression rating scale (HAM-D) tingkat
membahas pertanyaan penelitian lebih depresi didapatkan hasil sebanyak 18
lanjut berdasarkan study sebelumnya orang (45%) tidak mengalami depresi,
(University of West Florida, 2020). 11 (27,5%) orang mengalami
Sumber pencarian literatur dengan tingkat depresi ringan, 6 orang (15%)
menggunakan elektronik based pada jurnal mengalami tingkat depresi sedang, 2
Nasional yang terakreditasi / terindeks orang (5%) mengalami tingkat depresi
sinta maupun yang tidak terakreditasi. berat,dan 3 orang (7.5%) mengalami
Sumber literatur yang digunakan dalam tingkat depresi sangat berat. Dari hasil
penelitian ini diteliti melalui google penelitian tingkat depresi terbanyak pada
scholar dengan menggunakan kata kunci pasien DM tipe II di klinik Kitamura
kecemasan pre operasi,pengetahuan, Pontianak adalah tingkat depresi ringan.
pendidikan. Rentang penelusuran literatur Karakteristik responden terbanyak pada
yang dilakukan dari tahun 2016 – 2021. pasien yang mengalami depresi adalah
sebagai berikut: umur >46 tahun,
perempuan, sudah menikah dan pekerjaan
PEMBAHASAN ibu rumah tangga hal ini di akibatkan
1. Literasi Tentang Depresi Pada Pasien semangkin bertambah usia seseorang maka
DM tipe II tingkatan depresi seseorang akan lebih
Penelitian Florentina (2019) tinggi.
didapatkan pasien DM tipe II berdasarkan Penelitian Khan, Z. D., Lutale, J., &
tingkat depresi, sebanyak 15 orang pasien Moledina, S. M. (2019) yang dilakukan di
DM tipe II mengalami depresi dengan Etopia Barat sebanyak 353 orang, di
berbagai tingkatan. Depresi ringan antaranya 229 (64,9%) pasien adalah
merupakan kategori depresi responden perempuan dan 156 (44,2%) berusia antara
terbanyak yaitu berjumlah 8 orang 41 dan 60 tahun. Prevalensi keseluruhan
(26,7%). Berdasarkan GDP pasien DM tipe depresi di antara pasien diabetes di klinik
2 pada penelitian ini dibagi 3 kategori yaitu diabetes adalah 87%. Sebagian besar
rendah, normal, dan tinggi. Dalam (56,7%) mengalami depresi minimal,
penelitian ini GDP dengan kategori tinggi 22,1% mengalami depresi ringan, dan
memiliki responden terbanyak yaitu 24 8,2% mengalami depresi sedang. Hasil
orang (80%). penelitian menunjukan bahwa tingkat
Pasien DM yang mengalami depresi depresi juga di pengaruhi oleh jenis
menunjukkan kesulitan untuk patuh pada kelamin seseorang. Tingkat depresi laki-
diet, latihan atau olahraga dan regimen laki berbeda dengan tingat depresi
pengobatatan. Pasien DM tidak berhasil perempuan.
terhadap praktek self care yang Menurut joe Solowiejczyk, seorang
menyebabkan perasaan bersalah dan stress endukator diabetes dan manajer
bertambah. Hal ini merupakan faktor penyuluhan dan pelatihan diabetes di
penting dalam hubungan antara depresi dan Johnson & Johnson diabetes institute, San
DM. Penderita DM juga mengatakan jose, California, diabetes membuat pasien
bahwa kejadian yang negatif dalam selalu khawatir, melelahkan dan depresi.
kehidupan mereka dan diagnosa menderita Berdasarkan hasil riset yang dilakukan
oleh ilmuwan di Amerika didapatkan berpikiran negatif terhadap dirinya sendiri
melonjaknya kadar gula darah secara sehingga mengalami gangguan psikologis
ekstrim dapat menyebabkan perubahan pada pasien tersebut.
