Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERBANDINGAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN

Dosen Pengampu:
Dr. Aan Listiana, M.Pd

Penyusun
Wiwik Dwi Rahayu 1706366
Ineu Cahyati 11706615

SEKOLAH PASCASARJANA PRODI PENDIDIKAN FISIKAUNIVERSITAS PENDIDIKAN


INDONESIA
TAHUN 2017
PERBANDINGAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN
Abstrak
Sistem pendidikan adalah strategi atau cara yang diterapkan dalam pendidikan khusunya dalam
proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sistem pendidikan
adalah hal yang penting dalam kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, makalah ini mencoba
menyajikan studi perbandingan mengenai sistem pendidikan Indonesia dengan berbagai Negara lain
yang mewakili benua masing-masing yaitu sistem pendidikan Amerika Serikat, Australia, Finlandia,
Jepang dan Mesir. Kajian studi kasus ini berkaitan dengan keseluruhan sistem pendidikan meliputi
garis umum sistem pendidikan, tingkatan pendidikan, kurikulum pendidikan yang memuat berbagai
aspek seperti proses pelaksanaan pembejaran, materi yang diajarkan, buku atau bahan ajar yang
digunakan dan sistem evaluasi. Selain itu juga dibahas mengenai kualitas guru dan sumber dana
pendidikan.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia?
2. Bagaimana sistem pendidikan di Amerika Serikat?
3. Bagaimana sistem pendidikan di Australia?
4. Bagaimana sistem pendidikan di Finlandia?
5. Bagaimana sistem pendidikan di Jepang?
6. Bagaimana sistem pendidikan di Mesir?

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, sistema yang memiliki arti cara ataupun strategi,
sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi kata sistem yang juga memiliki arti kata yang sama, yaitu
cara, susunan dan jaringan. Selain itu, kata sistem juga diartikan menjadi suatu strategi cara berpikir.
Sedangkan kata pendidikan berasal dari kata pedagogi yang juga berasal dari bahasa Yunani kuno,
Paid dan Agagos. Kata paid memiliki arti anak sedangkan agagos berarti mendidik.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah strategi atau cara
yang diterapkan dalam pendidikan khusunya dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dibawah ini akan dibahas sistem pendidikan Indonesia dan berbagai Negara yang mewakili
lima benua yang ada dan notabennya kelima Negara tersebuat adalah Negara yang dianggap baik
dalam sistem pendidikannya. Kelima Negara tersebut adalah Amerika, Austalia, Finlandia, Jepang
dan Mesir.
B. Sistem Pendidikan di Indonesia
1. Pengantar Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan di Indonesia diatur dalam UUD NO 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan Nasional, beserta peratran perundang-undangan yang menyertai (PP dan Permendikbud).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dasar dari Pendidikan
Nasional adalah Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai agama, kebudayaan nasional
Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan zaman. Komponen pendidikan secara keseluruhan saling
terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
2. Tujuan Pendidikan di Indonesia
Tujuan Pendidikan Nasional menurut UU 20 Tahun 2003 adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
3. Tingkatan Pendidikan di Indonesia
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Nasional Bab I
Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 8 menyatakan bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
2
kemampuan yang dikembangkan. Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa jenjang
pendidikan formal di Indonesia terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia
a. Konsep Kurikulum
Konsep yang mendasar dari perubahan kurikulum sebelumnya ke kurikulum 2013 adalah
seimbangnya antara hardskill dan softskill dimulai dari standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses dan standar penilaian.Standar kompetensi diturunkan dari kebutuhan. Standar isi
diturunkan dari standar kelulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran. Semua mata
pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan dan pengetahuan. Mata
pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai dan semua mata pelajaran diikat oleh
kompetensi inti.
b. Buku
Kriteria buku dalam kurikulum 2013 meliputi:
1) Dalam k13, buku ditulis mengacu pada konsep kurikulum (KI, KD dan silabus)
2) Dalam mengajar ada dua jenis buku (Buku Siswa dan Buku Guru)
3) Buku siswa lebih ditekankan pada activity da project yang akan dilakukan siswa
4) Buku guru memuat panduan bagi guru dalam mengajarkan materi kepada siswa.
c. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran yang mendukung aktivitas. Hal ini karena 2/3 dari kemampuan
kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, dan 1/3 sisanya dari genetic. Kebalikannya
berlaku untuk kemampuan kecerdasan yaitu: 1/3 dari pendidikan dan 2/3 dari genetic. Pembelajaran
berbasis kecerdasan tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%)
dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%). Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
Observing (mengamat), Questioning (menanya), Experimenting (mencoba), Associating (menalar),
Networking (Membentuk jejaring).
Dalam proses pembelajaran, langkah penguatan proses yang dapat dikalukan adalah dengan
menggunakan pendekatan saintifik, ilmu digunakan sebagai penggerak pembelajaran. Selain itu
proses pembelajaran menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu (discovery learning)
serta menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan
berfikir logis, sistematis dan kreatif.
d. Proses Penilaian
Proses penilaian yang mendukung kreativitas yaitu guru dapat membuat peserta didik
berprilak kreatif melaui:
1) Tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban benar
3
2) Mentolelir jawaban yang nyeleneh
3) Menekankan pada proses buka hasil saja
4) Memberanikan peserta didik untuk mencoba, menentukan sendiri yang kurang
jelas/lengkap informasi, dan memiliki interpretasi sendiri terkait pengetahuan/kejadian.
5) Memberikan keseimbangan antara kegiatan terstruktur dan spontan/ekresif
Langkah penguatan proses penialai dapat dilakukan dengan menekankan pada pertanyaan
yang membutuhkan pemikiran mendalam (bukan sekedar hapalan), mengukur proses kerja siswa,
bukan hanya hasil kerja siswa dan menggunakan portofolio pembelajaran siswa. Lingkup Penilaian
terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik, hasil belajar oleh satuan pendidikan dan hasil
belajar oleh Pemerintah. Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah meliputi aspek:
1) Sikap yang dilakukan oleh pendidik memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik
2) Pengetahuan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur penguasaan pengetahuan
peserta didik
3) Keterampilan dengan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu
Adapun mekanisme penilaiannya adalah sebagai berikut:
1) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik
a) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik: perancangan strategi penilaian,
penilaian aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
b) Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti remedy.
c) Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan peserta didik disampaikan
dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
2) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
a) penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan: penetapan KKM, penilaian hasil belajar
oleh pada semua mata pelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dan penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian
sekolah/madrasah.
b) laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan pendidik berdasar hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan dan hasil
penilaian oleh Pendidik.
c) kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan melalui
rapat dewan pendidik.
3) Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah
4
a) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (UN)
dan/atau bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu pendidikan yang
diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama
dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan.
b) Hasil UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk:
pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; pertimbangan seleksi masuk
jenjang pendidikan berikutnya; serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada
satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c) Bentuk lain penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dapat dilakukan dalam bentuk
survei dan/atau sensus.
e. Mata pelajaran
Untuk rumpun ilmu pengetahuan social, materi disajikan terpadu tidak dipisah dalam
kelompok Geografi, Sejaran, Ekonomi dan Sosiologi. Untuk rumpun ilmu pengetahuan alam materi
disajikan terpadu tidak dipisah dalam kelompok fisika, kimia, biologi. Untuk matematika disajikan
mulai dari pengamatan permasalahan konkret, kemudian semi konkret, dan akhirnnya abstraksi
permasalahan. Untuk bahasa Indonesia/Inggris materi yang dianjarkan ditekankan pada kompetensi
berbahasa sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan dan pengetahuan. Untuk
Pendidikan Pancasila dan Kewargannegaraan materi disajikan tidak berdasarkan pada
pengelompokan menurut empat pilar kebangsaan tetapi berdasarkan keterpaduan empat pilar dalam
pembentukan karakter bangsa.
Kurikukulum tahun 2013 juga dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta
didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur yang disusun selain mata pelajaran wajib yang
harus diikuti oleh semua peserta didik SMA/MA dan SMK juga memperkenankan peserta didik
melakukan pilihan kelompok peminatan, lintas minat dan atau pilihan pendalaman minat. Struktur
mata pelajaran peminatan SMA/MA adalah kelompok a) Peminatan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, b) Peminatan Ilmu-ilmu Sosial, c) Peminatan Ilmu Bahasa dan Budaya, d) untuk
MA dapat menambah kelompok mata pelajaran peminatan keagamaan. Sedangkan untuk SMA
peminatan vokasi meliputi kelompok a) peminatan teknologi dan rekayasa, b) peminatan teknologi
informasi dan komunikasi, c) peminatan kesehatan, d) peminatan agribisnis dan agroteknologi, e)
peminatan perikanan dan kelautan, f) peminatan bisnis dan manajemen, g) pariwisata, h) peminatan
seni rupa dan kriya, i) peminatan pertunjukan.
5. Kualitas Guru di Indonesia
a. Kualifikasi Guru
Menurut UU Guru dan Dosen BAB XI, pasal 42:1 kualifikasi guru profesional meliputi:

