Anda di halaman 1dari 50

Airfield Lighting System ( 1 )

SINGKATAN - SINGKATAN
ALI = Apron Flood Light APH = Approach Lighting High-
APS = Approach Side Row Intensity .
CLB = Clearance Bar APL = Approach Lighting Low-
DMB = Distance Marker Board Intensity
FOL = Flashing Obstruction Light APM = Approach Lighting Medium-
GSP = Ground Signal Panel Intensity
HZB = Hazard Beacon PAPI = Precision Approach Path
HEL = Heliport Edge Lighting Indicator
LDI = Landing Direction Indicator REH = Runway Edge Lighting
OLI = Obstruction Light High-Intensity
RCL = Runway Centerline Lighting REL = Runway Edge Lighting Low-
ROB = Rotating Beacon Intensity
ROV = Runway Overrun REM = Runway Edge Lighting
RWE = Runway End Lighting Medium-Intensity
SFL = Sequence Flashing Light RTI = Runway Threshold
SIR = Sirine Identification Light
STB = Stop Bar VAS = Visual Approach Slope
TDZ = Touch Down Zone Indicator System
TGS = Taxiway Guidance Sign
THR = Threshold Lighting
TLP = Turn Loop Lighting
TRL = Traffic Light
TXA = Taxiway Apron Lighting
TXE = Taxiway Edge Lighting
TXC = Taxiway Centerline Lighting
WDI = Wind Direction Indicator
WIG = Wig Wag

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 1


17 TLB 1
Karakteristik dan kategori Airfield Lighting System

Pengertian AFL/ALS/AGL
Non-precision approach
Airfield Lighting System (ALS) atau (AFL) runway : hanya tersedia visual
atau Aeronautical Ground Lighting (AGL) aid dan instrument untuk
Airfield Lighting System (AFL) centre line.
merupakan alat bantu pendaratan visual Precision approach runway,
yang berfungsi membantu dan melayani category I : tersedia visual aid
pesawat terbang selama tinggal landas, dan instrument untuk centre
mendarat dan melakukan taxi (jalan line dan slope pendaratan
menuju apron) agar dapat bergerak untuk decision hight 60 m,
secara efisien dan aman. visibility 800 m RVR 550 m.
Fasilitas AFL diperlukan tidak hanya Precision approach runway,
karena cahaya atau penerangan yang category II : tersedia visual aid
dipancarkannya, melainkan lebih pada dan instrument untuk centre
isyarat dan informasi yang diberikan, line dan slope pendaratan
karena itu AFL diperlukan tidak hanya untuk decision hight 30 m,
pada malam hari tapi juga pada siang hari visibility 0 m RVR 350 m.
dalam cuaca buruk atau atas permintaan Precision approach runway,
penerbang. category III A : tersedia visual
aid dan instrument untuk
centre line dan slope
pendaratan untuk decision
hight <30 m, visibility 0 m RVR
200 m .
Precision approach runway,
category III B : tersedia visual
aid dan instrument untuk
centre line dan slope
pendaratan untuk decision
hight <15 m, visibility 0 m RVR
Jenis Runway berdasarkan Annex 14
50 m.
Precision approach runway,
Non instrument runway : Visual aid category III B : tersedia visual
tersedia untuk landing aid dan instrument untuk
Instrument runway : Visual aid dan centre line dan slope
instrument tersedia untuk landing pendaratan untuk decision

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 2


17 TLB 1
hight 0 m, visibility 0 m RVR 0
m

Runway Declared Distance


Take-off run available (TORA) : Panjang
runway yang tersedia untuk take off.
Accelerate-stop distance available
(ASDA) : Panjang runway yang tersedia
untuk take off ditambah stopway jika
tersedia.
Take-off distance available (TODA) :
Panjang runway yang tersedia untuk take
off ditambah clearway jika tersedia.
Landing distance available (LDA) :
Panjang runway yang tersedia untuk
landing.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 3


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 2 )
Sinyal Sinyal
Sinyal atau Sign adalah Adalah
tanda berbentuk persegi panjang VOR Aerodrome Checkpoint Sign :
yang berisikan informasi atau Berupa iinformasi menunjukan
perintah berupa tulisan huruf informasi dan posisi fasilitas VOR
maupun angka yang diletakan suatu aerodrome dg tulisan warna
dekat dengan R/W atau T/W. hitam dg latar belakang kuning.

Mandatory Sign : Berupa instruksi


menunjukan arah R/W, holding
position, no entry, dll.

Aerodrome Identification Sign :


Berupa informasi menunjukan
informasi nama suatu aerodrome
dg tulisan warna hitam dg ukuran
tulisan tidak kurang dr 3 m.

Information Sign : Berupa iinformasi


menunjukan arah R/W, lokasi
pesawat, tujuan, runway exit,
Aircraft Stand Identification Sign :
runway vacated, dan intersection.
Berupa informasi menunjukan
informasi posisi lokasi suatu
pesawat yang dinyatakan dalam
derajat Lintang dan Bujur.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 1


17 TLB 1
Road Holding Position Sign : Berupa
perintah untuk jalan akses atau jalan
raya yang akan memasuki runway.

Wind Direction: Berupa peralatan


yang menunjukkan arah angin.

Landing Direction: Berupa


peralatan yang menunjukkan arah
Runway yang dapat digunakan

untuk landing.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 2


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 3 )
Marking and Marker
Marking : disebut juga marka, digambar Taxiway Marking
atau dicat di permukaan r/w, t/w, apron. o Taxiway centre line marking :
marka tengah taxiway
Marker : disebut juga rambu, berbentuk o Runway-holding position
cone atau prisma dan digunakan apabila marking : marka
diperlukan. pemberhentian pesawat
Runway Marking sebelum maasuk runway
o Runway Designation Marking : o Intermediate holding position
berupa arah runway untuk marking : marka
landing posisi di dekat T/H. pemberhentian pesawat pada
o Runway centre line marking : persilangan taxiway
marka tengaah landasan. o Road-holding position marking
o Threshold marking : marka : marka pemberhentian
ujung dua sisi landasan. kendaraan sebelum memasuki
o Aiming point marking : marka taxiway maupun runway
berpijaknya roda pesawat. o Mandatory instruction
o Touchdown zone marking : marking : marka berupa
marka toleransi berpijaknya instruksi yang berwarna
roda pesawat. merah
o Runway side stripe marking : o Information marking : marka
marka sisi kanan kiri runway berupa informasi berwarna
o Runway turn pad marking : kuning.
marka tempat berputarnya
pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 1


17 TLB 1
Apron Marking Marker

o VOR aerodrome checkpoint Unpaved Runway edge marker


marking : marka menunjukkan
lokasi VOR aerodrome Stopway edge marker

o Aircraft stand marking : marka Edge Marker


posisi parker pesawat
Taxiway edge marker
o Apron safety lines : garis
Taxiway centre line marker
keamanan appron
Unpaved taxiway edge marker
o Road-holding position marking :
marka pemberhentian Boundary Marker
kendaraan sebelum memasuki
apron

o Mandatory instruction marking :


marka berupa instruksi yang
berwarna merah

o Information marking : marka


berupa informasi berwarna
kuning

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 2


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 4 )
JENIS Airfield Lighting System
A. Berdasarkan Konstruksi Lampu C. Berdasarkan Intensitas Cahaya

Surface Light atau Insert Light : o High Intensity : 100 w, 150 w, 200 w
Konstruksi Lampu tertanam di o Medium Intensity : 45 < 100 w
permukaan runway/taxiway/apron o Low Intensity : 30 w < 45 w
Elevated Light : konstruksi lampu
timbul di permukaan area sekitar
runway/taxiway/apron.

B. Berdasarkan Pancaran Lampu

Omnidirectional : Pancaran cahaya ke


segala arah
Bidirectional : pancaran cahayaa ke dua
arah
Unidirectional : pancaran cahaya ke satu
arah saja

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 1


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

A. Aeronautical Light
o Aeronautical Beacons
o Landmark Beacon
1. Aeronautical Beacons
Diperlukan apabila bandara
beroperasi pada malam hari dan B. PAPI (Precision Approach Path
rendah visibility serta berfungsi Indicator) dan VASI (Visual Approach
untuk menentukan lokasi bandara. Slope Indicator)
o VASI (Visual Approach Slope
• Aerodrome Beacon : Indicator)
- warna putih hijau untuk lokasi  Two Bar VASIS
bandara di darat.  Three Bar VASIS
- warna putih dan kuning untuk  T-VASIS
lokasi bandara di air. o PAPI (Precision Approach Path
Indicator)
• Identification Beacon  PAPI
- warna hijau berkedip untuk lokasi  A-PAPI
bandara di darat.
VASI (Visual Approach Slope Indicator)
- warna putih berkedip untuk lokasi
bandara di air.  Two Bar VASIS
- memberikan informasi kode morse
identitas bandara.

