Anda di halaman 1dari 66

Manage Stunting and Avoid Obese:

What should We Do?

Winra Pratita
Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK USU / RSUP HAM – RS USU

1
Outline
• Definisi stunting.
• Dampak stunting.
• Pencegahan stunting.
• Nutrisi untuk tatalaksana stunting dan pemantauan.
• Contoh kasus dengan Asuhan Nutrisi Pediatri.

2
TUMBUH KEMBANG ANAK

• Pertumbuhan anak ditandai dengan pertambahan


ukuran anak, seperti berat badan, panjang/tinggi
badan, dan lingkar kepala.

• Perkembangan anak ditandai dengan bertambahnya


kemampuan fungsi anak, seperti kemampuan gerak
kasar dan halus, pendengaran, pengelihatan,
komunikasi, kemandirian, sosial dan verbal.
3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Faktor Genetik Faktor Lingkungan

§ Berpengaruh pada § Nutrisi


tinggi badan anak § Infeksi
§ Percepatan § Faktor sosial
pertumbuhan pada § Faktor2 yang berpengaruh
anak perempuan lebih terhadap emosi
cepat saat pubertas § Faktor Kultural

Bijlani RL dan Manjunatha S. Physiology of Growth and Development. In Understanding Medical Physiology: A Textbook for Medical Students (3rd ed). New York: McGraw-Hill,
2011: 35-36
Niers L, et al. Nutritional Support for the Infant’s Immune System. Nutrition Review 2007: 347-360
Perawakan Pendek
Perawakan pendek à panjang/tinggi badannya
berada dibawah –2SD atau persentil3 pada grafik
panjang/tinggi badan menurut umur.
Stunting
• Stunting à istilah umum yang digunakan dalam konteks
kesehatan masyarakat untuk menyatakan pertumbuhan
linier yang terhambat atau terhenti (terjemahan stunt
dalam bahasa Indonesia).

• Stunting à gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari


nutrisi yang tidak optimal.

• Dalam konteks kesehatan masyarakat, stunting (PB/U


atau TB/U<-2 SD) termasuk salah satu petanda malnutrisi
bersama dengan berat badan kurang (BB/U<-2SD), gizi
kurang / buruk (BB/PB< -2SD) dan gizi lebih (BMZ> +1SD)
dengan riwayat infeksi berulang.
Anak dengan perawakan pendek belum tentu stunting.

Anak stunting sudah pasti perawakan pendek


(LAZ/HAZ <-2SD Kurva WHO)

7
Weight age < Height age :
PROBABLE STUNTING

8
• Inadequate quality and quantity of complementary
feeding during infancy and an impaired absorption of
nutrients caused by infection may lead to nutritional
stunting.

Martins VJB. Int J. Environ Res. Public Health. 2011;8:1817-46 9


10
• Pemberian makanan yang tidak adekuat karena
asupan makan sedikit, kebutuhan nutrisi
meningkat, kemiskinan, kurangnya pengetahuan

• Penyakit

Weight Faltering
Bila tidak ditatalaksana

•Gizi kurang / gizi buruk


• Stunting
• perkembangan anak terlambat 11
Dampak stunting

• Perkembangan anak terlambat.


• Daya tahan tubuh berkurang.
• Angka kematian dan kesakitan meningkat karena
infeksi
• Kemampuan kognitif berkurang à tingkat
pendidikan rendah à pendapatan rendah
• Berisiko obesitas, penyakit jantung koroner, dan
hipertensi.
12
Dampak stunting sulit diperbaiki !!!

Oleh karena itu

Stunting harus dicegah !!!!

13
STRATEGI UNTUK MENCEGAH STUNTING

• Praktik pemberian makan pada bayi (Infant feeding


practice) yang benar.
• Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan.
• Deteksi dini dan tatalaksana nutrisi pada bayi yang
mengalami risiko gagal tumbuh (weight faltering, at risk
of failure to thrive).
14
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK

Menimbang berat badan, mengukur panjang /


tinggi badan, mengukur lingkar kepala bayi:
üDibawah usia 1 tahun à setiap bulan
üUsia 1-2 tahun à setiap 3 bulan
PENTING !!!!
Menilai pola pertumbuhan anak dan
status gizi anak
15
16
Menilai tren / pola pertumbuhan
dengan KMS
BB menurut umur
(BB/U)

GARIS PERTUMBUHAN
SEJAJAR GRAFIK à
PERTUMBUHAN BAIK
Weight faltering (Fail to thrive) : kurva BB naik tetapi tidak sejajar garis (hitam)
Flat growth : kurva BB mendatar (merah)
Downward growth :kurva BB menurun (biru)

