Anda di halaman 1dari 13

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN APLIKASI

GOOGLE CLASSROOM UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PESERTA


DIDIK
PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Penelitian Tindakan Kelas


Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar

Oleh :
Sevti Larayani
NPM : 195060013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan proposal skripsi ini dengan sebagaimana mestinya. Shalawat serta salam
selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, tak lupa
juga kepada keluarganya para sahabatnya kepada para tabi’in dan tabi;atnya dan semoga
sampai kepada kita selaku umatnya sampai akhir zaman. Aaamiin
Penyusunan proposal skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri
Berbantuan Aplikasi Google Classroom untuk Meningkatkan Pemahaman Peserta
Didik”. Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas.
Dalam proposal ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kesalahan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan semi terciptanya perbaikan dimasa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr wb

Bandung, Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
A. Judul Penelitian...................................................................................................1
B. Latar Belakang Masalah......................................................................................1
C. Identifikasi Masalah............................................................................................3
D. Rumusan Masalah...............................................................................................3
E. Tujuan Penelitian.................................................................................................3
F. Manfaat Penelitian..............................................................................................4
a) Bagi Penulis..................................................................................................4
b) Bagi Guru.....................................................................................................4
c) Bagi Pembaca...............................................................................................4
G. Definisi Operasional...........................................................................................4
1. Pengertian Model
2. Kemampuan Pemahaman Matematis siswa
3. Pengertian Media
A. Judul Penelitian
Penggunaan Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Aplikasi Google Classroom untuk
Meningkatkan Pemahaman Peserta Didik

B. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia yang mulanya kegiatan belajar mengajarnya berlangsung


secara tatap muka di kelas, menjadi tidak bisa dilakukan akibat adanya himbauan social
distancing. Adanya sosial distancing membuat pembelajaran tidak dapat dilakukan secara
tatap muka seperti sebelumnya, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan agar sekolah-
sekolah meminta peserta didik untuk belajar di rumah melalui pembelajaran daring/jarak
jauh.

Model pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta


didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen
hingga penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan.
Dalam model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang
disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi
mandiri.

Berdasarkan pengalaman observasi peneliti adanya sosial distancing membuat


pembelajaran menjadi terhambat salah satu terhambatnya pembelajaran ialah kurangnya
pemahaman guru terhadap penggunaan teknologi, sehingga mengakibatkan pembelajaran
jarak jauh kurang efektif dilakukan. Hal ini membuat pemahaman peserta didik dalam
belajar sedikit menurun, Oleh karena itu banyak aplikasi-aplikasi online di Indonesia
yang membantu guru dalam proses belajar mengajar.

Salah satu aplikasi yang bisa digunakan oleh guru adalah Google classroom. Google
classroom merupakan produk dari perusahaan teknologi ternama. Platform ini biasa
digunakan untuk proses pembelajaran dalam jaringan atau daring. Aplikasi ini memiliki
fitur lengkap yang mendukung proses belajar mengajar supaya berjalan lebih mudah.
Oleh karena itu, peneliti mengambil model inkuiri berbatuan aplikasi classroom untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik. Karena aplikasi mudah diakses guru dan peserta
didik, serta fitur-fitur didalamnya menarik perhatian peserta didik.

C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya kendala jaringan internet saat proses pembelajaran menggunakan aplikasi
google classroom.
2. Kurangnya respon siswa saat proses belajar berlangsung menggunakan aplikasi
google classroom.
3. Masih banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas yang telah diberikan oleh
guru.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dikaji dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pembelajaran online berbasis aplikasi google classroom
terhadap hasil belajar siswa?
2. Apakah model pembelajaran inkuiri bebas lebih baik dibandingkan dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar?
3. Apa saja kendala serta solusi dalam penggunaan aplikasi classroom?

E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka
permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi. Oleh sebab itu, penulis
membatasi masalah penelitian fokus pada proses dan respon belajar siswa dalam
menggunakan model inquiri berbantuan aplikasi google classroom.

F. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran online berbasis aplikasi google
classroom terhadap hasil belajar siswa.
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran inkuiri bebas lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap hasil
belajar.
3. Untuk mengetahui kendala serta solusi dalam penggunaan aplikasi classroom.