5
1) Kualifikasi akademik. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi
program sarjana atau program diploma empat.
2) Kompetensi. Kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi social,
dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi
3) Sertifikat pendidik. Sertifikat pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi. Sertifikat
pendidik dilaksanakan secara obyektif, transparan, dan akuntabel.
4) Kesehatan jasmani dan rohani. Sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan
fisik dan mental yang memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas dengan baik.
Kondisi kesehatan fisik dan mental tersebut tidak ditujukan kepada penyandang cacat.
5) Kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Sertifikasi Guru
Prinsip sertifikasi
1) Dilaksanakan secara objektif, transfaran, dan akuntabel
2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan
kompetensi dan keseahteraan guru
3) Dilaksanakan sesuai peraturan dan perundang-undangan
4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
5) Jumlah peserta sertifikasi ditetapkan oleh pemerintah
Sertifikasi Guru dalam Jabatan
1) Sertifikasi guru melalui penilaian portofolio
Prioritas penetapan peserta menggunakan sistem ranking, bukan seleksi atau tes.
Urutan penetapan peserta yaitu:
a) Masa kerja sebagai guru
b) Usia
c) Pangkat/golongan (bagi PNS)
d) Beban mengajar
e) Tugas tambahan
f) Prestasi kerja
Pada sertifikasi guru melalui penilaian portofolio ini peserta diharuskan mengumpulkan
dokumen-dokumen portofolio yang mencakup pencapaian prestasi, pengalaman kerja atau
pendidikan yang pernah diikuti sebelumnya. Secara spesifik terdapat 10 komonen yang dinilai
dalam rangka ujian kompetensi guru untuk memperoleh sertifikat pendidik yaitu:
a) Kualifikasi akademik
b) Pendidikan dan pelatihan
6
c) Pengalaman mengajar
d) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
e) Penilaian dan pengawasan
f) Prestasi akademik
g) Karya pengembangan profesi
h) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
i) Pengalaman organisasi di bidang kependidikan social
j) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan

2) Sertifikasi guru melalui PLPG


Bagi guru yang belum lulus penilaia portofolio, maka ada dua kemungkinan yang bisa
ditempuh yaitu melengkapi berkas portofolio atau ikut Pelatihan dan Pendidikan Profesi Guru
(PLPG). Penyelenggara PLPG adalah LPTK penyelenggara PLPG guru dalam jabatan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Sertifikasi Guru Pra Jabatan
Model seleksi sertifikasi guru ini untuk calon-calon guru yang sudah diseleksi oleh LPTK
dan sudah mengantongi ijazah keguruan. Namun model ini diterapkan untuk tugas guru dan model
ini diterapkan dalam program khusus yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG).
6. Pendanaan Pendidikan di Indonesia
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat. Masyarakat sebagaimana dimaksud pada meliputi: penyelenggara atau
satuan pendidikan yang didirikan masyarakat dan peserta didik atau orang tua atau wali peserta didik
serta pihak lain selain.Biaya pendidikan meliputi: biaya satuan pendidikan, biaya penyelenggaraan
dan/atau pengelolaan pendidikan dan biaya pribadi peserta didik.

C. Sistem Pendidikan di Amerika


1. Pengantar Pendidikan di Amerika Serikat
Pada tahun 2010/2011 tercatat 13. 600 yang terdiri dari lebih dari 98.800 sekolah
pemerintah dan sekitar 30.900 sekolah swasta. Menurut data dari departeent of Education, pada
tahun 2013 sekitar 50,1 juta anak akan masuk sekolah Primary and Secondary, 35,5 juta pre kinder
garten hingga kelas 8, dan sekitar 5,2 juta di kelas 9 sampai kelas 12. Dari data yang sama
disebutkan bahwa di AS terdapat 3.3 juta guru full time equivalent (FTE) dengan ratio guru murid
15:1. Di tingkat Perguruan Tinggi, tercatat sekitar 21,8 juta mahasiswa di tahun 2013. Dan tercatat
perempuan (13.4 juta) lebih banyak dari pada laki laki (8.3 Juta). Pada tahun 2-13/14 diperkirakan

7
akan ada 943 000 Associate degree. 1,8 juta Bachelor degree; 778.000 Master Degree dan sekitar
177.000 Doctor’s degree.
Pendidikan merupakan kewajiban bagi anak sampai usia 18 tahun dan tersedia gratis. Pada
pendidikan tinggi, juga disediakan pendidikan yang murah dengan beragam jurusan. Biasanya
diberikan oleh Community Colleges. Organisasi pendidikan di tiap State dan County berbeda-beda.
Satu State biasanya mempunyai State Department of Education yang membawahi County Public
School di tiap County
2. Tujuan Pendidikan di Amerika Serikat
a. Untuk mencapai kesatuan dalam keragaman;
b. Untuk mengembangkan cita-cita dan praktek demokrasi;
c. Untuk membantu pengembangan individu;
d. Untuk memperbaiki kondisi social masyarakat; dan
e. Untuk mempercepat kemajuan nasional.
3. Tingkatan Pendidikan di Amerika Serikat
Tabel Kelompok Usia pada Masing-masing Jenjang Pendidikan di AS
Usia
Jenjang Pendidikan
(Tahun)
Preschool
Pre-kindergarten 3 3-4
Pre-kindergarten 4 4-5
Elementary School
Kindergarten 5-6
1st Grade 6-7
2nd Grade 7-8
3rd Grade 8-9
4th Grade 9-10
5th Grade 10-11
Middle School
6th Grade 11-12
7th Grade 12-13
8th Grade 13-14
High School
9th Grade 14-15
10th Grade 16-17
11th Grade 17-18
12th Grade 18-19
Post-Secondary Education
Tertiary Education
(College or University) Bervariasi, tapi
(Freshman, Sophomore, biasanya 18-22
Junior dan Senior Years)
Vocational Education Bervariasi

8
Graduate Education Bervariasi
Adult Education Bervariasi

SD dimulai dari kelas 1 sampai kelas 5, 6 tahun jika dihitung dari TK, (Kindergarten). Kelas 6
dalam sistem pendidikan di AS dimasukan ke jenjang SMP. SMP meliputi tingkatan kelas
menengah antara SD dan SMA. SMP biasanya adalah kelas 6, 7 dan 8. SMA biasanya meliputi kelas
9, 10, 11 dan 12. Pada saat SMP dan SMA, siswa diberi sedikit kebebasan supaya lebih mandiri;
misalnya dengan pindah ke kelas yang berbeda untuk mata pelajaran yang berbeda (moving class)
dan diperbolehkan untuk memilih beberapa mata pelajaran pilihan. Biasanya, mulai di kelas 9, nilai
menjadi bagian dari transkrip resmi siswa.
4. Kurikulum Pendidikan di Amerika Serikat
a. Penggunaan Standar
Amerika serikat tidak memiliki kurikulum nasional, namun State bersama sekolah dan asosiasi
sekolah maupun asosiasi keahlian merekomendasikan standar tertentu untuk memandu kurikulum
yang digunakan di sekolah. Oleh karena itu, setiap State memiliki standar dan kurikulum yang
berbeda-beda. Tujuan dari adanya kurikulum ini adalah untuk memastikan semua anak diberi
kesempatan yang sama untuk menunjukan kemampuannya mengembangkan potensi mereka dan
mempersiapkan mereka untuk memenuhi tantangan abad 21. Selain itu, kurikulum ini juga bertujuan
bertujuan untuk mendorong pengembangan keterampilan utama dalam berkomunikasi (melalui
tulisan ataupun lisan), pemecahan masalah dan berpikir analitis dan Secara khusus, penekanan
dilakukan pada keterampilan membaca dan berhitung.
Pada umumnya, siswa diberikan pelajaran Aritmatika dan Matematika, bahasa Inggris,
terutama basic grammar, spelling dan vocabulary, Ilmu Sosial, Sains, Pendidikan Jasmani dan Fine
art and Reading. Kemampuan berbahasa Inggris mendapat penekanan yang tinggi di AS, walaupun
tidak ada Undang-Undang yang mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa nasional. Mengeja
dan membaca mendapat perhatian sejak SD. Terdapat juga kompetisi mengeja yang sangat terkenal
di AS yang disebut Spelling B.
Ilmu Sosial diajarkan di tingkat SD. Namun, siswa mesti memiliki lebih dulu kemampuan
membaca, menulis dan Matematika. Ketiga kemampuan ini dinilai sangat berpengaruh untuk
memahami ilmu Sosial, Sains dan mata pelajaran lainnya. Dalam Sains, ilmu pengetahuan yang
diajarkan mencakup pengetahuan mengenai Fisika, Kimia, Biologi, Ekologi dan Fisiologi.
Kedalaman dan durasi dari mata pelajaran tersebut diberikan berbeda di tiap State.
Kurikulum dasar menggunakan Common Core yang dikeluarkan oleh State, Common Core
State Standard (CCSS) memberikan penjelasan dan standar mengenai mata pelajaran yang akan
diberikan serta capaian kemampuan pelajar di tiap tingkat. CCSS tersedia di situs web tertentu,

