Anda di halaman 1dari 11

Nama : Binti Aulia Nur Aida

Nim : 201905003

Prodi : D3 Farmasi Semester 4

SYSTEM PERNAPASAN

 Sistem pernapasan terdiri atas 2 bagian yakni bagian atas dan bagian bawah
 Sistem pernapasan bagian atas meliputi hidung, faring dan laring, sedangkan system
pernapasan bagian bawah meliputi trakea, bronkus, bronkiolus dan paru-paru yang
berujung pada alveolus
 Pilek dan batuk merupakan salah satu contoh gangguan system pernapasan bagian
atas,sedangkan contoh gangguan system gangguan bawah adalah
bronkitis,bronkiolotis,pneumonia,aspergilosis,tuberculosis.
 Saluran pernapasan dari hidung hingga bronkiolus dilapisi oleh membrane mukosa yang
memiliki silia, yang akan menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara yang
masuk melalui rongga hidung
 Silia:rambut halus yang terdapat pada hidung sampai bronkiolus berguna untuk
menghangatkan
 Pada dinding bronkus dan bronkiolus terdapat syaraf otonom yaitu syaraf parasimpatik
dengan reseptor muskarinik dan syaraf simpatik dengan reseptor α dan β adrenergik
 Gangguan yang terjadi pada saluran pernapasan secara umum dapat digolongkan menjadi
4, yaitu :
1. Adanya sumbatan pada saluran pernapasan : adanya inflamasi dan sekresi mucus
berlebihan atau adanya benda asing/makanan yang terhirup,contoh: pilek
2. Kegagalan difusi gas di alveolus : fibrosis, kerusakan alveolus akibat traua
mekanik,misalnya benturan yang terlalu keras
3. Keterbatasan kapasitas dan ekspansibilitas rongga dada,contoh: asma
4. Kegagalan pemicuan ventilasi : disebabkan seperti trauma kepala, kerusakan otot
respirasi karena penyakit, kegemukan, dll
“catatan:perbaiki pola hidup karna sesuatu yang kita makan sangat
berpengaruh pada tubuh’’
 Adanyan gangguan pernapasan yang telah disebut di depan maka timbul gejala yang
tidak khas antara lain sesak napas (dyspnea), napas berbunyi (breath sounds) atau bunyi
mengi, batuk dan sputum, heoptisis (batuk darah), hiperinflasi, nyeri dada, dan jari-jari
tabuh
 Gangguan pernapasan bagian atas adalah batuk, pilek, rhinitis, sinusitis dan pharyngitis
- Rhinitis adalah pembengkakan selaput lender di hidung,misalnya bersin-bersin,
dan hidung berair
- Sinusitis adalah peradangan rongga pada sinus misalnya gatal hidung sampai
demam/pusing.
- Pharyngitis: peradangan pada pharing
 Gangguan pernapasan bagian bawah adalah asma, bronchitis, emfisema, PPOK

OBAT PADA SYSTEM PERNAPASAN

1. Antihistamin
 Antihistamin merupakan salah satu obat alergi yang digunakan pada gangguan
saluran pernapasan (ex : rhinitis)
 Antihistamin bersifat kuratif (menyembuhkan) dan simptomatik
(menghilangkan gejala)
 Antihistamin dapat diberikan apabila adanya inflamasi pada membrane
mukosa nasal, ditandai dengan bersin-bersin, gatal pada hidung, hidung berair
dan mata merah
 Obat kartikosteroid sering digunakan untuk obat pegel diperboilehkan karna
hormon dalam kandungan obat sangat penting
 Antihistamin terbagi atas 3 generasi secara umum, yakni :
1. Generasi 1 : klorfeniramin maleat dan difenhidramin mempunyai efek
kolinergik
2. Generasi 2 : astemizol, terfenadin, cetirizine dan loratadin
3. Generasi 3 : desloratadin (metabolit dari loratadin), levocetirizin
(bentuk isomer dari cetirizine) dan feksofenadin (turunan dari
terfenadin)
‘’catatan: semakin besar generasi berarti efek samping semakin rendah’’

2. Dekongestan
 Dekongestan merupakan golongan simpatomimetik yang bekerja pada
reseptor α-adrenergic yang terdapat pada mukosa hidung (ex :
pseudoefedrin(30-60 mg) efedrin sulfat(25-50 mg), fenilefrin dan
fenilpropanolamin(25 mg)
 Pseudoefedrin dapat menjadi pengganti pasien yang tekanan darahnya tinggi,
sbagai pengganti dari fenilpropanolamin dan efedrin sulfat.
 Pseudoefedrin yang tunggal contohnya: rhinos,NEO,alco,EDERISAN dll.