mood yang signifikan. Kadar gula darah Menurut asumsi peneliti bahwa faktor
yang melonjak pada sau jangka waktu risiko depresi pada pasien diabetes
tertentu dapat memicu produksi hormone melitus tipe II yaitu kurangnya self care
terkait dengan perkembangan depresi (Nur mempengaruhi tingkat depresi. Pasien DM
Aini, 2011). tipe II mengalami depresi banyak
Depresi perasaan selalu khawatir, mengalami depresi yang disebabkan oleh
lelah tegang pikiran kalut dan lain stresor psikososial kronik karena
sebagainya termasuk dalam aspek mengidap penyakit kronik. Dari hasil
pengendalian emosi. Pengendalian emosi liteatur review tingkat depresi pada pasien
terdiri dari aspek pikiran, rasa, motoric dan DM tipe II lebih dari separoh responden
fisiologis. Hasil penelitian menunjukan mengalami depresi sedang dengan self care
aspek pikiran memiliki skor tertiggi dan kurang baik, berbeda dengan pasien yang
rasa terendah, hal ini menunjukan memiliki self care baik akan memiliki
walaupun pasien tidak mampu tingkat depresi ringan.
mengendalikan gejolak rasa yang Depresi pada penderita DM
menyertai emosi, namun pasien masih bisa disebabkan oleh stresor psikososial
mengendalikan pikirannya seperti masih kronik karena mengidap penyakit kronik.
dapat berpikir rasional, berpikir sehat dan Sebaliknya, depresi dapat menjadi
tidak memiliki pikiran kalut. faktor risiko DM. Mekanisme yang
Depresi merupakan suatu gangguan mendasari depresi menjadi faktor risiko
mood atau perasaan yang ditandai dengan DM belum begitu jelas. Secara teori,
adanya penurunan energi dan minat, hal ini diakibatkan dari proses
perasaan bersalah, kesulitan peningkatan sekresi dan aksi hormon
berkonsentrasi, kehilangan nafsu makan, kontra-regulasi, perubahan fungsi
dan bahkan pikiran tentang kematian serta transport glukosa, dan peningkatan
bunuh diri. Gejala tersebut diikuti oleh aktivasi inflamasi.
perubahan-perubahan pada fungsi kognitif 2. Literasi Tentang Self Care Pada Pasien
dan vegetatif, seperti tidur, makan, DM tipe II
aktivitas seksual, dan irama biologis lain Hasil penelitian Hari Istiyawanti
sehingga berakibat buruk terhadap fungsi (2018) tentang gambaran Perilaku Self
interpersonal, sosial, dan pekerjaan (Lubis, Care Management Pada Penderita Diabetes
2016) Melitus Tipe II (Studi di Wilayah Kerja
Depresi merupakan gangguan Puskesmas Rowosari Kota Semarang di
psikologis yang sering dikaitkan dengan dapatkan bahwa Self care management
stresor jangka panjang seperti penyakit DM merupakan tindakan mandiri yang
kronis, diantaranya penyakit diabetes harus dilakukan oleh pasien DM dalam
melitus (Rizky, 2019). Depresi pada pasien kehidupan sehari-hari dengan tujuan untuk
diabetes mellitus tipe II dapat di sebabkan mengo ntrol glukosa darah. Diketahui
oleh beberapa faktor pencetus diantaranya bahwa rata-rata skor perilaku self care
kurangnya dukungan sosial dari keluarga, management responden adalah 52,13. Hasil
ketidakterimaan akan keadaan yang tersebut berbeda dengan hasil penelitian
dialaminya. Selain itu kurang nya yang dilakukan oleh Nejaddagar pada
dukungan dari keluarga juga akan tahun 2017, yang mendapatkan hasil rata-
mempengaruhi terhadap penyakit yang rata skor perilaku self care management
dilami oleh penderita diabetes mellitus tipe sebesar 44,53. Jika dibandingkan dengan
II (Dian, 2016). hasil penelitian tersebut, rata-rata skor self
Berdasarkan literasi jurnal sebanyak care management diabetes dalam penelitian