9
misalnya http://www.corestandards.org/. Informasi ini memudahkan orang tua dan guru untuk
membantu siswa dalam belajar.
Pada umumnya di tingkat SMA, siswa mengambil berbagai macam kelas tanpa penekanan
khusus pada mata pelajaran tertentu. Siswa diminta untuk mengambil sejumlah kredit minimum
tertentu dari mata pelajaran wajib. Sebagai tambahan, siswa dapat memilih mata pelajaran pilihan
untuk mengisi waktu yang dibutuhkan untuk belajar.
Penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa de facto official dalam mengajar masih merupakan
masalah. DI AS ada sekitar 9,7 juta anak usia 5 sampai 17 tahun yang berbicara dalam bahasa lain,
seperti Spanyol, Cina, Korea, Vietnam dsb. di rumah. Sebagian dari mereka, sekitar 1,3 juta anak
tidak dapat berbicara bahasa Inggris dengan baik atau malahan tidak bisa sama sekali. Oleh karena
itu, bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sangat penting dari Grade 1 sampai Grade 12.
Mata pelajaran ini tidak dalam bentuk tata bahasa Inggris, tetapi dalam bentuk mengarang dan
membuat laporan. Sejak dini (bahkan dari Kindergarten) anak anak dibiasakan membuat jurnal atau
laporan dari apa yang mereka lihat dan kerjakan. Mata pelajaran bahasa kedua (bahasa selain bahasa
Inggris) diberikan di SMP.
b. Mata Pelajaran
Pelajaran utama yang merupakan pelajaran wajib di hampir semua SMA di AS adalah :
1) Sains (biasanya minimal tiga tahun, termasuk di dalamnya Biologi , Kimia dan
Fisika)
2) Matematika (biasanya minimal empat tahun , termasuk di dalamnya Aljabar,
Geometri, Pra-kalkulus, Statistik dan bahkan Kalkulus )
3) Bahasa Inggris (biasanya minimal empat tahun, termasuk di dalamnya Sastra,
Humaniora, Komposisi, bahasa lisan, dll)
4) Ilmu Sosial (biasanya minimal tiga tahun , termasuk di dalamnya berbagai Sejarah,
Pemerintahan atau program Ekonomi )
5) Pendidikan Jasmani ( minimal satu tahun)
Pelajaran pilihan antara lain adalah:
1) Komputer (Word processor, pemrograman , desain grafis )
2) Atletik (lintas negara, sepak bola, baseball, bola basket, atletik, renang, tenis, senam,
polo air, sepak bola, softball, gulat, cheerleader, bola voli, lacrosse, hoki es, hoki
lapangan, kru, tinju, ski atau snowboarding, gol, bersepeda gunung, marching band)
3) Karir dan Pendidikan Teknik ( Pertanian/Agriscience, Bisnis/Pemasaran, Keluarga
dan Ilmu Konsumen, Pekerjaan Kesehatan dan Pendidikan Teknologi, termasuk
Penerbitan (koran jurnalisme/mahasiswa, buku tahunan/tahunan, majalah sastra)

