AIRPORT LIGHTING
AERODROME BEACON
Semacam mercusuar dibutuhkan pada malam hari dan bila salah satu keadaan sebagai berikut :
a. Navigasi pesawat lebih dominan dilakukan secara visual
b. Penurunan visibilitas
c. Kesulitan melacak lokasi bandara karena banyak lampu atau karena keadaan alam disekitar aerodrome
Frekuensi kedipan aerodrome beacon itu 20~30 kedipan per menit, dengan dua cara:
1) Kedipan lampu dimati hidupkan secara bergantian bisa dimatikan otomatis dengan capasitor discharge.
2) Beacon berputar 360 derajat dengan kecepatan putar yang konstan (20~30 putaran / menit)
Macam – Macam warna
Putih hijau menunjukkan sebagai land aerodrome
Putih kuning menunjukkan water aerodrome
Putih kuning hijau menunjukkan heliport
Dua kali putih dengan bergantian dengan hijau menunjukkan military airdrome
Lokasi
Kawasan aerodrome yang tidak terlalu banyak cahaya
Beacon harus tidak terhalangi oleh objek lain
Karakteristik
cahaya beacon harus terlihat dari seluruh arah azimuth dengan sudut 1 dearajat hingga 10 derajat
Intesitas cahaya tidak boleh kurang dari 2000 cd ( jika latar belakang terlalu kuat, intesitas cahaya dapat dibuat 10 kali lebih kuat.
IDENTIFICATION BEACON
Identification beacon mirip dengan aerodrome beacon.
Perbedaan utamanya adalah bahwa flashin (kedipan) cahaya yang dihasilkan oleh identification beacon tidak berganti warna
dengan irama yang konstan, tetapi mengikuti pola isyarat morse ( terdiri dari gabungan isyarat dot dan dash
Lokasi penempatan
Harus ditempatkan pada kawasan aerodrome yang tidak terlalu banyak cahaya sehingga cahaya yang dipancarkan terlihat
mencolok dibandingkan dengan cahaya lain.
Lokasi dipilih hendaknya tidak terhalangi oleh objek objek lain untuk dilihat dari arah tertentu yang penting, dan tidak
menyilaukan pilot
Karakteristik
cahaya beacon harus terlihat dari seluruh arah azimuth dengan sudut 1 dearajat hingga 10 derajat
Intesitas cahaya tidak boleh kurang dari 2000 cd ( jika latar belakang terlalu kuat, intesitas cahaya dapat dibuat 10 kali
lebih kuat.
Warna
Hijau menunjukkan sebagai land aerodrome
Kuning menunjukkan water aerodrome
SISTEM LEAD IN LIGHTING
Lead in light adalah suatu system perlampauan yang dipasang berantai sedemikian rupa sehingga dapat memberi jalur bimbingan
kepada pesawat udara untuk masuk ( lead in ) ke suatu aerodrome.
Tujuan
Tujuan system lead in lighting adalah memberikan visual lampu berantai disekitar medan yang berbahaya seperti celah bukit / gunung
kepada pilot sehingga bisa melihat aerodrome yang dituju.
Lokasi
Lead in lighting dibentuk atas beberapa kelompok lampu yang ditempatkan secara berantai Sebagai jalur pendekatan yang dapat
diikuti oleh pesawat terbang.
Jarak antar kelompok lampu yang berurutan tidak lebih dari 1600 meter
Titik awal system lead in lighting hingga titik akhir system approach lighting atau system runway lighting pada bandar udara yang
dituju sudah dapat dilihat pesawat.
Karakteristik
Setiap kelompok lead in lighting terdiri dari 3 buah lampu kedip dengan konfigurasi linier atau konfigurasi kluster.
Sistem boleh ditambah dengan lampu bukan kedip akan membantu pengidentifikasian lead in lighting oleh pesawat.
