Tugas Mata Kuliah Standarisasi & Sertifikasi Bandar Udara
Nama : Pinasti Mahardika
Kelas : Teknik Dirgantara B
NIM : 21E510061024
(2). Peralatan & Utilitas Bandar Udara yang dimaksud ayat (1), terdiri dari :
a. Peralatan Bantu Pendaratan Visual, meliputi :
1) Approach Light; adalah instalasi penerangan bagi rancangan pendaratan yang dipasang pada perpanjangan landasan pacu menurut kebutuhan operasional bandar udara. yaitu rambu penerangan untuk pendekatan yang dipasang pada perpanjangan landasan pacu berfungsi sebagai petunjuk kepada penerbang tentang posisi, arah pendaratan dan jarak terhadap ambang landasan pada saat pendaratan. 2) PAPI/A-PAPI; (Precision Approach Path Indicator) yaitu rambu penerangan yang memancarkan cahaya untuk memberi informasi kepada penerbangan mengenai sudut luncur yang benar, dan memandu penerbang melakukan pendekatan menuju titik pendaratan pada daerah touch down. 3) Sequence Flashing Light; (SQFL) yaitu lampu penerangan yang berkedip secara berurutan berwarna putih yang dipasang pada tengah-tengah bar/barette lampu approach dari approach terluar ke arah threshold. SQFL berfungsi memberikan bantuan secara visual kepada pilot arah tengah/centre runway pada kondisi jarak pandang menurun (meteorologycal condition – Annex 14) 4) Runway Threshold Identification Light (RTIL); RTIL atau Runway Threshold Identifier Lights merupakan lampu yang dipasang untuk memberikan petunjuk kepada penerbang posisi ambang batas landas pacu. 5) Runway Lead In Light; adalah suatu system perlampauan yang dipasang berantai sedemikian rupa sehingga dapat memberi jalur bimbingan kepada pesawat udara untuk masuk ( lead in ) ke suatu aerodrome. Tujuan system lead in lighting adalah memberikan visual lampu berantai disekitar medan yang berbahaya seperti celah bukit / gunung kepada pilot sehingga bisa melihat aerodrome yang dituju. 6) Runway Edge Light; yaitu rambu penerangan landasan pacu, terdiri dari lampu-lampu yang dipasang pada jarak tertentu di tepi kiri dan kanan landasan pacu untuk memberi tuntunan kepada penerbang pada pendaratan dan tinggal landas pesawat terbang disiang hari pada cuaca buruk, atau pada malam hari. 7) Runway End Light; yaitu rambu penerangan sebagai alat bantu untuk menunjukan batas akhir/ujung landasan, dipasang pada batas ambang landasan pacu dengan memancarkan cahaya merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas. 8) Threshold Light; . Lampu yang dipasang guna menunjukkan ujung awal runway disebut Runway threshold light. Runway threshold light ditempatkan selebar runway, melintang tegak lurus terhaedap garis tengah landasan pacu, di tempat threshold landasan pacu berada atau di tempat displaced threshold pada landasan pacu berstatus precision approach. 9) Turning Area Light; yaitu rambu penerangan untuk memberi tanda bahwa didaerah ini terdapat tempat pemutaran pesawat terbang. 10) Taxiway Edge Light; yaitu lampu taxiway yang dipasang pada tepi kiri dan kanan sepanjang jalur taxi. 11) Taxiway Apron Light; Taxiway apron lights adalah sistem pencahayaan yang digunakan di bandara untuk memberikan pencahayaan pada jalur taxiway dan apron. Lampu ini dipasang di sepanjang jalur taxiway dan apron untuk memandu pesawat dengan aman saat melakukan taxi, terutama pada kondisi visibilitas rendah seperti malam hari atau cuaca buruk. 12) Runway Centerline Light; yaitu rambu penerangan ynag ditempatkan sepanjang landasan pacu tepat ditengah-tengah landasan. Menunjukkan poros landasan pacu untuk memberi indikasi (tanda) tentang sisa Panjang landasan pacu dihitung dari posisi peswat udara berada, baik pada saat pesawat melakukan lepas landas maupun pendaratan. 