12 jurnal maka di dapatkan tingkatan ini jauh lebih tinggi. Rata-rata responden
depresi pasien DM tipe II lebih tinggi melakukan pengaturan makan (diet) hanya
karena pasien masih takut penyakit yang di 3,1 hari. Pengaturan makan (diet) ini
alami tidak akan sembuh sehingga pasien sebaiknya dilakukan secara konsisten
selama tujuh hari dalam seminggu. Tujuan menunjukkan perilaku self care kurang
dari pengaturan pola makan/diet adalah (sistem bantuan sebagian), dan sebanyak
untuk memperbaiki kontrol metabolik. 33 responden yang diteliti (47,8%)
Komposisi makan yang seimbang untuk menunjukkan perilaku self care baik
pasien diabetes adalah karbohidrat 50- (sistem dukungan Pendidikan). Dari hasil
55%, lemak 25-30%, dan protein 20%.3. penelitian yang dilakukan pada 69
Maria K.Selano (2020) tentang hasil responden yang diteliti tersebut, hasil
analisis mengenai pengaruh self care penelitian menunjukkanself care kurang
activity pada pasien diabetes melitus dan self care baik hampir sama hasilnya,
terhadap kejadian neuropati akan tetapi dalam hasil penelitian ini
diabetikum dapat diketahui bahwa dari menunjukkan bahwa self care kurang lebih
71 responden yang patuh menjalankan banyak jumlahnya dari pada self care baik.
self care activity terdapat 39 orang (54,9 Dari kelima komponen Self Care
%) yang mengalami kejadian neuropati yang diteliti dalam penelitian ini,semua
diabetikum, sementara dari 13 yang komponen Self Care menunjukkan hasil
tidak patuh menjalankan self care activity yang sudah baik, akan tetapi komponen
terdapat 6 orang yang tidak mengalami Self Care yang masih kurang dan perlu
neuropati diabetikum. Hiperglikemia yang ditingkatkan terdapat pada komponen
terjadi dari waktu ke waktu dapat perawatan kaki sebanyak 34 responden
menyebabkan kerusakan berbagai sistem (49,3%) yang masih kurang, pada
tubuh terutama syaraf dan pembuluh komponen minum obat sebanyak 32
darah. Beberapa konsekuensi dari iabetes responden (46,4%) yang masih kurang, dan
yang sering terjadi adalah meningkatnya pada komponen monitoring kadar gula
resiko penyakit jantung dan stroke, darah sebanyak 30 responden (43,5%)
Neuropati (kerusakan syaraf) di kaki yang yang masih kurang. Adapun jika dikaitkan
meningkatkan kejadian ulkus kaki, dengan teori Orem, untuk Self care kurang
infeksi dan bahkan keharusan untuk dalam penelitian ini dapat diartikan bahwa
amputasi kaki. Retinopati diabetikum yang pasien DM membutuhkan sistem bantuan
merupakan salah satu penyebab utama sebagian dari perawat untuk melaksanakan
kebutaan, terjadi akibat kerusakan Self Care dengan cara perawat membantu
pembuluh darah kecil di retina, diabetes pasien memenuhi kelima komponen Self
merupakan salah satu penyebab utama Care seperti membantu dalam dietnya,
gagal ginjal, risiko kematian penderita membantu mengingatkan jadwal olahraga,
diabetes. jadwal minum obat, jadwal kontrol dan
Berdasarkan hasil penelitian juga membantu pasien dalam melakukan
didapatkan perilaku self care kurang dan perawatan kaki. Sedangkan untuk Self
perilaku self care baik memiliki hasil yang Care baik dapat diartikan pasien DM
hampir sama, akan tetapi lebih banyak membutuhkan sistem dukungan
responden dalam penelitian ini memiliki Pendidikan dari perawat untuk
perilaku self care baik sebanyak 68 meningkatkan Self Care dengan cara
responden. Self care DM merupakan perawat memberikan edukasi atau
tindakan mandiri yang harus dilakukan Pendidikan mendalam terkait Self Care
oleh penderita DM dalam kehidupannya DM tersebut.
