Anda di halaman 1dari 35

PPn BM

Dr. JUSMI AMID, SE.,MBA.,M.Si. Akt.


Dasar Hukum PPN dan PPn.BMR

Pengertian Penting dalm PPN dan PPn.BM

Dasar Perhitungan PPN dan PPn.BM

Mekanisme Perhitungan PPN

Materi Subjek dan Objek PPN dan PPn.BM


PPN dan Yang Termasuk dan Tidak Termasuk Penyerahan
PPn.BM
Retur Barang dan atau Jasa Kena Pajak

Tarif PPN dan PPn.BM.

PPN Kegiatan Membangun Sendiri

Format, Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar.


Dasar Hukum 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun1983
PPN & PPn BM 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun1994
3 Undang-Undang Nomor 18 Tahun2000
4 Undang-Undang No. 42, Tahun2009,
berlakuper 1 April 2010
Pengerian PPN
Pajak Pertambahan Nilai adalah pengenaan pajak atas
pengeluaran untuk konsumsi baik barang atau jasa yang
dilakukan perseorangan maupun badan baik swasta ataupun
badan pemerintah

Pe n g e rtia n PPn BM
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan
pajak yang dikenakan pada barang yang tergolong mewah yang
dilakukan oleh produsen (pengusaha) untuk menghasilkan atau
mengimpor barang tersebut dalam kegiatan usaha atau
pekerjaannya.
Karakteristik Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang
dikenai PPn BM
 Barang yang bukan merupakan barang kebutuhan pokok
 Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
 Barang yang hanya dikonsumsi oleh masyarakat
berpenghasilan tinggi
 Barang yang dikonsumsi hanya untuk menunjukkan status
atau kelas sosial
Barang adalah barang berwujud,
yang menurut sifat atau hukumnya
dapat berupa barang bergerak atau
barang tidak bergerak, dan barang
tidak berwujud.
Pengertian
Penting Dalam
PPN Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan yang
berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan
hukum yang menyebabkan suatu barang, fasilitas,
kemudahan, atau hak tersedia untuk dipakai,
termasuk jasa yang dilakukan untuk
menghasilkan barang karena pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari
pemesan.
Dasar Pengenaan Pajak adalah jumlah Harga Jual,
Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai lain yang
dipakai sebagai dasar untuk menghitung pajak yang
terutang.

Harga Jual adalah nilai berupa uang, termasuk semua


biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh penjual
karena penyerahan Barang Kena Pajak, tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut menurut Undang-
Dasar
Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam
Perhitungan
Faktur Pajak.
PPN dan
PPN BM
Nilai Impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar
penghitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan
pajak berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan Pabean
untuk Impor BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-
Undang PPN.

Nilai Ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang
diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir

Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak dengan Keputusan Menteri Keuangan
1. untuk pemakaian sendiri BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
2. untuk pemberian cuma-cuma BKP dan/atau JKP adalah Harga Jual atau
Penggantian setelah dikurangi laba kotor;
3. untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan
harga jual rata-rata;
4. untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul
film;
5. untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual
eceran;
6. untuk Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut
Nilai Lain di tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar;
Putuskan 7. untuk penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya
dan/atau penyerahan Barang Kena Pajak antar cabang adalah harga pokok
MenKeu. penjualan atau harga perolehan;
8. untuk penyerahan Barang Kena Pajak melalui juru lelang adalah harga
lelang;
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
9. Sebesar 20% dari harga jual emas perhiasan atau nilai
NOMOR 75/PMK.03/2010
penggantian untuk penyerahan emas perhiasan termasuk penyerahan
TENTANG
jasa perbaikan dan modifikasi emas perhiasan serta jasa-jasa lain yang
NILAI LAIN SEBAGAI berkaitan dengan emas perhiasan, yang dilakukan oleh pabrikan emas
DASAR PENGENAAN perhiasan.
PAJAK 10. Sebesar 10% dari jumlah yang ditagih atau seharusnya ditagih untuk;
1) penyerahan jasa pengiriman paket; 2) penyerahan jasa biro perjalanan
atau jasa biro pariwisata; 3) penyerahan jasa pengurusan transportasi
(freight forwarding) yang didalam tagihan jasa pengurusan transportasi
tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges).
PPN atas Penyerahan Tertentu dengan Nilai Lain :
Transaksi yang menggunakan nilai lain PPN masukannya tidak
dapat dikreditkan. Transaksi tersebut sudah ditentukan yakni:
1. Penyerahan jasa biro perjalanan dan/atau agen perjalanan
wisata sebesar 10% dari jumlah tagihan.
2. Tarif efektif PPN untuk jasa pengiriman paket ini adalah
1% dari tagihan.
3. Jasa pengiriman paket. Besaran nilai lain PPN-nya adalah
10% dari jumlah tagihan. Tarif efektif PPN untuk jasa
TARIF EFEKTIF pengiriman paket ini adalah 1% dari tagihan.
atas PENYERHAN 4. Jasa pengurusan transportasi yang di dalam tagihan jasa
TERTENTU pengurusan transportasi tersebut terdapat biaya
transportasi. Untuk transaksi ini nilai lain PPN-nya adalah
10% dari jumlah tagihan. Tarif efektif PPN untuk jasa
pengiriman paket ini adalah 1% dari tagihan.
5. Penyerahan emas perhiasan dan jasa terkait, besarannya
20% dari harga emas perhiasan mengacu pada PMK
Nomor 30/PMK.03/2014. Tarif efektif PPN yang ditetapkan
adalah 2%.
Seluruh transaksi yang masuk dalam klasifikasi nilai lain PPN
serta termasuk sebagai transaksi penyerahan tertentu tetap
dibuatkan faktur pajak. Kode yang digunakan adalah 04.
Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang
seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena
Pajak karena perolehan (Pembelian) Barang Kena
Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau
pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
dari luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa
Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor
Mekanisme Barang Kena Pajak.
Perhitungan
PPN
Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai
terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan (penjualan)
Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak,
ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud, dan/atau ekspor Jasa
Kena Pajak.
1. Pengusaha yang melakukan
Penyerahan Barang Kena
Pajak (PKP).
2. Pengusaha Kecil yang
memilih untuk dikukuhkan
Subjek PPN menjadi Pengusaha Kena
dan PPn BM Pajak (PKP).
3. Orang pribadi atau badan
yang memanfaatkan
BarangKena Pajak Tidak
Berwujud dari luar Daerah
Pabean
a. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam
Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
b. impor Barang Kena Pajak;
c. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam
Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha;
d. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Objek PPN Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam
dan PPn BM Daerah Pabean;
e. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean;
f. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh
Pengusaha Kena Pajak;
g. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
oleh Pengusaha Kena Pajak; dan
h. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha
Kena Pajak.
a. penyerahan hak atas Barang Kena Pajak karena suatu
perjanjian;
b. pengalihan Barang Kena Pajak karena suatu perjanjian
sewa beli dan/atau perjanjian sewa guna usaha
(leasing);
c. penyerahan Barang Kena Pajak kepada pedagang
perantara atau melalui juru lelang;
d. pemakaian sendiri dan/atau pemberian cumacuma
atas Barang Kena Pajak;
e. Barang Kena Pajak berupa persediaan dan/atau
Yang Termasuk
aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk
Penyerahan Barang
diperjualbelikan, yang masih tersisa pada saat
atau Jasa Kena
pembubaran perusahaan;
Pajak
f. Penyerahan Barang Kena Pajak dari pusat ke cabang
atau sebaliknya dan/atau penyerahan Barang Kena
Pajak antar cabang;
g. Penyerahan Barang Kena Pajak secara konsinyasi; dan
h. Penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena
Pajak dalam rangka perjanjian pembiayaan yang
dilakukan berdasarkan prinsip syariah, yang
penyerahannya dianggap langsung dari Pengusaha
Kena Pajak kepada pihak yang membutuhkan Barang
Kena Pajak.
a. penyerahan Barang Kena Pajak kepada makelar
sebagaimana dimaksud dalam Kitab
UndangUndang Hukum Dagang;
b. penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan
utang-piutang;
c. penyerahan Barang Kena Pajak dalam hal
Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan
tempat pajak terutang;
Tidak Termasuk d. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka
Penyerahan Barang penggabungan, peleburan, pemekaran,
atau Jasa Kena
pemecahan, dan pengambilalihan usaha
Pajak
dengan syarat pihak yang melakukan
pengalihan dan yang menerima pengalihan
adalah Pengusaha Kena Pajak; dan;
e. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut
tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
yang masih tersisa pada saat pembubaran
perusahaan, dan yang Pajak Masukan atas
perolehannya tidak dapat dikreditkan.
Jenis barang yang tidak dikenai Pajak
Pertambahan Nilai adalah barang tertentu
dalam kelompok barang sebagai berikut:

