Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pemantau


Pengertian sistem menurut berbagai ahli sangat beragam dengan
pendekatan sistem yang lebih menekankan prosedur mendefinisikan sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan,
berkelompok dan bekerjasama untuk mencapai sasaran tertentu. Definisi dari
prosedur sendiri adalah urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang
menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakan,
kapan (when) dikerjakan, dan bagaimana (how) mengerjakannya. Sedangkan
pendekatan yang menekankan pada komponen mendefinisikan sistem adalah
kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan
tertentu [6].
Pemantauan adalah pengawasan dari sesuatu yang dapat dijelaskan sebagai
kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui. Pemantauan berkadar
tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui waktu yang
menunjukkan pergerakan ke arah tujuan. Pemantauan akan memberikan informasi
tentang status, pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke
waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa
terhadap proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan.
Sistem Pemantauan dapat diartikan sekumpulan komponen pembentuk sistem
yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya
yang bertujuan mencari informasi tentang status objek tertentu, sebagai bahan
evaluasi objek tersebut [6].
Pada penelitian ini, objek pemantauan dari sistem ini ialah transponder
pesawat yang sedang Airbone (pesawat udara dalam kondisi terbang atau sedang
terbang) dikirimkan secara otomatis oleh sinyal ADS-B untuk memberikan
informasi berupa data 24 bit ICAO ditransmit dengan perangkat penerima sinyal
frekuensi 1090 MHz yaitu RTL-SDR. Salah satu cara agar sistem dapat memantau
transponder pesawat dengan menggunakan sebuah alat penerima sinyal ADS-B

7
8

untuk melacak pesawat yang ditangkap oleh antenna frekuensi 1090 MHz lalu
antena akan merubah sinyal analog menjadi data digital yang diterjemahkan
dengan perangkat lunak Virtual Radar Server untuk dapat melihat hasil
pemantauan.

2.2 Radar (Radio Detection and Ranging)


Radar bekerja dengan menggunakan gelombang radio untuk pendeteksian.
Radar (Radio Detection and Ranging) merupakan sebuah sistem yang bekerja
dengan menggunakan gelombang radio untuk pendeteksian untuk menentukan
jarak, sudut, atau kecepatan benda dan dapat digunakan untuk mendeteksi
pesawat, kapal, pesawat ruang angkasa, kendaraan bermotor, informasi cuaca, dan
medan [7]. Penggunaan radar dapat melakukan pengawasan pengendalian lalu
lintas udara dan dapat mengarahakan pesawat guna menghindari terjadinya
tabrakan antar pesawat. Radar pesawat dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Radar Pesawat

Cara kerja radar yaitu, jika gelombang elektromagnetik tersebut


dipancarkan ke suatu benda (dalam hal ini adalah pesawat) maka gelombang akan
berbalik arah, dan waktu yang di butuhkan untuk kembali melalui alat penerima
mampu mendapatkan informasi jarak, kecepeatan, arah dan ketinggian.
Perkembangan radar saat ini telah menambah peralatan baru salah satunya Mode
S transponder yang dimana lebih canggih dari sebuah transponder [8].
9

Mode S adalah mode yang sangat canggih dari sebuah transporder, karena
proses radar pengawasan yang memungkinkan interogasi selektif pesawat sesuai
dengan alamat 24-bit unik yang ditetapkan untuk setiap pesawat. Mode S
menggunakan interogator berbasis darat dan transponder udara dan beroperasi
pada frekuensi radio yang sama 1090 MHz [9]. Kemampuan ini digunakan oleh
alat di pesawat yang bernama TCAS (Traffic Collission and Avoidance System)
yang dapat mencegah tabrakan pesawat udara sehingga mampu meningkatkan
keamanan dak keselamatan Mode S transponder terdapat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mode S Transponder

Mode S dalam bentuk dasarnya telah distandarisasi oleh ICAO selama


bertahun-tahun. Ini menggunakan interogator berbasis darat dan transponder udara
dan beroperasi pada frekuensi radio yang sama (1030/1090 MHz) sebagai sistem
konvensional yang kompatibel. Pancaran sinyal oleh stasiun darat biasanya
disebut sebuah interrogator. Mode S telah digunakan karena sistem SSR historis
telah mencapai batas kemampuan operasionalnya. Ini berupa jumlah target
maksimum yang terlampaui, polusi RF, target yang hilang,dan kesalahan identitas.
Mode S merupakan pengembangan penting untuk SSR dan proses ATM baru
yang akan penting di wilayah udara yang tunduk pada tingkat kepadatan lalu
lintas yang tinggi atau tidak adanya cakupan radar ATC [10].
Secondary surveillance radar (SSR) adalah sebuah identifikasi radar yang
dapat memberikan petunjuk mengenai ketinggian, kecepatan, posisi, jarak dan
kode pesawat terbang yang dideteksi (di control). SSR mengirimkan pulsa yang
berbentuk serial sebagai pertanyaan yang disebut dengan ”INTERROGATOR
MODE”. Pertanyaan ini akan diulang terus-menerus pada setiap frekuensi ulangan
dari radar, atau hal ini disebut dengan PULSE REPETITION FREQUENCY
10