Pola / Tren
pertumbuhan

KURVA WHO BB/U

18
PB menurut umur

Normal

Pendek

Sangat Pendek
BB menurut PB
Obes

Overweight
STATUS GIZI ANAK Risiko
Overweight

Gizi baik
Gizi kurang
(Kurus)
Gizi buruk
(Sangat kurus)
Rekomendasi WHO:
INFANT FEEDING

• Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan untuk pertumbuhan dan


perkembangan anak.
• Kemudian untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat,
bayi harus mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI)
paling lambat usia 6 bulan sementara ASI dilanjutkan.
21
WHO 2002 Global Strategy of infant and young child feeding
Peran Nutrisi pada 1000 HPK

Jangka pendek Jangka panjang


Membantu perkembangan Mengoptimalkan kemampuan
otak. kognitif dan prestasi.

Membantu pertumbuhan anak. Mengoptimalkan kekebalan


tubuh.
Mengatur metabolisme tubuh Menurunkan risiko penyakit,
anak. seperti diabetes, obesitas,
stroke, dan penyakit jantung.

22
• Exclusive breastfeeding (EBF) is one of the key
strategies to ensure infants and young children
survive and grow.

• Breast milk is a complex biological fluid uniquely


suited to the infant providing the infant with
optimal nutrition and immunological protection.
24
Periode MPASI
• Pemberian MPASI pada anak berusia 6-24 bulan
(1000 HPK) harus diperhatikan à karena pada
periode ini sering terjadi gangguan pertumbuhan,
defisiensi mikronutrien dan rentan terinfeksi
penyakit.

• Setelah usia 2 tahun, akan lebih sulit memperbaiki


efek malnutrisi.

• Oleh karena itu, praktik pemberian MPASI yang


benar pada periode rentan ini harus menjadi
prioritas tinggi.
25
Strategi pemberian
MPASI
TEPAT WAKTU AMAN

DIBERIKAN
ADEKUAT SECARA BENAR

WHO 2002 Global Strategy of infant and young child feeding 26


1. Tepat
waktu

• MPASI diberikan saat kebutuhan energi dan zat nutrisi


lain tidak dapat lagi dipenuhi oleh ASI.
• ASI saja sudah tidak dapat mencukupi kebutuhan energi,
protein, zat besi, vitamin D, seng, vitamin A sehingga
diperlukan MPASI yang dapat melengkapi kekurangan zat
gizi makro dan mikro tersebut sejak umur 6 bulan.
27
2. Adekuat
• MPASI harus harus lengkap dan seimbang à adekuat
dalam hal kuantitas (jumlahnya) dan kualitas (memiliki
kandungan makronutrien yakni energi, protein, lemak
dan mikronutrien yakni vitamin dan mineral) yang dapat
memenuhi kebutuhan bayi sesuai usianya.
• ASI eksklusif dapat memenuhi kebutuhan makronutrien
dan mikronutrien bayi sampai usia 6 bulan, setelah itu
seorang bayi harus mendapat MPASI untuk mencukupi
kebutuhannya.
• Pengenalan berbagai jenis makanan padat setiap hari dan
pemberian makanan dengan kandungan zat besi tinggi.
28
Kualitas MPASI harus lengkap dan seimbang
Karbohidrat Protein

Sumber Protein hewani harus


dimakan setiap hari

Lemak

Vitamin dan Mineral 29


30
31
Protein hewani
• Penting dikonsumsi setiap hari atau sesering
mungkin.

• Sumber makanan hewani, seperti telur, daging,


ikan, dan susu padat energi dan mengandung
banyak mikronutrien (terutama zat besi, seng,
vitamin A, vitamin B12, dan kolin)

32
33
34
• Anak usia 6-12 bulan yang mengonsumsi protein ikan mengalami
peningkatan 0,3 SD pada kurva HAZ per bulan dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi ikan apapun.

• Pada anak-anak berusia 12-36 bulan, peningkatan 1 g dalam


konsumsi protein sumber hewani berhubungan dengan
peningkatan 0,02 SD pada kurva HAZ per bulan.

• Konsumsi protein sumber hewani dikaitkan dengan peningkatan


dalam pada HAZ karena lebih unggul dari sumber nabati karena
kaya protein dan profil mikronutrien.

35
Ikan kembung 112 gram

36
37
Telur orak arik
(220 gram / 1 mangkok)

38
Paha ayam 100 gram dengan
kulit

39
3. Aman
• MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang
higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan
makan yang bersih.