Prinsip kerja 2 Bar VASIS :


UWWB : Up Wiind Wing Bar VASIS
1. TOO HIGH
- DWWB PUTIH
2. Landmark Beacons
- UWWB PUTIH
Diperlukan apabila untuk penanda 2. ON SLOPE
- DWWB PUTIH
suatu tempat dan banyak ditemukan
- UWWB MERAH
di pinggir pantai berwarna putih dan
merah berkedip.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 1


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

3. TOO LOW
- DWWB MERAH • T-VASIS
- UWWB MERAH
Ket :
DWWB : Down Wind Wing Bar
UWWB : Up Wiind Wing Bar

• Three Bar VASIS

Prinsip kerja 3 Bar VASIS :


TOO HIGH
- FUU NOTVISIBLE
- WB PUTIH
- FDU PUTIH
Prinsip kerja 3 Bar VASIS : ON SLOPE
TOO HIGH - FUU NOT VIBLE
- DWWB PUTIH - WB PUTIH
- MWWB PUTIH - FDU NOT VISIBLE
- UWWB PUTIH TOO LOW
SLIGHTLY HIGH - FUU PUTIH
- DWWB PUTIH - WB PUTIH
- MWWB PUTIH - FDU NOT VISIBLE
- UWWB MERAH Ket :
ON SLOPE FLY UP UNIT (FUU)
- DWWB PUTIH FLY DOWN UNIT (FDU)
- MWWB MERAH WING BAR (WB)
- UWWB MERAH
TOO LOW
- DWWB MERAH
- MWWB MERAH
- UWWB MERAH
Ket :
DOWN WIND WING BAR (DWWB)
MIDDLE WING WING BAR (MWWB)
UP WIND WING BAR (UWWP)

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 2


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

2. PAPI (Precision Approach Path Indicator) • HAPI (Heliport Approach Path Indicator)
• PAPI

Prinsip kerja PAPI :


TOO HIGH • Prinsip kerja HAPI :
- A PUTIH
• Flashing Green Light = Helicopter
- B PUTIH
above the optimal approach slope
- C PUTIH
(too high).
-D PUTIH
• Fix Green Light = Helicopter on
SLIGHTLY HIGH
the slope.
- A PUTIH
• Fix Red Light = Helicopter slightly
- B PUTIH
below the optimal slope (slightly
- C PUTIH
too low).
- D MERAH
• Flashing Red Light = Helicopter
ON SLOPE
below the optimal slope (too
- A PUTIH
low).
- B PUTIH
- C MERAH
- D MERAH
Setting Sudut HAPI (Heliport Approach Path
SLIGHTLY LOW
Indicator) yaitu antara 1 derajat sd 12 derajat +- 5”
- A PUTIH
- B MERAH
- C MERAH
- D MERAH
TOO LOW
- A MERAH
- B MERAH
- C MERAH
- D MERAH

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 3


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

• CHAPI (Chase Heliport Approach Path C. Approach Lighting Configuration System


Indicator) atau 3 Color HAPI.
Approach Light System

o Omnidirectional Approach Lighting


Systems (ODALS).
Prinsip kerja CHAPI :
TOO HIGH o Short Approach Lighting System
- A PUTIH (SALS).
- B PUTIH
SLIGHTLY HIGH o Simplified Short Approach
- A PUTIH Lighting System (SSALS).
- B HIJAU
ON SLOPE
o Simplified Short Approach
- A HIJAU
Lighting System with Runway
-B HIJAU
SLIGHTLY LOW Alignment Indicator Lights
- A HIJAU (SSALR).
- B MERAH
TOO LOW o Simplified Short Approach
- A MERAH Lighting System with Sequenced
- B MERAH Flashing Lights (SSALSF).
Setting Sudut CHAPI (Chase Heliport Approach
Path Indicator) yaitu antara 1 derajat sd 12 derajat o Medium Approach Lighting
+- 5” System (MALS).

o Medium Approach Lighting


System
o Medium-intensity Approach
Lighting System with Runway
Alignment Indicator Lights
(MALSR).

o Medium-intensity Approach
Lighting System with Sequenced
Flashing lights (MALSF).
o Precision Approach Lighting System
(PALS)

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 4


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Precision Approach Lighting System LIL dapat disediakan untuk memandu


Cat I pesawat sepanjang jalur approach yang
o Precision Approach Lighting System
Cat II
o Precision Approach Lighting System
Cat III

spesifik dikarenakan untuk menghindari


2. Circling Guidance Light (CGL)
dataran berbahaya dan mengurangi
Circling Guidance Light adalah lampu
kebisingan.
yang seharusnya dipasang ketika
lampu approach dan runway cukup Mempunyai interval tidak melebihi 1600m,
untuk mengidentifikasi approach area dapat melengkung, lurus ataupun
untuk manuver perputaran pesawat. kombinasi.
CGL terdiri dari :
• Lampu yang menunjukkan
perpanjangan dr centre line runway
atau approach light
• Lampu yang menunjukkan posisi
threshold
• Lampu yang menunjukkan arah
lokasi runway
Lampu bias berupa lampu fixed atau
flashing dan berwarna putih.
3. Runway Lead In Light System (LIL)

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 5


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

Lampu LIL berwarna putih atau steady dan


menyala berdasarkan urutan.

5. Runway Wing Bar Lights

Lampu yang dapat diinstal pada


Precision Runway untuk mempertegas
posisi runway threshold dan dapat juga
4. Runway Threshold Identification (RTIL)
dipasang pada non instrument atau non
atau Runway End Identification Light
precision runway yang thresholdnya
(REIL)
dipindahkan.
Lampu yang dapat diinstal pada Non
Wing Bar dibagi menjadi dua grup
Precision Runway untuk mempertegas
kanan dan kiri, berwarna hijau, masing2
posisi runway threshold dan apabila
paling tidak berjumlah lima lampu atau
lampu approach tidak dapat disediakan
setidaknya pada 10 m ke arah luar dan
serta dapat disediakan ketika runway
lampu yang paling dalam sejajar dg
threshold dipindahkan secara permanen
runway edge. ( Cek Gambar di PPT ).
ataupun sementara saja dr posisi
normal.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 6


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

D. Runway Light System Configuration 2. Runway threshold lights

1. Runway edge lights Adalah barisan lampu berwarna hijau


yang disusun pada area Threshold ke arah
Adalah barisan lampu berwarna putih approach untuk memberikan informasi
yang disusun di kiri dan kanan runway untuk kepada pilot awal atau ambang landasan.
memberikan informasi kepada pilot
bahwa di antara kedua lampu tersebut Disediakan untuk runway yang
terdapat runway (membentuk garis lurus di dilengkapi dengan runway edge light
sebelah kiri dan kanan runway). kecuali pada runway non instrument atau
non precision approach dimana
R/W Edge light digunakan untuk thresholdnya dipindahkan dan wingbar
malam hari atau pada Precision Approach tersedia.
digunakan untuk siang dan malam hari.
Lokasi tidak lebih dari 3 m dari luar
R/W Edge light di pasang tidak boleh runway
lebih 3 m dari sisi landasan.
Konfigurasi dari T/H Light dan
R/W Edge light dipasang sepanjang Wingbar Light bisa dilihat pada Standar
kiri dan kanan landasan dengan jarak Gambar yang dikeluarkan oleh Faslektrik
maksimum 60 meter dari lampu yang (DBU).
satu ke lampu yang lain pada Instrument
Runway dan Tidak lebih 100 meter pada non Runway threshold lights terdiri dari :
instrument runway.
o Pada non instrument atau non
Warna cahaya lampu adalah putih kecuali : precision runway paling tidak ada 6
lampu.
a. Merah pada kasus Displaced o Pada precision runway cat I paling
Threshold mulai dari awal runway tidak jarak interval antar lampu 3 m
sampai akhir Displaced Threshold diantara sisi kanan dan kiri runway
pada arah approach. edge light.
b. Yellow pada 600 m atau 1/3 dari o Pada precision runway cat II atau III
panjang R/W menuju R/W End. paling tidak jarak interval antar
lampu tidak melebihi 3 m diantara
sisi kanan dan kiri runway edge
light.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 7


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

3. Runway end lights


o Disediakan untuk runway yang
dilengkapi dengan runway edge light.
o Lokasi tidak lebih dari 3 m dari luar
runway end.
o Berjumlah paling tidak 6 lampu.
o Berjarak yang sama diantara sisi
runway edge light.
o Dibagi menjadi 2 grup dan jarak gap
antar grup tidak melebihi dari
setengah jarak dua sisi runway edge
light.

4. Runway centre line lights


o Disediakan pada precision runway cat
II atau III.
o Dapat disediakan pada runway cat I
apabila runway digunakan oleh
pesawat dg kecepatan tinggi atau
lebar runway edge light lebih dr 50 m.
o R/W Centre Line Lights adalah barisan
lampu yang terletak pada centre line
R/W berwarna Clear dan dipasang
pada Approach Cat II dan III dengan
jarak 7,5 s/d 15 meter, Cat I berjarak 30
m. 5. Runway touchdown zone lights
o Jenis lampu Inset Bidirectional 8 inchi. o Disediakan pada precision runway cat
o Warna cahaya clear tetapi pada jarak II atau III.
900 s/d 300 meter kearah R/W End o Barisan lampu pada R/W sepanjang
berwarna bergantian merah dan 900m mulai dari Threshold,
clear, dan 300 m menuju R/W end kepanjangan dari Side Row Barrete
berwarna merah. berwarna clear (Unidirectional) .
o Dipasang tidak boleh lebih 60 cm dari o Pancaran cahaya ke arah approach
centre line. atau pendaratan pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 8


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Jumlah lampu setiap bar paling tidak 3 6. Stopway lights


lampu dg jarak 1,5 m. o Stopway lights digunakan untuk
o Jarak total bar tidak kurang dr 3 m dan malam hari.
tidak lebih dr 4 ,5 m. o Dipasang sepanjang stopway dan
o Jumlah lampu setiap bar disesuaikan posisi di kanan dan kiri.
dengan Side Row Barrete. o Dipasang tidak lebih dari 3 meter di
o Jarak antar bar 60 m atau 30 m. luar stopway.
o Berwarna merah dg jenis
unidirectional.

