Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II (REVISI)

ASMA (Saluran Nafas)

penggolongan asam obat oral (Tablet) dan inhaler

PERTEMUAN KE-1

DISUSUN OLEH:

Thalita Adelia Po.71.39.1.20.072

Adelia Ovi Marseli Po.71.39.1.20.074


Tujuan
a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian asma
b. Agar mahasiswa mengetahui apa saja penyebab
terjadinya serangan asma
c. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana klasifikasi dari
penyakit asma
d. Agar mahasiswa mengetahui tentang mekanisme
tejadinya asma
e. Agar mahasiswa mengetahui cara penanganan atau
pengendalian penyakit asma
f. Agar mahasiswa mengetahui tentang asuhan
keperawatan asma
 
TEORI
Menurut National Asthma Education and Prevention Program
A. Definisi Asma
(NAEPP) pada National Institute of Health (NIH) Amerika, asma
(dalam hal ini asma bronkial) didefinisikan sebagai penyakit
radang/inflamasi kronik pada paru, yang dikarakterisir oleh adanya
:

Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari 1.Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik),
bahasa yunani yang berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma
dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk yang disebabkan baik secara spontan maupun dengan pengobatan.
oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut penyakit
paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. 2.Peradangan pada jalan nafas.

Hal ini disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran 3.Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan
napas, peradangan, rasa nyeri, pembengkakan dan iritasi pada
aluran napas di paru-paru. Hal lain disebut juga bahwa asma (hiper- responsivitas) (NAEPP, 1997).
adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari
rachea dan bronkus terhadap bermacam-macam stimuli yang di
andai dengan penyempitan bronkus atau bronkiolus dan sekresi
berlebih dari kelenjar di mukosa bronkus.
Klasifikasi Penyakit Asma

Berdasarkan penyebabnya, asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :

a. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh alegren yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan
 
(antibiotic dan aspirin) dan spora jamur yang tidak membawa pengaruh apa-apa terhadap mereka yang sehat.

b.Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap faktor yang tidak spesifik atau tidak responsif terhadap
pemicu yang berasal dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi lingkungan seperti cuaca,
kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga oleh aktivitas olahraga yang berlebihan.
 

c. Asma Campuran

Asma campuran adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik maupun bentuk idiopatik atau non alergik.
 Penggolongan Obat Asma
a) Bronkodilator
Bronkodilator adalah kelompok obat yang digunakan untuk melegakan pernapasan,
terutama pada penderita penyakit asma. Penderita asma akan mengalami penyempitan
dan penumpukan lendir atau dahak di saluran pernapasan.

Ada tiga jenis obat bronkodilator yang umum digunakan, di antaranya :

 Antikolinergik, contohnya ipratropium dan glycopyrronium.

 Agonis beta-2, contohnya salmeterol, salbutamol, procaterol, dan terbutaline.

 Methylxanthines, contohnya teofilin dan aminofilin.
Title
Secara skematis mekanisme terjadinya
asma digambarkan sebagai berikut :
Title
 Penyebab Asma
Obat Asma Tablet Obat Asma Tablet Teofilin
Aminofillin

 Definisi Teofillin merupakan turunan xantin yang


secara kimia mirip dengan kafein dan
Aminofilin adalah obat yang digunakan untuk meredakan theobromine Sumber utamanya berasal
beberapa keluhan, seperti sesak napas, mengi, atau sulit dari teh, coklat, dan kopi.yang digunakan
untuk mengobati asma dan
bernapas, yang disebabkan oleh asma, penyakit paru bronkospasme.Teofillin merupakan obat
obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, atau emfisema.Obat ini asma yang berperan sebagai terapi
pengobatan.
juga terkadang digunakan untuk menangani gagal jantung
atau gangguan pernapasan pada bayi prematur. Indikasi : Teofilin merupakan serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa pahit dan mantap di udara.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja obat ini adalah dengan menghambat  Kelarutan : larut dalam lebih kurang 180 bagian air;
lebih mudah larut dalam air panas; larut dalam lebih
kurang 120 bagian etanol (95%) p, mudah larut dalam
larutan alkali hidroksida dan dalam ammonia encer P