40
4. Tepat cara pemberian

• Perhatikan tanda kesiapan bayi untuk diberi MPASI


• MPASI diberikan sesuai dengan perkembangan
ketrampilan makan anak sesuai umur.
• MPASI diberikan sesuai dengan sinyal rasa lapar dan
kenyang bayi dan anak. (Responsive feeding)
• Diberikan dengan jadwal dan metode yang sesuai
à Basic feeding rules
• Tetap mendorong anak untuk makan, walaupun saat
sakit
41
Basic Feeding Rules
Jadwal • Ada jadwal makanan utama dan makanan selingan yang
teratur.
• Susu dapat diberikan 2 – 3 kali sehari.
• Waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
• Hanya boleh mengkonsumsi air putih di antara waktu makan.
Lingkungan • Lingkungan makan yang menyenangkan.
• Jangan ada paksaan dan distraksi (mainan, televisi, perangkat
elektronik) saat makan.
• Jangan memberikan makanan sebagai hadiah.

Prosedur • Dorong anak untuk makan


• Porsi kecil
• Bila anak tidak mau makan, berikan kembali makanan secara
netral tanpa membujuk dan memaksa.
• Bila setelah 15 menit anak tetap tidak mau makan, akhiri
proses makan.
42
Tatalaksana stunting

• Penelitian menunjukkan bahwa stunting berhubungan dengan asupan


nutrisi yang tidak adekuat, yaitu masukan energi dan protein dengan
berkualitas rendah.

• MPASI yang tidak adekuat (protein yang kurang terutama hewani)


akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dengan akibat stunting.

• Protein à penting untuk pertumbuhan anak à untuk


mempertahankan fungsi tubuh normal, pembentukan sel, dan sintesis
jaringan.

• Protein hewani à mengandung asam amino yang lengkap dan mudah


diserap.
43
44
Protein untuk tumbuh kejar

• Protein Energy Ratio (PER%) à 10-15% dapat diberikan


• PER = kalori dari protein / total kalori x 100%
45
Pemantauan
• Kenaikan panjang badan / tinggi badan
üTabel length increment WHO
üKurva height velocity Tanner
• Kenaikan BB
• Status gizi
• IMT
• Cegah Early adiposity Rebound (Peningkatan
IMT secara drastis sebelum umur 5 tahun) à
risiko obesitas meningkat
46
Length increment WHO

47
Height velocity chart

48
Kurva IMT / U

Early Adiposity Rebound

Normal
49
Contoh kasus
• Lulu, anak perempuan berumur 10 bulan, datang dibawa ke dokter untuk
imunisasi MR, dan ibu keluhan berat badan sulit naik. Pemeriksaan fisis
dalam batas normal.
• Dari data antropometri saat ini BB 5,8 kg dan PB 65cm.
• Umur 6 bulan saat imunisasi didapati data BB 5,3 kg dengan PB 62,5cm.
• Dari anamnesis pemberian makan: sejak lahir sampai usia 3 bulan,
mendapatkan ASI. Umur 3 bulan mulai diberikan susu formula. Lulu
mendapatkan ASI dicampur susu formula. Sejak umur 6 bulan mulai
diberikan MPASI menu tunggal dengan pure pepaya, pisang dan labu sampai
umur 7 bulan, sebanyak 3 x sehari. Pada umur 7 bulan mulai diberikan bubur
nasi dengan kuah kaldu, kentang, wortel, tahu, kadang – kadang dengan
ikan/ayam, sebanyak 3 x sehari. Diberikan makanan selingan yaitu buah 1
kali sehari dan susu formula 4 x 100 mL. Lulu hanya mau makan sedikit, 5-8
suap sendok makan bayi dengan waktu hampir 1 jam dan digendong sambil
berjalan didepan komplek rumah.

Bagaimana tatalaksana kasus diatas?


50
Asuhan Nutrisi Pediatri (ANP)

1. Menentukan masalah Nutrisi

2. Menentukan kebutuhan zat nutrisi

3. Menentukan rute pemberian zat nutrisi

4. Menetukan jenis zat nutrisi/makanan

5. Evaluasi / monitoring

51
1. Menentukan masalah nutrisi
1. MPASI yang pertama kali diberikan pada usia 6 – 7 bulan hanya buah2an /
menu tunggal bukan menu lengkap yang mengandung karbohidrat,
protein hewani dan lemak.

2. Jumlah protein hewani yang dikonsumsi sangat sedikit dan jarang


diberikan (nutrisi tidak seimbang dan kualitas tidak adekuat).

2. Jumlah makanan padat (MPASI ) yang dikonsumsi sangat sedikit (kuantitas


kurang).