10
4) Seni Pertunjukan/Seni Visual (paduan suara, band, orkestra, drama, seni, keramik,
fotografi dan tari)
5) Bahasa asing (Spanyol dan Perancis yang umum, Cina, Latin , Yunani Kuno, Jerman,
Italia, Arab dan Jepang adalah kurang umum)
c. Evaluasi Belajar
1) Evaluasi Belajar Nasional
Secara umum, para siswa dan prestasi belajarnya secara teratur dinilai oleh sekolah dengan
menggunakan berbagai tes. Tes-tes ini diselenggarakan oleh sekolah secara desentralisasi. Secara
nasional, kemampuan belajar siswa K12 dievaluasi oleh institusi yang disebut National Assessment
of Educational Progress (NAEP) yang merupakan program dari Departemen Pendidikan. Program
ini merupakan satu-satunya program yang secara menerus mengevaluasi kemampuan siswa secara
nasional untuk berbagai bidang studi.
Hasil dari evaluasi dimasukkan dalam laporan yang disebut sebagai Nation’s Report Card
yang memungkinkan perbandingan dari kualitas pendidikan di berbagai State. Laporan ini juga
digunakan untuk perbandingan kualitas sekolah yang dievaluasi terhadap kualitas nasional, atau
perbandingan antar State. Penilaian dilakukan secara periodik dalam mata pelajaran Matematika,
Membaca, Ilmu Pengetahuan, Menulis, Seni, Kewarganegaraan, Ekonomi, Geografi dan Sejarah.
NAEP bekerja sama dengan ETS (Educational Testing Service), sebuah lembaga privat yang
melakukan evaluasi secara nasional. Hasil tes dimasukkan ke dalam statistik pendidikan di Amerika,
tapi tidak digunakan untuk terminal penilaian.
2) Evaluasi Belajar Lokal
Secara lokal, State juga melakukan evaluasi terhadap siswa di berbagai sekolahan di District
atau County di wilayah State. Evaluasi tidak merupakan kewajiban, tetapi sangat disarankan dan
didorong dengan adanya No Child Left Behind Act. Berdasarkan Undang-Undang ini, maka sekolah
sekolah yang baik akan bisa mendapatkan bantuan dari Pemerintah Federal. State dalam melakukan
evaluasi juga menggunakan lembaga swasta seperti ETS. Independensi lembaga swasta seperti ETS
ini sangat dijamin. Hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan internal dan menentukan sekolah
mana yang akan mendapat penghargaan atau sekolah mana yang masih harus terus diperbaiki oleh
State dan County.
3) Evaluasi masuk Perguruan Tinggi
Evaluasi masuk perguruan tinggi, semua anak harus mengikuti tes yang bersifat nasional, yaitu
SAT atau Scholastic Assessment Test. SAT digunakan oleh semua universitas di AS untuk seleksi
penerimaan. Pada perkembangannya, SAT digunakan bersama dengan tulisan esai untuk seleksi
masuk ke universitas. Secara nasional, nilai SAT rata-rata adalah 1500 untuk nilai total tiga mata uji:
Critical Reading, Mathematics and Writing. Universitas yang baik akan menerima siswa dengan
11
nilai SAT di atas 1700, karena saingan yang akan masuk universitas tersebut adalah siswa dengan
SAT tinggi. Princeton dan MIT misalnya, akan menerima siswa yang SAT di atas 1800. Penerimaan
di universitas tidak hanya SAT, tetapi juga dengan esai dan di beberapa universitas dengan
wawancara.
Selain SAT, ada juga yang menggunakan ACT atau bahkan ada juga yang menggunakan
keduanya, SAT dan ACT. ACT singkatan dari American College Testing. ACT sudah digunakan
sejak tahun 1959 dan menilai mata uji yang lebih banyak dari SAT. Mata pelajaran yang diujikan,
antara lain bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu Pengetahuan Alam. ACT
dan SAT adalah tes yang menilai kemampuan siswa, namun keduanya berbeda dalam kontruksinya.
ACT menilai kemampuan yang sesuai dengan kurikulum SMA. Sementara, SAT menilai
berdasarkan pengetahuan umum dan penalaran kuantitatif.
5. Kualitas Guru di Amerika Serikat
Di AS seorang guru harus bersertifikat walaupun tidak ada peraturan secara nasional mengenai
sertifikasi guru. Sertifikasi guru berbeda di tiap State. Peraturan dan prosedur sertifikasi di tentukan
oleh State Department of Education (Kantor Wilayah Pendidikan). Guru-guru untuk K12 minimum
adalah Sarjana Pendidikan pada subjek yang bisa mendapatkan sertifikat.
Beberapa State mengatur bahwa guru harus sudah lulus tes standar untuk keahlian mengajar.
Kemampuan mengajar sangat diutamakan di setiap State. Para guru bisa mendapatkan sertifikat
mengajar dari universitas yang menyediakan jurusan pendidikan dan dari beberapa lembaga swasta
yang diakui. Tidak ada lembaga pemerintah yang memberikan sertifikat. Guru-guru harus
mendapatkan license atau ijin untuk mengajar berupa Certificate of Eligibility (CE). Guru bisa
mendapatkan CE dengan mengambil sejumlah kredit tertentu di perguruan tinggi ataupun di
lembaga yang memberikan sertifikat. Salah satu contoh adalah di New Jersey (NJ).
Sebagaimana lulusan SMA, guru bisa juga mengambil tes yang dilaksanakan oleh ETS khusus
untuk sertifikasi mengajar. Di banyak State, sebelum mendapat sertifikat, seorang guru harus
mengetahui cara mengajar yang baik dan harus lulus ujian mengenai paedagogi. Pengetahuan umum
dan pengetahuan mengenai subyek yang diajarkan. Tes dilakukan setiap 4 – 6 tahun.
Sertifikat di beberapa setiap State bisa berbeda. Namun, pada umunya terdapat 3 macam
sertifikat, yaitu:
1) Initial Certificate setelah 3 Tahun- hanya mengajar yang umum
2) Transformation Certificate setelah 5 tahun
3) Professional Certificate
Biasanya, setelah 5 tahun guru akan kembali bersekolah di universitas untuk mendapatkan
sertifikat yang lebih tinggi lagi. Sertifikat juga dapat diberikan oleh universitas yang diakui. Untuk
menjaga kualitas guru dalam mengajar, secara berkala diadakan refreshing bagi para guru oleh
12
County. Sementara itu, sekali dalam satu minggu para guru diminta mempresentasikan cara
mengajar dan dievaluasi bersama. Pada saat itu evaluasi akan diberikan oleh senior guru atau kepala
sekolah yang hadir, juga oleh penilik sekolah yang kadang kala hadir dalam acara mingguan
tersebut.
Tidak ada guru yang berstatus pegawai negeri. Semua guru di AS adalah dikontrak, namun
sebagaimana di universitas ada guru yang tenure atau dikontrak dengan jangka panjang. Dengan
sistem ini, kinerja harus selalu dijaga. Apabila kinerja menurun, kontrak bisa tidak diperpanjang,
Karir guru dimulai dari guru junior, kemudian guru senior, menjadi kepala sekolah dan atau
kemudian menjadi pemilik sekolah.
6. Pendanaan Pendidikan di Amerika Serikat
Sumber pendanaan pendidikan di Amerika, khususnya pendidikan dasar dan menengah, yang
lebih dikenal dengan PUBLIC SCHOOLS, berasal dari Pemerintah Pusat (Federal), Pemerintah
Negara Bagian (State) dan Pemerintah Lokal (Local/County/City). Selain itu, terdapat juga
pendidikan yang disediakan oleh swasta, tentunya yang bertujuan for profit. Sehingga, di Amerika
dikenal ada pendidikan yang bertujuan not for profit dan for profit.
Pengeluaran untuk primary dan secondary school akan mencapai 591 Milliar USD di tahun
2013/2014. Dana ini termasuk dana untuk gaji guru, transportasi pelajar, buku buku dan energy.
Secara umum budget pendidikan di AS adalah sebagai berikut,
a. Education in the United States of America
• National Education Budget (2007)
• Budget $1.1 trillion (Public and Private, All Levels)
b. General Details
• Primary Language English
• Sistem Type Federal, State, Private
c. Literacy
• Male 99%
• Female 99%
d. Enrollment
• Total 81.5 million
• Primary 37.9 million
• Secondary 26.1 million (2006–2007)
• Post secondary 17.5 million
e. Attainment
• Secondary diploma 85%

13
• Post-secondary diploma30%

D. Sistem Pendidikan di Australia


1. Pengantar Pendidikan di Australia
Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi telah menikmati pengakuan secara
internasional. Sekolah adalah hal yang wajib di seluruh Australia dan memberikan sumbangsih pada
tingkat melek huruf 99 persen. Sekolah di Australia mengembangkan keterampilan dan membangun
kepercayaan diri para pelajar, lulusan universitas Australia unggul pada penelitian dan inovasi
terdepan, serta pendidikan kejuruan dan teknik memajukan sektor industri yang sedang berkembang
pesat. Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan pelatihan terdepan di dunia bagi
pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa Inggris. Lebih dari 400,000 pelajar dari sekitar 200
negara menerima pendidikan Australia setiap tahun. Kursus ditawarkan baik di Australia maupun di
luar negeri.
2. Tujuan Pendidikan di Australia
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang- undang yang
membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan
lainnya.Tujuan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan
yang relevan. Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada pencapaian
kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara umum. Sedangkan sector
pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan
kejuruan. Pada intinya, pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan
pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi
pemerintah federal menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.
3. Tingkatan Pendidikan di Australia
Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten (taman kanak-kanak) dan dilanjutkan dari
kelas 1 sampai kelas 12. Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi
lima strata (tingkatan), yaitu:
a. Sekolah Dasar (Primary School); taman kanak-kanak sampai kelas 6 atau kelas 7.
b. Sekolah Menengah (Secondary or High School); kelas 7 atau 8 sampai kelas 10.
c. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan (Vocational Education and Training) dan senior
high school/senior secondary school/college (sekolah menengah atas); kelas 11 sampai
kelas 12.
d. Pendidikan Tinggi (University)