7. Runway Status Light

RWSL adalah system peringatan untuk


pesawat pada saat take off atau
Cat I pesawat/kendaraan yang akan cross runway
ketika ada pesawat di runway RWSL System
terdiri atas :

a. Runway Entrance Light (REL)

b. Takeoff Hold Lights (THL)

c. Variable Message Sign (VMS)

a. Runway Entrance Light (REL)

o Dipasang linear dari sebelum holding


position sampai tengah runway.
o Intervalnya sama dan dibawah 15 m
o Warna lampu merah
Cat II / III

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 9


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Intensitas cahaya 200 cd dg beam 19,5 c. Variable Message Sign (VMS)


derajat horizontal dan 1-10 derajat
vertikal o Dipasang disekitar taxiway pada holding
o Direkomendasikan type lampu LED position sebelum runway atau
intersection taxiway.
o Intervalnya sama dan dibawah 30 m
antar lampu dan 450 m per baris.
o Berrwarna background merah dengan
tulisan STOP warna putih.

b. Takeoff Hold Lights (THL)

o Dipasang pada dua sisi runway centre


line secara linear.
o Intervalnya sama dan dibawah 30 m
antar lampu dan 450 m per baris.
o Warna lampu merah. E. Taxiway Light System Configuration
o Intensitas cahaya 1500 cd dg beam 5
1. Taxiway edge lights
derajat horizontal dan 0-9 derajat
vertikal. o Disediakan di sebelah/ sisi Runway Turn
o Direkomendasikan type lampu LED. Pad, Holding Bay, de icing facility dan
apron yang dapat digunakan pada
malam hari.
o Disediakan pada untuk rute taxi
pesawat dengan jarak yang sama
maximal 60 m, pada belokan taxi dapat
mempunyai interval jarak yang lebih

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 10


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

kecil dari 60 m sehingga dapat centre line menuju parker pesawat,


memberikan informasi belokan dg jelas. dikecualikan untuk bandara yang
o Disediakan untuk holding bay, deicing mempunyai traffic rendah pada kondisi
facility, apron dapat berjarak tidak lebih taxiway edge light dan marka centre line
dr 60 m. memadai.
o Disediakan untuk runway turn pad o Disediakan pada seluruh kondisi visibility
dengan jarak tidak lebih 30 m. apabila merupakan salah satu
o Berjarak maksimal 3 m dari sisi runway komponen dalam Advanced Surfaced
turn pad, de icing facility, apron, holding Movement Gudance and Control System
bay. (SMGCS).
o Berwarna biru, mempunyai sudut o Berwarna fix hijau pada taxiway, exit
vertikal paling tidak 75 dg intensitas taxiway menuju runway.
paling tidak 2 cd dr 0  sd 6  dan 0,2 cd o Berwarna fix hijau dan kuning dr runway
pada sudut 6  sd 75. centre line ke ILS Sensitive area setelah
itu hijau semua.
2. Taxiway centre line lights o Apabila dekat dengan perimeter ILS
o Berlokasi di taxiay centre line dan boleh berwarna kuning semua.
digeser tidak lebih dr 30 cm. o Berwarna hijau semua untuk pesawat
o Berjarak maksimal 30 m antar lampu menuju runway.
pada taxiway kecuali pada kondisi cuaca o Dipasang sejauh 60 m sebelum rapid
tertentu dapat maksimal 60 m dan exit taxiway apabila tersedia dan
untuk RVR kurang dr 350 m tidak lebih dr berjarak maksimal 60 cm disebelah
15 m. marka runway centre line dan berjarak
o Pada kondisi RVR kurang dr 350 m maksimal 15 m kecuali runway tanpa
belokan taxiway tidak melebihi 15 m centre line lights bias berjarak 30 m.
antar lampu, pada radius belokan o Pada exit taxiway yang lain berjarak
kurang dr 400 m berjarak maximal 7,5 maksimal 7,5 m.
m, dapat kembali berjarak 60 m setelah o Pada Runway berjarak maksimal 7,5 m.
belokan, pada radius belokan 401 m sd
899 m berjarak 15 m, pada radius 3. Stop bar lights
belokan lebih dari 900 m dapat berjarak o Sebaiknya dipasang pada setiap runway
30 m. holding position dan digunakan pada
o Sebaiknya disediakan pada exit taxiway, kondisi rvr kurang dr 350 m kecuali
de icing facility dan apron untuk kondisi fasilitas bantuan dan prosedur cukup
RVR kurang dari 350 m untuk untuk mencegah pesawat dan
memberikan panduan dari runway kendaraan bertabrakan.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 11


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Dipasang pada rvr kurang dr 550 m o Sebaiknya mempunyai sumber daya


apabila prosedur tidak memadai dan yang berbeda dg lampu runway.
banyak pergerakan pesawat pada satu
waktu dan pergerakan kendaraan 5. Runway turn pad light
sangat penting. o Disediakan untuk panduan pada runway
o Berlokasi secara melintang dg taxiway turn pad dan digunakan untuk kondisi
dan apabila melebihi taxiway maka RVR kurang dari 350 m, malam hari
berlokasi tidak kurang dr 3 m dr sisi sehingga mempermudah pesawat
taxiway edge. untuk melakukan putaran 180 derajat
o Jarak antar lampu 3 m berwarna merah dan lurus dengan centre line.
mendekati intersection atau holding o Berlokasi di runway turn pad marking
position menuju runway. pada kondisi normal dan dapat
o Design circuit pada cross taxiway dapat diletakkan tidak lebih dari 30 cm dr
dipilih mati nyalanya. marking apabila tidak memungkinkan.
o Design circuit pada stop bar yg berlokasi o Jarak interval antar lampu tidak lebih
di cross taxiway yang digunakan sebagai dari 15 m pada seksi garis lurus dan tidak
exit taxiway dapat dipilih dalam grup. lebih dr 7,5 m pada seksi belokan.
o Ketika stop bar menyala taxiway centre o Berjenis unidirectional fix green hanya
line yang padam paling tidak berjarak 90 dr arah mendekati runway turnpad.
m setelah stop bar.
o Stop bar sebaiknya nyalanya bergantian
dg taxiway centre line light, ketika stop
bar nyala maka taxiway centre line
setelahnya padam dan sebaliknya.

4. Rapid Exit Taxiway indicator lights (RETILS)


o Berfungsi untuk memberikan informasi
jarak ke rapid exit taxiway terdekat dari
runway pada situasi low visibility agar
pilot melakukan tindakan rem untuk
lebih efisien untuk keluar runway.
o Disediakan pada RVR kurang dari 350 m. 6. De Icing/ anti Icing facility exit lights
o Berlokasi lurus dg Runway Centre Line o Dipasang pada batas exit De Icing/ anti
Lights dg masing2 jarak antar lampu 2 m. Icing facility exit lights.
o Berwarna kuningpada arah approach
pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 12


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Berlokasi 0,3 m di dalam marking exit runway dg rvr antara 550 m sd 1200 m
batas De Icing/ anti Icing facility exit pada traffic pesawat medium.
lights. o Pada config A terdiri dr sepasang lampu
o Berjarak 6 m antar lampu dan berwarna warna kuning dan nyalanya bergantian.
kuning. o Pada config B terdiri dr lampu dg
interval 3 m melintang di taxiway dan
nyalanya kedip bersamaan.
o Light beam unidirectional dan terlihat
sebelum holding position.
o Kedip antara 30 sd 60 cycle per menit.

7. Runway Guard Light


o Dipasang untuk memperingatkan pilot
dan sopir kendaraan ketika berada di
taxiway dan akan memasuki runway yg
aktif.
o Berwarna kuning berkedip disebelah
kanan dan kiri atau di pavement taxiway
pada area holding position.
o Dipasang sesuai config A pada
intersection taxiway atau runway dg rvr
kurang dr 550 m ketika stop bar tidak
terpasang.
o Dipasang sesuai config A pada
intersection taxiway atau runway dg rvr 8. Intermediate Hoding Position Lights
antara 550 m sd 1200 m pada traffic o Dipasang pada intermediate holding
pesawat sibuk. position pada rvr kurang dr 350 m.
o Direkomendasikan dipasang sesuai o Dipasang pada jarak 0,3 m sebelum
config A pada intersection taxiway atau marking intermediate holding position .
runway dg rvr kurang dr 550 m ketika o Terdiri dr 3 fix unidirectional berwarna
stop bar terpasang. kuning dg jarak 1,5 m antar lampu pada
o Direkomendasikan dipasang sesuai arah mendekati intermediate holding
config A pada intersection taxiway atau position.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 13


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Iluminasi horisontal 20 lux dg rasio tidak


lebih dr 4:1 .
o Iluminasi vertical 20 lux dg tinggi diatas
2 m.