13) Taxiway Centerline Light; yaitu lampu yang dipasang sepanjang jalur Taxiway, lampu ini berada tepat ditengah-tengah jalur taxiway. 14) Stop Bar Light; adalah sistem pencahayaan khusus yang digunakan di bandara untuk menandai garis henti (stop bar) di ujung landasan pacu. Stop bar merupakan garis putih yang melintang secara horizontal di landasan pacu, dan biasanya terletak di depan persimpangan taxiway yang melintasi landasan pacu. Fungsinya untuk memberikan sinyal kepada pilot pesawat bahwa mereka harus berhenti sebelum melewati garis henti tersebut. Sinyal ini diberikan dalam situasi tertentu. 15) Stop Way Light; adalah lampu-lampu yang terletak di ujung landasan pacu dan menerangi area yang disebut "stopway". Stopway adalah area tambahan di luar ujung landasan pacu yang dimaksudkan untuk memberikan ruang untuk pendaratan darurat atau untuk memberikan jarak tambahan bagi pesawat yang melintasi landasan pacu. Lampu ini membantu pilot dalam memperhatikan batas landasan pacu dan memberikan informasi visual tentang area tersebut. 16) Runway Guard Light (RGL); adalah lampu-lampu penanda yang digunakan di bandara untuk memberikan peringatan kepada pilot pesawat bahwa mereka telah mencapai atau akan mendekati garis pengaman landasan pacu (runway guard line). Fungsi dari Runway Guard Lights adalah memberikan peringatan visual kepada pilot pesawat bahwa mereka harus berhenti sebelum melintasi garis pengaman landasan pacu. Hal ini penting untuk mencegah tabrakan antara pesawat yang sedang melakukan taxi di taxiway dengan pesawat yang sedang menggunakan atau mendekati landasan pacu. 17) Runway Touchdown Zone Light; adalah Kumpulan berbagai touchdown yang membentuk suatu zona (kawasan) pada permukaan landasan pacu, yang disebut dengan touchdown zone, kawasan yang berada pada jarak tertentu dari threshold landasan pacu. 18) Rapid Exit Taxiway Light (RET); adalah sistem pencahayaan khusus yang digunakan di bandara untuk memberikan panduan visual kepada pilot pesawat tentang lokasi dan arah keluar dari landasan pacu menuju taxiway keluar (exit taxiway) yang cepat. Sistem ini membantu pesawat keluar dari landasan pacu dengan lebih efisien setelah mendarat atau setelah melakukan pengereman setelah pendaratan. 19) Taxi Guidance Sign; adalah tanda atau papan petunjuk yang ditempatkan di sepanjang jalur taxiway di bandara untuk memberikan arahan kepada pilot pesawat tentang rute taxi yang harus mereka ikuti. Tujuannya adalah untuk membantu pilot dalam navigasi di sekitar area bandara yang kompleks dan padat. 20) Wind Direction Indicator; yaitu rambu penerangan menunjukan arah angin bagi pendaratan atau lepas landas suatu pesawat terbang. 21) Aerodrome Beacon; yaitu rambu penerangan petunjuk lokasi bandar udara, terdiri dari 2 (dua) sumber cahaya bertolak belakang yang dipasang pada as yang dapat berputar, sehingga dapat memancarkan cahaya berputar dengan warna hijau dan putih pada umumnya Rotating Beacon dipasang diatas tower. 22) Aircraft Docking Guidance System (ADGS); di bandar udara merupakan alat bantu yang ada di bandar udara untuk membantu seorang pilot memarkirkan pesawat. 23) Sirine; merupakan fasilitas keselamatan dan keamanan yang dibunyikan oleh petugas ATC. Biasanya saat pesawat takeoff atau landing. Fungsi suara sirine ini adalah untuk memastikan area sisi udara (airside) aman dari hewan dan orang karena adanya bagian pagar perimeter yang belum tertutup sempurna. 