G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi peneliti
Sebagai suatu cara untuk mendapatkan wawasan yang lebih tentang pemanfaatan
teknologi dalam pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan aplikasi
classroom untuk menciptakan pembelajaran yang efisien dan efektif walaupun
dilakukan dengan jarak jauh.
2. Manfaat guru
Sebagai suatu cara untuk membuat sistem dan proses pembelajaran supaya
menjadi pembelajaran yang efisien dan efektif walaupun pembelajaran dilakukan
dengan jarak jauh.
3. Manfaat bagi peserta didik
Sebagai suatu sistem yang membantu mempermudah pembelajaran jarak jauh.

H. Definisi Operasional

1. Menurut Joice (2005:87), Metode inkuiri adalah metode yang menempatkan dan
menuntut guru untuk membantu siswa menemukan sendiri data, fakta dan
informasi tersebut dari berbagai sumber agar dengan kegiatan itu dapat
memberikan pengalaman kepada siswa.
2. Sosial distancing membuat pembelajaran menjadi terhambat salah satu
terhambatnya pembelajaran ialah kurangnya pemahaman guru terhadap
penggunaan teknologi, sehingga mengakibatkan pembelajaran jarak jauh kurang
efektif dilakukan.
3. Google classroom merupakan produk dari perusahaan teknologi ternama. Platform
ini biasa digunakan untuk proses pembelajaran dalam jaringan atau daring.
Menurut (Bender & Waller, 2014: 37)Google classroom sesungguhnya dirancang
untuk mempermudah interaksi guru dan siswa dalam dunia maya. Aplikasi ini
memberikan kesempatan kepada para guru untuk mengeksplorasi gagasan
keilmuan yang dimilikinya kepada siswa.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

Dalam Landasan teoritis akan dibahas mengenai pemahaman belajar siswa

A. Pengertian Model Pembejaran Inkuiri


Model pembelajaran inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian,
eksperimen hingga penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang
mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu
sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan
pertanyaan dan investigasi mandiri.
1. Model inkuiri menurut Mashuri
Menurut Mashuri (2008:67) secara etimilogis motode berasal dari kata yunani yaitu
“metododus” yang berarti jalan atau cara dan “logos” yang berarti ilmu. Yang secara
sistematik berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara-cara atau jalan
yang ditempuh untuk mencapai tujuan dengan hasil yang efektif dan efisien.
2. Model inkuiri menurut Sanjaya
Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama
strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas
siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri
menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak
hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal,
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses
tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan
teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari
penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri
siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka
dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Menurut Sanjaya Model Pembelajaran Inkuiri memiliki beberapa Langkah-langkah
anatara lain:
1. Orientasi.
2. Merumuskan masalah.
3. Model inkuiri menurut Ibrahim muslimin
Ibrahim muslimin (2002:19) dalam bukunya pembelajaran kooperatif, metode
pembelajaran adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan pelajaran dalam
lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang
dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.

Model pembelajaran inkuiri juga memiliki kekurangan dan kelebihan antara lain.