2. Visual Docking Guidance System

F. Apron Light System Configuration o Dipasang untuk membantu


mempresisikan posisi pesawat pada
1. Apron Flood Lighting parkir stand.
o Sistemnya terdiri arah dan petunjuk stop
o Direkomendasikan dipasang pada dapat digunakan pada segala kondisi
apron, de icing facility dan parkir cuaca, jarak pandang, pencahayaan, dan
pesawat khusus serta digunakan untuk kondisi permukaan apron pada siang
malam hari. dan malam.
o Diletakkan untuk menerangi seuruh o Dapat dilihat minimal oleh pilot disisi
area apron dg cahaya yang tidak terlalu sebelaah kiri.
menyilaukan pilot, apron controller dan o Warna hijau untuk pesawat jalan dan
personil di apron. merah untuk pesawat berhenti dan
o Peletakan apron flood light sebaiknya warna ketiga dapat digunakan untuk
dlam kondisi yaitu parkir pesawat memperingati titik stop sudah dekat.
menerima cahaya dr 2 sisi untuk
meminimalkan bayangan.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 14


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

4. Road Holding Position Lights

o Dipasang pada setiap jalan akses yang


bersilangan dg runway untuk RVR
maksimal 350 m dan direkomendasikan
untuk rvr 350 m sd 550 m.
o Dipasang kurang lebih 1,5 m ± 0,5 m dr sisi
jalan kiri atau kanan sesuai regulasi
masing2
o Road Holding Position Light terdiri dari
warna merah untuk stop dan hijau untuk
jalan atau merah berkedip dg frekwensi 30
sd 60 kedip per menit.

3. Aircraft Stand Manoeuvring Guidance lights


o Dipasang untuk memberitahu posisi
koordinat pesawat dan nomor parkir
pada apron atau de icing facility untuk
jarak pandang rendah atau kondisi yg
lain.
o Berwarna fixed kuning untuk panduan
dan merah untuk posisi stop.
o Lampu dapat menyala untuk
menunjukkan parker pesawat sedang G. Other
digunakan atau tidak.
1. Wind Direction Lighting

o Lampu yang dipergunakan untuk


menerangi Wind Direction Indicator.
o Wind Direction dan lampunya diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat oleh
pesawat dan terbebas dr turbulensi
pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 15


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

2. Landing Direction Indicator Light 4. Hazard Beacon (Tower Beacon)


o Lampu yang digunakan untuk
menunjukkan arah landing pesawat. o Berfungsi untuk mengurangi tingkat
o Diletakkan pada tempat yang tepat dan bahaya untuk pesawat.
berbentuk huruf T. o Berkedip atau flashing yang dapat
o Berwarna putih atau oranye dengan dilihat dr jarak jauh.
lampu berwarna putih. o Berwarna merah.

3. Sirine

o Berfungsi untuk memberikan 5. Obstruction Light


peringatan kepada seluruh personel
o Berfungsi untuk mengurangi tingkat
atau siapapun untuk waspada
bahaya untuk pesawat dan menandai
dikarenakan akan ada pesawat yang
objek pada malam maupun siang.
akan mendarat atau takeoff.
o Berkedip atau fixed dengan warna
merah putih atau kuning sesuai kriteria.
o Dipasang pada area inner.
o Terbagi menjadi tiga jenis intensitas
Low, Medium dan High (dapat dilihat di
table dibawah).
o Low intensity untuk objek atau
bangunan dg tinggi kurang dr 45 m.
o Medium intensity untuk objek atau
bangunan dg tinggi 45 m sd 150 m.
o High intensity untuk objek atau
bangunan dg tinggi lebih dr 150 m.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 16


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

H. AFLCS (Airfield Lighting Control System)


atau ALCMS (Airfield Lighting Control
Monitoring System).

Sistem kontrol dan monitoring untuk Airfield


Lighting System diperlukan untuk mengatur
beroperasi atau padamnya AFL maupun
intensitas cahaya yang disesuaikan dengan
kebutuhan penerbang baik beroperasi pada
siang saat cuaca buruk maupun malam hari.

Sistem yang digunakan saat ini terbagi menjadi


(2) sistem yaitu :

1. Elektro Mekanikal (Switch dan Relay).

2. Computerized.

1. Elektro Mekanikal (Switch dan Relay)

Komponen Utama yang digunakan adalah :

o Switch
.
o Relay
o Kontaktor
o Lampu Indikator
o Kabel Kontrol
o Panel Box
o Meja Kontrol

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 17


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

program. CPU terdiri dari dua


bagian utama, yaitu unit kendali
(control unit) dan unit arithmatika
dan logika (arithmetic and logic
unit). Disamping dua bagian utama
tersebut, CPU memiliki beberapa
memori internal yang berukuran
kecil yang disebut dengan register.
Sedangkan memori
dibutuhkan untuk proses
2. Computerized pengolahan dan penyimpanan data.
a. Teori dasar Komputer. CPU hanya dapat menyimpan data
Sebuah sistem komputer dan instruksi di register yang
pada prinsipnya terdiri atas 4 bagian ukurannya kecil, sehingga tidak
penting, yaitu: CPU (Central dapat menyimpan semua informasi
Processing Unit), memori, alat I/O yang dibutuhkan untuk keseluruhan
(Input/Output), dan interkoneksi proses dari program. Dibutuhkan
diantara semua bagian tersebut memori baik yang bersifat internal
yang sering disebut dengan Bus. memori seperti RAM dan ROM
Bagian-bagian tersebut maupun eksternal memori seperti
saling bekerja sama dalam satu harddisk untuk memaksimalkan
kesatuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengolahan data yang
perintah-perintah yang diberikan dilakukan oleh CPU.
oleh manusia atau programmer Selain itu untuk
untuk menyelesaikan suatu masalah memberikan masukan atau input
tertentu. dan melihat hasil atau output dari
Bagian-bagian tersebut sebuah hasil pemrosesan komputer
saling bekerja sama dalam satu dibutuhkan kemampuan untuk
kesatuan untuk melaksanakan dapat mengakomodir semua hal
perintah-perintah yang diberikan tersebut maka dalam sistem
oleh manusia atau programmer komputer dikenal sebuah fasilitas
untuk menyelesaikan suatu masalah yang dinamakan alat input/output
tertentu. (I/O). Terakhir kesemuanya bagian
Bagian-bagian tersebut tersebut dalam sebuah sistem
masing-masing memiliki fungsi yang komputer dihubungkan atau
beragam dan saling terkait satu diinterkoneksikan dengan sebuah
dengan yang lainnya. CPU (Central fasilitas yang disebut dengan Bus.
Processing Unit) merupakan tempat Dalam sistem komputer kita
pemrosesan instruksi-instruksi mengenal ada tiga macam bus yaitu:

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 18


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

bus alamat, bus kontrol, dan bus dengan peralatan tersebut,


data. disebabkan oleh hal-hal berikut :
Teori dasar Teknik Antar Muka Komputer
b. Interfacing (Komunikasi antar (Interfacing).
muka). o Terdapat beraneka ragam peralatan/
Komputer saat ini telah piranti yang memiliki metode operasi
menjadi alat bantu utama bagi beragam.
manusia dan digunakan bukan o Laju transfer data dalam piranti
hanya untuk menyelesaikan seringkali lebih lambat dibandingkan
permasalahan di temapat kerja, dengan laju transfer data dengan
membuat program atau bermain pemroses utama (Mikroprosesor).
game, tetapi dapat digunakan untuk o Piranti seringkali menggunakan
mengontrol alat melalui berbagai format data yang berbeda dengan
port yang tersedia dan dikenal pemroses utama (Mikroprosesor).
dengan istilah Interfacing Jadi tidaklah praktis untuk menghubungkan
komputer. mikroprosesor secara langsung dengan piranti
Interfacing (antar muka) yang ingin dijalankannya. Diperlukan suatu
adalah bagian dari disiplin ilmu teknik untuk mem”perantara”kan pemroses
komputer yg mempelajari teknik- utama (mikroprosesor) dengan dunia luar.
teknik menghubungkan komputer Teknik ini dapat dijalankan melalui :
dengan peralatan elektronika o Perangkat lunak, berupa program,
lainnya. Sistim komputer yang yakni suatu prosedur tertentu untuk
berpusat pada pemroses utama menjalankan piranti. Dalam dunia
(baik itu Mikroprosesor maupun komputer, program ini lebih dikenal
Mikrokontroler)memiliki sebagai Driver/installer. Adapula
kemampuan yang besar dalam perangkat lunak yang dimasukkan
memecahkan masalah tetapi tidak kedalam perangkat keras yand
ada manfaatnya tanpa disebut sebagai Firmware.
menghubungkan dengan peralatan o Perangkat keras, yakni berupa piranti
lainnya. khusus mulai dari serpih (IC) yang
Suatu teknik khusus terintegrasi dalam sebuah papan
diperlukan untuk dapat induk (Chipsets-Onboard), berupa
menghubungkan dengan peralatan- sebuah port atau bahkan terintegrasi
peralatan tersebut. kedalam papan yang ditancapkan
Menghubungkan pemroses utama pada system bus (Card).
dengan peralatan elektronik lainnya Interfacing bukanlah disiplin ilmu yang berdiri
bukanlah persoalan yang mudah. sendiri tetapi berkaitan erat dengan disiplin ilmu
Kita tidak dapat langsung komputer lainnya. Pemahaman yang mendalam
menghubungkan pemroses utama dari disiplin lainnya yang berkaitan dengan