sehari-hari. Komponen dalam pelaksanaan Iskim Luthfa (2019) tentang hasil
self care DM meliputi pengaturan pola penelitian kepada 112 responden
makan (diet), latihan fisik (olahraga), menunjukkan bahwa sebagian besar
perawatan kaki, minum obat diabetes, dan responden sudah memiliki kemampuan self
monitoring glukosa darah. care baik (62,5%), mampu melakukan
Hasil penelitian Sri Indriani (2018) pengaturan diit yang tepat (64,3%), mampu
tentang Self care pada pasien diabetes mengontrol kadar glukosa darah (77,7%)
mellitus tipe II di Klinik Penyakit Dalam dan mampu melakukan pencegahan
RSUD Cibabat kota Cimahi tahun 2018, komplikasi (71,4%). Namun pada
hasil penelitian menunjukkan sebanyak 36 komponen pengaturan aktivitas fisik (olah
responden yang diteliti (52,2%) raga) hanya 43,8% dan perilaku
pengobatan hanya 20,5%. dari tipe II, terhadap kontrol gula darah,
hasilpenelitian terlihat ada hubungan yang minum obat dan pengaturan pola makan
bermakna antara self care dengan Menurut asumsi peneliti perilaku Self
kemampuan pengontrolan gula darah pada care dapat terlaksana dengan baik apabila
pasien DM tipe II dengan nilai p value= pasien memiliki kesadaran dan kemauan
0,000. Pasien yang memiliki self care baik menjalankan aktivitas Selfcare tersebut.
akan mampu melakukan pengontrolan Self care pada pasien DM seperti
diabetes mellitus di bandingkan pasien dilakukan setiap hari meliputi pengaturan
yang tidak memiliki self care yang kurang diet, latihan jasmani, pemantauan gula
baik. Dari hasilpenelitian terlihat bahwa darah, pengobatan, dan pencegahan
self care sangat berpengaruhi sekali komplikasi DM tipe II. Pasien yang
terhadap pengontrolan pada pasien DM memiliki Self care yang baik akan
tipe II. memiliki tingkat depresi yang ringan
Self care adalah aktivitas yang terhadap penyakit DM tipe II.
dilakukan dengan tujuan untuk pemulihan Selain itu kegiatan Self care dapat
dari gangguan mental atau psikologis yang dilaksanakan mandiri oleh pasien apabila
terganggu (Orem, 2001). Self care pasien tersebut memiliki pengetahuan
merupakan kunci dalam penatalaksanaan tentang pengertian dan pemahaman yang
penyakit cronis secara komperensif seperti diperoleh melalui edukasi penatalaksanaan
pada pasien yang menderita penyakit DM yang diberikan oleh tenaga kesehatan
diabetes mellitus tipe II (Zamir, 2017). seperti dokter, ahli gizi, petugas
Keberhasilan seseorang dalam melakukan laboratorium dan perawat yang memiliki
self care pada pasien diabetes melitus tipe keterampilan dalam memberikan edukasi
II dipengaruhi oleh pengetahuan, perilaku diabetes. Self care yang kurang baik pada
terhadap sakit, lama penyakit yang pasien diabetes dapat mempengaruhi
diderita, dan faktor ekonomi. Jika self care kadar gula darah akan meningkat, hal ini
terpenuhi maka kualitas hidup seseorang bisa dilakukan dengan pengaturan pola
akan meningkat. Self care yang dilakukan makan yang berfungsi untuk menekan
secara terus menerus secara tidak langsung asupan karbohidrat, lemak yang berlebih
membentuk seseorang untuk mencegah, agar kadar glukosa dalam darah dapat
mengenali, dan mengelola penyakit yang seimbang dengan kerja hormon
dideritanya (Handono, 2020). insulin, aktivitas fisik/olahraga
Penelitian Ahmad sanusi (2017) di membantu mengontrol berat badan,
dapatkan hasil penelitian menunjukkan sehingga glukosa dalam darah dibakar
95% dapat diyakini bahwa terdapat menjadi energi dalam tubuh yang
hubungan yang cukup berarti antara tingkat menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lebih
self caredengan tingkat kontrol gula darah. sensitif terhadap insulin, perawatan
Nilai koefisien korelasi (p =0,001), OR diri/kaki dapat membantu menjaga
=10,969dan berpola positif artinya kesehatan kaki serta meminimalisir
semakin tinggi tingkat self care maka resiko timbulnya luka kaki pada pasien
semakin baik kontrol gula darahnyanya. DM yang dapat berkembang menjadi
Peran perawat sebagai edukator, yaitu ulkus diabetik.
