Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ALAT BANTU PENDARATAN VISUAL (AFL)

DISUSUN OLEH:

ANGELINA MEITIMANTA BR KETAREN (65042010002)

TEKNIK LISTRIK BANDARA

POLITEKNIK PENERBANGAN JAYAPURA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat,
rahmat, dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah “Sistem Penerangan
Bandar Udara (Airfield Lighting System)”, sesuai waktu yang direncakan.

Makalah ini dimaksudkan sebagai acuan secara rinci untuk pemasangan, penempatan,
dan konfigurasi dengan mengikuti persyaratan standar internasional dan nasional yang
berlaku, sehingga sistem penerangan bandar dapat mendukung pelayanan keamanan dan
keselamatan penerbangan di bandar udara.

Kami tim penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik
dalam hal isi, cara penyajian, maupun bahasa yang kami gunakan. Kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami harapkan demi penyempurnaan isi makalah ini.

Dari saya, serta semua pihak yang telah ikut ambil bagian di dalam penyusunan
makalah ini, mengucapkan terima kasih. Dan kepada para pembaca kami ucapkan selamat
menggunakan makalah ini untuk mendukung pelayanan keamanan dan keselamatan
penerbangan.

Sekian dan terima kasih.

Medan, 27 Maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Untuk mewujudkan penerbangan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, nyaman,
dan berdaya guna tinggi perlu didukung tersedianya fasilitas penerbangan yang
memadai diantaranya Alat Bantu Pendaratan Visual diantaranya lampu pendekatan
(Approach Lighting), lampu pemandu pendaratan visual (PAPI), dan peralatan sinyal
lainnya sebagai fasilitas alat bantu pendaratan dan tinggal landas pada malam hari
maupun siang hari dalam keadaan cuaca buruk atau setiap waktu atas permintaan
penerbang.

Dalam merangka pelaksanaan, pembinaan, dan penyelenggaraan fasilitas elektronika


dan listrik yang meliputi perencanaan, penyediaan, pemasangan, pengoperasi, dan
pemeliharaan peralatan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara perlu disusun
suatu pedoman Sistem Penerangan Bandar Udara (Airfield Lighting System) yang
mengacu pada standar ICAO (International Civil Aviation Organization) yang
dijabarkan dalam Annex 14, FAA (Federation Aviation, and Administration), Pm 83
Tahun 2017 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Civil
Aviation Safety Regulations Part 139) Tentang Bandar Udara (Aerodrome), dan KP
326 Tahun 2019 tentang Standar Teknis dan Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual of Standar CASR Part 139) Volume I Bandar
Udara Aerodrome.

2. Maksud dan Tujuan

Maksud pembuatan sistem penerangan bandar udara adalah untuk membuat acuan
secara rinci untuk pemasangan, penempatan, dan konfigurasi peralatan tersebut dan
mengikuti persyaratan standar internasional maupun nasional yang berlaku.

Tujuan pembuatan sistem penerangan bandar udara salah agar sistem penerangan
bandar udara dapat mendukung pelayanan keamanan dan keselamatan penerbangan di
bandar udara di seluruh Indonesia.
3. Ruang Lingkup
Standar gambar instalasi sistem penerangan bandar udara meliputi sebagai berikut:
a. Ground Cable
b. Earthing System
c. Panel and Distribution Board
d. Layout of Airfield Lighting System
e. Cable Joint
f. Runway Lights
g. Taxiway Lights, Apron Lights, and Turning Area Lights
h. Threshold Light MALS and Non Precission Runway
i. Threshold Light PALS Category I
j. Threshold Light PALS Configuration Elevated
k. Runway Threshold Identification Lights
l. Precision Approach Path Indicator (PAPI)
m. Transformer Pits
n. Isolating Transformer
o. Approach Lighting System
p. Simple Approach Lighting System (SALS)
q. Medium Approach Lighting System (MALS)
r. Precision Approach Lighting System Category
s. Precision Approach Lighting System Configuration
t. Signal Area and Landing Tee
u. Wind cone
v. Sirine
w. Obstruction Light
x. Traffic Light
y. AFL Switch Board, Constant Current Regulator, Marshaling Panel, and Control
Desk
z. Flood Light

4. Sistematika Penulisan
Dalam Menyusun makalah sistem penerangan bandar udara ini, isi makalah ini dibagi
menjadi dua bab yaitu:

Bab I Pendahuluan, mencakup latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan
sistematika penulisan.

