Anda di halaman 1dari 10

Ketentuan umum dan

tata cara Perpajakan


Sakti Stefanus Tampubolon 213141514111157
Revaldi Rizki Ardiga Putra 213141514111162
M.Bima Raihan Al Masyhur 213141514111180
Pengertian
• Berdasarkan Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan yang mengacu pada
Pasal 1 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 Pajak adalah kontribusi wajib
kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Landasan Hukum
• Peraturan perundang-undangan perpajakan yang mengatur tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan yang berlaku sejak 1 Januari
1984 adalah Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983
ini dilandasi falsafah Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945
Ketentuan Umum
• Wajib Pajak adalah orang atau badan yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan;
• Badan adalah perseroan terbatas, perseroan komanditer, badan usaha milik
Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun
• Masa Pajak adalah jangka waktu tertentu yang digunakan sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terhutang;
• Tahun Pajak adalah jangka waktu satu tahun takwim atau satu tahun buku
Tata Cara Perpajakan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
• Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah nomor yang diberikan kepada
wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Surat Pemberitahuan (SPT)
• Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak
dan atau bukan objek Pajak, dan atau harta dan kewajiban menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Fungsi SPT
• Sebagai sarana wajib pajak untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya
terutang. Laporan tentang pemenuhan pembayaran pajak yang telah
dilaksanakannya sendiri dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak.
• Laporan pembayaran dari pemotong/atau pemungut tentang
pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu masa
pajak
Restitusi
• Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila
jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada
jumlah pajak yang terutang atau telah dilakukan pembayaran pajak yang
tidak seharusnya terutang, dengan catatan Wajib Pajak tidak punya hutang
pajak lain.
Ketentuan Restitusi
Untuk menjamin adanya kepastian hukum bagi wajib pajak dan menjamin
ketertiban administrasi, batas waktu pengembalian oleh Direktur Jenderal
Pajak ditetapkan dalam jangka waktu selama-lamanya satu bulan.
• • Untuk SKPLB, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17B, dihitung
sejak tanggal penerbitan.
• • Untuk SKPLB, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, dihitung sejak
tanggal diterimanya permohonan tertulis tentang pengembalian kelebihan
pembayaran pajak.

Anda mungkin juga menyukai