4. Kurikulum Pendidikan di Australia


14
a. Penggunaan Standar
Pada tahun 1970-an sistem sekolah cenderung kepada pendelegasian tanggungjawab
kurikulum kepada sekolah-sekolah. Namun kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa negara
bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara bagian yang lain, pejabat-pejabat yang relevan
di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang
rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang
agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum
disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian
Capital Territory (ACT) dan the Northern Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih
luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang ditentukan di tingkat
sekolah.
Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa
menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan.Pedoman kurikulum pada
dasarnya disusun oleh komisi-komisi kurikulum yang sudah ada untuk setiap bidang. Walaupun
sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, dalambanyak hal
mereka mengikuti kurikulum yang sama yang dipakai di sekolah-sekolah negeri dalam negara
bagian atau teritorinya.
Pusat Pengembangan Kurikulum (Curriculum Development Centre /CDC) dibentuk oleh
pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan
mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Buku-buku pelajaran dan ujian
disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum, departemen pendidikan, Dewan Penelitian
Pendidikan Australia(ACER), Pusat Pengembangan Kurikulum (CDC), penerbit buku-buku
akademik yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi.
Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework:
Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu (1)
cultural diversity, (2) changes in the family structure, (3) rapid pace of technologival change, (4)
global environmental issues, (5) changing nature of social conditions, (6) change in the workplace,
(7) inter-dependence in the global economy, (8) uncertain standards of living.
Kedua, ada lima karakteristik nilai (values) yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut,
yaitu: (1) pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential, (2) self acceptance and
respect of self, (3) respect and concern for others and their rights, (4) social and civic responsibility,
dan (5) environmental responsibility.
Curriculum Framework tidak mengggunakan istilah “student outcomes statement” atau
dikenal dengan “overarching statement learning outcomes”, yang rumusannya pada hakikatnya
15
sama dengan rumusan kompetensi. Ada 13 (tiga belas) student outcomes statement yang akan
dicapai melalui delapan mata pelajaran secara sinergis dengan menggunakan konsep “links across
the curriculum”, yaitu:
1) Students use language to understand, develop and communicate ideas and
information and to interact with others;
2) Students select, integrate and apply numerical and spatial concepts and techniques;
3) Students recognize when and what information is needed, locate and obtain it form a
range of sources and evaluate, use and share it with others;
4) Students select, use and adapt technologies;
5) Students describe and reason about patterns, structures and relationship in order to
understand, interpret, justify and make patterns;
6) Student visualize consequences, think laterally, recognize opportunity and potential
and are prepared to test options;
7) Students understand and appreciate the physical, biological and technological world
and have the knowledge and skills and values to make decision in relation to it;
8) Students understand their cultural, geographic and historical context and have the
knowledge, skills and values necessary for active participation in life in Australia;
9) Students interact with other people and cultures other than their own and are
equipped to contribute to the global community;
10) Student participate in creative activity of their own and understand and engage with
the artistic, cultural and intellectual work of others
11) Students valueand implement practices that promote personal growth and well
being;
12) Students are self-motivated and confident in their approach to learning and are able
to work individually and collaboratively;
13) Students recognize that everyone has the right to feel valued and be safe, and, in this
regard, understand their rights and obligations and behave responsible.
b. Mata Pelajaran
Terdapat 8 (delapan) bidang Pembelajaran Yang Penting yang merupakan fokus pengajaran
disemua sekolah Australia. Bidang-bidang tersebut memberikan kepada para pelajar suatu
pendidikan yang utuh dan keterampilan bermasyarakat (sosialisasi). Bidang-bidang ini didukung dan
ditopang oleh semua level Pemerintah Australia. Semua sekolah yang menerima pelajar
Internasional akan mengajar sesuai dengan 8 Bidang Pembelajaran Yang Penting itu, seperti: a)
Seni, b) Bahasa Inggris, c) Pendidikan Kesehatan dan Jasmani, d) Bahasa selain Bahasa Inggris,
e) Matematika, f) Ilmu Pengetahuan, g) Kajian Penduduk dan Lingkungan, h) Teknologi.
16
Selain dari 8 Bidang Pembelajaran yang Penting tersebut, para pelajar dapat memilih dari
sederajat luas mata pelajaran pilihan, yang memastikan keanekaragaan di pendidikan Australia.
Contoh-contoh termasuk memakai komputer, perniagaan, undang-undang (hukum), pertanian,
psikologi, drama, desain grafis, penerbangan dan masih banyak lagi.
c. Evaluasi
Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem evaluasi eksternal
yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau diploma. Sesudah
Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan
menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada
semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan ujian untuk setiap level setiap tahun
kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah di saat ujian eksternal dilaksanakan. Pada hampir
seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan
ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah.
Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya
berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang
sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12. Untuk
masuk ke universitas dan CAE pada umumnya diperlukan kualitas performansi tertentu pada tahun
pendidikan ke-12, walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang
dewasa yang- kebetulan tidak memenuhi persyaratan formal.Masuk ke TAFE dimungkinkan setelah
menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang memuaskan. Masalah yang terdapat dalam
sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian internal
sekolah dan kesulitan belajar- mengajar yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis
berdasarkan usia.
Perbedaan dan pengaruh Sistem Pendidikan Australia dengan Sistem Pendidikan di Indonesia
Baik Indonesia maupun Australia sama-sama menerapkan Wajib belajar di Australia wajib belajar
diterapkan selama 10 tahun, sedangkan Indonesia mencanangkan wajib belajar 9 tahun, yang akan
ditingkatkan menjadi 12 tahun. Kebijakan kedua negara tentang wajib belajar relatif sama
5. Kualitas Guru di Australia
Hampir semua guru prasekolah dan sekolah dasar serta sekolah menengah dididik pada CAE,
untuk di Indonesia dapat disebut PGSD, dan sebagian di universitas dan pendidikan guru yang
dikelola badan-badan keagamaan, Lama pendidikan guru berkisar empat tahun dan semua sistem
pendidikan guru memberikan kesempatan kepada guru untuk mendapatkan pendidikan dalam
jabatan (inservice education) termasuk pendidkan kualifikasi keprofesionalan dengan menyelesaikan
beberapa mata kuliah yang telah disetujui.

17
6. Pendanaan Pendidikan di Australia
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dana dan sistem
pendanaan dari pemerintah pusat (commonwealth) untuk negara-negara bagian sebesar 7.700 Dolar
Australia, bantuan dari pemerintah pusat ini di utamakan untuk pembiayaan universitas dan institusi
CAE, sedangkan negara bagian juga memiliki tanggung jawab untuk pembiayaan pendidikan
prasekolah, sekolah dasar, menengah negeri dan TAPE.
Di Australia biaya pendidkan para pelajar dan mahasiswa ditanggung penuh oleh pemerintah,
termasuk uang saku, hingga para mahasiswanya dapat menabung dari uang bantuan dari negara,
para pelajar dan mahasiswa diberi wewenang untuk membayarkan sendiri uang sekolah dari uang
yang diberikan negara, bagi pelajar dan mahasiswa yang masih tinggal dengan orang tua dan
pendanaannya dibantu oleh orang tua tetap diberi oleh orang tua.

E. Sistem Pendidikan di Finlandia


1. Pengantar Pendidikan di Finlandia
Finlandia atau Republik Finlandia adalah sebuah negara Nordik yang terletak di
Fennoscandian wilayah utara Eropa. Di sebelah barat berbatasan dengan Swedia, di sebelah timur
berbatasan dengan Rusia, dan di sebelah utara berbatasan dengan Norwegia, sementara Estonianya
terletak di bagian selatan Teluk Finlandia. Ibu kota Finlandia adalah Helsinki.
Finlandia adalah negara yang mendominasi peringkat satu sejak pertama kali tes PISA
dilakukan pada tahun 2000 dan berhasil mempertahankan posisi sebagai nomor satu hingga tahun
2009. Hasil tes 2009 menunjukkan Finlandia menduduki rangking kedua untuk reading, rangking
kedua untuk matematika dan rangking pertama untuk sains. Secara keseluruhan, newsweek
melaporkan bahwa Finlandia #1 di dunia di bidang pendidikan, kewarganegaraan dan kualitas
masyarakat.
Finlandia terkenal dengan pendidikan terbaik di dunia. Ini terbukti dari peringkat PISA
( Program for International Student Assesment ) pada tahun 2003 siswa Finlandia menduduki
peringkat pertama dan meraih skor tertinggi di dunia secara konsisten. Tes yang diadakan oleh PISA
menguji siswa yang berusia 15 tahunan di sekiatr 40 negara industri seluruh dunia, pengukuran tes
dalam PISA yaitu keaksaraan dalam membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan.
Jika dibandingkan dengan Indonesia yang berada pada peringkat paling bawah
(Prayudi,2008). Ini artinya negara finlandia merupakan Negara dengan kualitas pendidikan terbaik
di dunia dengan sistem pendidikan yang baik pula. Sistem pendidikan di Finlandia adalah sebuah
sistem egalitarian Nordik, dengan tidak ada uang untuk waktu-penuh siswa. Secara hukum semua
siswa wajib belajar sembilan tahun dimulai pada usia tujuh tahun dan mereka mendapatkan makan
secara gratis. Peraturan tersebut diberlakukan pada tingkat dasar dan menengah. Di bidang
18
pendidikan, Forum Ekonomi Dunia meletakkan kualitas Finlandia pada peringkat pertama di dan
peringkat kedua dalam matematika dan ilmu pendidikan.
2. Tujuan Pendidikan di Finlandia
Tujuan utama sistem pendidikan Finlandia adalah mewujudkan high-level education for all.
Tujuan tersebut mengupayakan agar seluruh rakyat Finlandia dapat mengenyam pendidikan hingga
tingkatan tertinggi, secara merata, dengan kemampuan, keahlian dan kompetensi yang terbaik.
Finlandia membangun sistem pendidikan dengan karakteristik yang dilaksanakan secara konsisten,
yakni, free education, free school meals, dan special needs education dengan berpegang teguh pada
prinsip inklusivitas.
Pendidikan dasar Finlandia dikembangkan sedemikian rupa agar mampu menjamin
kesetaraan kesempatan bagi seluruh rakyat untuk menikmati pendidikan terlepas dari faktor gender,
strata sosial, latar belakang etnis dan golongan. Fokus utama sistem pendidikan adalah kemerataan
pendidikan guna menunjang tingkat kompetensi rakyat dalam menyokong pembangunan nasional
berdasarkan inovasi.
Segenap rakyat Finlandia memiliki hak dasar untuk mengenyam pendidikan secara gratis.
Pemerintah wajib menyediakan kesempatan yang setara bagi seluruh warga negara untuk menikmati
layanan pendidikan gratis, di setiap jenjang pendidikan, sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya, terlepas dari latar belakang perekonomian mereka, guna pengembangan diri,
keahlian, kompetensi dan kapasitas seluruh warganegaranya. Hak tersebut dijamin dan tertuang
dalam Konstitusi Finlandia.
3. Tingkatan Pendidikan di Finlandia
Tingkatan pendidika di Finlandia meliputi:
a. Pendidikan Pra Sekolah
b. Sekolah Dasar (Primary School) minimal usia 7 tahun
c. Sekolah Menengah (Secondary or High School)
d. Pendidikan Tinggi (University)
4. Kurikulum Pendidikan di Finlandia
Kurikulum pendidikan Finlandia tidak sepadat kurikulum yang diberlakukan di negara-
negara lainnya, khususnya negara Asia. Anak-anak di Finlandia menghabiskan waktu lebih sedikit
di sekolah dibandingkan anak-anak di negara lain. Jam istirahat sekolah juga lebih panjang, yakni 75
menit, dibandingkan dengan negara seperti Amerika yang membatasi waktu 30 menit istirahat.
Mereka juga diberikan tugas yang lebih sedikit. Selain itu, anak-anak Finlandia memulai pendidikan
akademik di usia 7 tahun, berbeda dengan kebanyakan negara yang memulai pendidikan akademik
anak-anak di usia yang lebih muda.