Bab II Ketentuan Umum, mencakup pengertian-pengertian, standar acuan, dan


singkatan istilah
BAB II

KETENTUAN UMUM

1. Pengertian-pengertian

a. Sistem Penerangan Bandar Udara (Airfield Lighting System) adalah alat bantu
pendaratan visual yang berfungsi membantu dan melayani pesawat udara yang
melakukan tinggal landas, mendarat, dan melakukan taxi agar dapat bergerak
secara efisien dan aman. Fasilitas ini terdiri dari lampu-lampu khusus, yang
memberikan isyarat dan informasi secara visual kepada penerbang, terutama pada
waktu penerbang akan melakukan pendaratan atau tinggal landas. Isyarat dan
informasi visual ini disediakan dengan mengatur konfigurasi, warna, dan
intensitas cahaya dari lampu-lampu khusus tersebut. Pada umumnya, sewaktu
akan melakukan pendaratan atau tinggal landas, penerbang lebih mengandalkan
penglihatannya ke luar pesawat daripada melihat instrument yang terdapat dalam
cockpit pesawatnya.
b. Intensitas pancaran cahaya peralatan penerangan bandar udara adalah intensitas
cahaya yang dipancarkan oleh lampu penerangan bandar udara dan dapat
dikelompokkan pada high intensity, medium intensity, dan low intensity. Besaran
intensitas pancaran cahaya tersebut harus memenuhi standar ICAO dan sesuai
spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Intensitas yang dihasilkan lampu
tergantung juga pada besaran konsumsi daya (watt) lampu yang dipergunakan
(high intensity: 100 watt, 150 watt, dan 200 watt, medium intensity: 45 watt
sampai dengan 100 watt, dan low intensity: 30 watt sampai dengan 45 watt).
c. Gambar Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara adalah gambar desain
penempatan, konfigurasi, dan pelaksanaan instalasi dari sistem penerangan
bandara udara.
d. Bandar Udara adalah tempat yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas
pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos,
serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi.

2. Standar Acuan
Pembuatan Standar Gambar Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara mengacu pada
persyaratan yang berlaku sebagai berikut:
a. ICAO Annex 14, Aerodrome Design and Operation
b. ICAO Doc 9157-AN/901 Aerodrome Design Manual, Part IV Visual Aid
c. ICAO Doc 9157-AN/901 Aerodrome Design Manual, Part V Power Supply
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL)
3. Singkatan Istilah
Dalam pembuatan Standar Gambar Instalasi Sistem Penerangan Bandar Udara
terdapat beberapa singkatan sebagai berikut:
a. ALI adalah Apron Flood Light
b. APH adalah Approach Lighting High-Intensity
c. APL adalah Approach Lighting Low-Intensity
d. APM adalah Approach Lighting Medium-Intensity
e. APS adalah Approach Side Row
f. CLB adalah Clearance Bar
g. DMB adalah Distance Marker Board
h. FOL adalah Flashing Obstruction Light
i. GSP adalah Ground Signal Panel
j. HZB adalah Hazard Beacon
k. HEL adalah Heliport Edge Lighting
l. LDI adalah Landing Direction Indicator
m. OLI adalah Obstruction Light
n. PAPI adalah Precision Approach Path Indicator
o. RCL adalah Runway Centerline Lighting
p. REH adalah Runway Edge Lighting High-Intensity
q. REL adalah Runway Edge Lighting Low-Intensity
r. REM adalah Runway Edge Lighting Medium-Intensity
s. RTI adalah Runway Threshold Indication Light
t. ROB adalah Rotating Beacon
u. ROV adalah Runway Overrun
v. RWE adalah Runway End Lighting
w. SQFL adalah Sequence Flashing Light
x. SIR adalah Sirine
y. STB adalah Stop Bar
z. TDZ adalah Touch Down Zone
aa. TGS adalah Taxiway Guidance System
bb. THR adalah Threshold Lighting
cc. TLP adalah Turn Loop Lighting
dd. TRL adalah Traffic Light
ee. TXA adalah Taxiway Apron Lighting
ff. TXE adalah Taxiway Edge Lighting
gg. TXC adalah Taxiway Centerline Lighting
hh. VASI adalah Visual Approach Slope Indicator System
ii. WDI adalah Wind Direction Indicator
jj. WIG adalah Wig Wag
4. Tipe-tipe lampu AFL
 Uni-directional merupakan lampu yang pancaran cahayanya hanya satu arah
saja

 Bi-directional merupakan lampu yang pancaran cahayanya dua arah

 Omni-directional merupakan lampu yang pancaran cahayanya ke segala arah

5. Approach Lighting System


Merupakan konfigurasi lampu perpanjangan centerline runway. Konfigurasi arppoach
lighting system membantu penerbang mengidentifikasi dan melakukan pendekatan
menuju centerline runway.
 Centerline Runway
1. Konfigurasi AFL dan pembagian circuit harus mendesain agar centerline
runway tidak bergeser dan tetap presisi.
2. Jika terjadi gangguan pada salah satu circuit, konfigurasi AFL masih
signifikan dan centerline runway tidak bergeser.

