Anda di halaman 1dari 6

NASKAH TUGAS MATA KULIAH

UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2019/20.2

Fakultas : Ekonomi
Program Studi : Akuntansi
Kode/Nama MK : EKMA 4314/Ekonomi Manajemen
Tugas : 3
Penulis Soal/Institusi : Rini Subekti/Universitas Terbuka
Penelaah Soal//Institusi : Anna Manalu

No Soal Skor
1. Apa yang saudara ketahui tentang : 50
a) Perbedaan antara anggaran statis dan anggaran fleksibel
Jawaban:

Perbedaan antara anggaran statis dan anggaran fleksibel: Anggaran statis


adalah anggaran yang dibuat berdasarkan satu tingkat aktivitas atau volume
tertentu. Dalam anggaran statis, pendapatan dan biaya diasumsikan tetap sama
tanpa mempertimbangkan fluktuasi yang mungkin terjadi dalam tingkat
aktivitas atau volume penjualan.

Di sisi lain, anggaran fleksibel (juga dikenal sebagai anggaran variabel atau
anggaran yang disesuaikan) dirancang untuk mempertimbangkan fluktuasi
dalam tingkat aktivitas atau volume penjualan. Anggaran fleksibel
memungkinkan penyesuaian pendapatan dan biaya sesuai dengan perubahan
yang terjadi dalam aktivitas bisnis. Hal ini memungkinkan manajer untuk
memahami dampak dari fluktuasi aktivitas pada anggaran dan melakukan
penyesuaian yang diperlukan.
b) before-the-fact dan after-the-fact
Jawaban:

Before-the-fact dan after-the-fact: Before-the-fact merujuk pada informasi yang


tersedia sebelum suatu kegiatan atau peristiwa terjadi. Dalam konteks anggaran,
before-the-fact merujuk pada proses perencanaan anggaran di mana estimasi
dan proyeksi anggaran dibuat sebelum periode waktu tertentu dimulai. Hal ini
melibatkan penentuan target, alokasi sumber daya, dan merencanakan kegiatan
yang akan dilakukan dalam periode yang akan datang.

Sementara itu, after-the-fact merujuk pada informasi yang tersedia setelah


kegiatan atau peristiwa terjadi. Dalam konteks anggaran, after-the-fact merujuk
pada pemantauan dan evaluasi anggaran setelah periode waktu tertentu
berakhir. Hal ini melibatkan perbandingan antara anggaran yang direncanakan
dengan anggaran yang sebenarnya dicapai, identifikasi selisih antara keduanya,
dan analisis penyebab selisih tersebut.

c) Kegunaan anggaran statis dalam penilaian kinerja seorang manajer


Jawaban:

Kegunaan anggaran statis dalam penilaian kinerja seorang manajer: Anggaran


statis dapat digunakan dalam penilaian kinerja seorang manajer dengan
membandingkan anggaran yang direncanakan dengan anggaran yang
sebenarnya dicapai. Dalam proses ini, anggaran yang direncanakan digunakan
sebagai standar atau tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja manajer.

Jika manajer berhasil mencapai atau melebihi anggaran yang direncanakan, itu
menunjukkan kinerja yang baik. Namun, jika manajer tidak mencapai anggaran
atau mengalami selisih negatif, itu dapat menunjukkan adanya masalah yang
perlu ditangani.

Selain itu, anggaran statis juga dapat membantu dalam mengidentifikasi area di
mana manajer perlu meningkatkan efisiensi, mengelola biaya, atau
meningkatkan pendapatan. Dengan membandingkan anggaran yang
direncanakan dengan kinerja aktual, manajer dapat mengevaluasi keberhasilan
mereka dalam mencapai tujuan dan mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan.

2. 3. Perusahaan manufaktur PT. Indonesia Merdeka memproduksi jam dinding. Untuk 50


membuat 1 unit jam dinding membutuhkan 2 bahan baku (A dan B). Data yang
tersedia antara lain sebagai berikut :
Keterangan A B
Bahan baku 4 2
Persediaan awal (unit) 32.000 29.000
Persediaan akhir (unit) 36.000 32.000
Harga per unit (Rp) 12 5

Rencana penjualan sebanyak 70.000 @Rp200,-.


Proyeksi persediaan awal sebanyak 20.000 unit dan akhir sebanyak 25.000
unit.
Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya kredit.
Agar dapat membuat satu unit produk membutuhkan waktu 2 jam dengan
tarif Rp12,-.