memberi dukungan dengan pendidikan
kesehatan tentang pentingnya self care 3. Literasi Hubungan Depresi dengan Self
dan kontrol gula darahdalam mencegah Care Pada Pasien DM tipe II
komplikasi diabetik agar klien tahu, mau Hasil penelitian Sri Indriani (2018)
dan mampu menerapkannya dalam menunjukkan terdapat hubungan yang
kehidupan sehari-hari signifikan antara Self Care dengan
Berdasarkan literasi jurnal sebanyak Kejadian Komplikasi Neuropati Perifer
12 jurnal maka di dapatkan self care pasien pada Pasien Diabetes Melitus tipe II di
DM tipe II masih rendah. Self care pada Klinik Penyakit Dalam RSUD Cibabat
pasien DM tipe II sangat mempengaruhi kota Cimahi tahun 2018. Dalam penelitian
terhadap proses penyembuhan pasien DM ini didapatkan hasil dari 69 responden,
terdapat 33 responden yang memiliki Self
care baik, dimana sebanyak 24 responden Hasil penelitian Putu Wira kusuma
(72,7%) menunjukkan tidak terjadi hubungan self efficacy dan dukungan sosial
komplikasi Neuropati Perifer dan sebanyak terhadap manajemen perawatan diri pasien
9 responden (27,3%) menunjukkan terjadi yang menderita diabetes mellitus tipe II
komplikasi Neuropati Perifer. Sedangkan di Desa Sembiran Kecamatan Tejakula.
responden yang memiliki Self care kurang Hasil penelitian menunjukan Self Care
sebanyak 36 responden, dimana sebanyak Management terhadap Diabetes Mellitus
14 responden (38,9%) menunjukkan tidak tipe II dari 79 responden sebanyak 49
terjadi komplikasi Neuropati Perifer, dan responden (62,0%) diketahui mayoritas
sebanyak 22 responden (61,1%) self care management terhadap pasien
menunjukkan terjadi komplikasi Neuropati Diabetes Mellitus tipe II dengan kategori
Perifer. cukup baik dan di lihat hasil Self Efficacy
Dari hasil tersebut, peneliti juga terhadap Diabetes Mellitus tipe II dari 79
menyimpulkan bahwa Self care DM yang responden sebanyak 47 responden
efektif dapat menurunkan resiko pasien (59,2%) diketahui mayoritas self
DM mengalami komplikasi Neuropati efficacy terhadap pasien Diabetes
Perifer, selain itu Self care juga dapat Mellitustipe II dengan kategori sedang.