3. Antitusif
 Antitusif tidak digunakan pada batuk berdahak atau diperuntukkan untuk
batuk non-produktif/iritatif, karena dahak yang tertahan pada cabang
trakeobronkial dapat mengganggu ventilasi dan meningkatkan infeksi
 Obat antitusif yang beredar adalah dekstrometorphan (10-15 mg).
 Perbedaan batuk berdahak dan batuk kering adalah lendir yaitu jika batuk
tersebut terdapat lendirnya berarti batuk tersebut disebut batuk
berdahak,namun jika batuk tersebut tidak terdapat lendirnya disebut batuk
kering.

4. Ekspektoran
 Ekspektoran berasal dari bahasa latin, yang berarti ex = keluar dan pectoris =
dada.
 Obat yang ditujukan untuk merangsang batuk sehingga memudahkan
pengeluaran dahak. Indikasi untuk batuk yang produktif.
 Obat yang digunakan dapat diperoleh secara bebas (ex : giseril guaikolat(100
mg) , guafenesin( 100 mg) dan ipekak)

5. Mukolitik
 Mukolitik Bekerja dengan menurunkan viskostas mucus/dahak(mengencerkan
dahak).
 Contoh mukolitik antara lain N-asetilsistein(200mg), karbosistein, ambroxol
(60mg), bromheksin (8mg) dan mesistein.

OBAT ASMA BRONKIAL

 Asma bronkial merupakan penyakit inflamasi pada saluran pernapasan bagian bawah
yang ditandai dengan bronkostriksi, inflamasi dan hyperresponsiveness saluran
pernapasan sehingga menyebabkan kekambuhan sesak napas, kesulitas bernapas,
dada terasa sesak dan batuk yang utamanya terjadi di malam hari
 beta agonis merupakan salah satu obat asma, Berdasarkan durasi kerjanya, obat β-2
adrenergic dibagi atas 2 yakni long-acting β-2 adrenergic (aksi panjang) dan short
acting β-2 adrenergic (aksi pendek):
1. Obat β-2 adrenergic aksi pendek umumnya digunakan untuk pengobatan segera,
karena memiiki aksi cepat namun durasinya pendek,contoh: salbutamol
(4mg),terbutaline,fenoteron dll.
2. Obat β-2 adrenergic aksi panjang durasi hingga 12 jam, namun onset nya
lambat,contoh:hormoteron.
 Kombinasi Sediaan Inhalasi Steroid dan β-Agonis Aksi Panjang sediaan inhalasinya
di bagi menjadi 2 yaitu DPI (dry-powder inhaler) dan MDI(metered-dose inhaler)
 Dosis Obat Golongan β-Agonis Secara Oral (Salbutamol 4mg) dan Inhalasi
(Salbutamol 100-200 microgram (1-2 hirupan) dan salmeterol 50 microgram (2
hirupan 2 x sehari))
1. Kortikosteroid
 Kortikosteroidsecara inhalasi umum digunakan pada pasien dengan
asma, diindikasikan untuk pencegahan jangka panjang serta mengontrol
asma,contoh: beksametason(100-200 microgram), Budesonid(200
microgram),dan Flutikason(100-250 mg)
 Jika diberikan secara oral obat ini akan memberi efek yang lebih besar

2. Antikolinergik
 Antikolinergik diberikan bersama dengan β-agonis pada keadaan
serangan akut yang berat (ex : ipratropium bromide)
 Antikolinergik yang memiliki aksi panjang adalah tiotropium bromide
(durasi 24 jam) yang diindikasikan pada PPOK
 Ppok adalah penyakit paru obstruktif kronik,contoh obatnya:
atrofine,klidinium dll.

ASMA DAN PPOK

 Asma merupakan penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan di mana berbagai sel
terlibat, terutama mast cells, eosinofil, dan limfosit T yang dikarakterisir oleh :
1 obstruksi saluran nafas yang bersifat reversibel, baik secara spontan maupun dengan
pengobatan,
2 Inflamasi jalan nafas, dan
3 Hiperresponsivitas jalan nafas terhadap berbagai stimuli
 airway remodeling(terjadi inflamasi sel pernapasan) terlibat dalam asma kronis pada
sebagian pasien
 berikut kategori asma
1. allergic asthma  karna alergi
2. infectious asthma  disebabkan oleh infeksi virus
3. exercise-induced asthma  disebabkan karena olah raga, dimungkinkan karena
hilangnya/berkurangnya air dan panas dari epithelium of the airways.
4. occupational asthma  asma yang terkait dengan pekerjaan, umumnya diperantarai
oleh IgE-related allergy contoh: animal handlers, worker exposed to wood and
vegetable dusts, metal salts, pharmaceutical agents, and industrial chemicals.
5. drug-induced asthma  alergi obat misalnya: aspirin, other NSAIDs
 Patofisiologi
Inflamasi( merah)

Bronkokonstriksi(rasa kebas)

Hipersekresi mucus(nanahen)

Hiperresponsivitas(sesak napas/ badan meriang)

 GEJALA DAN TANDA


1. mengi pada saat menghirup nafas,
2. riwayat batuk yang memburuk pada malam hari, dada sesak yang terjadi berulang,
dan nafas tersengal-sengal,
3. hambatan pernafasan yang reversibel secara bervariasi selama siang hari,
4. adanya peningkatan gejala pada saat olahraga, infeksi virus, paparan terhadap
alergen, dan perubahan musim, dan
5. terbangun malam-malam dengan gejala-gejala seperti di atas.
 Tujuan terapi : memungkinkan pasien menjalani hidup yang normal dengan hanya sedikit
gangguan atau tanpa gejala
 STRATEGI TERAPI
1. Terapi jangka panjang: untuk menjaga dan mengkontrol
2. Terapi serangan akut: untuk memberi efek segera
 Terapi pada kondisi khusus (wanita hamil) misal Pencegahan asma pada wanita hamil
sama dengan pada pasien lainnya  misalnya dgn beklomethason atau budesonide
inhalasi aman digunakan dalam kehamilan
 Terapi pada kondisi khusus (anak - anak) semisal Penggunaan inhalasi menggunakan
nebuliser atau MDI dengan spacer merupakan cara penggunaan obat yang paling tepat
 Terapi pada kondisi khusus (geriatri) misalnya Lebih diperhatikan pada kemungkinan
terjadi efek samping, terutama pada penggunaan aminofilin/teofilin

PPOK
 penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan progresif yang dikarakterisir oleh adanya
keterbatasan aliran udara yang bersifat irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis
kronik, emphysema, atau keduanya.
 Emfisema adalah kelainan paru-paru yang ditandai dengan pembesaran jalan nafas yang
sifatnya permanen mulai dari ujung akhir bronchial sampai bagian distal
 ETIOLOGI BRONKITIS
A. Faktor lingkungan :
- Merokok
- Pekerjaan
- Polusi udara
-Infeksi
B. Faktor Host :
- usia
- jenis kelamin
- penyakit paru yang sudah ada
 Etiologi emfisema
a. Smoking
b. Polusi udara
c. Defisiensi α1-
d. antitripsin (factor genetik)
 PATOFISIOLOGI
Asap rokok / polutan akan mnghambat mukosa bronkial yang kemudian menimbulkan
iritasi Hiperplasian, hipertrofi dan prolierasi kelenjar mucus hipersekresi
mukus obstruksi (ASMA)
 Gambaran Klinik serangan akut
1. Peningkatan volume sputum
2. Sesak nafas yang progresif
3. Dada terasa sesak (chest tightness)
 Diagnosis terdapat penurunan fev1, fvc, fev1/fvc % dapat diketahui dengan x-ray

 TUJUAN TERAPI
1. Memperbaiki keadaan obstruksi saluran nafas
2. Mencegah dan mengatasi eksaserbasi akut
3. Menurunkan progresivitas penyakit
4. Meningkatkan keadaan fisik dan psikis
 TATALAKSANA TERAPI
A. NON FARMAKOLOGI
-Menghentikan kebiasaan merokok
-Rehabilitasi paru-paru secara komprehensif dengan olahraga dan latihan
pernapasan
-Nutrisi yang cukup

B. FARMAKOLOGI
1. Antikolinergik inhalasi merupakan first line therapy
2. Simpatomimetik merupakan second line therapy
3. Simpatomimetik merupakan second line therapy
4. Mukolitik : membantu pengenceran dahak

ENZIM
DALAM KEFARMASIAN
 Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis/ senyawa yang mempercepat
proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.
 KARAKTERISTIK ENZIM
1. Enzim tidak berubah masuk ke dalam reaksi kimia dan bertindak hanya sebagai
katalisa.
2. Enzim tidak mengubah keseimbangan yang konstan pada reaksi kimia tersebut,
enzim ini hanya meningkatkan kecepatan dimana reaksi mendekati
keseimbangan.
 Suatu sistem klasifikasi dikembangkan didasarkan pada jenis reaksi katalisa enzim:
1. Oxidoreduktase, terkait dalam transfer electron
2. Transferase, mentransfer suatu kelompok kimia dari suatu zat ke zat lainnya
3. Hidrolase, memotong substrat dengan mengambil suatu molekul air (hidrolisi
4. Liase, membentuk ikatan ganda yang menambahkan/memindahkan suatu
kelompok kimi
5. Isomerase, memindahkan satu kelompok didalam suatu molekul untuk
membentuk isomer
6. Ligase atau Sintetase, menggandakan pembentukan berbagai ikatan kimia
sampai pada gangguan ikatan pirofosfat didalam trifosfat adenosin atau sebuah
nukleotida yang sama.
 MANFAAT ENZIM DALAM KEFARMASIAN:
1. Diognostik :
-Petanda(Marker)
-reagensia diagnosis
-pembantu reagensia
2. Pengobatan atau terapi
-obat atau target terapi yang menguntungkan
 ENZIM DALAM PENGOBATAN
1. ENZIM SEBAGAI OBAT
Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara adalah
defisiensi enzim-enzim pencernaan

