Anda di halaman 1dari 5

BAB II

Tinjauan Pustaka
2.1 Landasan Teori

1. Penempatan kerja

Karyawan memainkan salah satu peran kunci dalam bidang manajemen sumber daya

manusia. Karyawan yang termotivasi dengan baik dapat mempengaruhi keberhasilan rumah

sakit, dimana karyawan yang aktif dalam lingkungan kerja akan sangat kompetitif melalui

kinerja mereka. Di dalam rumah sakit terdapat banyak karyawan dengan posisi yang berbeda-

beda, mulai dari atasan hingga bawahan. Semakin tinggi posisi seseorang maka semakin

besar tanggung jawab yang dipikul. Setiap karyawan memiliki posisi yang berbeda-beda

secara struktural, dimana masing-masing posisi memiliki kewajiban yang berbeda-beda.

Setiap orang memiliki tingkat kepuasan berbeda-beda. Kepuasan tersebut akan tercapai jika

dapat menyelesaikan kewajiban pekerjaannya masing-masing dengan benar. Pegawai yang

merasa dihargai dan dihormati dalam status pekerjaannya lebih besar kemungkinannya untuk

mengalami kepuasan dan keterikatan terhadap tanggung jawabnya. Saat pegawai merasa puas

maka cenderung memiliki sikap positif terhadap pekerjaannya, menikmati pekerjaannya,

serta merasakan pencapaiannya. Kepuasan ini berkaitan erat dengan keterlibatan kerja,

karyawan yang terlibat adalah karyawan yang antusias, termotivasi, dan berdedikasi terhadap

pekerjaan mereka. Sebaliknya, kepuasan kerja yang rendah dapat menyebabkan menurunnya

semangat kerja, kinerja, pergantian karyawan serta berkurangnya keterlibatan.

Karyawan rumah sakit seperti dokter, perawat, dan petugas rumah sakit memiliki

peranan serta posisi yang berbeda-beda. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral

pelayanan kesehatan di rumah sakit. Peranannya dalam penyelenggaraan dan pengembangan

program-program di rumah sakit adalah strategis. Profesi perawat memiliki peranan penting
dalam memberikan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena jenis pelayanan yang

diberikannya dengan pendekatan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan dilakukan dengan

berkelanjutan. Dalam penyelenggaraan kerja perawat terdapat posisi kerja untuk

memudahkan dalam menjalankan kewajibannya. Posisi kerja ini bertujuan untuk menata

operasional yang berjalan dalam lingkup rumah sakit terutama dalam hal pelayanan pasien.

Penataan dilakukan secara sistematis supaya pekerjaan dapat berjalan dengan baik serta

membagi kewajiban setiap orang berdasarkan landasan aturan yang ada secara adil. Menurut

Permenkes RI No. 4 tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perawat Pasal 2

ayat 2, dijelaskan bahwa :

Petunjuk teknis jabatan fungsional Perawat bertujuan untuk:

a. Memberikan pedoman bagi Perawat dan pihak yang berkepentingan agar memiliki

pengertian dan pemahaman yang sama mengenai ketentuan jabatan fungsional

Perawat;

b. memperjelas butir kegiatan;

c. mempermudah tim penilai dalam melakukan penilaian angka kredit; dan

d. mempermudah perhitungan formasi.

2. Beban Kerja

Pelaksanaan kerja perawat sabagai profesi yang mengembang tanggung jawab yang besar,

menuntut kepada anggotanya untuk memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan diterapkan

pada asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik profesi. Beban kerja merupakan salah satu

unsur yang harus diperhatikan untuk mendapatkan keserasian dan produktifitas kerja yang

tinggi. Beban kerja seorang perawat juga harus sesuai dengan kemampuan individu perawat.

Kinerja perawat yang sesuai dengan standar asuhan keperawatan akan menjamin tingginya

mutu pelayanan keperawatan kepada pasien. Masalah beban kerja perawat memiliki dampak
yang luas sehingga harus menjadi perhatian bagi institusi pelayanan kesehatan terlebih bagi

profesi perawat. Beban kerja perawat yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kinerja

perawat dan kurang atau buruknya komunikasi antara pasien dan perawat, berpengaruh

terhadap kondisi pasien, sehingga berdampak pada buruknya mutu pelayanan keperawatan.