a. barang hasil pertambangan atau hasil


Barang Yang pengeboran yang diambil langsung dari
Tidak sumbernya;
dikenanan PPN b. barang kebutuhan pokok yang sangat
dibutuhkan oleh rakyat banyak;
(UU No. 42/2009, Psl 4a) c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh
usaha jasa boga atau katering; dan
d. uang, emas batangan, dan surat berharga.
1. jasa pelayanan
kesehatan medis; 10. jasa tenaga kerja;
2. jasa pelayanan sosial; 11. jasa perhotelan;
3. jasa pengiriman surat 12 jasa yang disediakan
dengan perangko; oleh pemerintah
4. jasa keuangan; e. jasa dalam rangka
asuransi; menjalankan
5. jasa keagamaan; pemerintahan secara
Jenis jasa 6. jasa pendidikan; umum;
7. jasa kesenian dan 13. jasa penyediaan
Yang Tidak hiburan; tempat parkir;
Dikenakan 8. jasa penyiaran yang 14. jasa telepon umum
PPN tidak bersifat iklan; dengan menggunakan
9. jasa angkutan umum uang logam;
di darat dan di air 15.jasa pengiriman uang
serta jasa angkutan dengan wesel pos;
udara dalam negeri dan
yang menjadi bagian 16.jasa boga atau
yang tidak terpisahkan katering.
dari jasa angkutan
udara luar negeri;
1. BKP dan atau Jasa Kena Pajak
yang Retur dapat dikurangkan
terhadap PPN dan atau PPn BM
terhutang.
Retur
Barang dan
atau Jasa
Kena Pajak
2. Pembatalan Pejerahan BKP dan
atau JKP dapat dikurangkan
atas PPN terhutang
1. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
adalah 10% (sepuluh persen).
2. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebesar 0% (nol persen)
diterapkan atas: a. ekspor Barang
Kena Pajak Berwujud; b. ekspor
Barang Kena Pajak Tidak
Tarif PPN Berwujud; dan c. ekspor Jasa
(UU No. 42/2009
Psl. 7) Kena Pajak.
3. Tarif pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat
diubah menjadi paling rendah 5%
(lima persen) dan paling tinggi
15% (lima belas persen) yang
perubahan tarifnya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
1. Tarif Pajak Penjualan atas Barang
Mewah ditetapkan paling rendah 10%
(sepuluh persen) dan paling tinggi 200%
(dua ratus persen).
2. Ekspor Barang Kena Pajak yang
tergolong mewah dikenai pajak dengan
Tarif PPn tarif 0% (nol persen).
3. Ketentuan mengenai kelompok Barang
BM Kena Pajak yang tergolong mewah yang
(UU No. 42/2009, dikenai Pajak Penjualan atas Barang
Psl. 8 )
Mewah dengan tarif sebagaimana
dimaksud diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
4. Ketentuan mengenai jenis barang yang
dikenai Pajak Penjualan atas Barang
Mewah diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 33/PMK.010/2017
TENTANG : JENIS KENDARAAN
Objek PPn BM BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK
Kendaraan PENJUALAN ATAS BARANG
Bermotor MEWAH DAN TATA CARA
PEMBERIAN PEMBEBASAN DARI
PENGENAAN PAJAK PENJUALAN
Objek PPn ATAS BARANG MEWAH

BM
PERATURAN MENTERI
Objek PPn BM KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Selain Kendaraan NOMOR.35/PMK.010/2017
Bermotor TENTANG JENIS BARANG KENA
PAJAK YANG TERGOLONG
MEWAH SELAIN KENDARAAN
BERMOTOR YANG DIKENAI PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG
MEWAH.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif adalah tarif pajak
dengan Dasar Pengenaan Pajak yang meliputi Harga
Dasar Jual, Penggantian, Nilai Impor, Nilai Ekspor, atau nilai
lain.
Perhitungan
Contoh : Pengusaha Kena Pajak B melakukan
PPN penyerahan Jasa Kena Pajak dengan memperoleh
Penggantian Rp20.000.000,00.
Pajak Pertambahan Nilai yang terutang = 10% x
Rp20.000.000,00 = Rp2.000.000,00.