 Runway
1. SALS (Simple Approach Lighting System) harus terdiri dari sebaris lampu
di runway centerline yang diperpanjang, sebisa mungkin, pada jarak tidak
kurang dari 420 m dari threshold dengan sebaris lampu crossbar dengan
panjang 18 m atau 30 m di jarak 300 m dari threshold.
Lampu-lampu cross bar harus berada sedekat mungkin agar berfungsi
maksimal dalam garis lurus horizontal di sudut yang tepat dan dibagi dua
oleh garis tengah lampu. Lampu-lampu crossbar harus diberi jarak
sedemikian rupa sehingga menghasilkan efek linier, kecuali jika digunakan
crossbar 30 m maka rentangnya dapat berada pada setiap sisi garis tengah.
Rentang ini harus dijaga minimum untuk memenuhi persyaratan yang
berlaku dan masing masing tidak boleh lebih dari 6 m.
Lampu-lampu yang membentuk garis tengah harus diletakkan pada interval
longitudinal 60 m, kecuali jika ingin meningkatkan panduan maka
digunakan interval 30 m. Lampu yang paling dalam berada 60 m atau 30 m
dari threshold, tergantung dari interval longitudinal yang dipilih untuk
lampu garis tengah.
Jika secara fisik tidak mungkin untuk menyediakan garis tengah yang
memanjang dengan jarak 420 m dari threshold, maka agar diperpanjang
hingga 300 m untuk dapat mencakup crossbar. Jika hal ini tidak dapat
dilakukan maka lampu garis tengah harus diperpanjang sejauh mungkin,
dan setiap lampu garis tengah harus terdiri dari barrette dengan panjang
setidaknya 3 m. Untuk sistem approach yang mempunyai crossbar di 300 m
dari threshold, diperlukan crossbar tambahan di 150 m dari threshold.
Sistem ini harus ditempatkan sedekat dan sepraktis mungkin pada bidang
horizontal yang melalui threshold, sehingga:
a. Tidak ada objek lain selain antena ILS yang menonjol pada bidang yang
berisikan lampu approach dalam jarak 60 m dari garis tengah (centreline)
sistem; dan
b. Tidak ada lampu selain lampu yang terletak dalam bagian tengah
crossbar atau garis tengah barrette (bukan diujungnya) yang dilihat dari
pesawat udara yang melakukan pendekatan. Antena azimut ILS apapun
yang menonjol dari bidang lampu harus dianggap sebagai obstacle dan
diberi marka serta diberi penerangan yang sesuai.
Lampu simple approach lighting system harus berupa lampu yang menyala
terus dan warnanya harus membuat sistem tersebut dapat dibedakan dari
lampu aeronatical ground lainnya, dan dari penerangan lain jika ada. Setiap
lampu garis tengah harus terdiri dari:
a. Sumber tunggal; atau
b. Barrette dengan panjang setidaknya 3 m
Catatan: Jika barrette seperti pada b) terdiri dari lampu-lampu yang
mendekati sumber titik, dengan jarak sebesar 1,5 m antara lampu-lampu
yang berdekatan di barrette sudah memadai. Disarankan untuk
menggunakan barrette dengan panjang 4 m jika diantisipasi bahwa sistem
penerangan simple approach akan dikembangkan menjadi sistem
penerangan precision approach.
Di lokasi dimana identifikasi sistem penerangan simple approach sulit
dilakukan pada malam hari karena cahaya sekitarnya, maka pemasangan
serangkaian lampu yang berkedip (flashing) di bagian luar sistem dapat
mengatasi masalah ini. Jika disediakan untuk non-instrument runway, maka
lampu harus memperlihatkan semua sudut dalam azimut yang dibutuhkan
pilot dalam base leg dan final approach. Intensitas lampu harus mencukupi
untuk semua kondisi jarak pandang dan pencahayaan lingkungan dimana
sistem tersebut ada. Jika disediakan untuk non-precision approach runway,
lampu harus memperlihatkan semua sudut dalam azimut yang dibutuhkan
untuk penerbang pesawat udara dimana pada final approach tidak
terganggu oleh ketidaknormalan dari jalur yang ditentukan oleh alat bantu
non-visual. Lampu harus dirancang untuk memberikan panduan selama
siang dan malam hari dalam kondisi jarak penglihatan dan pencahayaan
lingkungan yang paling buruk dimana sistem ini harus tetap berfungsi.
