Anda di halaman 1dari 7

Analisis Artikel Kesehatan

DAUN KECUBUNG DAN TEH PEREDA ASMA

Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Keluarga


Tahap Profesi Ners

Oleh

Oleh:

ARDIANTO
07/257819/EIK/667

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
ANALISIS ARTIKEL KESEHATAN

Judul artikel : Daun Kecubung dan Teh Pereda Asma


Pengarang : Djoko Hargono (Peneliti Puslitbang Farmasi, Depkes RI)

Latar Belakang Masalah


Asma merupakan penyakit yang menyerang akibat tubuh rentan terhadap
sesuatu, seperti zat tertentu, serbuk, bulu binatang, uap, bau, makanan, atau obat.
Kuman-kuman di dalam hidung atau tenggorokan mungkin pula menyebabkan
kerentanan, yang selanjutnya menimbulkan asma. Serangan penyakit ini lebih sering
terjadi pada penderita yang letih atau sedang mengalami tekanan emosi hebat.
Pergantian musim pun sering kali mendatangkan serangan asma.
Penyakit ini dapat berkembang secara berangsur-angsur dari gangguan bronkitis.
Namun dapat pula secara tiba-tiba terjadi ketika seseorang terpapar zat merangsang.
Penderita mula-mula mengalami perasaan tertekan di dada. Perasaan ini mungkin
mereda dalam satu atau dua jam, tapi mungkin pula baru mereda setelah berjam-jam
atau berhari-hari berlalu. Pada akhir serangan penderita bisa tiba-tiba mengeluarkan
lendir kental.

Hasil
Pengobatan asma bisa yang bersifat modern (obat farmasi), seperti penggunaan
adrenalin, aminofilin, antihistamina untuk meringankan penderitaan asma akibat
kerentanan tubuh terhadap sesuatu atau golongan bronkodilator untuk melebarkan
saluran napas.
Sementara itu pengobatan secara tradisional bisa dilakukan dengan
memanfaatkan tumbuhan. Beberapa tumbuhan yang berdasarkan penelitian terbukti
berkhasiat untuk mengusir asma, di antaranya kecubung, teh, putri malu, dan patikan
kebo.

Pembahasan
Pada prinsipnya menurut Sundaru, et al (2007), strategi pengobatan asma dapat
ditinjau dari berbagai pendekatan, diantaranya:

1. Mencegah penglepasan mediator yang menyebabkan alergi sehingga terjadi


bronkokontriksi. Strategi ini terdapat pada obat golongan agonist beta 2 seperti
teofilina yang terkandung dalam kecubungmaupun daun teh.
2. Melebarkan saluran napas dengan bronkodilator seperti penggunaan epineprin
ataupun agonist beta 2.

1
3. Mengurangi respon dengan jalan meredam inflamasi saluran napas. Dalam terapi
herbal ini, patikan kebo (Euphorbia hirta L. atau E. pillulifera L.) mengandung
antihistamin yang berperan dalam meradam respon inflamasi.

Secara rinci kecubung (Datura metel L.) mengandung alkaloid skopolamina,


meteloidina, hiosiamina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina.
Alkaloid-alkaloid tersebut berkhasiat sebagai obat pereda kejang (spasmolitikum).
Daun teh (Camellia sinensis). Daun teh ini mengandung kafeina, adenina, teobromina,
teofilina, xantina, zat penyamak, dan minyak atsiri. Kandungan kaefina, teobromina,
dan teofilinanya memiliki khasiat memperlebar pembuluh darah (vasodilator) dan
saluran pernapasan (bronkodilator). Patikan kebo (Euphorbia hirta L. atau E. pillulifera
L.) mengandung senyawa alkaloid (0,1%), damar, glikosida, zat penyamak, dan gom.
Alkaloidnya bersifat sebagai antihistaminika yang menghilangkan kerentanan tubuh,
sehingga akan mengurangi atau menghilangkan penderitaan asma.