24) Control System; adalah sistem keamanan yang melakukan pengawasan dan pembatasan lalu-lintas Pengunjung suatu area melalui teknologi Door lock yang dapat dipantau atau dianalisa dari suatu ruang kontrol oleh tenaga keamanan selama 24 jam. 25) Helicopter Approach Path Indicator (HAPI); memberi pilot kemiringan luncur yang aman dan akurat pada pendekatan akhir. Pilot dapat dengan mudah menentukan apakah pendekatan mereka terlalu tinggi, terlalu rendah, atau berada pada kemiringan yang tepat melalui kombinasi lampu merah dan hijau. Lampu LED HAPI tersedia dalam 2 model dasar dengan beberapa opsi konfigurasi untuk memenuhi persyaratan ICAO, FAA, dan STANAG. 26) Heliport Beacon; sebagai identikasi keberadaan surface level heliport. Fasilitas penerangan ini harus terpasang pada heliport yang tidak dilengkapi dengan fasilitas penerangan aeronautika dan yang mana keberadaannya sulit teridentifikasi karena ada penerangan non aeronautika disekitar heliport. Heliport Beacon harus terpasang pada surface level heliport, yang dipergunakan untuk panduan visual jarak jauh. Biasanya Heliport beacon memancarkan sinar berwarna putih berkedip dengan interval waktu 0.5 – 2.0 milidetik. 27) Touchdown and Lift-off Area Lighting System (TLOF); adalah suatu daerah sentuhan atau menaik (lift-off) helikopter. 28) Constant Curent Regulator (CCR); adalah alat yang mengubah tegangan tetap menjadi arus tetap untuk membantu penstabilan daya-daya pada distribusi lampu landasan yang disusun secara seri. Hal ini bertujuan agar lampu memiliki penerangan dengan intensitas cahaya yang kita inginkan sesuai dengan taping yang ditentukan.
b. Peralatan Kelistrikan Bandar Udara, meliputi :
1) Peralatan Sistem Catu Daya Listrik Bandar Udara, meliputi: a) Generator Set; juga dikenal sebagai genset, adalah sebuah sistem yang terdiri dari generator listrik yang digerakkan oleh mesin pembakaran dalam (biasanya menggunakan bahan bakar seperti diesel, gas alam, atau bensin) dan komponen- komponen terkait yang diperlukan untuk menghasilkan listrik. Genset digunakan untuk menyediakan daya listrik cadangan atau darurat di tempat-tempat di mana pasokan listrik utama tidak tersedia atau mungkin terganggu, seperti di lokasi konstruksi, fasilitas medis, bangunan komersial, industri, dan rumah tangga. b) Uninterruptible Power Supply (UPS); adalah perangkat elektronik yang digunakan untuk menyediakan daya listrik cadangan saat terjadi gangguan atau pemadaman listrik pada pasokan listrik utama. UPS dirancang untuk memberikan perlindungan terhadap gangguan listrik seperti pemadaman listrik, lonjakan tegangan, dan penurunan tegangan, yang dapat menyebabkan kerusakan atau kehilangan data pada peralatan elektronik yang sensitif terhadap fluktuasi daya. c) Renewable Energy Plant (Solar Cell, Wind Energy dll); adalah instalasi atau fasilitas yang dirancang dan dibangun untuk menghasilkan energi menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui secara alami, seperti sinar matahari, angin, air, panas bumi, dan biomassa. Tujuan utama dari pembangunan pembangkit energi terbarukan adalah untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil yang terbatas dan berkontribusi pada pengurangan emisi gas rumah kaca serta dampak negatif lainnya terhadap lingkungan. Berikut adalah beberapa jenis Renewable Energy Plant yang umum: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Solar Power Plant): Pembangkit ini menggunakan panel surya atau sel fotovoltaik untuk mengubah energi matahari menjadi listrik. 2. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Wind Power Plant): Pembangkit ini menggunakan turbin angin untuk mengubah energi angin menjadi listrik. 3. Pembangkit Listrik Tenaga Air (Hydropower Plant): Pembangkit ini menggunakan air yang mengalir atau jatuh untuk menggerakkan turbin air dan menghasilkan listrik. Termasuk di dalamnya adalah pembangkit listrik tenaga air yang berbasis bendungan dan pembangkit listrik tenaga air yang berbasis aliran sungai. 4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal Power Plant): Pembangkit ini menggunakan panas bumi yang berasal dari dalam bumi untuk menghasilkan listrik. 5. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (Biomass Power Plant): Pembangkit ini menggunakan biomassa seperti serbuk kayu, limbah organik, atau biomassa lainnya sebagai bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Setiap jenis Renewable Energy Plant memiliki teknologi dan infrastruktur yang khas sesuai dengan sumber energi yang digunakan. Pengembangan dan pengoperasian Renewable Energy Plant adalah langkah penting dalam upaya global untuk beralih ke sumber energi bersih dan berkelanjutan.
2) Peralatan Jaringan Distribusi Kelistrikan Bandar Udara, meliputi :
a) Jaringan Distribusi Tegangan Menengah; adalah bagian dari infrastruktur penyediaan listrik yang bertugas mengirimkan daya listrik dari gardu induk atau stasiun pembangkit listrik menuju ke gardu distribusi dan pelanggan akhir. Tegangan yang digunakan dalam jaringan distribusi tegangan menengah biasanya berkisar antara 2,4 kV hingga 36 kV, meskipun terkadang dapat mencapai hingga 72,5 kV tergantung pada spesifikasi jaringan dan kebutuhan wilayah tertentu. b) Jaringan Distribusi Tegangan Rendah; (Low Voltage Distribution Network) adalah bagian dari infrastruktur penyediaan listrik yang bertugas mengirimkan daya listrik dari gardu distribusi tegangan menengah atau gardu-pelanggan ke pelanggan akhir, seperti rumah, gedung komersial, industri kecil, dan fasilitas lainnya. Tegangan yang digunakan dalam jaringan distribusi tegangan rendah biasanya adalah 230V (single-phase) atau 400V (three-phase) di sebagian besar negara. 3) Peralatan Elektrikal, meliputi : a) Peralatan Sistem Pengaman Kelistrikan Bandar Udara; bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keandalan pasokan listrik di seluruh bandara, yang sangat penting untuk operasi penerbangan yang lancar dan aman. b) Sistem Penangkal Petir; Sistem ini dirancang untuk menangkap petir dan mengarahkan arus listrik yang dihasilkan oleh petir ke tanah dengan aman, mengurangi risiko kerusakan atau kebakaran yang disebabkan oleh lonjakan listrik yang tiba-tiba. 4) Peralatan Pencahayaan Bandar Udara, meliputi : a) Sistem Penerangan Dalam Gedung; Sistem penerangan dalam gedung terminal bandara mencakup berbagai jenis lampu dan perangkat pencahayaan yang dirancang untuk memberikan pencahayaan yang optimal di dalam terminal bandara. Tujuannya adalah untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang, memfasilitasi navigasi yang aman, dan menciptakan lingkungan yang ramah pengguna. b) Sitem Penerangan Luar Gedung; Sistem penerangan luar gedung terminal bandara bertujuan untuk memberikan pencahayaan yang cukup di sekitar terminal untuk mendukung operasi penerbangan yang aman dan efisien, serta memberikan navigasi yang jelas bagi pengguna jalan. Ini melibatkan berbagai jenis lampu dan perangkat pencahayaan yang dirancang khusus untuk digunakan di luar ruangan.