2. ODALS (Omni Direction Approach Lighting System) memberikan ujung
runway lampu pengidentifikasi dan panduan visual circling, offset, dan
straight-in yang berguna untuk non-precision instrument approach runway.
Sistem ini terdiri dari lampu flashing omni-directional yang terletak di area
approach runway. Semua lampu flashing terdapat pada garis tengah runway
yang diperpanjang, berawal 90 m dari runway threshold dan di interval 90
m hingga 540 m dari threshold.
3. MALS (Medium Approach Lighting System) digunakan jika precision
approach tidak ada atau dibenarkan. Sistem penerangan runway akan
menggunakan jenis intensitas menengah. Sistem ini harus terdiri dari
batang-batang lampu (light bar) pada 60 m garis tengah yang memanjang
ke luar sejauh 420 m dari threshold. Jika diperbolehkan, dapat dipasang
condenser discharge light di tiga batang (bar) luar. Susunan MALS harus
terdiri dari konfigurasi lampu yang menyala dengan tetap (steady burning
light) yang disusun secara simetris pada dan di sepanjang perpanjangan
garis tengah runway. Sistem ini berawal sekitar 60 m dari runway threshold
dan berakhir 420 m dari threshold. Medium Approach Lighting System
harus terdiri dari sebaris lampu di garis tengah runway yang memanjang,
dan sebisa mungkin melebihi jarak yang tidak kurang dari 420 m dari
threshold dengan sebaris lampu yang membentuk crossbar berukuran 18
atau 30 m. Lampu-lampu yang membentuk crossbar harus sedekat mungkin
dalam garis dengan horizontal di sudut yang tepat, dan dibagi dua oleh
garis lampu garis tengah. Lampu crossbar harus diberi jarak untuk
menghasilkan efek linear, kecuali jika digunakan crossbar berukuran 21 m,
maka rentangnya (gap) berada di masing-masing sisi garis tengah. Rentang
(gap) ini harus dibuat minimum untuk memenuhi persyaratan lokal dan
tidak boleh lebih dari 6 m. Lampu-lampu yang membentuk garis tengah
harus ditempatkan dalam interval longitudinal berukuran 60 m. Jika ingin
meningkatkan panduan, maka digunakan interval 30 m. Lampu yang paling
dalam harus berada di 60 m atau 30 m dari threshold, tergantung dari
interval longitudinal yang dipilih untuk lampu garis tengah.
 Sequence Flashing Light (SQFL) merupakan Discharging Capasitor Lamp,
dipasang di deretan bar lampu approach posisinya ditengah agak kekiri
(dipasang setelah lampu ke dua dari lima lampu). Disebut discharge capasitor
lamp, lampu tersebut menyala karena tegangan lampu diperoleh dari
discharging capasitor (pelepasan muatan kapasitor). Tegangan lampu 1800
Volt Dc (1,8 kVdc). SFL produksi Siemens ADB dan 500 V SFL produksi
Honeywell. Nyala lampu hanya berbentuk kilatan cahaya layaknya lampu blitz
pada kamera. Urutan penyalaannya dari lampu di bar 1 (bar terjauh dari
threshold) berurutan ke bar lampu elevated terakhir ± bar 27, atau hanya
sampai ke cross bar (bar 21). Durasi waktu penyalaan 1 detik satu kali periodik
atau 1 detik 2 kali periodik penyalaan.Intensitas pencahayaannya dapat diatur
dalam 3 tahap. Kilatan SFL bagaikan bola salju yang menggelinding menuju
centerline.
 Threshold Light, Runway End Light, dan Stop Way Light
 Threshold light memiliki konfigurasi lampu warna hijau dipasang di ambang
landasan, tegak lurus centerline berfungsi untuk mengidentifikasi threshold
runway (ambang landasan).
 Runway end light memiliki konfigurasi lampu warna merah di pasang di ujung
raunway, tegak lurus centerline untuk mengidentifikasi runway end (akhir
landasan).
 Stop way light, konfigurasi lampu warna merah, dipasang di tepi overrun
runway sejajar dengan runway edge light dan di centerline akhir overrun.

 MALS Threshold dan Non Precision Runway Threshold dengan lebar 30 m


 MALS Threshold dan Non Precision Runway Threshold dengan lebar 45 m

 MALS Threshold dan Non Instrumen Runway Threshold dengan lebar 60 m

Anda mungkin juga menyukai