 Penyusun : Teofilin [(3,7-dihidro-1,3-di-metilpurin-2,6-(1H)-


dion] atau 1,3-dimetilxantin salah satu obat yang memiliki
indeks terapi sempit yaitu 8-15 mg/L darah
Contoh-contoh obat asma

 β2-Agonist Inhalasi
•Salbutamol

a. Nama Obat : Ventolin Inhaler.


b. Komposisi : Per-kali semprot/puff mengandung : Salbutamol Sulfate 100 mcg.
c. Indikasi : Meredakan serangan atau pencegahan asma ringan, sedang atau berat.
d. Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Dewasa : - Menghilangkan
bronkospam akut : 100 atau 200 mcg - Pencegahan alergen atau bronkospasme akibat olahraga : 200 mcg - Terapi kronis :
200 mcg, 4 kali/hari Anak-anak : - Menghilangkan bronkospam akut : 100 mcg - Pencegahan alergen atau bronkospame
akibat olahraga : 100 mcg - Terapi kronis : 200 mcg, 4 kali/hari
e. Efek samping :Tremor halus pada otot rangka, rasa tertekan, vasodilatasi perifer, peningkatan denyut jantung, sakit kepala,
kram otot sementara, reaksi hipersensitif, hipokalemia, reaksi hiperaktif pada anak.
f. Penyimpanan : Simpan obat asma Ventolin Inhaler pada suhu di bawah 30°C. Simpan obat Ventolin Inhaler di tempat
kering dan tidak lembap, jangan simpan di kamar mandi. Hindari obat Ventolin Inhaler dari cahaya atau sinar matahari
langsung.
2.Terbutaline

a. Nama Obat : Bricasma.


b. Komposisi : Per-inhalasi/puff : Terbutaline sulfate 0.5 mg.
c. Indikasi : Asma bronkhial, Bronkhitis khronik & Emfisema, penyakit2 Paru lainnya yang menimbulkan komplikasi
Bronkhospasme.
d. Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. Dewasa & anak >12 thn 1/2-1
inhalasi sebanyak yang diperlukan atau jika digunakan sebagai terapi pemeliharaan berkala, diberikan tiap 6 jam. Kasus
berat: Dosis tunggal dapat ditingkatkan s/d 3 inhalasi. Maks: 4 inhalasi dalam 24 jam. Anak 7-12 thn 1/2 -1 inhalasi
sebanyak yang diperlukan atau jika digunakan sebagai terapi pemeliharaan berkala, diberikan tiap 6 jam. Kasus berat:
Dosis tunggal dapat ditingkatkan s/d 2 inhalasi. Maks: 2 mg (4 inhalasi). Respules Anak >25 kg 5 mg dihirup hingga 2-4
x dalam periode 24 jam.
e. Efek samping : Sakit kepala, mual, takikardi, tremor, kram tonik, & palpitasi.
f. Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk
β2-Agonist Oral

1.Orciprenalin

a. Nama Obat : Alupent


b. Komposisi : Orciprenaline sulfate
c. Indikasi : Asma bronkhial dan brokhospasme reversibel yang muncul berkaitan dengan bronkhitis kronis dan emfisema paru
(pelebaran dan pecahnya gelembung-gelembung paru secara abnormal), termasuk juga bronkhospasme akibat penggunaan
beta-bloker. Preparat untuk penunjang terapi dengan antibiotik, sekremukolitik, kortikosteroid, garam fisiologis & disodium
kromoglikat.
d. Dosis : Terapi jangka panjang asma bronkial dan penyakit bronkopulpmoner yang disertai bronkospasme : Dewasa : 4 kali
sehari 1/2-1 tablet . Anak 3-10 tahun : 4 kali sehari 1/2 tablet.
e. Efek Samping : Berdebar, gelisah, kelelahan, jari gemetar atau trmor. Jarang : kemerahan pada wajah dan leher, sakit kepala,
dada terasa sesak, gangguan tidur, mual; gangguan ventrikular atau angina pektoris; reaksi alergi kulit. Pada pemberian dosis
Injeksi IV atau infus dosis tinggi : takikardia, aritmia, hipotensi.
f. Penyimpanan : Simpan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari.
• Antikolinergic