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 19


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

bahasan interfacing ini akan sangat membantu Jenis Modbus antara lain :
untuk memahami materi-materi yang disajikan o Modbus RTU - Merupakan varian Modbus
selanjutnya. Disiplin ilmu komputer ini adalah yang ringkas dan digunakan pada
Elektronika Analog dan Digital, Mikroprosesor, komunikasi serial. Format RTU dilengkapi
Organisasi dan Arsitektur Komputer, Komunikasi dengan mekanisme cyclic redundancy error
Data serta pendukung Bahasa Pemrograman, (CRC) untuk memastikan keandalan data.
baik berbasis Teks seperti Bahasa Rakitan/ Modbus RTU merupakan implementasi
Assembly, C, Basic, Pascal maupun berbasis protokol Modbus yang paling umum
Grafis seperti Visual Basic, Visual C, Delphi digunakan. Setiap frame data dipisahkan
bahkan berbasis Web seperti Java. dengan periode idle (silent).
o Modbus RTU - Merupakan varian Modbus
Contoh : Centronic DB25, PPI 8255, Modbus, USB yang ringkas dan digunakan pada
Salah satu system interfacing yang popular komunikasi serial. Format RTU dilengkapi
dipakai dalam dunia teknik adalah Modbus. dengan mekanisme cyclic redundancy error
Modbus adalah protokol komunikasi (CRC) untuk memastikan keandalan data.
serial yang dipublikasikan oleh Modicon pada Modbus RTU merupakan implementasi
tahun 1979 untuk diaplikasikan ke dalam protokol Modbus yang paling umum
programmable logic controllers (PLCs). Modbus digunakan. Setiap frame data dipisahkan
sudah menjadi standar protokol yang umum dengan periode idle (silent) (RS485)
digunakan untuk menghubungkan peralatan (RS422).
elektronik industri. Beberapa alasan mengapa o Modbus ASCII - Digunakan pada komunikasi
protokol ini banyak digunakan, antara lain: serial dengan memanfaatkan karakter ASCII.
o Modbus dipublikasikan secara Format ASCII menggunakan mekanisme
terbuka dan bebas royalty. longitudinal redundancy check (LRC). Setiap
o Mudah digunakan dan dipelihara. frame data Modbus ASCII diawali dengan
o Memindahkan data bit atau word titik dua (":") dan baris baru yang mengikuti
tanpa terlalu banyak membatasi (CR/LF) (RS232).
vendor. o Modbus TCP/IP atau Modbus TCP -
Modbus digunakan untuk komunikasi antar Merupakan varian Modbus yang digunakan
banyak perangkat dalam satu jaringan, misalnya pada jaringan TCP/IP. (Ethernet TCP/IP).
dalam sebuah sistem yang melakukan
pengukuran suhu dan kelembapan dan
mengirimkan hasilnya ke sebuah komputer.
Modbus sering digunakan untuk
menghubungkan komputer pemantau dengan
remote terminal unit (RTU) pada sistem
supervisory control and data acquisition
(SCADA).
RS 232

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 20


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

RS 485

c. Sistem AFLCS.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 21


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

A. Aeronautical Light
o Aeronautical Beacons
o Landmark Beacon
1. Aeronautical Beacons
Diperlukan apabila bandara
beroperasi pada malam hari dan B. PAPI (Precision Approach Path
rendah visibility serta berfungsi Indicator) dan VASI (Visual Approach
untuk menentukan lokasi bandara. Slope Indicator)
o VASI (Visual Approach Slope
• Aerodrome Beacon : Indicator)
- warna putih hijau untuk lokasi  Two Bar VASIS
bandara di darat.  Three Bar VASIS
- warna putih dan kuning untuk  T-VASIS
lokasi bandara di air. o PAPI (Precision Approach Path
Indicator)
• Identification Beacon  PAPI
- warna hijau berkedip untuk lokasi  A-PAPI
bandara di darat.
VASI (Visual Approach Slope Indicator)
- warna putih berkedip untuk lokasi
bandara di air.  Two Bar VASIS
- memberikan informasi kode morse
identitas bandara.

Prinsip kerja 2 Bar VASIS :


UWWB : Up Wiind Wing Bar VASIS
1. TOO HIGH
- DWWB PUTIH
2. Landmark Beacons
- UWWB PUTIH
Diperlukan apabila untuk penanda 2. ON SLOPE
- DWWB PUTIH
suatu tempat dan banyak ditemukan
- UWWB MERAH
di pinggir pantai berwarna putih dan
merah berkedip.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 1


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

3. TOO LOW
- DWWB MERAH • T-VASIS
- UWWB MERAH
Ket :
DWWB : Down Wind Wing Bar
UWWB : Up Wiind Wing Bar

• Three Bar VASIS

Prinsip kerja 3 Bar VASIS :


TOO HIGH
- FUU NOTVISIBLE
- WB PUTIH
- FDU PUTIH
Prinsip kerja 3 Bar VASIS : ON SLOPE
TOO HIGH - FUU NOT VIBLE
- DWWB PUTIH - WB PUTIH
- MWWB PUTIH - FDU NOT VISIBLE
- UWWB PUTIH TOO LOW
SLIGHTLY HIGH - FUU PUTIH
- DWWB PUTIH - WB PUTIH
- MWWB PUTIH - FDU NOT VISIBLE
- UWWB MERAH Ket :
ON SLOPE FLY UP UNIT (FUU)
- DWWB PUTIH FLY DOWN UNIT (FDU)
- MWWB MERAH WING BAR (WB)
- UWWB MERAH
TOO LOW
- DWWB MERAH
- MWWB MERAH
- UWWB MERAH
Ket :
DOWN WIND WING BAR (DWWB)
MIDDLE WING WING BAR (MWWB)
UP WIND WING BAR (UWWP)

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 2


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

2. PAPI (Precision Approach Path Indicator) • HAPI (Heliport Approach Path Indicator)
• PAPI

Prinsip kerja PAPI :


TOO HIGH • Prinsip kerja HAPI :
- A PUTIH
• Flashing Green Light = Helicopter
- B PUTIH
above the optimal approach slope
- C PUTIH
(too high).
-D PUTIH
• Fix Green Light = Helicopter on
SLIGHTLY HIGH
the slope.
- A PUTIH
• Fix Red Light = Helicopter slightly
- B PUTIH
below the optimal slope (slightly
- C PUTIH
too low).
- D MERAH
• Flashing Red Light = Helicopter
ON SLOPE
below the optimal slope (too
- A PUTIH
low).
- B PUTIH
- C MERAH
- D MERAH
Setting Sudut HAPI (Heliport Approach Path
SLIGHTLY LOW
Indicator) yaitu antara 1 derajat sd 12 derajat +- 5”
- A PUTIH
- B MERAH
- C MERAH
- D MERAH
TOO LOW
- A MERAH
- B MERAH
- C MERAH
- D MERAH

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 3


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

• CHAPI (Chase Heliport Approach Path C. Approach Lighting Configuration System


Indicator) atau 3 Color HAPI.
Approach Light System

o Omnidirectional Approach Lighting


Systems (ODALS).
Prinsip kerja CHAPI :
TOO HIGH o Short Approach Lighting System
- A PUTIH (SALS).
- B PUTIH
SLIGHTLY HIGH o Simplified Short Approach
- A PUTIH Lighting System (SSALS).
- B HIJAU
ON SLOPE
o Simplified Short Approach
- A HIJAU
Lighting System with Runway
-B HIJAU
SLIGHTLY LOW Alignment Indicator Lights
- A HIJAU (SSALR).
- B MERAH
TOO LOW o Simplified Short Approach
- A MERAH Lighting System with Sequenced
- B MERAH Flashing Lights (SSALSF).
Setting Sudut CHAPI (Chase Heliport Approach
Path Indicator) yaitu antara 1 derajat sd 12 derajat o Medium Approach Lighting
+- 5” System (MALS).

o Medium Approach Lighting


System
o Medium-intensity Approach
Lighting System with Runway
Alignment Indicator Lights
(MALSR).

o Medium-intensity Approach
Lighting System with Sequenced
Flashing lights (MALSF).
o Precision Approach Lighting System
(PALS)

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 4


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Precision Approach Lighting System LIL dapat disediakan untuk memandu


Cat I pesawat sepanjang jalur approach yang
o Precision Approach Lighting System
Cat II
o Precision Approach Lighting System
Cat III

spesifik dikarenakan untuk menghindari


2. Circling Guidance Light (CGL)
dataran berbahaya dan mengurangi
Circling Guidance Light adalah lampu
kebisingan.
yang seharusnya dipasang ketika
lampu approach dan runway cukup Mempunyai interval tidak melebihi 1600m,
untuk mengidentifikasi approach area dapat melengkung, lurus ataupun
untuk manuver perputaran pesawat. kombinasi.
CGL terdiri dari :
• Lampu yang menunjukkan
perpanjangan dr centre line runway
atau approach light
• Lampu yang menunjukkan posisi
threshold
• Lampu yang menunjukkan arah
lokasi runway
Lampu bias berupa lampu fixed atau
flashing dan berwarna putih.
3. Runway Lead In Light System (LIL)

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 5


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

Lampu LIL berwarna putih atau steady dan


menyala berdasarkan urutan.