mengontrol kadar gula darah pasien agar Hasil penelitian ini meunjukan bahwa ada
tetap stabil ataupun normal, dapat hubungan antara self efficacy terhadap
mengurangi adanya komplikasi lain akibat self care management pada pasien
DM, serta mengurangi angka kesakitan dan diabetes mellitus tipe II, dilihat dari nilai
kematian yang ditimbulkan akibat DM. korelasi Spearman rank sebesar 0,605
Adapun Self Care yang bisa dilakukan dengan p value= 0,0001<α=0,05. Dari hasil
pasien DM secara mandiri meliputi diet penelitian bahwa dukungan sosial yang
atau pengaturan pola makan, olahraga atau diberikan kepada seseorang akan
melakukan aktifitas fisik, pemantauan mengurangi depresi baik dalam
kadar gula darah yang bisa dilakukan menghadapi penyakit yang dialami. Peran
secara mandiri dengan bantuan petugas keluarga dalam self care sangat
kesehatan dirumah atau dengan rutin mendukung dalam pengontrolan pasien
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, DM tipe II.
penggunaan obat diabetes secara rutin, dan Mahani (2020) menunjukkan bahwa
melakukan perawatan kaki agar Self Care ada hubungan antara dukungan keluarga
pasien tersebut meningkat lebih baik lagi dengan self care pada pasien diabetes
dan bisa komplikasi Neuropati Perifer. melitus di Puskesmas Tamamaung Kota
Peneltian Sultan (2015) di dapatkan Makassar (ρ=0,003). Ada hubungan
satu dari tiga (37,5%) peserta memiliki dukungan keluarga dengan self care pada
gejala depresi. Skor Beck Depression pasien diabetes melitus di Puskesmas
Inventory lebih tinggi pada wanita dan Tamamaung Kota Makassar. Semakin
pada mereka dengan tingkat pendidikan besar dukungan keluarga yang diberikan
yang lebih rendah, mengalami komplikasi kepada pasien diabetes melitus, maka
diabetes dan kesulitan dalam memenuhi semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien
biaya perawatan kesehatan. Skor efikasi dalam menerapakan self care diabetes
diri rata-rata adalah 66,5 ± 14,0; mereka melitus yang dianjurkan pada pasien.
yang tinggal sendiri, menganggur dan Keluarga adalah bagian dari masyarakat
mengetahui tingkat HbA1c mereka yang perannya sangat penting untuk
memiliki skor yang lebih tinggi secara membentuk kebudayaan yang sehat.
signifikan (p <.05). Karakteristik Dukungan keluarga yang baik akan
demografis dan diabetes termasuk usia, meningkatkan kemampuan diri pasien DM
pendidikan, dukungan sosial, komplikasi dalam melakukan pengontrolan atau
diabetes, kadar HbA1c, dan memiliki pengobatan penyakit yang di alami sehinga
pendidikan diabetes ditemukan secara mengurangi untuk depresi.
signifikan terkait dengan semua aktivitas Menurut asumsi peneliti hubungan
perawatan diri kecuali merokok. depresi dengan self care pada pasien DM
tipe II terdapat kesamaan antara teori dan
jurnal lietratur lain. Selfcare yang kurang 2. Bagi peneliti selanjutnya
baik pada pasien DM tipe II akan Diharapkan peneliti selanjutnya
mempengaruhi tingkat depresi berat pada untuk dapat mengembangkan dan
pasien DM tipe II, berbeda dengan pasien melanjutkan penelitian ini pada
yang memiliki self care yang baik akan penelitian yang lebih baik dengan
memiliki tingkat depresi yang ringan meneliti faktor apa saja yang
tersebut hal ini terlihat bahwa pentingnya mempengaruhi depresi pada pasien
self care yang baik untuk pasien DM tipe diabetes mellitus tipe II.