Ipratropium
a. Nama Obat : Atrovent.
b. Komposisi : Ipratropium Br.
c. Indikasi : Sebagai bronkodilator untuk pencegahan dan pengobatan gejala obstruksi
saluran nafas kronik dengan bronkospasme reversibel, seperti asma bronkial dan
terutama bronkritis kronik dengan atau tanpa emfisema.
d. Dosis : Dewasa termasuk usia lanjut dan remaja > 14 tahun : 3-4 x sehari 0,4-2 ml
(8-40tetes / hari) ; Anak 6-14 tahun : 3-4 x sehari 0.4-1 ml (8-20tetes / hari).
e. Efek Samping : Gangguan motilitas lambung, mulut kering, sakit kepala, takikardi,
palpitasi, takikardi supraventrikular, fibrilasi atrial, gangguan akomodasi mata,
mual, retensi urin, batuk, iritasi lokal, bronkospasme yang diinduksi oleh inhalasi
dan reaksi alergi.
f. Penyimpanan : Simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar
matahari langsung.
• Leukotriens

montelukast
a. Nama Obat : Singulair
b. Komposisi :Montelukast Sodium 10 mg
c. Indikasi :Pencegahan& pengobatan kronik asma pd orang dws 15 tahunke atas (tab
salut selaput 10 mg) termasuk mencegah bronkokonstriksi yg dipicu olahraga/latihan
fisik.
d. Dosis : PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. Asma: Dewasa dan > 15 thn 1 tab 1 x/hr pd sore/malam hr. Pencegahan
Bronkokonstriksi yg Dipicu oleh Olahraga: Dws 1 tab 2 jam sblm berolahraga.
Penambahan dosis sebaiknya tdk dilakukan dlm waktu 24 jam.
e. Efek Samping : Infeksi sal napas atas, diare, mual, muntah; peningkatan kadar
transaminase serum (ALT, AST); ruam kulit; pireksia.
f. Penyimpanan : simpan di tempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari
langsung
Daftar Pustaka

Preeti Gupta and Sinead O’Mahony.(2008).Potential Adverse Effect of Bronchodilators in the


Treatment of Airways Obstruction in Older People.Drugs Aging 2008;25(5):415-443
Anonim, 1998, Buku Saku Kedokteran Dorland edisi 25, Penerbit ECG, Jakarta
Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta
Boushey H.A., 2001, Obat-obat Asma dalam Katzung, B.G., Farmakologi Dasar & Klinik,
Ed.I, diterjemahkan oleh Sjbana, D., dkk, Salemba Medika, Jakarta
Mulia, yuiyanti J, 20002, Perkembangan patogenesis dan pengobatan asma bronchial.
Penerbit EGC, trisakti, Jakarta
Tanjung, dudut.2003. Asuhan Keperawatan Asma Bronchial.USU Digital library.Sumatra
Utara
Adnyana, I Ketut dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. PT.ISFI.Jakarta
Fairawan, Sulfan.2008.Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang penyakit asma dengan
sikap penderita dalam perawatan asma pada pasien rawat jalan di balai kesehatan paru
masyarakat (BBKPM).Skripsi.Surakarta
Maryono.2009.hubungan antara faktor lingkungan dengan kekambuhan asma bronchial pada
klien pasien rawat jalan di poliklinik paru instalasi rawat jalan RSUD.DR MOEWARDI
Surakarta.Skripsi
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai