Abstrak
Kata kunci : Diabetes Melitus tipe II, Perilaku Perawatan Mandiri, (DSME).
Abstract
Diabetes melitus atau yang dikenal dengan penyakit kencing manis merupakan
penyakit yang tidak menular yang ditandai dengan terjadinya kenaikan kadar gula
dalam darah, diabetes melitus dapat terjadi karena adanya kekurangan insulin yang
absolut atau relatif dan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja insulin (Qurniawat
dkk., 2020).
Salah satu masalah yang dialami oleh penderita diabetes melitus yang dapat
diminimalisir, yaitu jika penderita memiliki kemampuan dan pengetahuan yang
cukup untuk mengontrol penyakitnya dengan cara melakukan perawatan mandiri.
Perawatan mandiri merupakan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat
dalam upaya menjaga kesehatan, meningkatkan status kesehatan, mencegah
timbulnya penyakit, mengatasi kecacatan dengan atau tanpa dukungan penyedia
layanan kesehatan (Putri, 2017).
Menurut World Health Organization (WHO) memprediksi sebanyak 422 juta
orang menderita diabetes melitus yaitu sekitar 8,5% penduduk dunia. Kenaikan
jumlah penderita dikutip dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan
bahwa penderita diabetes melitus di dunia mencapai 1,9% dan telah menjadikan
penyakit diabetes melitus sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia,
sedangkan tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia adalah sebanyak 371
juta jiwa dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe II adalah 95% dari populasi
dunia yang menderita diabetes mellitus (Restyana, 2015). Di Indonesia dari 8,4 juta
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. International
Diabetes Federation (IDF) juga memprediksi adanya kenaikan pada penderita
diabetes melitus di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada
tahun 2035 (Decrolin, 2019). Sebanyak 1785 penderita diabetes melitus di Indonesia
yang mengalami komplikasi dari diabetes melitus diantaranya neuropati (63,5%),
retinopati (42%), nefropati (7,3%), makrovaskuler (6%), mikrovaskuler (6%), dan
kaki diabetik (15%).
Menurut Riskerdas 2018 daerah Jawa Timur tercatat 2.02% atau sejumlah
98.566 jiwa penderita diabetes melitus. Untuk kota Probolinggo tercatat 1.66% atau
2.889 sebagai penderita diabetes mellitus. Pada tahun 2019 tercatat 87,32% atau
sebanyak 13.312 jiwa penderita diabetes mellitus. Hasil tersebut melebihi batas
target yang ditentukan oleh pihak dinas kesehatan Probolinggo yaitu sebanyak 8.285
jiwa penderita diabetes melitus (Dinkes, 2019).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 Desember 2020 dengan
metode wawancara di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo pada 10 orang
(100%) penderita diabetes melitus yang melakukan perawatan mandiri meliputi
kontrol kadar gula darah, pengaturan pola makan, olahraga, pengobatan, dan
perawatan kaki. Pada perawatan mandiri kontrol kadar gula darah dari 10 orang
(10%) didapatkan 7 orang (70%) yang tidak rutin melakukan kontrol gula darah,
hanya 3 orang (30%) yang rutin melakukan kontrol kadar gula darah setiap 1 bulan 1
kali.
Pada perawatan mandiri pengaturan pola makan dari 10 orang (100%)
didapatkan sebanyak 8 orang (80%) yang melakukan pengaturan pola makanan
tersebut yaitu mengurangi konsumsi gula dan membatasi jumlah kalori, hanya 2
orang (20%) yang tidak melakukan pengaturan pola makan. Pada perawatan mandiri
olahraga dari 10 orang (100%) didapatkan hanya 5 orang (50%) yang rutin
melakukan olahraga seperti jogging dan jalan kaki, hanya 5 orang (50%) yang tidak
rutin melakukan olahraga. Pada perawatan pengobatan diabetes dari 10 orang
(100%) didapatkan 4 orang (40%) yang rutin mengkonsumsi obat diabetes, hanya 6
orang (60%) yang tidak rutin mengkonsumsi obat diabetes. Pada perawatan mandiri
perawatan kaki dari 10 orang (100%) didapatkan 2 orang (20%) yang sering
melakukan perawatan kaki, sedangkan 8 orang (80%) tidak pernah melakukan
perawatan kaki.
Ketika dilakukan wawancara mayoritas penderita diabetes melitus belum
mengetahui tentang pentingnya melakukan perilaku perawatan mandiri penderita
diabetes melitus seperti kontrol gula darah secara rutin, pengaturan makanan, minum
obat diabetes secara teratur, olahraga, dan perawatan kaki. Namun dalam
pelaksanaannya, banyak dari penderita diabetes melitus yang belum teratur dan
patuh dalam melakukan perilaku perawatan mandiri bagi penderita diabetes melitus.