Implikasi Keperawatan
Peran perawat menurut Potter (2005), diantaranya sebagai peneliti, pendidik dan
pemberi pelayanan kesehatan. Penelitian terapi herbal ini memiliki manfaat besar
dalam perkembangan ilmu kesehatan dan keperawatan khususnya. Terapi herbal
memiliki keuntungan bagi penderita dan penyedia pelayanan kesehatan, sebab terapi
ini memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar kita sehingga secara
ekonomis menurunkan biaya kesehatan.
Sebagai pendidik dan pemberi pelayanan kesehatan, perawat dalam mengelola
terapi tradisional asma ini perlu memberikan penjelasan dan pengawasan dalam
penggunaannya. Sebab penggunaan dalam jumlah yang berlebih dapat menimbulkan
efek terbalik dari tujuan pengobatan. Seperti penggunaa kecubung yang mengandung
agonist beta 2 dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan reaksi balik
bronkokontriksi (rebound) atau bahkan peningkatan toleransi. Atau gejala lain yang
bisa muncul dan perlu dipantau jika penggunaan berlebihan insomnia, muntah atau
agitasi.

2
Lampiran Artikel
DAUN KECUBUNG DAN TEH PEREDA ASMA

Nasib memang tak bisa ditolak. Begitu pula kalau kita diwarisi asma. Namun,
penyakit menurun ini ternyata bisa diatasi dengan cara mudah dan murah, yakni
dengan tanaman di sekitar kita. Di antaranya kecubung, teh, patikan kebo, dan putri
malu.
Coba bayangkan rasanya diserang gejala sesak napas: napas berbunyi menciut-
ciut, batuk kering, atau sesak di dada. Lebih tersiksa lagi bila kita semakin susah
bernapas sampai berkeringat, detak jantung semakin cepat, dan kita mengalami stres
berat serta gelisah. Kita tidak bisa berbaring apalagi tidur, mungkin tak sanggup
berbicara. Napas semakin cepat dan bunyinya semakin keras. Yang paling tersiksa,
kalau jumlah oksigen dalam darah menipis hingga menyebabkan cyanosis (diskolorasi
kebiruan) wajah. Bibir dan kulit mungkin menjadi pucat dan berkeringat. Akibatnya
bisa sangat fatal. Itulah gradasi siksaan yang meningkat akibat serangan penyakit asma
yang semakin berat.
Asma merupakan penyakit yang menyerang akibat tubuh rentan terhadap
sesuatu, seperti zat tertentu, serbuk, bulu binatang, uap, bau, makanan, atau obat.
Kuman-kuman di dalam hidung atau tenggorokan mungkin pula menyebabkan
kerentanan, yang selanjutnya menimbulkan asma. Serangan penyakit ini lebih sering
terjadi pada penderita yang letih atau sedang mengalami tekanan emosi hebat.
Pergantian musim pun sering kali mendatangkan serangan asma.
Penyakit ini dapat berkembang secara berangsur-angsur dari gangguan bronkitis.
Namun dapat pula secara tiba-tiba terjadi ketika seseorang terpapar zat merangsang.
Penderita mula-mula mengalami perasaan tertekan di dada. Perasaan ini mungkin
mereda dalam satu atau dua jam, tapi mungkin pula baru mereda setelah berjam-jam
atau berhari-hari berlalu. Pada akhir serangan penderita bisa tiba-tiba mengeluarkan
lendir kental.
Sifat rentan merupakan sifat menurun, sehingga dapat dijumpai dalam seluruh
anggota keluarga walaupun dengan intensitas berbeda. Umpamanya, pada orang tua
sifat rentan tersebut berupa urtikaria (bercak lebih merah atau lebih pucat pada kulit
yang disertai rasa gatal), sedangkan pada anggota keluarga lainnya eksema, asma, atau
bentuk kerentanan lainnya.
Asma yang berkembang sejak anak-anak biasanya disebabkan makanan.
Serangan asma yang terjadi pada masa akhir anak-anak (16 tahun), mungkin
disebabkan oleh zat atau bahan berbentuk serbuk, umpamanya debu. Namun jika baru
muncul pada usia 45 tahun, seringkali asma itu akibat penyakit infeksi.