Lampu kedip memancarkan warna cahaya putih sedangkan lampu yang menyala tetap hendaknya lampu dari neon
CIRCLING GUIDANCE LIGHT
Circling guide terdiri atas simple approach light dan salah satu pilihan berikut :
a. Lampu yang menunjukkan perpanjangan garis tengah runway(dapat berdiri sendiri atau menjadi bagian approach
lighting system)
b. Lampu yang menunjukkan threshold
c. Lampu yang menunjukkan arah atau lokasi runway
Lokasi dan jumlah circling guidence light ditentukan dengan tujuan membantu pilot agar mampu untuk
d. Masuk ke downwind leg dan menyelaraskan dan mengatur jalur masuk pesawat ke runway pada jarak yamg
ditentukan, dan menunjukkan posisi threshold runway
e. Menjaga threshold runway dan fitur lainnya selalu terlihat dari pesawa
Runway edge light berfungsi untuk menunjukkan garis untuk menunjukkan batas lebar runway pada posisi pesawat berada
di posisi final approach(bisa omnidirectional dan juga unidirectional)
Lampu2 untuk menunjukkan perpanjangan garis tengah landasan pacu :
Approach light system berfungsi sebagai perpanjangan garis tengah landsan pacu,jenis
pancarannya bisa menyala terus menerus (steady burn) atau yang berkedip (flashing). Jika
lampu dibuat flashing maka disebut sequenced flashing light (SFL).
Karakteristik
Cahaya circling berwarna putih , jika lampu jenisnnya flash light maka jumlah kedipannya adalah
60-120 kedipan per menit.
• Ada juga obstacle pada ruang udara di Kawasan tertentu yang digunakan untuk penerbangan pesawat udara (Obstacle
limitation surfaces). Kawasan yang di maksud terdiri :
Landasan pacu sebagai pusat Kawasan
strip, lapangan disamping landas pacu
Kawasan approach – yang ruang udaranya digunakan untuk persiapan pendaratan pesawat, termasuk inner
approach yang merupakan bagian terdalam dari kawasan approach.
Kawasan take off climb – ruang udara yang digunakan pesawat udara dalam proses lepas landas
• Gambar Kawasan obstacle light (4.11)
• Ada Kawasan transional : Kawasan peralihan ( Kawasan antara ) permukaan tanah dengan Kawasan
conical.
• Kawasan conical : Kawasan yang digunakan pesawat udara dalam mengelilingi landasan pacu
sebelum pendaratan atau lepas landas.
Bentuk ruang udara di Kawasan obstacle limitation surfaces dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Dijelaskan bahwa ketinggiaan objek-objek yang berada di sekitar bandar udara tidak boleh melebihi
ketinggian bidang yang berwarna gelap, dan jika ketinggiannya masuk ke ruang udara yang berwarna
putih maka objek atau benda tersebut telah menjadi obstacle pada bandara tersebut
• Batas- batas atau luas Kawasan obstacle limitation surfaces setiap bandar udara bervariasi
tergantung pada kebutuhan keselamatan operasi penerbangan,dan ditentukan oleh pemerintah
atau Lembaga yang diberi wewenang untuk menetapkannya. Di Indonesia, Kawasan obstacle
limition surfaces ini disebut dengan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) dan
ditetapkan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara , Kementrian Perhubungan.
