Anda di halaman 1dari 5

ATC Transponder

A. Sekilas Tentang ATC System

Untuk menjaga jarak aman antar pesawat selama di darat dan di udara, maka diperlukan suatu sistem
pengatur lalu lintas udara yang disebut sebagai ATC System (Air Traffic Control), dan keberadaan
simtem ini biasanya ditandai dengan adanya gedung menara ATC (tower) di area bandar udara.
Sistem ini dikembangkan pada saat perang dunia kedua yang menerapkan aplikasi radar sekunder
Secondary Surveilance Radar (SSR), yaitu radar untuk mengenali pesawat teman atau pesawat musuh,
sering disebut sebagai IFF (Identification Friend or Foe).

Ada dua jenis tipe radar yaitu Radar Primer (Primary Radar) dan Radar Sekunder (Secondary Radar).
Radar primer mengirimkan gelombang ke obyek dan gelombang pantulannya diterima balik oleh radar
pengawas, sedangkan pada radar sekunder gelombang yang diterima akan diproses lebih dahulu baru
kemudian dikirimkan Kembali ke radar pengawas.

Pada radar primer ATC, energi gelombang radar dipantulkan kembali oleh badan pesawat untuk
memberikan informasi jarak dan azimuth (arah), yang kemudian ditampilkan pada layar petugas ATC.
Sistem ini disebut sebagai Primary Surveillance Radar (PSR).

Pada radar sekunder ATC, sinyal khusus dengan energi rendah (sinyal interogasi) ditransmisikan dan
diterima oleh transponder yang terpasang pada pesawat. Setelah sinyal interogasi ini diproses,
kemudian transponder mengirimkan sinyal jawaban yang berisi informasi seperti ketinggian pesawat,
azimuth, jarak dan lainnya, yang kemudian disebut sebagai Secondary Surveillance Radar (SSR).

Di dalam system ATC, kedua antena radar primer dan sekunder dipasang pada satu assy dan berputar
bersama, sehingga menjadi satu sistem yang terkoordinasi seperti gambar di bawah:
B. Cara Kerja ATC Transponder

Sistem ATC beroperasi dengan menggunakan dua frekuensi gelombang radar L-band, yaitu gelombang
pembawa 1030 MHz untuk interogasi dan gelombang pembawa 1090 MHz untuk merespon atau
memberikan jawaban.

Sistem transponder akan mengalokasikan kode empat digit unik yang digunakan untuk
mengidentifikasi setiap pesawat secara berbeda dan ditampilkan secara rapi pada layar pengontrol.
Dengan layar yang rapi dan setiap pesawat dengan mudah diidentifikasi, maka akan lebih banyak
pesawat yang dapat diizinkan masuk ke wilayah udara suatu bandar udara. Diagram blok dasar sistem
ATC gabungan PSR-SSR diillustrasikan di bawah ini.

Perkembangan lebih baru, sistem transponder ATC dapat menyediakan informasi tambahan
yaitu nomor penerbangan dan ketinggian yang ditampilkan di layar pengontrol.

Kode darurat dapat dikirimkan ke petugas pengontrol jika terjadi kondisi emergensi atau
pembajakan. Sistem ATC terdiri dari PSR/SSR Radar dan layar pengontrol di darat dan ATC
Transponder yang ada di pesawat membuat pengaturan lalu lintas udara menjadi lebih aman
dan efisien, yang memungkinkan pengoperasian lalu lintas udara yang lebih padat.

ATC system sekunder dapat dioperasikan dalam tiga mode, yaitu Mode A, Mode C dan Mode S

Mode A

Sebelum terbang pilot akan memilih kode empat digit pada ATC Control Panel yang ada di
kokpit pesawat, informasi azimuth posisi pesawat akan ditampilkan dalam bentuk ikon di layar
pengontrol tower ATC. Bila ada dua pesawat yang berdekatan dan perlu dibedakan, maka
petugas ATC akan meminta salah satu pesawat untuk menekan kode identitasnya dan
pesawat tersebut akan disorot pada layar pengontrol.
Karena setiap pesawat disesuaikan dengan kode unik, hanya ikon dari pesawat yang akan
disorot; identifikasi unik ini disebut sebagai SQUAWK CODE. Masing-masing dari empat digit
berkisar dari 0 hingga 7, ini kemudian dikodekan sebagai angka oktal untuk digunakan oleh
transponder.

MODE C

Pada Mode C, ATC memberikan informasi level ketinggian yang didapatkan dari Altimeter
yang terpasang dan memberikan sinyal digital level ketinggian dengan increment 100 feet ke
ATC Transponder dalam bentuk data serial, biasanya dengan format serial, biasanya ARINC
429.

MODE S (Select)

Adanya permasalahan pada penggunaan transponder Mode A dan Mode C, yaitu jika ada
banyak pesawat dan semuanya bersama-sama mengirimkan balasan ke petugas ATC, ini akan
menimbulkan kebingungan bagi petugas ATC. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang bisa
memilih pesawat tertentu yang diinginkan saja, dengan demikian maka pengaturan lalu lintas
udara bisa dilakukan dengan lebih efisien. Kemampuan tambahan ini dimiliki pada ATC
transponder generasi terbaru yaitu transponder Mode S, karena selain dapat memberikan
identifikasi dasar dan informasi ketinggian, Mode S juga mampu bertukar data dengan
petugas ATC dan pesawat lainnya. Kemampun Mode S ini bisa digunakan untuk sistem
pengawasan dan sistem komunikasi yang lebih baik dan terintegrasi dengan sistem lainnya.

Sistem Mode S memiliki sejumlah keunggulan:


• Peningkatan kepadatan lalu lintas udara.
• Integritas data yang lebih tinggi
• Penggunaan spektrum RF secara efisien
• Mengurangi kemacetan RF
• Memperbaiki keterbatasan pada Mode A dan C
• Mengurangi beban kerja petugas ATC
•Ketersediaan parameter pesawat tambahan yang digunakan oleh petugas ATC.

Transponder Mode S hanya mengirim balasan ke sinyal interogasi pertama; stasiun bumi
mencatat kode alamat pesawat ini untuk referensi di masa mendatang. Pesawat yang
dilengkapi dengan transponder Mode S juga dapat berkomunikasi langsung dengan
transponder Mode S yang dipasang ke pesawat lain; Ini adalah dasar dari sistem peringatan
lalu lintas dan penghindaran tabrakan TCAS (Traffic Allert and Collision Avoidance System).
C. Peralatan Sistem ATC dan perawatannya.
Sistem ATC terdiri dari:
• Dua antena ATC
• Panel kontrol
• Dua transponder

Untuk mengoperasikan dan merawat system ATC, terutama yang terpasang di pesawat
otoritas Penerbangan mengaturnya dalam CASR Part 91, yaitu pada part 91.413 tentang ATC
Transponder Tests and Inspections, dimana operator harus melakukan test dan inspeksi secara
berkala yaitu dengan interval 24 bulan. MRO harus melakukan test dan inspeksi untuk
memastikan komponen ATC transponder dalam kondisi airworthy.

Anda mungkin juga menyukai