Cukup 1 gram sehari

3
Untuk mengatasi asma, pertama-tama perlu diketahui penyebabnya. Dengan
menghindari faktor penyebab tadi asma bisa dicegah. Sebagai contoh, bila bau sampah
menjadi penyebab, pencegahannya jauhilah tempat-tempat sampah. Sementara jika
makanan tertentu yang menjadi penyebab, dengan tidak mengkonsumsi jenis
makanan itu serangan asma dapat dihindari. Demikian pula kalau biang keladinya
berupa infeksi pada hidung atau tenggorokan, penyembuhan infeksi tersebut akan
membantu penganggulangan asma.
Namun, seandainya serangan asma tetap terjadi juga, pengobatan tentu
diperlukan. Obatnya bisa yang modern (obat farmasi), bisa pula yang tradisional
dengan menggunakan bahan-bahan alami. Yang tergolong obat modern misalnya
adrenalin dalam bentuk suntikan atau semprotan. Dapat pula aminofilin. Juga tablet
efedrina 25 mg yang diberikan setiap empat jam. Sedangkan obat antihistamina dapat
meringankan penderitaan asma akibat kerentanan tubuh terhadap sesuatu. Untuk
asma akibat penyempitan saluran pernapasan, obat-obat pelebar saluran pernapasan
dapat pula digunakan.
Sementara itu pengobatan secara tradisional bisa dilakukan dengan
memanfaatkan tumbuhan. Beberapa tumbuhan yang berdasarkan penelitian terbukti
berkhasiat untuk mengusir asma, di antaranya kecubung, teh, putri malu, dan patikan
kebo.
Kecubung (Datura metel L.) merupakan terna tegak. Pangkal batangnya seringkali
berkayu dan tingginya berkisar 0,5 – 2 m. Batangnya hijau atau keunguan tua.
Bunganya berdiri sendiri dengan tangkai sepanjang 1 – 3 cm. Kelopaknya bertajuk lima.
Mahkota bunganya berbentuk corong mirip terompet. Warnanya putih keunguan.
Helaian daunnya berbentuk bulat telur, sering dengan pangkal bersisi tidak sama dan
ujung meruncing. Daun kecil berbentuk rata, sedangkan yang besar melekuk ke dalam.
Daun inilah yang berguna sebagai obat asma.
Tumbuhan ini mengandung alkaloid skopolamina, meteloidina, hiosiamina,
norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina. Alkaloid-alkaloid tersebut
berkhasiat sebagai obat pereda kejang (spasmolitikum). Dengan demikian dapat
meringankan penderitaan asma, karena dapat memperlebar kembali saluran
pernapasan yang menyempit sehingga memperlancar pernapasan yang terganggu
akibat serangan asma.
Untuk memanfaatkannya sebagai obat, daun kecubung perlu dirajang, seperti
halnya daun tembakau, lalu dikeringkan. Rajangan kering selanjutnya dijadikan bahan
rokok. Karena alkaloid daun kecubung tergolong keras, tiap rokok dibatasi hanya
mengandung rajangan daun kecubung tidak lebih dari 1 g. Tiap hari, penggunaannya
pun dibatasi cuma sebatang. Di samping itu penggunaannya harus dalam pengawasan
dokter.
Diseduh dan direbus