5. Runway Wing Bar Lights

Lampu yang dapat diinstal pada


Precision Runway untuk mempertegas
posisi runway threshold dan dapat juga
4. Runway Threshold Identification (RTIL)
dipasang pada non instrument atau non
atau Runway End Identification Light
precision runway yang thresholdnya
(REIL)
dipindahkan.
Lampu yang dapat diinstal pada Non
Wing Bar dibagi menjadi dua grup
Precision Runway untuk mempertegas
kanan dan kiri, berwarna hijau, masing2
posisi runway threshold dan apabila
paling tidak berjumlah lima lampu atau
lampu approach tidak dapat disediakan
setidaknya pada 10 m ke arah luar dan
serta dapat disediakan ketika runway
lampu yang paling dalam sejajar dg
threshold dipindahkan secara permanen
runway edge. ( Cek Gambar di PPT ).
ataupun sementara saja dr posisi
normal.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 6


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

D. Runway Light System Configuration 2. Runway threshold lights

1. Runway edge lights Adalah barisan lampu berwarna hijau


yang disusun pada area Threshold ke arah
Adalah barisan lampu berwarna putih approach untuk memberikan informasi
yang disusun di kiri dan kanan runway untuk kepada pilot awal atau ambang landasan.
memberikan informasi kepada pilot
bahwa di antara kedua lampu tersebut Disediakan untuk runway yang
terdapat runway (membentuk garis lurus di dilengkapi dengan runway edge light
sebelah kiri dan kanan runway). kecuali pada runway non instrument atau
non precision approach dimana
R/W Edge light digunakan untuk thresholdnya dipindahkan dan wingbar
malam hari atau pada Precision Approach tersedia.
digunakan untuk siang dan malam hari.
Lokasi tidak lebih dari 3 m dari luar
R/W Edge light di pasang tidak boleh runway
lebih 3 m dari sisi landasan.
Konfigurasi dari T/H Light dan
R/W Edge light dipasang sepanjang Wingbar Light bisa dilihat pada Standar
kiri dan kanan landasan dengan jarak Gambar yang dikeluarkan oleh Faslektrik
maksimum 60 meter dari lampu yang (DBU).
satu ke lampu yang lain pada Instrument
Runway dan Tidak lebih 100 meter pada non Runway threshold lights terdiri dari :
instrument runway.
o Pada non instrument atau non
Warna cahaya lampu adalah putih kecuali : precision runway paling tidak ada 6
lampu.
a. Merah pada kasus Displaced o Pada precision runway cat I paling
Threshold mulai dari awal runway tidak jarak interval antar lampu 3 m
sampai akhir Displaced Threshold diantara sisi kanan dan kiri runway
pada arah approach. edge light.
b. Yellow pada 600 m atau 1/3 dari o Pada precision runway cat II atau III
panjang R/W menuju R/W End. paling tidak jarak interval antar
lampu tidak melebihi 3 m diantara
sisi kanan dan kiri runway edge
light.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 7


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

3. Runway end lights


o Disediakan untuk runway yang
dilengkapi dengan runway edge light.
o Lokasi tidak lebih dari 3 m dari luar
runway end.
o Berjumlah paling tidak 6 lampu.
o Berjarak yang sama diantara sisi
runway edge light.
o Dibagi menjadi 2 grup dan jarak gap
antar grup tidak melebihi dari
setengah jarak dua sisi runway edge
light.

4. Runway centre line lights


o Disediakan pada precision runway cat
II atau III.
o Dapat disediakan pada runway cat I
apabila runway digunakan oleh
pesawat dg kecepatan tinggi atau
lebar runway edge light lebih dr 50 m.
o R/W Centre Line Lights adalah barisan
lampu yang terletak pada centre line
R/W berwarna Clear dan dipasang
pada Approach Cat II dan III dengan
jarak 7,5 s/d 15 meter, Cat I berjarak 30
m. 5. Runway touchdown zone lights
o Jenis lampu Inset Bidirectional 8 inchi. o Disediakan pada precision runway cat
o Warna cahaya clear tetapi pada jarak II atau III.
900 s/d 300 meter kearah R/W End o Barisan lampu pada R/W sepanjang
berwarna bergantian merah dan 900m mulai dari Threshold,
clear, dan 300 m menuju R/W end kepanjangan dari Side Row Barrete
berwarna merah. berwarna clear (Unidirectional) .
o Dipasang tidak boleh lebih 60 cm dari o Pancaran cahaya ke arah approach
centre line. atau pendaratan pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 8


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Jumlah lampu setiap bar paling tidak 3 6. Stopway lights


lampu dg jarak 1,5 m. o Stopway lights digunakan untuk
o Jarak total bar tidak kurang dr 3 m dan malam hari.
tidak lebih dr 4 ,5 m. o Dipasang sepanjang stopway dan
o Jumlah lampu setiap bar disesuaikan posisi di kanan dan kiri.
dengan Side Row Barrete. o Dipasang tidak lebih dari 3 meter di
o Jarak antar bar 60 m atau 30 m. luar stopway.
o Berwarna merah dg jenis
unidirectional.

7. Runway Status Light

RWSL adalah system peringatan untuk


pesawat pada saat take off atau
Cat I pesawat/kendaraan yang akan cross runway
ketika ada pesawat di runway RWSL System
terdiri atas :

a. Runway Entrance Light (REL)

b. Takeoff Hold Lights (THL)

c. Variable Message Sign (VMS)

a. Runway Entrance Light (REL)

o Dipasang linear dari sebelum holding


position sampai tengah runway.
o Intervalnya sama dan dibawah 15 m
o Warna lampu merah
Cat II / III

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 9


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Intensitas cahaya 200 cd dg beam 19,5 c. Variable Message Sign (VMS)


derajat horizontal dan 1-10 derajat
vertikal o Dipasang disekitar taxiway pada holding
o Direkomendasikan type lampu LED position sebelum runway atau
intersection taxiway.
o Intervalnya sama dan dibawah 30 m
antar lampu dan 450 m per baris.
o Berrwarna background merah dengan
tulisan STOP warna putih.

b. Takeoff Hold Lights (THL)

o Dipasang pada dua sisi runway centre


line secara linear.
o Intervalnya sama dan dibawah 30 m
antar lampu dan 450 m per baris.
o Warna lampu merah. E. Taxiway Light System Configuration
o Intensitas cahaya 1500 cd dg beam 5
1. Taxiway edge lights
derajat horizontal dan 0-9 derajat
vertikal. o Disediakan di sebelah/ sisi Runway Turn
o Direkomendasikan type lampu LED. Pad, Holding Bay, de icing facility dan
apron yang dapat digunakan pada
malam hari.
o Disediakan pada untuk rute taxi
pesawat dengan jarak yang sama
maximal 60 m, pada belokan taxi dapat
mempunyai interval jarak yang lebih

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 10


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

kecil dari 60 m sehingga dapat centre line menuju parker pesawat,


memberikan informasi belokan dg jelas. dikecualikan untuk bandara yang
o Disediakan untuk holding bay, deicing mempunyai traffic rendah pada kondisi
facility, apron dapat berjarak tidak lebih taxiway edge light dan marka centre line
dr 60 m. memadai.
o Disediakan untuk runway turn pad o Disediakan pada seluruh kondisi visibility
dengan jarak tidak lebih 30 m. apabila merupakan salah satu
o Berjarak maksimal 3 m dari sisi runway komponen dalam Advanced Surfaced
turn pad, de icing facility, apron, holding Movement Gudance and Control System
bay. (SMGCS).
o Berwarna biru, mempunyai sudut o Berwarna fix hijau pada taxiway, exit
vertikal paling tidak 75 dg intensitas taxiway menuju runway.
paling tidak 2 cd dr 0  sd 6  dan 0,2 cd o Berwarna fix hijau dan kuning dr runway
pada sudut 6  sd 75. centre line ke ILS Sensitive area setelah
itu hijau semua.
2. Taxiway centre line lights o Apabila dekat dengan perimeter ILS
o Berlokasi di taxiay centre line dan boleh berwarna kuning semua.
digeser tidak lebih dr 30 cm. o Berwarna hijau semua untuk pesawat
o Berjarak maksimal 30 m antar lampu menuju runway.
pada taxiway kecuali pada kondisi cuaca o Dipasang sejauh 60 m sebelum rapid
tertentu dapat maksimal 60 m dan exit taxiway apabila tersedia dan
untuk RVR kurang dr 350 m tidak lebih dr berjarak maksimal 60 cm disebelah
15 m. marka runway centre line dan berjarak
o Pada kondisi RVR kurang dr 350 m maksimal 15 m kecuali runway tanpa
belokan taxiway tidak melebihi 15 m centre line lights bias berjarak 30 m.
antar lampu, pada radius belokan o Pada exit taxiway yang lain berjarak
kurang dr 400 m berjarak maximal 7,5 maksimal 7,5 m.
m, dapat kembali berjarak 60 m setelah o Pada Runway berjarak maksimal 7,5 m.
belokan, pada radius belokan 401 m sd
899 m berjarak 15 m, pada radius 3. Stop bar lights
belokan lebih dari 900 m dapat berjarak o Sebaiknya dipasang pada setiap runway
30 m. holding position dan digunakan pada
o Sebaiknya disediakan pada exit taxiway, kondisi rvr kurang dr 350 m kecuali
de icing facility dan apron untuk kondisi fasilitas bantuan dan prosedur cukup
RVR kurang dari 350 m untuk untuk mencegah pesawat dan
memberikan panduan dari runway kendaraan bertabrakan.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 11