Menurut Nursalam (2011) yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah jumlah

pasien yang dirawat setiap hari di unit rawat inap, kondisi atau tingkat ketergantungan pasien,

rata-rata hari perawatan, yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan langsung maupun

tidak langsung terhadap asuhan keperawatan. Akibat negatif dari permasalahan ini

kemungkinan akan memberi dampak negatif terhadap kinerja perawat. ekerjaan perawat yang

dilakukan secara rutin dalam memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam sehari, dituntut

untuk selalu memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar secara berkesinambungan

baik kepada individu, keluarga, maupun masyarakat. Beban kerja yang diberikan menentukan

seorang perawat mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik, namun demikian

kenyataan di lapangan masih banyak tenaga keperawatan memiliki beban kerja melebihi dari

yang seharusnya, dengan arti mengerjakan pekerjaan lain diluar keperawatan.

3. Fasilitas Kerja

Fasilitas merupakan suatu faktor yang sangat penting dan sangat menunjang dalam

suatu perusahaan memasarkan produk jasa kepada konsumen pengguna jasa. Adapun definisi

fasilitas adalah segala hal yang dapat memudahkan perkara. Fasilitas merupakan segala

sesuatu yang memudahkan konsumen dalam menggunakan jasa perusahaan tersebut. Fasilitas

adalah sumber daya fisik yang ada dalam sebelum suatu jasa dapat ditawarkan kepada

konsumen
4. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah perasaan dan sikap positif dari seseorang pada pekerjaannya.

Kebahagian dan rasa senang merupakan hasil dari kepuasan kerja dan reaksi emosional

seseorang terhadap pekerjaannya. Peningkatan pengetahuan tentang pentingnya kepuasan

kerja pada tenaga kesehatan harus menjadi masalah global. Saat ini di dunia, kepuasan pasien

menjadi hal utama dalam peningkatan pelayanan dan pelayanan keperawatan merupakan

faktor utama kepuasan pasien yang berhubungan dengan kualitas pelayanan kesehatan.

Kepuasan kerja merupakan kunci dari produktifnya sebuah organisasi khususnya

pelayananan kesehatan. Faktanya, kepuasan kerja dan kesejahteraan tenaga kesehatan

memainkan peranan penting dalam kualitas pelayanan kesehatan. Kepuasan kerja perawat

berhubungan dengan performa perawat, kualitas pelayanan, dan peningkatan kepuasan

pasien. Kepuasan kerja perawat berhubungan dengan banyak hal seperti kondisi pekerjaan,

dukungan dari rumah sakit, kepemimpinan, dan struktur organisasi dari jajaran direksi.

Peningkatan performa perawat adalah tugas dari seorang pemimpin untuk menggunakan

kemampuannya memberdayakan karyawan untuk bekerja secara efektif.. Menggunakan

pemberdayaan pemimpin secara langsung di keperawatan sangat penting dalam membuat

lingkungan yang mendukung perawat memiliki performa yang terbaik yang akan

meningkatkan kepuasan kerja.

Ketidakpuasan kerja diantara perawat dapat mengancam fisik, kesehatan emosional,

dan juga berefek pada kualitas hidup dan menjadi penghalang dalam pencapain diri dan

perkembangan sosial. Ketidakpuasan dalam bekerja menjadi penyebab serius dalam

pemberian pelayanan/asuhan kepada pasien. Ketidakpuasan dalam berkerja akan membawa

efek negatif dalam pelayanan kesehatan, perawat yang tidak puasa akan meninggalkan

pekerjaan atau bekerja tidak secara profesional. Banyak faktor yang dapat menyebabkan

ketidakpuasan dalam berkerja, sepertinya kurangnya sumberdaya, pengakuan, dukungan,


komunikasi, dan ketidakadilan. Lee (2013) dalam Liton dan Dawlat (2020) mengkategorikan

ketidakpuasan disebabkan oleh tujuh faktor meliputi;

1. Pelayanan pasien,

2. Perasaan yang terbebani,

3. Hubungan dengan rekan kerja,

4. Faktor pribadi,

5. Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan/ asuhan,

6. Faktor organisasi, dan

7. Pangkat dan jabatan dari seorang perawat

2.2 Kaitan Antar Variabel

Anda mungkin juga menyukai