a. Kelebihan
1. Ingatan menjadi meningkat. Pembelajaran yang jawabannya ditemukan sendiri oleh
siswa akan lebih mudah untuk diingat. Karena pada prosesnya siswa melakukan
langkah-langkah yang berkesan dan ditemukan sendiri. Hal yang lebih penting dalam
penggunaan metode inkuiri yaitu membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer
ingatan pada situasi proses belajar yang baru.
2. Membekali siswa untuk menangani situasi-situasi masalah yang baru. Menangani
suatu masalah yang terjadi sudah diajarkan secara langsung dalam pembelajaran
dengan model pembelajaran inkuiri. Dalam pembelajaran inkuiri rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Sehingga siswa akan terbiasa menangani suatu masalah dan mengetahui bagaimana
cara menangani suatu permasalahan.
3. Motivasi/ dorongan tinggi yang berkenaan dengan penemuan Siswa dimotivasi untuk
mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut.
Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti
mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-
ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta
menggeneralisasikan data.
4. Siswa lebih lanjut mengembangkan minat belajar Pembelajaran yang menyenangkan
apalagi didukung dengan keterlibatan siswa secara penuh dalam prosesnya dapat
mempengaruhi minat belajar. Pengembangan yang dilakukan dalam proses kegiatan
metode inkuiri dapat berdampak baik bagi minat belajar siswa.
5. Siswa dapat mengembangkan ketrampilan & sikap yang pokok bagi belajar dengan
mengarahkan diri sendiri. Proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek yang belajar. yang mensyaratkan keterlibatan aktif siswa
terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak yang berupaya
menanamkan dasar- dasar berfikir ilmiah pada diri siswa
6. Dapat membentuk dan mengembangkan konsep dasar kepada siswa. Metode ini dapat
memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya (tahan
lama dalam ingatan) menjadi lebih baik. Dengan di dapatkannya konsep-konsep baru
dalam belajar yang diimbangi dengan materi yang tahan lama dalam ingatan akan
mempermudah mengambangkan suatu konsep dasar terhadap siswa.
7. Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. 8. Mendorong siswa untuk berfikir dan
bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, dan terbuka.
8. Dengan adanya pembelajaran dan pemecahan masalah yang dilakukan sendiri oleh
siswa maka akan membentuk suatu pembelajaran melalui diri sediri dengan positif
sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
9. Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional, yaitu guru yang menguasai kelas.
Strategi pengajaran menjadi berubah dari yang bersifat penyajian informasi oleh guru
kepada siswa sebagai penerima informasi yang baik tetapi proses mentalnya berkadar
rendah, menjadi pengajaran yang menekankan kepada proses pengolahan informasi di
mana siswa yang aktif mencari dan mengolah sendiri informasi yang kadar proses
mentalnya lebih tinggi atau lebih banyak.
10. Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
Memungkinkan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar
yang tidak hanya menjadikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar.
b. Kekurangan
1. Membutuhkan waktu lama Pada proses metode inkuiri yang harus sistematis sudah
pasti akan membutuhkan waktu yang lama dalam melengkapi data-data yang sesuai
serta langkah-langkah yang akan diambil.
2. Siswa sering kali kehilangan arah sebelum masalah terpecahkan Suatu permasalah
yang dihadapkan pada siswa sering kali dapat membuat siswa kehilangan arah, dapat
dikarenakan suatu datanya tidak lengkap, langkah- langkah yang dilakukan keliru dan
lain sebagainya. Hambatan yang dialami dpat membuat pemecahan masalah akan
terhambat.
3. Penemuan yang salah dapat menurunkan semangat siswa Karena beberapa kegiatan
harus dilakukan sendiri oleh siswa, maka untuk siswa dengan kepercayaan diri yang
tinggi akan sangat mudah bersemangat dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
Namun, diusia sekolah dasar anak akan cenderung tidak lagi bersemangat manakala
penemuan yang mereka kerjakan sendiri salah atau kurang tepat.
4. Beberapa siswa tidak mampu menemukan temuan yang dimaksud Kegiatan yang
sistemasis mengharuskan siswa berpikir sangat kritis dan ini sangat sulit dilakukan
oleh siswa sekolah dasar. Jika ada yang mampu, pastinya tidak semua siswa dapat
melakukan pemikiran tersebut. Terhambatnya daya pikir yang kurang kritis dari siswa
akan menghambat model pembelajaran ini. Dampak yang ditimbukan adalah dengan
tidak mampunya siswa menemukan temuan yang dimaksudkan dalam pembelajaran.
5. Pembelajaran dengan inkuiri memerlukan kecerdasan siswa yang tinggi, bila siswa
kurang cerdas hasil pembelajarannya kurang efektif. Tidak efektifnya suatu metode
yang dilakukan dapat dilihat dari beberapa aspek. Seperti, pembelajaran tidak berjalan
lancar, konsep yang di berikan tidak terserap, siswa kesulitan memahamai dan
pembelajaran akan kurang efektif jika guru tidak menguasai kelas.
6. Memerlukan perubahan kebiasaan cara belajar siswa yang menerima informasi dari
guru apa adanya. Cara belajar tradional yang segala sumber ilmu di terima siswa
hanya dari guru, akan membuat sangat sulitnya metode inkuiri diterima. Alasan paling
mendasar adalah inkuiri berpacu pada rasa ingin tahu siswa yang tinggi diikuti dengan
mencari berbagai sumber yang tersedia dan dicari sendiri oleh siswa. Kebiasaan hanya
mendengarkan guru terlebih jika tidak memperhatikan apakah informasi yang
disampaikan guru benar atau keliru akan sangat membuat siswa memiliki waktu yang
lama untuk merubah kebiasaan belajar.
7. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang umumnya sebagai pemberi
informasi menjadi fasilitator, motivator, dan pembimbing siswa dalam belajar. Selain
siswa yang terlibat langsung dalam metode inkuiri, guru sudah selaknya harus dapat
memposisisakn diri agar pembelajaran dengan metode ini berhasil. Namun, kebiasaan
guru yang hanya menjadi pengajar akan membuat guru sendiri kesulitan dalam
menerapkan metode ini. Ini dikarenakan pada metode inkuiri dan metode-metode
yang akan digunakan sebagai langkah awal perubahan sistem
B. Pengertian Aplikasi Google Classroom Menurut Abdul Barir Hakim
Menurut Abdul Barir Hakim, Google Classroom adalah layanan berbasis
Internet yang disediakan oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning. Service ini
didesain untuk membantu pengajar membuat dan membagikan tugas kepada pelajar
secara paperless. Pengguna service ini harus mempunyai akun di Google. Selain itu
Google Classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang mempunyai Google Apps
for Education." Dengan demikian Google Classroom merupakan suatu aplikasi yang
disediakan oleh Google For Education untuk menciptakan ruang kelas dalam dunia
maya. Aplikasi ini dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam
melaksanakan proses belajar dengan lebih mendalam. Pembelajaran dengan
menggunakan rancangan kelas yang mengaplikasikan Google Classroom
sesungguhnya ramah lingkungan. Hal ini dikarenakan siswa tidak lagi menggunakan
kertas dalam mengumpulkan tuganya.
Pemanfaatan Google Classroom dapat melalui multiplatform yakni melalui
komputer dan telepon genggam. Guru dan siswa dapat mengunjungi situs
https://classroom.google.com atau mengunduh aplikasi melalui playstore di android
atau app store di iOS dengan kata kunci Google Classroom. Penggunaan LMS
tersebut tanpa dipungut biaya, sehingga pemanfaatannya dapat dilakukan sesuai
kebutuhan.

