Anda di halaman 1dari 10

Ketaatan Pajak

Pajak
Pengertian Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-
undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. (UU No. 6 tahun 1983)
Ciri & Fungsi Pajak
Ciri-ciri
• Iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak pada negara
• Pembayaran yang didasarkan pada norma-norma hukum
• Sumber pembiayaan pengeluaran kolektif
• Sarana untuk meningkatkan kesejahteraan umum
• Balas jasa yang tidak diberikan secara langsung
Fungsi
• Fungsi budgetair
• Sebagai alat pengatur
• Sebagai alat penjaga stabilitas ekonomi
• Sebagai sarana redistribusi pendapatan
Asas-Asas Pemungutan Pajak
• Asas equality, asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas
keadilan
• Asas certainty, asas kepastian hukum
• Asas convenience of payment, asas pemungutan pajak yang tepat
waktu atau asas kesenangan
• Asas economics, pentingnya prinsip ekonomi dalam pemungutan
pajak
Jenis Pajak
Berdasar Sifatnya Berdasar Pihak Yang Menanggung
Pajak Langsung, Contoh: PPh, PBB
Pajak Tidak Langsung, Contoh: PPnBerdasar Lembaga Pemungut
Pajak Pusat, Contoh : PPh
Pajak Daerah, Contoh: PPn,
RetribusiBerdasar Sifatnya
Pajak Objektif, Contoh: PBB
Pajak Subjektif, Contoh: Pajak Penjualan
Kepatuhan Pajak di Indonesia
• Pelaksanaan pemungutan pajak di Indonesia tidak terlepas dari masalah.
Banyak permasalahan perpajakan yang berujung pada ketidakpatuhan
karena sebaliknya kondisi perpajakan saat ini membutuhkan kepatuhan
wajib pajak. Kepatuhan pajak di Indonesia masih rendah. Hal ini dibuktikan
dari oleh angka tax ratio yang dihitung berdasarkan perbandingan antara
jumlah penerimaan pajak terhadap produk domestic bruto (PDB).
• Kepatuhan pajak menjadi perhatian pemerintah karena setiap tahunnya
target penerimaan pajak meningkat. Masalah ketidakpatuhan pajak masih
menjadi masalah serius di negara kita. Faktanya masalah kepatuhan pajak
bukan merupakan masalah yang baru dan terjadi hampir diseluruh negara.
Dalam artikel ini akan dideskripsikan sedikit lebih dalam mengenai
kepatuhan pajak di Indonesia.
Kepatuhan Pajak yang Perlu Diketahui
Kepatuhan pajak merupakan isu yang penting yang berkaitan dengan upaya
menghindarkan diri dari kewajiban perpajakan seperti tax evasion dan tax
avoidance (penghindaran pajak). Kemudian hal ini dibagi menjadi 2 macam yaitu:
• Kepatuhan Formal
Kepatuhan formal adalah keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban
perpajakannya secara formal menurut norma perpajakan yang berlaku. Contoh dari
kepatuhan formal adalah wajib pajakmendaftar, menghitung. Membayar dan melaporkan
pajak terhutangnya
• Kepatuhan Material
Kepatuhan material adalah keadaan dimana wajib pajak memenuhi syarat material
dengan mengisi SPTtahunan secara lengkap dan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Kemudan SPT disampaikan KPP sebelum bataw waktu terakhir.
Menurut Keputusan Menteri keuangan no.
544/kmk.04/2000, kriteria wajib pajak yang patuh adalah:

• Tepat waktu melaporkan kewajiban perpajakannya melalui Surat


Pemberitahuan (semua jenis pajak) dalam 2 tahun terakhir
• Tidak ada tunggakan perpajakan
• Tidak pernah dijatuhi hukuman pidana di bidang perpajakan dalam
jangka waktu 10 tahun terakhir
Contoh Ketaatan Pajak
Perusahaan teknologi ternama dunia, Google, sudah melaksanakan kewajibannya sebagai badan usaha
tetap (BUT) di Indonesia dengan membayar pajak pada Kamis (30/11/2017). Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Kementerian Keuangan mencatat, pembayaran dari pihak Google merupakan pajak tahun 2015 lalu. Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghargai sikap Google telah melunasi kewajiban pajaknya setelah sekian
lama melakukan kegiatan bisnis di Indonesia. Sikap taat pajak dari Google diharapkan bisa menjadi contoh
bagi perusahaan teknologi sejenis yang sampai sekarang belum menuntaskan kewajiban perpajakannya.
Sri Mulyani menuturkan, apa yang telah dilakukan Google merupakan langkah awal. Ke depannya, Sri
Mulyani ingin agar institusi maupun badan usaha sejenis bisa seperti Google, sehingga penerimaan negara
dari sektor pajak bisa dimaksimalkan. Selain soal memaksimalkan penerimaan, Sri juga menekankan
pentingnya faktor compliance  atau kepatuhan dari para wajib pajak. Sehingga, tidak hanya pajak tahun
2015, tetapi Google sebagai BUT bisa memenuhi kewajiban untuk tahun-tahun berikut dan sampai
seterusnya.

https://www.youtube.com/watch?v=DOp5ydJumqE

Anda mungkin juga menyukai