• Objek atau benda-benda yang dapat dikategorikan sebagai obstacle, baik berada di didalam atau di
luar Kawasan obstacle limitation, dapat berupa:
Bangunan-Bangunan tinggi seperti Menara dan jaringan kabel transmisi/distribusi listrik
Jembatan
Kincir angin
Dan lain-lain
• Karakteristik obstacle light :
berwarna cahaya merah
cahaya yang dipancarkan ( berkedip, flashing, atau menyala tetap)
arah pencaran cahaya
intensitas cahaya( rendah, menengah, atau tinggi)
• Lampu obstacle hendaknya dapat dilihat oleh pilot dari arah (sudut azimuth) manapun pesawat
terbang. Waktu ( siang atau malam ), keadaan cuaca ( kondisi visibilitas) dan intensitas cahaya sangat
• TABEL 4.1 Hubungan antara intensitas cahaya dan visibilitas
Obstaclle light intensitas rendah ( low-intensity obstacle light )
• Obstacle ini hendaknya dipasang lampu jenis intensitas rendah tipe A atau tipe B, tetapi apabila
intensitas cahaya blum memadai atau obstacle harus menjadi perhatian utama, maka harus dipasang
lampu jenis intensitas medium. Obstacle yang dipasang hendaknya:
1. berjenis tunggal, yaitu jenis intensitas medium tipe a,b,c
2. kombinasi antara kombinasi antara lampu intensitas medium Tipe B dengan intensitas rendah tipe
B
• Tinggi obstacle kurang dari 45 m tetapi dibawah 150m : (gambar 4.13c)
– Karakteristik
• Lampu yang digunakan
– Lampu menyala tetap dengan warna berbeda dengan warna aeronautical ground light yang berbeda pula dengan
lampu lain bila dilihat dari udara.
– Lampu poros approach light: bisa lampu tunggal bisa lampu barrette
– Lebar: sskurang kurangnya 3 meter.
– Jika menggunakan lampu barrette: jarak antar lampu 1,5 meter. Lebar barrete 4 meter. Jika pengidentifikasian sulit
pada malam hari dari udara dikarenakan banyak lampu disekelilingnya, disarankan menambah sequence flashing light
(SFL) di bagian terluar simple approach light.
– Catu daya listrik
• dari 2 sumber: utama dan cadangan
• jika mengalami gangguan shingga intensitas cahaya turun dibawah 50%
, segera dialihkan le daya cadangan secara otomatis.
• Peralihan harus berlangsung selama maksimal 15 detik dimana dalam
waktu 15 detik intensitas cahaya sekurang kurangnya sudah mencapai
50% dari standar penyetelannya.
– Intensitas cahaya
• Harus cukup memadai agar cahaya lampu tetap dapat dilihat pada
semua kondisi jarak pandang dan terlihat oleh pilot dari posisi base leg
dan final approach
• Precision approach light kategori 1
– Penggunaan:
• IMC ke VMC pada ketinggian 60 meter/200ft (decision height)
• Jarak pandang 800 meter
– Wajib dipasang bila kategori runway adalah precision approach light kategori 1
– Dipasang Bersama sama dengan :
• ILS/MLS kategori 1
• Alat bantu navigasi visual untuki approach path (jalur/sudut pendaratan) berupa PAPI/T-VASIS
• Alat bantu navigasi visual lainnya:
– Runway threshold light
– Runway edge light
– Runway end light
– Lokasi dan konfigurasi
• Diletakan di depan runway, terdiri atas sederet lampu poros approach light pada jarak mulai dari 900 meter
sebelum threshold dan sederet crossbar selebar 30 meter pada jarak 300 meter sebelum threshold.
• Konfigurasi terdiri atas 2 alternatif berdasarkan jenis lampu
– Alternative 1 lampu tunggal , konfigurasinya:
• Lampu poros approach light:
– Interval antar lampu: 30m
– Lampu terdalam: 30 meter didepan threshold runway
– Ditempatkan sepanjang perpanjangan garis tengah runway masing masing
1 lampu sampai jarak 300m dari threshold
– 330m-600m dari threshold setiap 30 meter dipasang sepasang lampu 2
Buah secara melintang dan tegak lurus dengan perpanjangan garis tengah
runway berjarak 1,5m antar lampu
– 630-900m dari threshold setiap jarak 30 meter ditempatkan 3 buah lampu
secara melintang dan tegak lurus dengan perpanjangan garis tengah
runway dengan jarak 1,5 meter antar lampu
• Lampu lampu pembentuk crossbar
– Jumlah crossbar: 5 buah
– Ditempatkan pada jarak: 150, 300, 450, 600, dan 750 meter dari threshold
– Jika ada kesulitan memasang crossbar, penempatan dapat diberi toleransi
sebagai berikut
» Threshold-Crossbar I: 150 +- 6 meter
» Crossbar I – Crossbar II: 150 +- 6 meter
» Crossbar II – Crossbar III: 150 +- 15 meter
» Crossbar III – Crossbar IV: 150 +- 15 meter
» Crossbar IV – Crossbar V: 150+- 22,5 meter
» Crossbar V – Ujung approach light: 150+- 22,5 meter
• Konfigurasi tersebut bila dilihat dari posisi final approach mengerucut menuju titik
imajiner yang berada 300 meter setelah threshold.