Mekanisme Perhitungan PPN Terutang adalah selisih


Mekanisme Perhitungan PPN Terutang adalah selisih
antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan, apabila
Mekanisme pajak keluaran lebih besar dari pajak masukan, maka
Perhitungan adanya pajak pertambahan nilai yang terhutang.
Demikian sebaliknya bila pajak masukan lebih besar
PPN
dari pajak keluaran, maka adanya kelebihan pajak,
yang dapat dikompensasikan dengan pajak masa
berikutnya.
1. Faktur Pajak Masukan dari adanya transaksi
Media dalam pembelian atau perolehan barang dan atau jasa.
Mekanisme
2. Faktur Pajak Keluaran dari adanya transaksi
PPN penjualan atau penyerahan barang dan atau
jasa.
Contoh
PPN Keluaran (FP - K) = Rp 3.000.000,00
Perhitungan PPN Masukan (FP - M) = Rp 2.000.000,00
PPN terutang --------------------------(-)
PPN Terhutang = Rp. 1.000.000,00
Dasar Perhitungan PPN dan PPn BM
Harga Jual
= 10
Belum
PPN X Harga Jual
Termasuk PPN 100

100
DPP =
Harga Jual 100 + Tarif PPN
DPP Sudah
PPN = Tarif PPN X DPP
Termasuk PPN

100
Harga Jual DPP =
Sudah 100 + Tarif PPN + Tarif PPn BM
Termasuk PPN PPN = Tarif PPN X DPP
dan PPn BM PPn BM = Tarif PPn BM X DPP
PPN
Kegiatan
Membangun
Sendiri Kegiatan Membagun Sendiri adalah
Kegiatan membangun bangunan yang
dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan,
Peraturan Meneteri yang hasilnya digunakan sendiri atau
Keuangan No. digunakan pihak lain”.
163/PMK.03/2012,
tentang Batasan dan Jadi aktivitas membangun yang dilakukan
Tatat Cara Pengenaan
Pajak Pertambahan Nilai
bukan karena sebagai seorang
atas Kegiatan pemborong atau bertindak selaku
Membangun Sendiri perusahaan pengembang (developer) atau
penyedia jasa kontraktor.
Bangunan tersebut berupa satu atau lebih konstruksi teknik
yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada satu
kesatuan tanah dan/atau perairan dengan kriteria sebagai
berikut:

1.Konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan


batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
2.Diperuntukan bagi tempat tinggal atau tempat kegiatan
usaha; dan Luas keseluruhan paling sedikit 200m2 (dua ratus
meter persegi).

Saat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun


sendiri dimulai pada saat dibangunnya bangunan sampai dengan
bangunan selesai. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan secara
bertahap dianggap merupakan satu kesatuan kegiatan sepanjang
tenggang waktu antara tahapan-tahapan tersebut tidak lebih dari 2 (dua)
tahun dan tempat Pajak Pertambahan Nilai terutang atas kegiatan
membangun sendiri adalah di tempat bangunan tersebut didirikan.
Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
 Kegiatan membangun sendiri dikenai Pajak Pertambahan Nilai dengan tarif 10% dari
Dasar Pengenaan Pajak.
 Dasar pengenaan pajak atas kegiatan membangun sendiri adalah 20% dari seluruh
biaya yang dikeluarkan atau dibayarkan, tidak termasuk harga perolehan tanah.
 Termasuk pengertian seluruh biaya yang dikeluarkan atau dibayarkan untuk
membangun sendiri adalah juga jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar atas
perolehan bahan dan jasa untuk kegiatan membangun bangunan tersebut.
Tuan Anwar Semarang, Mulai Desember 2017 membangun Bangunan Ruko 3 (tiga) lantai
dan dikerjakan secara mandiri, yang luas 280m2, dengan biaya sebesar
Rp.832.400.000,00. Harga tersebut tidak termasuk Harga Tanah. Atas kegiatan tersebut
dikenakan PPN Kegiatan Membangun Sendiri.