II. Self Care pada penderita DM
merupakan tindakan mandiri pasien DM
mencakup diet, latihan fisik, pemantauan
kadar gula darah, pengobatan dan
perawatan kaki yang bertujuan mencegah
komplikasi lanjut dan mengontrol gula
darah agar tetap stabil.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan penelitian tentang hubungan Aini, N. & Aridiana, L. martha (2016) sistem
terapi bermain menggambar terhadap tingkat endokrin. Jakarta: Salemba Medika.
kecemasan anak usia pra sekolah yang Ahamd Sanuri. (2017). Hubungan Self Care
menjalani hospitalisasi dirumah sakit. dengan Hasil Hba1C Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Poli Klinik
1.Terdapat literasi dari 12 jurnal menyatakan Penyakit Dalam Bidakara Medikal
tingkat depresi berat sebanyak (14,7%), Center Jakarta
depresi sedang (40 %) depresi ringan American Diabetes Association., (2015).
(26%) dan tidak depresi (19,3%). Standards of Medical Care in
2.Terdapat literasi dari 12 jurnal tentang self Diabetes.Diabetes Care.ADA : Amerika
care actifity pasien, pengaturan pola Andra, dkk. (2013). Keperawatan Medikal
makan, latihan fisik (olahraga), minum Bedah (Keperawatan Dewasa).
obat dan monitoring gula darah pada Yogyakarta: Nuha Medika Ariyanti.
pasien DM tipe II secara literatur review (2012). Hubungan Perawatan Kaki
berdasarkan penelusuran artikel ilmiah. dengan Resiko Ulkus Kaki nDiabetes Di
3.Terdapat hubungan depresi dengan self RS PKU Muhammadiyah Yokyakarta.
care actifity pada pasien DM tipe II secara Bare, BG; Smeltzer, S. (2018). Buku Ajar
literatur review berdasarkan penelusuran Keperawatan Medical Bedah. EGC.
artikel ilmiah. Bilous, R., & Donelly, R. (2015). Buku
Pegangan Diabetes Edisi 4. PT Bumi
SARAN AKsara Group.
1. Bagi institusi pendidikan Black, J dan Hawks, J. 2015. Keperawatan
Menambahkan ilmu pengetahuan Medikal Bedah: Manajemen Klinis
dan memperluas wawasan serta untuk Hasil yang Diharapkan.
keterampilan peneliti dalam penerapan Dialihbahasakan oleh Nampira R.
ilmu di bidang studi riset keperawatan, Jakarta: Salemba Emban Patria
serta menambah pengetahuan peneliti Brunner & Suddarth, (2015). Keperawatan
tentang self care dan depresi pada pasien Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
DM tipe II.
Corwin, E. . (2009). Buku Saku Patofisiologi. Isnawati, Hiswan, Sri, 2016.
EGC. Karakteristik penderita diabetes tipe 2 dengan
Dana Rezky. (2017). Gambaran Tingkat komplikasi ulkus kaki diabetik yang dirawat
Depresi Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di inap di Rumah Sakit Pematang Siantar.
Klinik Kitamura Pontianak Medan. Jurnal Epidemiologi Fakultas
Dewi M dan Wawan, 2017. Teori dan kesehatan
pengukuran, sikap, dan perilaku manusia. Iskim Lutfa. (2019). Implementasi
Yogyakarta. Selfcare Activity Penderita Diabetes Mellitus
Ernawati. (2013). penatalaksanaa di Wilayah Puskesmas Bangetayu Semarang
keperawatan diabetes melitus. penerbit Kaplan & Sadock, 2015. Synopsis Of
wacana mitra media. Psychiatry: Behavioral
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Melitus Scienes/Cinical/Psychiatri-Elevent Edition
Tipe 2. J Majority vol 4 no 5. Kementrian Kesehatan R.I., 2017.
Florentina Vina. (2019). Hubungan Rencana Strategi Departemen Kesehatan.
Tingkat Depresi terhadap Kadar Glukosa Jakarta: Kemenkes RI
Darah Puasa pada Penderita Diabetes Melitus Khan, Z. D., Lutale, J., & Moledina, S.
Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Sultan M. (2019). Prevalence of Depression and
Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak Associated Factors among Diabetic Patients
Handono Fatkhur Rahman. (2020). in an Outpatient Diabetes Clinic. Psychiatry
Penerapan Teori Self Care Orem pada Journal, 2019.