Skor Total 100


*) coret yang tidak perlu

Menyetujui, Tangerang Selatan, 10 Maret 2023


Ketua Program Studi Penelaah Penulis,

Dr. Ami Pujiwati, S.E, M.Si Anna Manalu Rini Subekti S.E, M.Sc
NIP. 197103192005012001 NIM. 049664049 NIP. 198909172022032007

Untuk menyelesaikan permasalahan ini, kita perlu melakukan beberapa perhitungan. Berikut
adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

Langkah 1: Perhitungan Persediaan Bahan Baku


Persediaan awal A = 32.000
Penambahan A dari produksi = 4 x jumlah unit yang diproduksi
Persediaan akhir A = 36.000

Dari persamaan di atas, kita dapat mencari jumlah unit yang diproduksi:
32.000 + (4 x jumlah unit yang diproduksi) = 36.000
4 x jumlah unit yang diproduksi = 36.000 - 32.000
4 x jumlah unit yang diproduksi = 4.000
jumlah unit yang diproduksi = 4.000 / 4
jumlah unit yang diproduksi = 1.000

Dengan demikian, jumlah unit yang diproduksi adalah 1.000.

Langkah 2: Perhitungan Persediaan Bahan Baku B


Persediaan awal B = 29.000
Penambahan B dari produksi = 2 x jumlah unit yang diproduksi
Persediaan akhir B = 32.000

Dari persamaan di atas, kita dapat mencari jumlah unit yang diproduksi:
29.000 + (2 x jumlah unit yang diproduksi) = 32.000
2 x jumlah unit yang diproduksi = 32.000 - 29.000
2 x jumlah unit yang diproduksi = 3.000
jumlah unit yang diproduksi = 3.000 / 2
jumlah unit yang diproduksi = 1.500

Dengan demikian, jumlah unit yang diproduksi adalah 1.500.

Langkah 3: Perhitungan Produksi dan Waktu yang Dibutuhkan


Untuk membuat satu unit produk, dibutuhkan waktu 2 jam dengan tarif Rp12,-. Jadi, biaya
produksi per unit adalah 2 x Rp12 = Rp24,-.

Langkah 4: Perhitungan Penjualan


Rencana penjualan adalah 70.000 unit dengan harga jual per unit Rp200,-. Jadi, total pendapatan
dari penjualan adalah 70.000 x Rp200 = Rp14.000.000,-.

Langkah 5: Perhitungan Pembayaran Tunai dan Kredit


Penjualan dibayar tunai sebesar 70%, jadi jumlah pembayaran tunai adalah 70% x Rp14.000.000
= Rp9.800.000,-.
Sisa pembayaran kredit adalah Rp14.000.000 - Rp9.800.000 = Rp4.200.000,-.

Saya harap penjelasan ini membantu! Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan beri
tahu saya.
Untuk menghitung beberapa hal dalam kasus ini, mari kita pecahkan masalahnya menjadi
beberapa bagian:

Penggunaan Bahan Baku:


Total penggunaan bahan baku A = (Persediaan awal A + Bahan baku A) - Persediaan akhir A
= (32,000 + 4) - 36,000
= 32,004 - 36,000
= -3,996

Total penggunaan bahan baku B = (Persediaan awal B + Bahan baku B) - Persediaan akhir B
= (29,000 + 2) - 32,000
= 29,002 - 32,000
= -2,998

Dalam kasus ini, penggunaan bahan baku A adalah negatif, yang menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki lebih banyak bahan baku A daripada yang digunakan. Sedangkan,
penggunaan bahan baku B adalah negatif, yang menunjukkan bahwa perusahaan juga memiliki
lebih banyak bahan baku B daripada yang digunakan.

Biaya Bahan Baku:


Biaya bahan baku A = Total penggunaan bahan baku A x Harga per unit A
= -3,996 x Rp12,-
= -47,952,-

Biaya bahan baku B = Total penggunaan bahan baku B x Harga per unit B
= -2,998 x Rp5,-
= -14,990,-

Biaya bahan baku A dan B adalah negatif, yang menunjukkan bahwa perusahaan tidak
mengeluarkan biaya untuk bahan baku A dan B pada periode ini.

Waktu Produksi:
Waktu produksi untuk membuat satu unit produk = 2 jam
Jumlah produk yang direncanakan diproduksi = 70,000 unit

Total waktu produksi = Waktu produksi x Jumlah produk yang direncanakan diproduksi
= 2 jam x 70,000
= 140,000 jam

Perusahaan akan menghabiskan total 140,000 jam untuk memproduksi 70,000 unit produk.

Biaya Produksi:
Biaya produksi per jam = Rp12,-

Biaya produksi total = Total waktu produksi x Biaya produksi per jam
= 140,000 jam x Rp12,-
= Rp1,680,000,-

Perusahaan akan mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp1,680,000,- untuk memproduksi


70,000 unit produk.
Penjualan:
Jumlah penjualan = 70,000 unit
Harga jual per unit = Rp200,-

Pendapatan dari penjualan tunai = Jumlah penjualan x Harga jual per unit x Persentase
penjualan tunai
= 70,000 x Rp200,- x 0.7
= Rp9,800,000,000,-

Pendapatan dari penjualan kredit = Jumlah penjualan x Harga jual per unit x Persentase
penjualan kredit
= 70,000 x Rp200,- x 0.3
= Rp4,200,000,000,-

Perusahaan akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp9,800,000,000,- dari penjualan tunai dan
Rp4,200,000,000,-

Anda mungkin juga menyukai