• Konfigurasi lebar total lampu terluar dari crossbar yang berpotongan di titik imajiner
tersebut:
– Crossbar I: 22,5 meter, 8 buah lampu
– Corssbar II: 30 meter, 10 buah lampu
– Crossbar III: 37,5 meter, 12 buah lampu
– Crossbar IV: 45 meter, 14 buah lampu
– Crossbar V: 52,5 meter, 16 buah lampu
– Crossbar terbagi menjadi 2 kelompok dikanan dan di kiri perpanjangan garis tengah runway.
– Jarak pemisah antara kedua kelompok: 6 meter
– Jarak antar lampu: 2,7 meter.
– Lampu lampu ini dapat difungsikan untuk mengetahui jarak dari threshold landasan pacu
– System approach ini juga sering pula disebut precision approach light system with distance coded
centreline
– Alternatif 2 lampu barrete, konfigurasinya:
• Lampu poros (center line barrete), dipasang di perpanjangan garis tengah runway
dengan konfigurasi:
• Seluruhnya berbentuk barrete, 30 buah
• Tergelar hingga 900 meter dari threshold
• Lebar barrete: minimal 4 meter
• Setiap lampu barrete disusun secara berderet tegak lurus dengan
perpanjangan garis tengah runway. Dengan jarak antar lampu sedemikian
rapat dan seragam. Sehingga bila diliat dari kejauhan, setiap barrete seolah
olah merupakan satu kesatuan cahaya berbentung garis melintang
• Jarak antar lampu: maksimal 1,5 meter
• Dilengkapi 30 buah SFL dengan jarak masing masing 30 meter.
• Urutan kedip dari unit terluar menuju threshold
• Waktu ketdip 2 kali per detik
- Lampu lampu pembentuk crossbar, konfigurasinya
• Jumlah crossbar: 1
• Tempat: 300 meter dari threshold
• Dibagi 2 kelompok, ditempatkan secara simetris dikana dan kiri
perapnjangan garis tengah runway
• Lebar tiap kelompok barrete: 10,5 meter
• Pemisah antara kedua kelompok: minimal 6 meter
• tiap kelompok harus disusun berderet tegak lurus dengan
perpanjangan garis tengah runway dengan jarak antar lampu
rapat dan seragam.
• Jarak antar lampu maksimal 1,5 meter
– Karakteristik
• Flight path envelope : lampu akan membentuk berkas cahaya yang memancar dari permukaan bumi yang
terbentuk dibatasi oleh dimensi ruang (envelope) dari berkas tersebut.
• Berkas cahaya yang dihasilkan seolah olah merupakan lorong
• Arah pancaran cahaya per unti lampu umumnya satu arah (unidirectional)
• Lampu dipasang sedikit mendongak keatas pada sudut tertentu tergantung tempat pemasangan lampu
untuk menghasilkan flight path envelope
• intensitas cahaya rata rata 20.000 candela
• di tepi berkas utama minimum 10.000 candela
• tergantung sudut dan jarak dari threshold: minimum 2000 candela dan minimum 1000 candela
– catu daya listrik
• dari 2 sumber: utama dan cadangan
• jika mengalami gangguan shingga intensitas cahaya turun dibawah 50% , segera dialihkan le daya
cadangan secara otomatis.