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Dipasang pada rvr kurang dr 550 m o Sebaiknya mempunyai sumber daya


apabila prosedur tidak memadai dan yang berbeda dg lampu runway.
banyak pergerakan pesawat pada satu
waktu dan pergerakan kendaraan 5. Runway turn pad light
sangat penting. o Disediakan untuk panduan pada runway
o Berlokasi secara melintang dg taxiway turn pad dan digunakan untuk kondisi
dan apabila melebihi taxiway maka RVR kurang dari 350 m, malam hari
berlokasi tidak kurang dr 3 m dr sisi sehingga mempermudah pesawat
taxiway edge. untuk melakukan putaran 180 derajat
o Jarak antar lampu 3 m berwarna merah dan lurus dengan centre line.
mendekati intersection atau holding o Berlokasi di runway turn pad marking
position menuju runway. pada kondisi normal dan dapat
o Design circuit pada cross taxiway dapat diletakkan tidak lebih dari 30 cm dr
dipilih mati nyalanya. marking apabila tidak memungkinkan.
o Design circuit pada stop bar yg berlokasi o Jarak interval antar lampu tidak lebih
di cross taxiway yang digunakan sebagai dari 15 m pada seksi garis lurus dan tidak
exit taxiway dapat dipilih dalam grup. lebih dr 7,5 m pada seksi belokan.
o Ketika stop bar menyala taxiway centre o Berjenis unidirectional fix green hanya
line yang padam paling tidak berjarak 90 dr arah mendekati runway turnpad.
m setelah stop bar.
o Stop bar sebaiknya nyalanya bergantian
dg taxiway centre line light, ketika stop
bar nyala maka taxiway centre line
setelahnya padam dan sebaliknya.

4. Rapid Exit Taxiway indicator lights (RETILS)


o Berfungsi untuk memberikan informasi
jarak ke rapid exit taxiway terdekat dari
runway pada situasi low visibility agar
pilot melakukan tindakan rem untuk
lebih efisien untuk keluar runway.
o Disediakan pada RVR kurang dari 350 m. 6. De Icing/ anti Icing facility exit lights
o Berlokasi lurus dg Runway Centre Line o Dipasang pada batas exit De Icing/ anti
Lights dg masing2 jarak antar lampu 2 m. Icing facility exit lights.
o Berwarna kuningpada arah approach
pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 12


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Berlokasi 0,3 m di dalam marking exit runway dg rvr antara 550 m sd 1200 m
batas De Icing/ anti Icing facility exit pada traffic pesawat medium.
lights. o Pada config A terdiri dr sepasang lampu
o Berjarak 6 m antar lampu dan berwarna warna kuning dan nyalanya bergantian.
kuning. o Pada config B terdiri dr lampu dg
interval 3 m melintang di taxiway dan
nyalanya kedip bersamaan.
o Light beam unidirectional dan terlihat
sebelum holding position.
o Kedip antara 30 sd 60 cycle per menit.

7. Runway Guard Light


o Dipasang untuk memperingatkan pilot
dan sopir kendaraan ketika berada di
taxiway dan akan memasuki runway yg
aktif.
o Berwarna kuning berkedip disebelah
kanan dan kiri atau di pavement taxiway
pada area holding position.
o Dipasang sesuai config A pada
intersection taxiway atau runway dg rvr
kurang dr 550 m ketika stop bar tidak
terpasang.
o Dipasang sesuai config A pada
intersection taxiway atau runway dg rvr 8. Intermediate Hoding Position Lights
antara 550 m sd 1200 m pada traffic o Dipasang pada intermediate holding
pesawat sibuk. position pada rvr kurang dr 350 m.
o Direkomendasikan dipasang sesuai o Dipasang pada jarak 0,3 m sebelum
config A pada intersection taxiway atau marking intermediate holding position .
runway dg rvr kurang dr 550 m ketika o Terdiri dr 3 fix unidirectional berwarna
stop bar terpasang. kuning dg jarak 1,5 m antar lampu pada
o Direkomendasikan dipasang sesuai arah mendekati intermediate holding
config A pada intersection taxiway atau position.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 13


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

o Iluminasi horisontal 20 lux dg rasio tidak


lebih dr 4:1 .
o Iluminasi vertical 20 lux dg tinggi diatas
2 m.

2. Visual Docking Guidance System

F. Apron Light System Configuration o Dipasang untuk membantu


mempresisikan posisi pesawat pada
1. Apron Flood Lighting parkir stand.
o Sistemnya terdiri arah dan petunjuk stop
o Direkomendasikan dipasang pada dapat digunakan pada segala kondisi
apron, de icing facility dan parkir cuaca, jarak pandang, pencahayaan, dan
pesawat khusus serta digunakan untuk kondisi permukaan apron pada siang
malam hari. dan malam.
o Diletakkan untuk menerangi seuruh o Dapat dilihat minimal oleh pilot disisi
area apron dg cahaya yang tidak terlalu sebelaah kiri.
menyilaukan pilot, apron controller dan o Warna hijau untuk pesawat jalan dan
personil di apron. merah untuk pesawat berhenti dan
o Peletakan apron flood light sebaiknya warna ketiga dapat digunakan untuk
dlam kondisi yaitu parkir pesawat memperingati titik stop sudah dekat.
menerima cahaya dr 2 sisi untuk
meminimalkan bayangan.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 14


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

4. Road Holding Position Lights

o Dipasang pada setiap jalan akses yang


bersilangan dg runway untuk RVR
maksimal 350 m dan direkomendasikan
untuk rvr 350 m sd 550 m.
o Dipasang kurang lebih 1,5 m ± 0,5 m dr sisi
jalan kiri atau kanan sesuai regulasi
masing2
o Road Holding Position Light terdiri dari
warna merah untuk stop dan hijau untuk
jalan atau merah berkedip dg frekwensi 30
sd 60 kedip per menit.

3. Aircraft Stand Manoeuvring Guidance lights


o Dipasang untuk memberitahu posisi
koordinat pesawat dan nomor parkir
pada apron atau de icing facility untuk
jarak pandang rendah atau kondisi yg
lain.
o Berwarna fixed kuning untuk panduan
dan merah untuk posisi stop.
o Lampu dapat menyala untuk
menunjukkan parker pesawat sedang G. Other
digunakan atau tidak.
1. Wind Direction Lighting

o Lampu yang dipergunakan untuk


menerangi Wind Direction Indicator.
o Wind Direction dan lampunya diletakkan
pada tempat yang mudah dilihat oleh
pesawat dan terbebas dr turbulensi
pesawat.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 15


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

2. Landing Direction Indicator Light 4. Hazard Beacon (Tower Beacon)


o Lampu yang digunakan untuk
menunjukkan arah landing pesawat. o Berfungsi untuk mengurangi tingkat
o Diletakkan pada tempat yang tepat dan bahaya untuk pesawat.
berbentuk huruf T. o Berkedip atau flashing yang dapat
o Berwarna putih atau oranye dengan dilihat dr jarak jauh.
lampu berwarna putih. o Berwarna merah.

3. Sirine

o Berfungsi untuk memberikan 5. Obstruction Light


peringatan kepada seluruh personel
o Berfungsi untuk mengurangi tingkat
atau siapapun untuk waspada
bahaya untuk pesawat dan menandai
dikarenakan akan ada pesawat yang
objek pada malam maupun siang.
akan mendarat atau takeoff.
o Berkedip atau fixed dengan warna
merah putih atau kuning sesuai kriteria.
o Dipasang pada area inner.
o Terbagi menjadi tiga jenis intensitas
Low, Medium dan High (dapat dilihat di
table dibawah).
o Low intensity untuk objek atau
bangunan dg tinggi kurang dr 45 m.
o Medium intensity untuk objek atau
bangunan dg tinggi 45 m sd 150 m.
o High intensity untuk objek atau
bangunan dg tinggi lebih dr 150 m.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 16


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

H. AFLCS (Airfield Lighting Control System)


atau ALCMS (Airfield Lighting Control
Monitoring System).