19
Prinsip kurikulum pendidikan Finlandia adalah” Less is More “. Sekolah berfungsi sebagai
tempat belajar dan eksplorasi potensi dimana sekolah menjadi lingkungan yang relaks dan tidak
terlalu mengikat siswanya dengan jam belajar dan kapasitas tugas yang tidak terlalu membebani
siswa. Di samping itu, tidak ada sistem peringkat untuk prestasi akademik dan ujian standarisasi dari
tingkat sekolah dasar sampai dengan menengah pertama. Para siswa juga baru diuji dengan ujian
standarisasi pada sekolah menengah tingkat akhir. Ujian ini pun bersifat optional, hanya bagi mereka
yang ingin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Bagi yang tidak mengikuti ujian, tetap bias
melanjutkan ke institusi pendidikan yang berorientasi ke praktek dunia kerja.
Sistem pendidikan Finlandia sangat menitikberatkan bimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Finlandia optimis bahwa hasil terbaik hanya dapat dicapai bila kita lebih
memperhatikan siswa yang kurang daripada terlalu menekankan target kepada siswa yang unggul.
Dengan begitu, tidak ada anak-anak yang merasa tertinggal. Finlandia terbukti mampu mencetak
anak-anak berprestasi di bidang akademik tanpa harus mengikuti standarisasi akademik
konvensional yang kaku.
5. Kualitas Guru di Finlandia
Pemerintah Finlandia juga menetapkan standar tinggi untuk profesi guru. Dimana semua
tenaga pengajar di Finlandia setidaknya diwajibkan mempunyai latar belakang pendidikan Master.
Proses seleksi tenaga pengajar pun sangat ketat, hanya 10% dari lulusan perguruan tinggi yang bisa
diterima menjadi guru. Mereka yang lolos seleksi ini pun masih harus melalui proses training yang
kompleks terlebih dahulu sebelum dinyatakan siap berkecimpung dalam profesi guru. Finlandia
percaya bahwa guru adalah modal utama untuk menghasilkan siswa yang unggul.
Berdasarkan kualitas mahasiswa yang baik dan pendidikan pelatihan guru yang berkualitas,
tak salah jika mereka menjadi guru-guru dengan kualitas luarbiasa. Dengan kualifikasi dan untuk
menggunakan metode kelas apapun yang mereka suka, dengan kurikulum yang mereka rancang
sendiri, dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Jika negara-negara lain percaya bahwa ujian dan
evaluasi bagi siswa merupakan bagian yang sangat penting bagi kualitas pendidikan, mereka justru
percaya bahwa ujian dan test itulah yang menghancurkan tujuan belajar siswa.
Terlalu banyak test membuat guru cenderung mengajar siswa hanya untuk lolos ujian,
ungkap seorang guru di Finlandia. Padahal banyak aspek dalam pendidikan yang tidak bias diukur
dengan ujian. Pada usia 18 th siswa mengambil ujian untuk mengetahui kualifikasi mereka di
perguruan tinggi dan dua pertiga lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi.
Siswa diajar untuk mengevaluasi dirinya sendiri, bahkan sejak Pra-TK! Ini membantu siswa
belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri, kata Sundstrom, kepala sekolah di SD
Poikkilaakso, Finlandia. Kalau siswa bertanggungjawab, mereka guru bekeja lebih bebas karena