• Peralihan harus berlangsung selama maksimal 15 detik dimana dalam waktu 15 detik intensitas cahaya
sekurang kurangnya sudah mencapai 50% dari standar penyetelannya
Precision approach light kategori II dan III
– Pengunaan :
• Status landasan: Precision approach light kategori II
– IMC menjadi VMC pada ketinggian 30 meter
– Posisi pesawat diatas crossbar 300 meter dari threshold
» Diperlukan radio navigasi yang akurat (ILS/MLS kategori II)
» Runway visuan range maksimal 350 meter
g. Kecenderungan kondisi cuaca yang berpotensi menimbulkan turbulensi angin, yang dapat mengenai pesawat
udara yang sedang melakukan pendaratan.
Konfigurasi Unit-unit VASIS
Terdapat 2 (dua) konfigurasi
penyusunan unit- anit bagian dari
VASIS yang dapat dipilih, yaitu:
Unit-unit VASIS disusun dengan
konfigurasi berbentuk cross
(terdiri dari 4 unit melintang
tegak lurus terhadap landasan
pacu dan 6 unit yang sejajar
dengan landasan pacu), seperti
diilustrasikan pada Gambar 4.39.
APAPI
Untuk warna merah rata di pusat berkas cahaya sekurang kurang 5000cd dan semakin ke tepi menurun secara
berjenjang menjadi 3,500cd, 2500cd, dan 1500c.
Untuk warna putih intesitas cahaya sekurang kurang 32.500cd dan semakin ke tepi menurun secara berjenjang menjadi
21.250cd, 16.250cd, dan 9750cd ditepi berkas cahaya.
RUNWAY THRESHOLD LIGHT DAN WINGBAR
• Saat akan melakukan pendaratan , pilot pesawat udara harus memastikan dimana antara
letak atau posisi batas batas landsan pacu, yang meliputi batas threshold (ujung awal),
runway end ( ujung runway), dan runway edge (tepi-tepi) runway. Pada siang hari, landasan
pacu akan terlihat dengan jelas, yang ditandai dengan marka2 yang menunjukkan batas
landasan pacu. Tetapi apabila pada malam hari atau cuacu kurang bagus saat visibilatas
menurun maka akan ditandai dengan lampu2. Lampu yang dipasang guna menunjukkan
ujung awal runway disebut Runway threshold light.
• Lokasi
Runway threshold light ditempatkan selebar runway, melintang tegak lurus terhaedap garis
tengah landasan pacu, di tempat threshold landasan pacu berada atau di tempat displaced
threshold pada landasan pacu berstatus precision approach. Liat gambar 4.83
• Gambar threshold light
• Perbedaan runway threshold identification light dan runway threshold light
•
Konfigurasi lampu
Bagi landasan pacu dengan normal threshold maupun displaced threshold, berlaku ketentuan
konfiguarsi sebagai berikut :
1. deretan runway threshold light harus diapit olhe 2 runway edge light yang segaris di kanan
dan kiri runway
2. deretan runway threshold light pada non instrument runway, non precision approach runway
atay precision approach kategori 1 dapat disusun 2 pilihan yaitu: (gambar 4.84a)
A. hanya 1 kelompok saja
B. terbagi 2 kelompok secara simetris dikanan dan dikiri garis tengah landasan pacu
Persyaratan lebar celah antar kelompok : lihat gambar 4.84b
sama dengan lebar celah antar touchdown zone light ( jika tersedia) atau touchdown marking
zone
tidak lebih dari ½ jarak literal (melintang) antara runway edge light
Deretan runway threshold light pada precission approach runway katagori 2 atau 3 harus
terdiri dari 1 konfigurasi saja, yaitu seluruhnya merupakan 1 kelompok , (gambar 4.84a)
Karakteristik
– Warna cahaya lampu Warna cahaya lampu adalah putih, kecuali: Jika threshold landasan pacu digeser (displaced
threshold lampu-lampu yang berada di antara threshold lama dan threshold baru harus berwarna merah bila dilihat
dari arah pendekatan/pendaratan pesuwat udar Ilustrasi pada Gambar 4.96 menunjukkan cahaya rumway edge light
bila dilihat oleh pilot pesawat udara yang akan melakukan pendaratan pada suatu landasan yang thresholdnya digeser
(displaced threshold).