Diabetes Melitus. Ilmu Keperawatan: Jakarta Kusniyah, Y., Nursiswati, Rahayu U.,
Hari Istiyawanti. dkk. (2018). Gambaran 2012.Hubungan Tingkat Self care Dengan
Perilaku Self Care Management Pada Tingkat HbA1c Pada Klien Diabetes Mellitus
Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 (Studi di Tipe 2 di Klinik Endokrin RSUP DR. Hasan
Wilayah Kerja Puskesmas Rowosari Kota Sadikin.Tesis.Bandung
Semarang Lépine, J.P. & Briley, M. (2016). The
increasing burden of depression.
Neuropsychiatr Dis Treat; 7(Suppl 1): 3-7
Lubis, L.N (2016). Depresi Tinjauan
Psikologis. Jakarta : Kencana
Mahani. (2020). Dukungan Keluarga
Mempengaruhi Self Care Pada Pasien
Diabetes Mellitus di Puskesmas
Tamamaung Kota Makassar
Maria K.Selano (2020). Pengaruh Self
Care Activities pada Pasien Diabetes Melitus
Terhadap Kejadian Neuropati Diabetikum i
Puskesmas yang ada di Kota Semarang
Natalia Jennifer Handika. (2016).
Gambaran kejadian depresi pada pasien DM
tipe 2 di Rumah Sakit Umum Pusat
(RSUP) Sanglah Denpasar Bali
Ninik Trisna wati. (2018). Faktor
Perilaku dan Gaya Hidup yang
Mempengaruhi Status Prediabetes Pasien
Puskesmas Pati II
Nur Aini. (2012) Hubungan Kadar Gula Zamir. (2017). Diabetes Mellitus:
Darah Dengan Pengendalian Emosi Pada Gangren, Ulcer, Infeksi. Mengenal Gejala,.
Pasien Diabetes Mellitus Rawat Inap. Menanggulangi, dan Mencegah Komplikasi.
Putri, L R. (2017). Gambaran Self Pustaka Populer.
Care Penderita Diabetes Melitus (DM) Di
Wilayah KerjaPuskesmasSrondol
Semarang.
DepartemenKeperawatanFakultasKedokteran
UniversitasDiponegoro: Semarang.
Putu Wira Kusuma dkk.
(2018).Hubungan Self Efficacydan Dukungan
Sosial Terhadap Self Care Managementpasien
Diabetes Mellitus Tipe I
Putri, L R. 2017. Gambaran Self Care
Penderita Diabetes Melitus (DM) Di Wilayah
Kerja Puskesmas Srondol
Semarang.Departemen Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro:
Semarang
Putri. (2017). Hubungan Pola Makan dan
Aktifitas Fisik Terhadap Kejadian Diabetes
Melitus di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD
dr. Rasidin Padang
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan
Dasar. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Setyorini, A. (2017). Stres dan Koping
pada Pasien Dengan DM Tipe 2 dalam
Pelaksanaan Manajemen Diet di Wilayah
Puskesmas Banguntapan II Kabupaten
Bantul. Health Sciences and Pharmacy
Journal.
Smeltzer, S. C. (2018). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brenner &
Sudarth Edisi 12. EGC.
Sultan (2015). Self-efficacy, depression
and self-care activities of people with type 2
diabetes in Turkey.
Sri Indriani tahun 2018 hubungan antara
self care dengan insidensi neuropaty perifer
pada pasien diabetes mellitus tipe II di RSUD
Cibabat Cimahi
Vuuren, J. M. J. Van, & Pillay, S.
(2019). Major depressive disorder in patients
with diabetes mellitus in Pietermaritzburg ,
South Africa. SAMJ, 109(1), 2017–2020.
https://doi.org/10.7196/SAMJ.2019.v10
9i1.13356

Anda mungkin juga menyukai