20
tidak harus selalu mengontrol mereka. Siswa didorong untuk bekerja secara independen dengan
berusaha mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan.
Siswa belajar lebih banyak jika mereka mencari sendiri informasi yang mereka butuhkan.
Kita tidak belajar apa-apa kalau kita hanya menuliskan apa yang dikatakan oleh guru. Di Finlandia
guru tidak mengajar dengan metode ceramah. Suasana sekolah sangat santai dan fleksibel. Terlalu
banyak komando hanya akan menghasilkan rasa tertekan dan belajar menjadi tidak menyenangkan.
Siswa yang lambat mendapat dukungan secara intensif baik oleh guru maupun siswa lain. Hal ini
juga yang membuat Finlandia sukses.
Berdasarkan penemuan PISA, sekolah- sekolah di Finlandia sangat kecil perbedaannya
antara siswa yang berprestasi baik dan yang buruk. Remedial tidaklah dianggap sebagai tanda
kegagalan tapi sebagai kesempatan untuk memperbaiki. Seorang guru yang bertugas menangani
masalah belajar danprilaku siswa membuat program individual bagi setiap siswa dengan penekanan
tujuan-tujuan yang harus dicapai, umpamanya: Pertama, masuk kelas; kemudian datang tepat waktu;
berikutnya, bawa buku, dlsb. Kalau mendapat PR siswa bahkan tidak perlu untuk menjawab dengan
benar, yang penting mereka berusaha.
Para guru sangat menghindari kritik terhadap pekerjaan siswa mereka. Menurut mereka, jika
kita mengatakan “Kamu salah” pada siswa, maka hal tersebut akan membuat siswa malu. Dan jika
mereka malu maka ini akan menghambat mereka dalam belajar. Setiap siswa diperbolehkan
melakukan kesalahan. Mereka hanya diminta membandingkan hasil mereka dengan nilai
sebelumnya, dan tidak dengan siswa lainnya. Jadi tidak ada sistem ranking-rankingan. Setiap siswa
diharapkan agar bangga terhadap dirinya masing-masing. Ranking- rankingan hanya membuat guru
memfokuskan diri pada segelintir siswa tertentu yang dianggap terbaik di kelasnya.
Kehebatan dan keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia adalah gabungan antara
kompetensi guru yang tinggi, kesabaran, toleransi dan komitmen pada keberhasilan melalui
tanggung jawab pribadi. Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, kata seorang guru, maka
itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya! Itu benar-benar ucapan guru yang sangat
bertanggungjawab.
6. Pendanaan Pendidikan di Finlandia
Pendidikan di Finlandia murni public good, yang berarti bahwa investasi berasal dari publik
melalui pajak, dan manfaat hasil pendidikan dinikmati oleh publik juga. Pendidikan di Finlandia
gratis dari sekolah dasar hingga program doktoral. Hanya 4% dari keseluruhan institusi pendidikan
di Finlandia yang tidak didanai oleh pemerintah melalui pajak. Walaupun gratis, pemerintah
Finlandia juga berkomitmen untuk menjamin kualitas tinggi pada semua sekolah tanpa kecuali. Ini
berlaku bagi siswa dari keluarga miskin atau kaya, di desa maupun di kota, di daerah jarang
penduduknya atau yang rapat penduduknya.
21
F. Sistem Pendidikan di Jepang
1. Pengantar Pendidikan di Jepang
Jepang terdiri dari 4000 pulau besar dan kecil, yang terbentag sepanjang timur laut pantai
benua Asia. Luas Jepang 378.000 km2 dengan penduduk berjumlah 26.182.077 jiwa. Dengan
penduduk 60 tahun ke atas sebanyak 16,5% (world almanac 2000), sedangkan usia di bawah 14
sebanyak 23,6% dengan kaum muda lebih banyak hidup dari perkotaan, sedangkan orangn tua lebih
banyak di pedesaan.
Ditinjau dari etnis Jepang termasuk kepundudukan yang homogeny yaitu 99,4% orang
Jepang, dengan bahasa Jepang sebagai bahasa resmi.
Secara administrasi Jepang dibagi dalam 47 ken/distric yang selanjutnya terbagi dalam 3256
shi/son/kota puaja. Sesuai UU otonomi daerah Jepang tahun 1947, anggota DPR, kepala Ken, kepala
kota praja dipilih langsung oleh akyat. Dimana setiap distric terdapat dewan sekolah atau kepala
kota praja setempat dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
2. Tujuan Pendidikan di Jepang
Tujuan pendidikan Jepang tercantum dalam undang-undang pokok pendidikan tahun 1947
ayat 1, menyatakan bahwa, pendidikan Jepang bertujuan untuk mengembangkan sepenuhnya
kepribadian setiap individu baik fisik, maupun psikis, yang cinta kebenaran dan keadilan,
menghormati nilai-nilai pribadi orang lain, menghargai pekerjaan, memiliki rasa tanggung jawab
dengan smangat kemerdekaan sebagai pendiri Negara dan masyarakat yang damai.
Titik berat pendidikan Jepang adalah pengembangann kemampuan dasar dalam diri generasi
muda, dengan asumsi bahwa generasi muda harus siap menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK
yang global.
3. Tingkatan Pendidikan di Jepang
Tingkatan pendidika di Finlandia meliputi:
a. Pendidikan Pra Sekolah
b. Sekolah Dasar (Primary School) usia masuk 6 tahun
c. Sekolah Menengah (Secondary or High School) usia masuk Secondary School 12 tahun
dan usia masuk or High School 15 tahun ke atas
d. Pendidikan Tinggi (University)
4. Kurikulum di Jepang
Kurikulum sekolah ditentukan oleh menteri pendidikan yang kemudian dikembangkan oleh
dewan pendidikan distrik dan kota praja. Kurikulum awal tahun 980 memuat mata pelajaran untuk
SD terdiri dari, bahasa Jepang sebagai pengantar, ilmu sosial, berhitung, ilmu pengetahuan umum,
music/seni dan kerajinan, pendidikan jasmani dan kerumah tanggan (grade 4 dan 6), disamping
pendidikan. Selain itu, di Jepang terdapat pendidikan non formal yang dikenal dengan pendidikan
22
social. Adapun lingkup pendidikan non formal meliputi: teknik pertanian, perikanan, nelayan dan
buruh kehutanan. Selain itu juga, tersedia program-program pendidikan radio dan televise untuk
pendidikan dan keterampilan.
Evaluasi pada semua tingkatan sistem di Jepang harus menempuh berbagai ujian yang
merupakan syarat untuk naik kelas atau untuk mendapatkan ijazah/sertifikat. Bagi siswa yang
kehadirannya kurang dari 5% tahun beelajar, dan hasil ujian jelek, maka diwajibkan untuk
mengulang pada level yang sama.
5. Kualitas Guru di Jepang
Untuk menjadi guru SD dan sekolah menengah, guru harus dididik/dilatih di universitas,
pascasarjana dan yunior college yang dipilih oleh kementrian pendidikan. Kemudian guru
memperoleh sertifikat mengajar dari dewan pendidikan distrik yang berlaku disemua distrik.
Sertifikat untuk guru SD, memberikan kewenangan untuk mengajar semua mata ajaran, sementara
untuk guru menengah hanya mata ajaran tertentu saja, ke semua ini diperoleh setelah lulud
rekruitmen yang dilakukan dewan pendidikan.
6. Pendanaan Pendidikan di Jepang
Sistem administrasi keuangan pendidikan di Jepang disediakan bersama-sama antara
pemerintah pusat, distrik maupun kota praja. Dimana diambil dari pajak dan dari sumber-sumber
lain.
G. Sistem Pendidikan di Mesir
1. Pengantar Pendidikan di Mesir
Republik Arab Mesir, lebih dikenal sebagai Mesir, (bahasa Arab: ‫مصر‬, Masr) adalah
sebuah negara yang sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut. Dengan luas
wilayah sekitar 997.739 km² Mesir mencakup Semenanjung Sinai (dianggap sebagai bagian dari
Asia Barat Daya), sedangkan sebagian besar wilayahnya terletak di Afrika Utara. Posisi Mesir
berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza dan Israel di utara-timur.
Perbatasannya dengan perairan ialah melalui Laut Tengah di utara dan Laut Merah di timur.
Mesir mayoritas penduduknya menetap di pinggir Sungai Nil (sekitar 40.000 km²). Sebagian
besar daratan merupakan bagian dari gurun sahara yang jarang dihuni. Mesir terkenal dengan
peradaban kuno dan beberapa monumen kuno termegah di dunia, misalnya Piramid Giza, Kuil
Karnak dan Lembah Raja serta Kuil Ramses.
Sistem pendidikan umum di Mesir terdiri dari tiga tingkat. Tingkat pendidikan dasar untuk
usia 4 –14 tahun. Tingkat pra-sekolah (Taman kanak-kanak) selama 2 tahun, tingkat dasar (primary
school) selama 6 tahun, setelah itu 3 tahun untuk tingkat menengah pertama (preparatory school),
tiga tahun untuk tingkat menengah atas (secondary school), yakni untuk usia 15sampai 17tahun,
dilanjutkan dengan tingkat perguruan tinggi.
23
Pendidikan wajib diberlakukanuntuk 9 tahun usia belajar, yakni usia 6 sampai 14 tahun.
Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang: Jenjang pertama adalah Sekolah Dasar (primary
school/Ibtida’i) mulai dari kelas I sampai VI. Jenjang kedua adalah Sekolah Menengah Pertama
(Preparatory/I’dady) mulai dari kelas VII sampai IX.
Ditinjau dari jenisnya, sekolah di Mesir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: sekolah
negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri terdiri dari dua macam: Sekolah Arab dan Sekolah
Bahasa/ Eksperimen. SekolahArab menggunakan kurikulum nasional dengan bahasa pengantar
bahasa Arab semenjak kelas I dan mulai dipergunakan bahasa pengantar bahasa Inggris semenjak
kelas IV. Sedangkan Sekolah Bahasa/Eksperimen mengajarkan sebagian besar kurikulum nasional
dengan menggunakan pengantar bahasa Inggris semenjak kelas I dan mulai dipergunakan bahasa
Perancis sebagai bahasa kedua pada tingkat menengah atas (Secondary School). Usia yang diterima
untuk kelas I pada Sekolah Bahasa/eksperimen adalah 7 tahun (lebih tua satu tahun dari Sekolah
berbahasa Arab). Sekolah swasta terdiridari empat jenis yaitu Sekolah Swasta Biasa (Ordinary
School), Sekolah Bahasa (Language School), Sekolah Keagamaan dan Sekolah Internasional.
Sekolah biasa (Ordinary School) tidak jauh berbeda dengan sekolah Negeri dari sisi
kurikulum. Hanya saja sekolah-sekolah jenis ini mempunyai perhatian lebih terhadap kebutuhan
peserta didik, bangunan dan perangkat sekolah.
2. Tujuan Pendidikan di Mesir
Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam
sistem pendidikan. Oleh sebab itu, diputuskan bahwa konsep struktur, fungsi dan manajemen
pendidikan semua harus ditinjau ulang.
Mesir memprogramkan wajib belajar, Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca tulis dan
terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang
produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan adalah
sebagai berikut:
1. Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan
serta pembentukan individu-individu yang demokratis.
2. Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu
menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja.
3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap
bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab.
4. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat
melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri.