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang membutuhkan supervisi
medis berkelanjutan serta edukasi perawatan secara mandiri. Perawatan mandiri
yang dilakukan penderita diabetes melitus meliputi monitoring kadar gula darah
secara rutin, menjaga pola makan, olahraga, pengobatan, dan perawatan kaki.
Kontrol kadar gula darah dilakukan oleh penderita diabetes melitus untuk mencegah
terjadinya hipoglikemia, hiperglikemia, dan ketosis berat. Kontrol gula darah yang
dilakukan secara rutin merupakan tindakan deteksi dini dalam mencegah terjadinya
komplikasi jangka panjang (Putri, 2017).
Perawatan mandiri yang dilakukan pada penderita diabetes melitus meliputi
kontrol gula darah, pola makan, olahraga, minum obat diabetes melitus, dan
perawatan kaki. Monitoring kadar gula darah dilakukan oleh penderita diabetes
melitus untuk mencegah terjadinya hipoglikemia, hiperglikemia, dan ketosis berat.
Pola makan pada penderita diabetes melitus merupakan pengaturan pola makananan
seimbang yang bertujuan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang baik, prinsip
pengaturan pola makan penderita diabetes melitus yang harus diperhatikan jadwal,
jumlah, dan jenis makanan. Olahraga merupakan komponen penting dalam
perawatan mandiri, penderita diabetes melitus dianjurkan untuk melakukan olahraga
jalan kaki, jogging, lari dan bersepeda selama 20-30 menit sebanyak 3 kali dalam
seminggu. Pengobatan pada penderita diabetes melitus, kelompok obat untuk
penderita diabetes melitus dibagi menjadi 2 yaitu memperbaiki kerja insulin dan
meningkatkan kerja insulin yang berpengaruh secara langsung terhadap
pengendalian kadar gula darah. Perawatan kaki diabetik perlu dilakukan pada
penderita diabetes melitus untuk mencegah adanya luka ulkus (Putri, 2017).
Upaya pemberian Diabetes Self Management Education (DSME) merupakan
pendidikan edukasi manajemen dan program pendukung diabetes yang dapat
menjadi tempat bagi penderita dengan diabetes melitus untuk mendapatkan
pendidikan, mendukung perkembangan dan menjaga perilaku penderita diabetes
melitus (ADA, 2018).
Berdasarkan penelitian pertama oleh Dewi Qurniawati, Ajeng Fatikasari,
Jurniatulo Tafonao, dan Elis Anggeria (2020) sebelum dilakukannya intervensi
banyak yang masih memiliki perawatan diri yang kurang baik, setelah dilakukan
intervensi perawatan diri penderita luka diabetes dari kurang baik menjadi baik.
Responden yang sudah memiliki pengetahuan lebih patuh menjalankan perawatan
diri secara rutin dan tepat, dibandingkan dengan responden yang pengetahuannya
kurang. Pemberian Diabetes Self Management Education (DSME) ialah bagian
penting yang perlu diedukasikan kepada pasien dalam menjalankan perawatan diri
pasien luka diabetes. Pada peneliti kedua oleh oleh Rahmawati, Teuku Tahlil, dan
Syahrul (2016) dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh DSME terhadap
manajemen diri pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Trienggadeng
Kabupaten Pidie Jaya, sehingga yang mebuat beda ialah setelah dilakukanya
intervensi DSME pederita untuk meningkatkan kesadaran diri.
Pada peneliti ketiga oleh Wahyuni dan Dwi (2017) menyatakan bahwa
Diabetes Self Management Education dapat menjadi intervensi untuk memberikan
pengetahuan kepada pasien sehingga pasien mampu mempertahankan tingkat kadar
gula yang stabil. Pada peneliti keempat oleh Dina Yusdiana Dalimunthe, Johani
Dewita Nasution, dan Solihuddin Harahap (2016) menyatakan bahwa ada pengaruh
penurunan kadar gula darah pada Diabetes Self Management Education (DSME)
sebagai Model Keperawatan Berbasis Keluarga terhadap Pengendalian Glukosa Pada
Penderita Diabetes Melitus di puskesmas Helvetia Medan .
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME) Terhadap perilaku
perawatan mandiri pada penderita diabetes melitus tipe II di Klinik Holistic Nursing
Therapy Probolinggo”.
2. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan desain one group pre-
post design. Populasi seluruh pederita diabetes melitus tipe II pasien pasca stroke
di Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo sebanyak 35 responden,
penentuan sampel menggunakan tekhnik accidental sampling yang memenuhi
kriteria sebanyak 32 responden. Instrumen yang digunakan lembar kuesioneri
perilaku perawatan mandiri Summary of Diabetes Self-Care Activities (SSDCA),
SAP Diabetes Self Management Education (DSME), dan Booklet Perilaku
Peawatan Mandiri Pada Penderita Diabetes Melitus. Pengelolahan data dengan
proses Editing, Coding, Scoring dan Tabulating, selanjutnya dianalisis
menggunakan uji wilcoxon.