– Pada bagian 600 meter atau sepertiga panjang landasan pacu (dipilih yang lebih kecil) sebelum ujung akhir dari bagian
landasan pacu yang ditetapkan sebagai take-off run, boleh bercahaya warna kuning.
Arah pancaran cahaya
Berikut adalah persyaratan arah pancaran cahaya untuk runway edge light:
– Arah pancaran cahaya setiap lampu harus melingkupi sudut azimut- ral azimut tertentu agar
terlihat oleh pesawat udara dan mampu memberikan bimbingan pendaratan atau lepas landas
pesawat udara.
– Jika runway edge light juga berfungsi sebagai circling guidance light, pancaran cahaya adalah ke
seluruh sudut azimut (omnidirectional) O
– Arah pancaran cahaya, bila diukur secara vertikal, harus mencapai 12° di atas permukaan
horizontal.
Intensitas cahaya
Berikut adalah persyaratan intensitas cahaya untuk runway edge light:
a) Jika di kawasan bandara udara terdapat banyak lampu lain, intensitas cahaya setiap runway edge
light sekurang-kurangnya 50 candela (cd).
b) Jika di kawasan bandar udara (terutama sekitar landasan pacu) tidak terdapat lampu-lampu lain,
intensitas cahaya setiap runway edge light harus dapat Disetel (diturun-naikkan) agar tidak
RUNWAY CENTERLINE LIGHT
• Fungsi
menunjukkan poros landasan pacu
untuk memberi indikasi (tanda) tentang sisa Panjang landasan pacu dihitung dari posisi
peswat udara berada, baik pada saat pesawat melakukan lepas landas maupun pendaratan.
• Penggunaan
Runway centerline light harus dipasang pada:
A. Landasan pacu yang berstatus precision approach runway kategori II atau katergori III
B. Landasan pacu yang digunakan untuk lepas landas pada RVR ( Runway Visual Range)
kurang dari 400m
• Runway centerline light juga dianjurkan untuk dipasang pula pada :
Landasan pacu berstatus precision approach runway kategori I, terutama bila :
A. Landasan pacu digunakan oleh pesawat udara yang pendaratanya berkecepatan tinggi, atau
B . Lebar (Jarak melintang) antara runway edge light dikedua sisi landasan pacu lebih dari 50m
Landasan pacu yang digunakan untuk landasan pacu dengan kecepatan sangat tinggi, terutama
bila lebar (jarak) melintang antara runway edge light di kedua sisi landasan pacu lebih dari 50m
Runway centerline light tetap dipasang di Kawasan tersebut bersama dengan approach
lighting system yang ikut bergeser, atau
• c. Runway Center light pada bagian ini digantikan oleh lampu lampu berupa berrete lebar
sekurang -kurangnya sepanjang 3 meter dengan jarak memanjang antara barrete adalah 30
m seperti pada gambar (4.104). karakteristik cahaya dan penyetelan intensitas cahaya harus
dirancang sedemikan rupa sehingga tidak menyilaukan pilot pesawat yang aka lepas landas.