3. Durasi pemberian makan lebih dari 30 menit sambil jalan2 digendong.

52
BB/U : <-3SD (severe underweight)
10 bulan,
Perempuan,
BB 5,8 kg

Weight faltering

Weight age (WA) :


3 bulan

53
6 bulan: BB 5,3 kg
10 bulan: BB 5,8 kg

Selisih kenaikan BB umur 6 – 10 Bulan : 500 gram dalam 4 bulan


Weight increment <P5th à at risk of failure to thrive

54
PB/U : -3SD <Z <-2SD (stunted )
10 bulan,
Perempuan,
PB 65 cm

height age (HA) :


5-6 bulan

55
6 bulan: PB 62,5 cm
10 bulan: PB 65 cm

Selisih kenaikan PB umur 6 – 10 Bulan 2,5 cm dalam 4 bulan


Length increment <P5th

56
BB/PB: -3SD <Z <-2SD (wasted / gizi kurang)
10 bulan,
Perempuan,
BB 5,8 kg
PB 65 cm

BB ideal : 7,1 kg

57
Antropometeri Lulu, perempuan, 10 bulan

• Weight faltering , at risk of failure to thrive


• Severe underweight
• Stunted
• Status gizi: gizi kurang

• Weight age 3 bulan dan Height age 5 – 6 bulan


• WA < HA < Usia Kronologis à Probable stunting
(nutritional stunting)

58
2. Menentukan kebutuhan zat nutrisi
• BB ideal : 7,1 kg
• Usia tinggi (height age/HA) : 5 – 6 bulan
• RDA sesuai HA : 120 kkal
Kebutuhan kalori : RDA HA X BBI = 120 kkal x 7,1=
852 kkal

Kebutuhan protein untuk tumbuh kejar à


PER (Protein Energy Ratio) = 10 – 15%
= (10 – 15%) x 852 kkal
= 85,2 – 127,8 kkal
= 21,3 – 31,95 gram protein ≈ 21 – 32 gram protein / hari
Note: 1 gram protein = 4 kkal
59
Recommended Dietary Allowance
(RDA)
UMUR RDA (kkal/kgBB/hari)
0 – 6 bulan 120
6 – 12 bulan 110
1 – 3 tahun 100
4 – 6 tahun 90
7 – 9 tahun 80
10 – 12 tahun Laki – laki : 60 – 70
Perempuan : 50 – 60
12 – 18 tahun Laki – laki : 50 – 60
Perempuan : 40 – 50
60
3. Menentukan rute pemberian zat nutrisi:
Diberikan secara oral.

4. Menentukan jenis zat nutrisi / makanan:

• Anak berusia 10 bulan à makanan padat (MPASI) 50% +


ASI atau susu formula 50%

• Kebutuhan kalori 850 kkal/ hari dengan protein 21-32


gram/hari

Ø Susu formula standar (67 kkal/100 mL, 1,3 g protein/100


mL, PER 8%) 400 kkal / hari ≈ 600 mL/ hari = 5 x 120 mL
(7,8 g protein)

Ø Makan 3 x sehari (450 kkal) dengan protein hewani 20 gram


61
Untuk memenuhi 20 gram protein hewani / hari:
-Ikan lele kembung 60 gram + telur ayam 1 butir, ATAU
-Daging sapi 70 gram + telur ayam 1 butir, ATAU
-Ikan kakap 70 gram + 1 butir telur
62
Edukasi

• Makanan yang diberikan harus mengandung zat


makro dan zat mikro terutama protein hewani
setiap hari.
• Durasi pemberian makan tidak lebih dari 30
menit.
• Berikan makan sesuai jadwal.
• Makan dalam suasana yang menyenangkan dan
nyaman dengan posisi duduk, jangan berikan
makan sambil digendong berjalan-jalan

63
5. Evaluasi

• Menilai akseptabilitas dan toleransi terhadap makanan.


• Menilai tumbuh kembang.
• Memantau kenaikan BB dan PB dengan tabel weight
dan length increment WHO
• Memantau IMT dan mencegah early adiposity rebound
• Kontrol ulang 2 minggu à bila tidak didapatkan
kenaikan BB yang adekuat à indikasi pemberian PKMK
dengan PER >10%

64
Ringkasan
• Stunting adalah perawakan pendek akibat
kekurangan nutrisi yang kronis dengan adanya
riwayat infeksi.

• Asupan nutrisi yang tidak adekuat (kurang protein


hewani) salah satu faktor risiko stunting, oleh karena
itu sumber makanan protein hewani harus dikonsumsi
setiap hari atau sesering mungkin.

• Pemberian makanan dengan energi yang berlebihan


pada anak stunting akan meningkatkan risiko
overweight dan obesitas .

• Untuk itu dalam tatalaksana stunting, perlu diberikan


makanan dengan perhitungan kalori sesuai dengan
kebutuhan dan memperhitungkan PER 10-15%
untuk tumbuh kejar dan pentingnya pemantauan.

65
66

Anda mungkin juga menyukai