4
Cara lain untuk mengatasi penderitaan akibat asma adalah dengan minum teh
yang sebenarnya, yakni yang terbuat dari seduhan daun teh (Camellia sinensis). Daun
teh ini mengandung kafeina, adenina, teobromina, teofilina, xantina, zat penyamak,
dan minyak atsiri. Kandungan kaefina, teobromina, dan teofilinanya memiliki khasiat
memperlebar pembuluh darah dan saluran pernapasan (vasodilator). Dengan demikian
minum teh bermanfaat untuk meringankan derita akibat asma. Selain itu kandungan
kafeinanya juga membantu menyegarkan tubuh.
Putri malu (Mimosa pudica L.) juga bisa digunakan untuk mengobati asma.
Tumbuhan ini berumur setahun atau lebih. Batang bagian bawah kadang-kadang
berkayu, dengan rambut-rambut kasar menghadap ke bawah dan duru-duri tersebar.
Daunnya tergolong majemuk ganda dengan anak daun berbentuk elips. Anak-anak
daun ini sensitif, jika tersentuh langsung mengatup. Penyebarannya sangat luas hingga
pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.
Herbanya (seluruh bagian tumbuhan yang terdapat di atas permukaan tanah)
mengandung alkaloid mimosina, glikosida krosetin, ester dimetil krosetin, zat
penyamak, saponin, damar, glikosida mimosida, norepinefrina, asam linolenat, asam
linoleat, asam oleat, asam stearat. Asam palmitat, glikosida flavonoid, fenol, dan asam
amino. Dari banyak senyawa tadi norepinefrina berkhasiat sebagai bronkodilator
(melebarkan saluran pernapasan). Dengan demikian saluran pernapasan yang menciut
karena asma, sehingga pernapasan menjadi sesak, dapat dilebarkan kembali.
Pernapasan pun menjadi lancar kembali.
Untuk pengobatan ini digunakan herba yang telah dikeringkan. Untuk
membuatnya diperlukan 10 g herba putri malu dan 100 ml air. Cara mengolahnya,
herba putri malu direbus selama 15 menit, terhitung sejak air menguap. Hasilnya
langsung disaring dan didinginkan. Hasil rebusan inilah yang diminum sebagai obat.
Dosisnya 3 x 1 – 2 sendok makan.
Cara hampir sama juga dipakai bila kita menggunakan bahan patikan kebo
(Euphorbia hirta L. atau E. pillulifera L.) Tumbuhan ini merupakan terna tegak atau
memanjat. Tingginya 6 – 60 cm. Batangnya berwarna merah atau keunguan dan
berambut. Tumbuhnya jarang mendatar di atas permukaan tanah. Daunnya
berhadapan, berbentuk jorong meruncing sampai tumpul dengan tepi bergerigi.
Panjang daunnya 5 – 50 mm dan lebar 2 – 25 mm. Bunganya berwarna merah pucat
atau merah kecoklatan, berbentuk bola dengan diameter + 1 cm.
Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini di antaranya alkaloid (0,1%),
damar, glikosida, zat penyamak, dan gom. Alkaloidnya bersifat sebagai antihistaminika
yang menghilangkan kerentanan tubuh, sehingga akan mengurangi atau
menghilangkan penderitaan asma.
Untuk tujuan pengobatan, digunakan herba patikan kebo yang belum berbunga.
Herba tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Bahan kering ini
ditumbuk hingga menjadi serbuk. Dalam pembuatan, diperlukan serbuk herba

5
sebanyak 15 g dan 100 ml air. Serbuk direbus selama 15 menit sejak mengeluarkan
uap, kira-kira suhunya 90 oC. Dalam keadaan panas air rebusan itu disaring hingga
diperoleh air rebusannya saja sekitar 75 ml. Air rebusan inilah yang diminum sebagai
obat. Dalam sehari diminum 3 kali, masing-masing 25 ml.
Tingkat keberhasilan penggunaan obat alami memang belum terukur. Yang pasti,
tanaman-tanaman tadi bisa membantu mengatasi derita akibat asma, atau setidaknya
menguranginya dengan cara mudah dan biaya murah.
 
Informasi lebih jauh dapat ditelusuri a.l. melalui referensi berikut ini:
1. ASEAN Countries. 1993. Standard of Asean Herbal Medicine. Vol I. Jakarta.
2. Departemen Kesehatan RI. 1993. Formularium Obat Tradisional. Edisi II. Jakarta.
3. Duke, James A. 1985. Handbook of Medicinal Herbs. Roca Raton, Florida: CRC Press
Inc.
4. Perry, L.M., 1980. Medicinal Plants of East and Southeast Asia Attributed Properties
and Uses. Massachusetts: The MIT Press Cambridge.
5. Reynolds, James, E.F., 1982. Martindale The Extra Pharmacopoeia. Twenty Eight
Edition.
6. Tyler, Varro E., PhD. 1977. Pharmacognosy. Philadelphia: Lea & Febiger.
7. Younken, Heber W. 1948. Textbook of Pharmacognosy. Toronto: Philadelphia The
Blakiston Company.

Anda mungkin juga menyukai