Sistem kontrol dan monitoring untuk Airfield


Lighting System diperlukan untuk mengatur
beroperasi atau padamnya AFL maupun
intensitas cahaya yang disesuaikan dengan
kebutuhan penerbang baik beroperasi pada
siang saat cuaca buruk maupun malam hari.

Sistem yang digunakan saat ini terbagi menjadi


(2) sistem yaitu :

1. Elektro Mekanikal (Switch dan Relay).

2. Computerized.

1. Elektro Mekanikal (Switch dan Relay)

Komponen Utama yang digunakan adalah :

o Switch
.
o Relay
o Kontaktor
o Lampu Indikator
o Kabel Kontrol
o Panel Box
o Meja Kontrol

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 17


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

program. CPU terdiri dari dua


bagian utama, yaitu unit kendali
(control unit) dan unit arithmatika
dan logika (arithmetic and logic
unit). Disamping dua bagian utama
tersebut, CPU memiliki beberapa
memori internal yang berukuran
kecil yang disebut dengan register.
Sedangkan memori
dibutuhkan untuk proses
2. Computerized pengolahan dan penyimpanan data.
a. Teori dasar Komputer. CPU hanya dapat menyimpan data
Sebuah sistem komputer dan instruksi di register yang
pada prinsipnya terdiri atas 4 bagian ukurannya kecil, sehingga tidak
penting, yaitu: CPU (Central dapat menyimpan semua informasi
Processing Unit), memori, alat I/O yang dibutuhkan untuk keseluruhan
(Input/Output), dan interkoneksi proses dari program. Dibutuhkan
diantara semua bagian tersebut memori baik yang bersifat internal
yang sering disebut dengan Bus. memori seperti RAM dan ROM
Bagian-bagian tersebut maupun eksternal memori seperti
saling bekerja sama dalam satu harddisk untuk memaksimalkan
kesatuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengolahan data yang
perintah-perintah yang diberikan dilakukan oleh CPU.
oleh manusia atau programmer Selain itu untuk
untuk menyelesaikan suatu masalah memberikan masukan atau input
tertentu. dan melihat hasil atau output dari
Bagian-bagian tersebut sebuah hasil pemrosesan komputer
saling bekerja sama dalam satu dibutuhkan kemampuan untuk
kesatuan untuk melaksanakan dapat mengakomodir semua hal
perintah-perintah yang diberikan tersebut maka dalam sistem
oleh manusia atau programmer komputer dikenal sebuah fasilitas
untuk menyelesaikan suatu masalah yang dinamakan alat input/output
tertentu. (I/O). Terakhir kesemuanya bagian
Bagian-bagian tersebut tersebut dalam sebuah sistem
masing-masing memiliki fungsi yang komputer dihubungkan atau
beragam dan saling terkait satu diinterkoneksikan dengan sebuah
dengan yang lainnya. CPU (Central fasilitas yang disebut dengan Bus.
Processing Unit) merupakan tempat Dalam sistem komputer kita
pemrosesan instruksi-instruksi mengenal ada tiga macam bus yaitu:

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 18


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

bus alamat, bus kontrol, dan bus dengan peralatan tersebut,


data. disebabkan oleh hal-hal berikut :
Teori dasar Teknik Antar Muka Komputer
b. Interfacing (Komunikasi antar (Interfacing).
muka). o Terdapat beraneka ragam peralatan/
Komputer saat ini telah piranti yang memiliki metode operasi
menjadi alat bantu utama bagi beragam.
manusia dan digunakan bukan o Laju transfer data dalam piranti
hanya untuk menyelesaikan seringkali lebih lambat dibandingkan
permasalahan di temapat kerja, dengan laju transfer data dengan
membuat program atau bermain pemroses utama (Mikroprosesor).
game, tetapi dapat digunakan untuk o Piranti seringkali menggunakan
mengontrol alat melalui berbagai format data yang berbeda dengan
port yang tersedia dan dikenal pemroses utama (Mikroprosesor).
dengan istilah Interfacing Jadi tidaklah praktis untuk menghubungkan
komputer. mikroprosesor secara langsung dengan piranti
Interfacing (antar muka) yang ingin dijalankannya. Diperlukan suatu
adalah bagian dari disiplin ilmu teknik untuk mem”perantara”kan pemroses
komputer yg mempelajari teknik- utama (mikroprosesor) dengan dunia luar.
teknik menghubungkan komputer Teknik ini dapat dijalankan melalui :
dengan peralatan elektronika o Perangkat lunak, berupa program,
lainnya. Sistim komputer yang yakni suatu prosedur tertentu untuk
berpusat pada pemroses utama menjalankan piranti. Dalam dunia
(baik itu Mikroprosesor maupun komputer, program ini lebih dikenal
Mikrokontroler)memiliki sebagai Driver/installer. Adapula
kemampuan yang besar dalam perangkat lunak yang dimasukkan
memecahkan masalah tetapi tidak kedalam perangkat keras yand
ada manfaatnya tanpa disebut sebagai Firmware.
menghubungkan dengan peralatan o Perangkat keras, yakni berupa piranti
lainnya. khusus mulai dari serpih (IC) yang
Suatu teknik khusus terintegrasi dalam sebuah papan
diperlukan untuk dapat induk (Chipsets-Onboard), berupa
menghubungkan dengan peralatan- sebuah port atau bahkan terintegrasi
peralatan tersebut. kedalam papan yang ditancapkan
Menghubungkan pemroses utama pada system bus (Card).
dengan peralatan elektronik lainnya Interfacing bukanlah disiplin ilmu yang berdiri
bukanlah persoalan yang mudah. sendiri tetapi berkaitan erat dengan disiplin ilmu
Kita tidak dapat langsung komputer lainnya. Pemahaman yang mendalam
menghubungkan pemroses utama dari disiplin lainnya yang berkaitan dengan

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 19


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

bahasan interfacing ini akan sangat membantu Jenis Modbus antara lain :
untuk memahami materi-materi yang disajikan o Modbus RTU - Merupakan varian Modbus
selanjutnya. Disiplin ilmu komputer ini adalah yang ringkas dan digunakan pada
Elektronika Analog dan Digital, Mikroprosesor, komunikasi serial. Format RTU dilengkapi
Organisasi dan Arsitektur Komputer, Komunikasi dengan mekanisme cyclic redundancy error
Data serta pendukung Bahasa Pemrograman, (CRC) untuk memastikan keandalan data.
baik berbasis Teks seperti Bahasa Rakitan/ Modbus RTU merupakan implementasi
Assembly, C, Basic, Pascal maupun berbasis protokol Modbus yang paling umum
Grafis seperti Visual Basic, Visual C, Delphi digunakan. Setiap frame data dipisahkan
bahkan berbasis Web seperti Java. dengan periode idle (silent).
o Modbus RTU - Merupakan varian Modbus
Contoh : Centronic DB25, PPI 8255, Modbus, USB yang ringkas dan digunakan pada
Salah satu system interfacing yang popular komunikasi serial. Format RTU dilengkapi
dipakai dalam dunia teknik adalah Modbus. dengan mekanisme cyclic redundancy error
Modbus adalah protokol komunikasi (CRC) untuk memastikan keandalan data.
serial yang dipublikasikan oleh Modicon pada Modbus RTU merupakan implementasi
tahun 1979 untuk diaplikasikan ke dalam protokol Modbus yang paling umum
programmable logic controllers (PLCs). Modbus digunakan. Setiap frame data dipisahkan
sudah menjadi standar protokol yang umum dengan periode idle (silent) (RS485)
digunakan untuk menghubungkan peralatan (RS422).
elektronik industri. Beberapa alasan mengapa o Modbus ASCII - Digunakan pada komunikasi
protokol ini banyak digunakan, antara lain: serial dengan memanfaatkan karakter ASCII.
o Modbus dipublikasikan secara Format ASCII menggunakan mekanisme
terbuka dan bebas royalty. longitudinal redundancy check (LRC). Setiap
o Mudah digunakan dan dipelihara. frame data Modbus ASCII diawali dengan
o Memindahkan data bit atau word titik dua (":") dan baris baru yang mengikuti
tanpa terlalu banyak membatasi (CR/LF) (RS232).
vendor. o Modbus TCP/IP atau Modbus TCP -
Modbus digunakan untuk komunikasi antar Merupakan varian Modbus yang digunakan
banyak perangkat dalam satu jaringan, misalnya pada jaringan TCP/IP. (Ethernet TCP/IP).
dalam sebuah sistem yang melakukan
pengukuran suhu dan kelembapan dan
mengirimkan hasilnya ke sebuah komputer.
Modbus sering digunakan untuk
menghubungkan komputer pemantau dengan
remote terminal unit (RTU) pada sistem
supervisory control and data acquisition
(SCADA).
RS 232

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 20


17 TLB 1
Airfield Lighting System ( 5 )
KONFIGURASI LAMPU Airfield Lighting System

RS 485

c. Sistem AFLCS.

MUH AL AFDHI DEWANTARA

AIRPORT ELECTRICAL ENGINEERING 21


17 TLB 1

Anda mungkin juga menyukai