Perhitungan ;

Harga Bangunan Ruko Rp. 832.400.000,00


PPN dikenakan Tarif 10 %
Norma Membangunan Sendiri 20 %
PPN terhutang = 10 % X 20 % X Rp. 832.400.000,00 = Rp. 16.648.000,00
CONTOH 2.
Tuan A membangun sendiri sebuah bangunan dua
lantai, lantai pertama luasnya 150m2 dan lantai
kedua 50m2. Bangunan tersebut diperkirakan
selesai selama 3 bulan dengan total biaya sebesar
Rp. 250.000.000,00. Berapakah total PPN KMS
yang terutang?

Jawab: karena total bangunan tersebut sama


dengan 200m2 maka atas kegiatan membangun
sendiri tersebut terutang PPN KMS dengan
perhitungan 10% x 20% x Rp. 250.000.000,00 = Rp.
5.000.000,00.
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK STANDAR

A. Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar.

1. Format Kode Faktur Standar terdiri dari 6 (enam) digit, yaitu :


a. 2 (dua) digit pertama adalah kode transaksi,
b. 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status,
c. 3 (tiga) digit Nomor Seri Fakatur Pajak dari KPP.

2. Format Nomor Seri Faktur Pajak Standar tediri dari 10 (sepuluh) digit, dengan
rincian sebagai berikut :
a. 2 (dua) digit pertama adalah Tahun Penerbitan.
b. 8 (delapan digit berikutnya adalah Nomor Urut.
Format dan Nomor Seri Faktur Pajak Standar

010 032 19 00000018


Kode Status Nomor Seri Tahun Nomor Faktur Pajak, harus mengajukan
Transaksi FP Faktur Pajak Penerbitan kepada KPP - Wajib PajakTerdaftar

01 = Transaksi Kepada Non Pemerintah 02 = Transaksi Kepada Pemerintah (Pemungut PPN)


0 = Status Faktur Pajak Normal 1 = Status Faktur Pajak Pengganti
Lembar ke-1 : Untuk Pembeli BKP/Penerima JKP
sebagai bukti Pajak Masukan

FAKTUR PAJAK
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak :
Pengusaha Kena Pajak
N a m a :
Alamat :
NPWP :
Tanggal Pengukuhan PKP :

Pembeli Barang Kena Pajak/Penerima Jasa Kena Pajak


N a m a :
Alamat :
NPWP :
No. Harga Jual/Penggantian/Uang
Urut Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak Satuan Barang Muka/Termin
(Rp)

Harga Jual/Penggantian/Uang Muka/Termin *) -


Dikurangi Potongan Harga
Dikurangi Uang Muka yang telah diterima = 10 %
Dasar Pengenaan Pajak
PPN = 10% x Dasar Pengenaan Pajak

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 6229300

Tarif DPP PPn BM


… .. % Rp. ………………. Rp……………….. ……………, tanggal ………………..
…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
…….. % Rp. ……………… Rp. ………………
Jumlah Rp. …………….. …………………………………………………
Nama
Keterangan : Harga tersebut sudah termasuk PPN dan PPn BM 10 % Jabatan

*) Coret yang tidak perlu


Lembar ke 1 : Untuk Pembeli atau Penerima Jasa
Lember ke 2 : Untuk Pengusaha Kena Pajak

FAKTUR PAJAK

Nomor Faktur Pajak :

Pengusaha Kena Pajak


Nama ;
U N T U K L A T IH A N

Alamat
NPWP ;
Tanggal Pengukuhan PKP

Pembeli Barang Kena Pajak / Penerima Jasa Kena Pajak


Nama ;
Alamat ;
NPWP ;
UNTUK LATIHAN

No. Urut Nama Barang Kena Pajak / Kuantitas Harga Satuan Jumlah Harga
Jasa Kena Pajak Rp. Rp.

1 sedan atau station wagon 1 Unit 427.000.000,00 427.000.000,00


toyota VIOS 1.5dengn sistem
2 (dua) gardan penggerak (4x4).

Harga Jual 427.000.000,00


Dikurangi Potongan Harga = 5 %
Dikurangi Uang Muka yang Telah Diterima
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
PPN = 10 % x Dasar Pengenaan Pajak

Pajak Penjualan Atas barang Mewah


Tarip DPP PPn. BM Semarang, 3 Juni 2019
PT. Nusantar Citra Indah
30% Rp. Rp.
............ Rp. Rp.
............ Rp. Rp.
............ Rp. Rp. Abdillah Teba
Jumlah Rp. Rp. Direktur

Harga belum bermasuk PPN dan PPnBM


M A
R I
E
T AS IH
K

Anda mungkin juga menyukai