• Karakteristik
Runway centerline light harus berupa lampu jenis inset light ( lampu terbenam rata di permukaan
landas pacu ).
intensitas cahaya untuk runway centerline light dengan jarak memanjang antar lampu 30m, dapat
dilihat pada gambar
Intensitas cahaya di pusat pencaran cahaya rata -rata setidaknya 5.000 cd
A. lebar berkas cahaya lebih kurang antara -8.5° hingga +8.5°
untuk runway center light dengan jarak longitudinal antar lamp 15m, sebaran cahaya bagi precision
approach runway kategori III adalah sama dengan ketentuan diatas , namun bagi precision approach
runway kategori I atau II intensitas cahaya adalah setengah dari ketentuan di atas ( intensitas cahaya di
pusat pancaran cahata rata-rata kurang dari 2500 cd)
• Catu daya listrik
Runway threshold light dan wingbar wajib mendapat catu daya listtrik dari 2 sumber, yaitu
catu daya listrik utama
RUNWAY TOUCHDOWN ZONE LIGHT
Runway Touchdown Zone Light adalah Kumpulan
berbagai touchdown yang membentuk suatu zona
(kawasan) pada permukaan landasan pacu, yang
disebut dengan touchdown zone, kawasan yang berada
pada jarak tertentu dari threshold landasan pacu
Lokasi dan Konfigurasi
– Jika panjang landasan pacu lebih dari 1.800
meter, runway touchdown zone light harus
dipasang pada landasan pacu, dimulai dari
threshold hingga jarak longitudinal 900 meter
dari threshold (lihat Gambar 4.107a).
– Jika panjang landasan pacu kurang dari 1.800
meter, panjang runway touchdown zone light
ini dapat dikurangi; dalam hal ini dari
threshold hingga setengah panjang landasan
pacu (Gambar 4.107b).
– Setiap lampu pada runway
touchdown zone light berbentuk
barrette, di mana seluruh
barrette tergelar secara simetris
dan sejajar di kanan dan di kiri
garis tengah landasan pacu,
dimulai dari threshold landasan
pacu (lihat Gambar 4.108).
Berikut adalah ketentuan untuk jarak antar lampu:
Jarak longitudinal antar barrette adalah antara 30 meter atau 60 meter
Jarak lateral antara 2 buah barrette yang sejajar adalah sama dengan jarak
melintang antar marka touchdown zone, yaitu 18 meter atau 22,5 meter.
Karakteristik
Karakteristik
– Jenis lampu: lampu tetap, inset light, unidirectional
– Warna cahaya kuning
– Intensitas dan pancaran berkas cahaya disamakandengan cahaya lampu poros landasan
Catu daya
– Disarankan catu daya listriknya tersendiri agar tetap dapat difungsikan walaupun lampu lampu lain di landasan pacu
dipadamkan
LAMPU RUNWAY TURNPAD
FUNGSI RUNWAY TURNPAD
untuk berbelok 180° dengan roda tetap berada di daerah perkerasan landasan pacu dan setelah berbelok lebar
tambahan ini akan memudahkan pelurusan pesawat udara terhadap poros landasan pacu.
Runway pad tidak selalu ditempatkan diujung runway , tetapi dibagian-bagian tertentu dari runway yang dapat
digunakan pesawat untuk berputar balik. (Gambar 4.115)
Indikator VDGS harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga bimbingan yang diberikan VDGS merupakan bagian/kesinambungan dari
alat bantu lainnya (misal lampu2 taxiway dari apron) juga memberikan bimbingan gerak pesawat udara menuju lokasi parkir. VDGS harus
terlihat sekurang2nya oleh pilot yang berada di sisi kiri pesawat, namun jika memungkinkan terlihat pula oleh pilot disisi kanan.
VDGS dapat dioperasikan 2 cara, yaitu :
a. Manual, operasinya dikendalikan oleh operator VDGS
b. Otomatis, Operasinya dikendalikan oleh sensor-sensor gelombang elektromagnetik seperti
layaknya penginderaan posisi pesawat oleh peralatan udara atau teknologi sinar laser.
Dalam keadaan ini, bila diperlukan (tidak bersifat permanen) lampu penerangan lain dapat di tambahkan.