Usia
Jumlah 32 100,0
Jenis Kelamin
Laki-Laki 18 56,2
Perempuan 14 43,8
Jumlah 32 100,0
Pendidikan
Terakhir
SD 13 40,6
SMP 8 25,0
SMA 7 21,9
Perguruan 4 12,5
Tinggi Berdasarkan tabel 1
diatas didapatkan bahwa
Jumlah 32 100,0 usia yang terbanyak adalah
54-59 tahun sejumlah 8
Pekerjaan responden (25,0%),
kelompok jenis kelamin
Tidak Bekerja 7 21,9
terbanyak adalah laki-laki
PNS 1 3,1 sejumlah 18 reposden
(56,2%), kelompok
Petani 9 28,1 pendidikan terakhir
terbanyak adalah SD
Wiraswasta 14 43,8 sejumlah 13 responden
(40,6%), kelompok
Pensiun 1 3,1 pekerjaan terbanyak adalah
Jumlah 32 100,0 wiraswasta sejumlah 14
Lama
Menderita
Jumlah 32 100,0
responden (43,8%), dan kelompok lama menderita adalah 1-6 bulan sejumlah 17
responden (53,1%).
Nilai Perilaku
Frekuensi (F) Presentase (%)
Perawatan Mandiri
Kurang 9 28,1
Cukup 12 37,5
Baik 11 34,4
Total 32 100,0
SBLM-SSD
SSD
Kurang Cukup Baik Total
SBLM Kurang 5 8 8 21
Cukup 4 2 3 9
Baik 0 2 0 2
Total 9 12 11 32
3.4 PEMBAHASAN
3.4.1 Pengukuran Perilaku Perawatan Mandiri Sebelum Diberikan Diabetes
Self management Education (DSME) Di Klinik Holistic Nursing Therapy
Probolinggo
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidani & Fan (2017),
pasien diabetes melitus tipe II yang menerima DSME dapat mengalami perbaikan
kontrol metabolik, perbaikan kualitas hidup, dan mengurangi komplikasi. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rondhianto (2017) juga menyatakan bahwa
DSME terbukti memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan
kepercayaan diri dan perubahan perilaku perawatan diri pasien Diabetes melitus
tipe II.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penilitian Funnel (2017), dalam
penelitian menunjukkan bahwa Diabetes Self Management Education (DSME)
menggunakan metode pedoman, konseling, dan intervensi perilaku untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai diabetes dan meningkatkan keterampilan
individu dan keluarga dalam mengelola penyakit diabetes melitus tipe II. Metode
ini memfasilitasi pengetahuan, keterampilan dan kemampuan perawatan mandiri
(self care behavior) yang sangat dibutuhkan oleh penderita diabetes. Kemampuan
untuk melakukan perawatan mandiri berjalan melalui untuk mendapatkan
informasi pengetahuan, keterampilan, dan status psikologis penderita mengalami
peningkatan, sehingga penderita mulai melakukan perawatan mandiri terhadap
penyakitnya dan hal tersebut dapat membantu mengurangi resiko untuk terjadinya
komplikasi.
3.4.3 Analisa Pengaruh Diabetes Self Education Management (DSME) Terhadap
Perilaku Perawatan Mandiri Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di
Klinik Holistic Nursing Therapy Probolinggo
3.5.2 Saran
Pada peneliti selanjutnya diharapkan khususnya bagi responden yang
memiliki tingkat pendidikan rendah (SD) lebih dikhususkan lagi saat pemberian
Diabetes Self Managament Education (DSME) atau bisa dibuatkan kelompok
kecil khusus tingkat pendidikan rendah (SD) agar saat penyampaian materi lebih
mudah untuk dipahami oleh responden.
3.6 DAFTAR PUSTAKA
Linda Riana Putri dan Yuni Dwi Hastuti, 2016 Gambaran Self Care Penderita Diabetes
Melitus (DM) Di Wilayah kerja Puskesmas srondol Semarang http://ejournal-
s1.undip.ac.id/
Restyana. 2015. Hubungan Durasi Penyakit Dan Kadar Gula Darah Dengan Keluhan
Subyektif Penderita Diabetes Melitus. Riau: Medika Journal
https://doi.org/10.33482/medika.v7i1.119
Vini Paskalini., dkk 2017 Hubungan Dukungan Sosial dan Motivasi dengan Perawatan
Mandiri pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Penyakit ddalam
RSUD Mokopido Toli-Toli
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14856