2. ENZIM SEBAGAI SASARAN PENGOBATAN


Contoh penyakit adalah Diabetes Melitus. Pada penyakit Diabetes
Melitus, senyawa yang diinduksikan adalah akarbosa (acarbose).
TATALAKSANA TERAPI
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER
 Pokok Bahasan Ganguan sistem kardiovaskuler(gangguan pada jantung) :
A. Hipertensi
B. Gagal Jantung
C. Ischemic Heart Disease (IHD)
D. Acute Coronary Syndrome

 Klasifikasi hipertensi pada pengukuran berulang tekanan darah sistolik lebih dari 140
mm hg dan atau diastolik 90 mm hg
 Cobtoh obat: catropil(20mg,50mg,12,5mg), furosemide(40mg),amlodipine(5 dan 10
mg)
 Penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi sekunder dan primer,yaitu jika
hipertensi sekunder biasanya diakibatkan karna pola hidup dan obat obatan,sedangkan
hipertensi yang primer adalah karna factor genetik.
 tujuan pengobatan hipertensi yaitu menurunkan tekanan darah agar tidak mengganggu
fungsi ginjal, otak, jantung maupun kualitas hidup serta mencegah mortalitas dan
morbiditas. Dengan catatan Target tekanan darah pada pengobatan hipertensi < 140/90
mmHg atau <130/80 pada px diabetes atau CKD
 GAGAL JANTUNG Disebabkan oleh : penurunan ventricular filling,dan atau
myocardial contractity
 KLASIFIKASI gagal jantung ada 2 yaitu MENURUT AHA ynagbdilihat lebih ke
strukturnya yang dimulai dari stadium a sampai stadium d sedangkan klasifikasi 2 yaitu
klasifikasi nyha yang dimulai dari kelas 1 sampai kelas 4,dengan kesimpulan yang sama
yaitu semakin tinggi stadium atau kelas smakin parah penyakit yang diidap pasien.
 Tujuan pengobatan :
1. meningkatkan kualitas hidup px, menurunkan symptom,
2. memperlambat progresivitas penyakit, memperpanjang harapan hidup
 IHD yaitu kekurangan/penurunan supplay oksigen karena terjadinya penurunan atau
terhentinya aliran darah dalam miokard
 FAKTOR RISIKO IHD:
1. Dislipidemia
2. Merokok
3. Kontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus ,karna seharusnya glukosa
berada di dalam sel buka dalam pembuluh darah untuk kepentingan metabolisme
sel,jika glikosa tidak tersampaikan ke dalam sel akan mengakibatkan kurangnya
metabolisme sel hingga mengakibatkan diabetes militus
4. Hipertensi
 Acs (Acute Coronary Syndrome) Merupakan Terminologi Yang Digunakan Untuk
Menggambarkan Suatu Keadaan Atau Kumpulan Proses Penyakit Yang Meliputi
Angina Pektoris Tidak Stabil (Unstable Angina/Ua),
 Tanda Dan Gejala:
1. Angina(Sesak Dada) Yang Muncul Saat Istirahat Atau Dengan Aktivitas Yang
Ringan Dan Umumnya Berlangsung Lebih Dari 10 Menit
2. Angina(Sesak Dada) Yang Parah Dengan Onset Yang Baru
3. Angina(Sesak Dada) Yang Muncul Dengan Pola Kresendo Yang Semakin Lama
Semakin Kuat

TERAPI PADA GANGGUAN SISTEM KARDOVASKULER


 Pengobatan Pada Hipertensi
A. Antihypertensi Primer
1. Diuretic
2. Beta Bloker
3. Ace Inhibitor
4. Calsium Chanel Bloker
5. Angiotensin Ii Receptor Bloker

B. Antihypertensi Alternatif
1. Alpha 1 Bloker
2. Entral Alpha 2 Agonis
3. Adrenergic Inhibitor
4. Vasodilator
 Pengobatan Pada Gagal Jantung
1. Acei
2. Arb
3. B-Blocker
4. Diuretics
5. Vasodilators,
6. Digoxin
 Pengobatan Pada Ihd Dan Acs
1. Nitrat
2. Beta Blocker
3. Ccb

Anda mungkin juga menyukai