Kelebihan aplikasi Classroom

Menurut Janzen M dan Mary yang dikutip dalam Shampa Iftakhar menyatakan
kelebihan dari Google Classroom antara lain yaitu:

a.) Mudah digunakan: Sangat mudah digunakan. Desain Google Kelas sengaja
menyederhanakan antarmuka instruksional dan opsi yang digunakan untuk tugas
pengiriman dan pelacakan; komunikasi dengan keseluruhan kursus atau individu juga
disederhanakan melalui pemberitahuan pengumuman dan email

b) Menghemat waktu: Ruang kelas Google dirancang untuk menghemat waktu. Ini
mengintegrasikan dan mengotomatisasi penggunaan aplikasi Google lainnya,
termasuk dokumen, slide, dan spreadsheet, proses pemberian distribusi dokumen,
penilaian, penilaian formatif, dan umpan balik disederhanakan dan disederhanakan.

c. berbasis cloud

d. Fleksibel

e. Gratis

f. Ramah seluler

Kekurangan aplikasi Classroom

a) Google Classroom yang berbasis berbasis web mengharuskan siswa dan guru untuk
terkoneksi dengan internet.

b) Pembelajaran berupa individual pembelajaran sosial peserta didik.

berupa individual sehingga mengurangi

c) Apabila peserta didik tidak kritis dan terjadi kesalahan materi akan berdampak pada
pengetahuannya

d) Membutuhkan spesifikasi hardware, software dan jaringan internet yang tinggi.

C. Pengertian Pemahaman
1. Pengertian pemahaman menurut Widiasworo
Menurut Widiasworo (2017: 81) bahwa “Pemahaman merupakan kemampuan
untuk menghubungkan atau mengasosiasikan informasi-informasi yang dipelajari
menjadi “satu gambar” yang utuh di otak kita”. Bisa juga dikatakan bahwa
pemahaman merupakan kemampuan untuk menghubungkan atau mengasosiasikan
informasi-informasi lain yang sudah tersimpan dalam data base di otak kita
sebelumnya. Peserta didik dianggap sudah memahami sesuatu jika peserta didik
tersebut dapat melihat dari berbagai sisi dan mampu untuk mengasosiasikan
pengetahuan yang telah didapat dengan pengetahuan barunya tersebut.
2. Pengertian pemahaman menurut Sudijono
Sudijono (2011: 50) bahwa “Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu dan setelah itu diketahui dan di
ingat”. Pada dasarnya pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar.
Pemahaman ini terbentuk akibat dari adanya proses belajar. Karena proses untuk
memahami pengetahuan perlu diikuti dengan belajar dan juga berpikir. Dalam
Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada
pengetahuan. Namun tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan,
sebab untuk memahami perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

Seperti yang di ungkapkan dari berbagai sumber diatas mengenai pengertian


pemahaman belajar siswa, maka indikator yang digunakan untuk melihat kemampuan
pemahaman belajar siswa pada penelitian ini adalah:

1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.


2) Mengklasifikasikan objek–objek
3) Menerapkan konsep secara logis untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu
mengetahui atau mengenal.

Anda mungkin juga menyukai