Iluminasi yang cukup akan sangat membantu proses pengamanan bandar udara. Sehingga resiko terjadimya
criminal, sabotase, orang2 yang tidak berhak mendekati pesawt atu apron atau kejahatan lainnya, dapat lebih
mudah diketahui dan dapat di tangkal.
Jenis Lampu
Berbagai jenis lampu dapat dipilih asalkan distribusi cahaya yang dihasilkan tidak mengakibatkan warna semu
dari benda yang disinarinya. Direkomendasikan untuk menggunakan lampu2 high pressure sodium atau high
pressure mercury idle.
Iluminasi
Jika iluminasi dari lampu penerangan apron kurang memadai untuk menerangi berbagai kegiatan pelayanan
pesawat udara penggunanan lampu tambahan akan menyelesaikan masalahnya. Maka dari itu Iluminasi
terbagi menjadi 2 arah, yaitu :
A. Iluminasi vertical ( lihat gambar 4.137)
Iluminasinya harus merata dan lebih dari 20 lux
Iluminasinya di posisi akhir pesawat udara adalah antara kebutuhan antara iluminasi minimal hingga 4x
lipat iluminasi minimal
ada ketinggian 2 meter dari permukaan tanah, iluminasi tidak boleh kurang dari 20 lux
B. Iluminasi Horizontal (Gambar 4.138)
Iluminasi di posisi akhir pesawat udara
tidak boleh kurang dari 20 lux
Iluminasi pada titik titk lainnya di apron
tidak boleh kurang dari 50% dari iluminasi
di posisi parkir pesawat udara
C. Iluminasi pada taxiway yang terletak di
apron dibuat serendah mungkin
Tinggi lampu sekurang – kurangnya 2x lipat ketinggian mata pilot di ruangan kemudi pesawat( cockpit)
yang secara regular sering berada di apron .
Lokasi dan tinggi lampu dipilih sedemikian rupa agar ketidaknyamanan petugas-petugas yang bekerja
di apron dapat ditekan serendah mungkin.
• Kriteria Dalam Memasang Lampu Penerangan Apron
Terdapat 5 aspek yang harus dijadikan pertimbangan dalam merancang lampu penerangan apron yaitu :
Aspek pencahayaan
aspek- aspek yang harus di pertimbangkan . Yaitu :
A. Tinggi tiang lampu harus tidak menjadi obstacle bagi operasi penerbangan
B. Pandangan petugas di menara pengawas tidak boleh terhalangi oleh keberadaan almpu penerangan
apron
Aspek Bayangan
Yaitu aspek untuk meminimalkan timbulnya bayangan, titik parkir pesawatnudara hendaknya menerima
cahaya dari berbagai arah. Dengan demikian, lampu penerangan apron hendaknya dipasang di beberapa
lokasi.
Aspek fisik
Yaitu perencanaan letak dan jumlah lampu penerangan apronon harus sudah dirancang sejak bandara udara dibangun,
dengan mempertimbangkan :
A. Luas apron
B. Pengaturan letak posisi parkir pesawat
C. Pengaturan letak taxiway dan rancangan lalu lintas pergerakan pesawat udara
D. Bangunan-bangunan disekitar apron, terutama letak Menara pengawas
E. Letak landasan pacu dan tempat pendaratan helicopter
Aspek Kelistrikan
Yaitu jika dipilih jenis lampu gas buang (discharge lamp), hendaknya digunakan catu daya listirk sistem tiga frasa (bukan
fasa tunggal), untuk mencegah timbulnya efek Strobostrik
Aspek Pemeliharaan
Yaitu memelihara lampu dengan tiang yang ekstra tinggi bukanlah sesuatu yang mudah, dan seringkali mahal. Untuk itu
hendaknya dipilih lampu-lampu yang tahan lama agar frekusensi pemeliharaanya jarang. Lampu-lampu hendaknya
disusun dalam kelompok sehingga beberapa lampu dapat dirawat sekaligus dalam sekali perawatan.