24
5. Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung,
mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas
lingkungan.
6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum
dan penilaian.
3. Tingkatan Pendidikan di Mesir
Sitem pendidikan umum di Mesir terdiri dari tiga tingkatan, meliputi:
a. Tingkatan Pendidikan Dasar terdiri dari pra sekolah selama dua tahun dan primary
school selama 6 tahun
b. Tingkat Menengah Pertama (preparation school) selama 3 tahun dan Tingkat dan
Menengah Atas (secondary school) selama 3 tahun
c. Perguruan Tinggi (University)
Selain tingkatan pedidikan formal di Mesir, terdapat juga pendidikan non formal Pendid non
formal ini dmaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang
tertentu. Apakah itu anak-anak, generasi muda atau orang dewasa; apakah mereka laki-laki atau
perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin;apakah mereka dari orang kay atau miskin. Di mesir,
pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan iliterasi. Dengan demikian,
kebanyakan program lebih dikonsentrasikan pada pendidikan nonformal dalam aspek itu
4. Kurikulum Pendidikan di Mesir
Di Mesir, kurikulum adalah hasil pekerjaan tim. Tim kurikulum terdiri dari konsultan,
supervisor, para ahli, para profesor pendidikan, dan guru-guru yang berpengalaman. Biasanya ada
sebuah panitai untuk setiap mata pelajaran atau kelompok pelajaran, dan ketua-ketua panitia ini
diundang rapat sehingga segala keputusan daat di koordinasikan. Kurikulum yang sudah dihasilkan
oleh panitia diserahkan kepada Dewan Pendidikan Pra universtias yang secara resmi mengesahkan
untuk diimplementasikan. Berdasarkan peraturan, kurikulum apat diubah dan disesuaikan untuk
mengakomodasikan kondisi setempat atau hal-hal khusus.
Pusat Penelitian pendidikan Nasional bertanggung jawab mengumpulkan informasi
mengenai materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan mengenai implementasinya dilapangan.
Hasil penelitian itu disalurkan ke dewan kesekretariatan dan apabila diperlukan perubahan, sebuah
penelitian dibentuk dan dibagi tugas untuk mempelajarinya dan merumuskan perubahan-perubahan
itu. Sejumlah besar besar supervisor konsultan dari semua level bertemu secara reguler dengan guru-
guru guna memberikan bimbingan dan untuk mengumpulkan informasi. Ada berbagai pusat latihan,
sekolah percobaan, dan sekolah percontohan, yang bertujuan untuk pembaharuan kurikulum serta
perbaikan metode mengajar. Garis besar kurikulum ditentukan sebuah tim kecil mirip dengan tim
yang diterangkan diatas dibentuk untuk menulis buku teks. Buku tes menurut kurikulum tidak persis
25
saama dengan kurikulum yang dilaksanakan. Perbedaannya disebabkan oleh faktor seperti kondisi
kelas, kurangnya alat peraga dan perlengkapan lainnya, dan kualitas guru bertentangan dengan apa
yang digariskan dalam kurikulum, kebanyakan pengajaran masih berorientasi verbal.
Materi pelajaran disiapkan oleh berbagai badan atau lembaga-lembaga termasuk panitia
kurikulum dari semua jurusan ara akademisi dan asosiasi guru mata pelajaran.Pada umumnya
sekolah dan masing-masing guru mempunyai kebebasan yang aga luas dalam memilih materi
pelajaran.
Evaluasi di Mesir menggunakan Sistem ujian yang sangat memengaruhi pemikiran murid,
orang tua serta para pejabat pendidikan karena begitu pentingnya hasil ujian itu. Ujian naik kelas
ditetapkan pada Grade 2, 4, dan 5, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 8. Murid
yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan
yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting
karena umumnya hanya murid-murid yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-
sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Kalau tidak, mereka masuk
kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Jadi, masa depan anak muda mesir banyakan
tergantung pada nilai yang diperoleh pada ujian negara. Hal ini menjadi sangat penting sehingga
menjadi persaingan sesama murid sangat ketat.
5. Kualitas Guru di Mesir
Sistem penjenjangan karier guru secara fungsional yang diselenggarakan di Mesir tampaknya lebih
bergradasi dan dapat menciptakan profesionalisme pendidik. Sistem yang diatur mulai dari status guru
sebagai assistant teacher, teacher, senior teacher, sampai master teacher. Jenjang status guru seperti itu dapat
berpengaruh positif terhadap jenjang karier guru dan pembinaan profesi guru yang lebih terstruktur.
6. Pendanaan Pendidikan di Mesir
Peningkatan jumlah guru dan sekolah, perbaikan peralatan dan kenaikan harga (termasuk
kenaikan gaji) telah menyebabkan kenaikan belanja pendidikan. Dua puluh tiga (23) juta pound
mesir (E) sma dengan UU$77 juta yang diselenggarakan pada tahun 1952 naik menjadi E 126 juta
pound (UU$420 juta) tahun 1969. Pada periode yang sama investasi masyarakat pada pendidikan
meningkat dari E2,5 juta pound (UU$8,4 juta) menjadi E33,3 juta found (UU$111,2 juta). Sesudah
tahun 1970, alokasi dana untuk pendidikan mulai meningkat dengan jumlah yang lebih besar
dibandingkan alokasi sebelumnya. Dalam tahun 1984, pengeluaran masyarakat untuk pendidikan
mencapai E1,186,5 juta pound (UU$1,163 juta). Ini berarti 8,9% dari keseluruhan pengeluaran
pemerintah atau sama dengan 4,1% GNP. Pengeluaran pemerintah untuk pendidikan formal dalam
tahun 1988 adalah 18,55% dari totsl pengeluaran untuk masyarakat. Gajih menyerap 80% lebih,
sementara pengeluaran lain 20%. Investasi untuk gedung meningkat pada tahun 1980 an dari 7%
menjai 13%.

26
Masih saja tidak cukup gedung-gedung sekolah dan apabila seluruh permintan dipenuhi,
pemerintah harus menyediakan biaya lebih dari E3 miliar pound (UU$2,94 miliar). Dalam masa 10
tahun yang akan datang. Dari tahun 1964-1978, pengeluaran untuk pendidikan prauniversitas
meningkat 4 kali lipat, sementara pengeluaran untuk pendidikan tinggi meningkat lebih dari 5 kali
lipat. Pendidikan tinggi dalam tahun 1970 menggunakan 20,4% dari total pengeluaran pemerintah
untuk pendidikan 31,4% tahun 1978. Dari total anggaran kementrian, pendidikan dasar menerima
44% jumlah ini masih perlu ditingkatkan . Sistem pendidikan saat ini memertimbangkan sekolah
ersiapan 9sekolah menengah pertama) sebagai jenjang akhir untuk wajib belajar. Ini berarti
peningkatan biaya. Gaji guru-guru pada semua level pendidikan telah naik begitu besar antara tahun
1981 dan 1988 dibandingkan kenaikan sebelumnya.

27
DAFTAR PUSTAKA
Atase Pendidikan Washington DC. (2014). Sistem Pendidikan di Amerika Serikat. Kedutaan
Besar Republik Indonesia Washington DC
Atrisna. Tt. Perbandingan Pendidikan Mesir-Indonesia. (online). Tersedia di
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/file/TULISAN/qble1333075913.pdf [21
Oktober 2017 Pukul 11.31 WIB]
Kausar, hafidzah. Tt. Belajar dari Sistem Pendidikan di Finlandia. (online). Tersedia di www1-
media.acehprov.go.id/.../sistem_pendidikan_finlandia.pdf. [ 21 Oktober 2017 Pukul 09.34 WIB]
Kemendikbud. (2013). Pedoman Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan Dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Mulyasa. (2010). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Mustika, tt. Fadilah dari Sistem Pendidikan Australia Untuk Indonesia. (online). Tersedia di
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/dokumen/sistempendidikanaustraliauntukind
onesia.pdf [17 Oktober 2017 Pukul 23.20 WIB]
Payong, Marselus. (2011). Sertifikasi Guru. Jakarta: Permata Puri Media
Riyana, cepi. (2008). Studi Perbandingan Kurikulum Cina, Korea dan Jepang. Bandung: UPI
Saifullah, Isri. (2015). Konsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan
Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan Indonesia. Jurnal: Jurnal Pendidikan Islam
Robandi, Babang. (2008). SERTIFIKASI GURU: Prinsip dan Prosedur Dalam Jabatan.
disampaikan pada Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat, Bandung: UPI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan
Pendidikan
Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian Pendidikan
Peraturan Perundang-Undangan Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen
.tt. Informasi Kehidupan Berbangsa. Konsulat Hukum Sosial Lokal Untuk Hubungan
Internasional

28

Anda mungkin juga menyukai