(PRF) [10]. Pertanyaan-pertanyaan yang akan dipancarkan oleh interrogator ke


transponder pesawat terbangan adalah :
• Pada jarak berapa NM pesawat itu berada?
• Pada derajat berapa pesawat itu bergerak?
• Pada ketinggian berapa pesawat itu terbang?
• Apa jenis pesawat yang sedang terbang tersebut ?
• Berapa kecepatan pesawat terbang tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan yang dipancarkan oleh interrogator ini dipancarkan


ke transponder pesawat dalam bentuk mode-mode, kemudian setelah mode-mode
ini sampai ke transponder pesawat, maka transponder pesawat akan mengirimkan
jawabannya dalam bentuk kode-kode ke stasiun darat SSR agar dapat digunakan
untuk pemantauan lalu lintas udara untuk keselamatan penerbangan skenario
mode S stasiun darat SSR dapat dilihat dari Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Skenario mode S

2.3 ADS-B (Automatic Dependent Surveillance-Broadcast)


Automatic Dependent Surveillance-Broadcast merupakan kepanjangan
dari dari ADS-B adalah teknologi pengawasan baru yang dirancang untuk
11

membantu memodernisasi manajemen dan pemantauan lalu lintas udara. Sistem


ADS-B dapat mengidentifikasi dan menemukan pesawat di dalam area cakupan
untuk membantu Ground Station mengontrol lalu lintas udara. Penerima ADS-B
dapat menerima sinyal ADS-B dari pesawat penerbangan sipil. ADS-B adalah
salah satu teknologi populer yang digunakan di pengawasan lalu lintas udara.
ADS-B menggunakan pita 1090 MHz. ADS-B dilengkapi dengan teknologi
berbasis radar yang ada untuk menemukan pesawat [11].
Data informasi pesawat yang dikirimkan oleh pemancar ADS-B pesawat
ditangkap oleh penerima stasiun bumi ADS-B melalui frekuensi radio 978 - 1090
MHz. Data informasi yang diterima berupa posisi, ketinggian, kecepatan, Mode-S
Address, arah atau rute, dan informasi lainnya dapat membantu pengendali lalu
lintas udara. Informasi ini didapat dari informasi Global Positioning System (GPS)
atau backup Flight Management System (FMS) yang ada di pesawat masing-masing
[12].
ADS-B terdiri dari ADS-B Out dan ADS-B In. Alat ini secara bertahap akan
menggantikan tugas dan fungsi radar yang selama ini merupakan alat pengamat yang
paling utama untuk memandu pesawat terbang di dunia. ADS-B In yang terpasang di
pesawat dapat mengetahui pesawat lain yang terbang disekitarnya. Informasi yang
diperoleh lengkap yaitu posisi, ketinggian, kecepatan, arah, dan jarak dengan pesawat
itu sendiri. Selain pesawat alat ini pun dapat mengetahui keadaan bentuk terrain
(ketinggian atau konfigurasi permukaan seperti gunung, bukit, dan sebagainya) serta
cuaca ditempat tertentu yang terjangkau oleh alat tersebut. Penerbang dan petugas di
darat dapat mengetahui semua keadaan ini secara bersamaan pada waktu real (real
time). Informasi yang menuju ke ground station ini yang disebut ADS-B Out yang
hasilnya dapat dilihat berupa output seperti melihat monitor air traffic pada umumnya
[2].
Pada Gambar 2.4 merupakan ilustrasi dari Prinsip kerja ADS-B yaitu
transponder pesawat udara menerima sinyal satelit dan menggunakan transmisi
transponder untuk menentukan lokasi presisi pesawat udara di udara. Sistem
mengubah data posisi ke kode digital yang unik dan dikombinasikannya dengan data
tambahan lain dari sistem monitoring penerbangan pesawat udara seperti jenis,
kecepatan, nomor penerbangan, apakah pesawat sedang berbelok, menanjak, atau
12

menukik. Kode berisi semua data dan selanjutnya secara otomatis disiarkan melalui
transponder pesawat udara setiap 0,5 detik.
Pesawat udara dilengkapi dengan peralatan untuk menerima data dari satelit
dan menyiarkan ke ground statiton ADS-B sampai pada jarak 200 NM [13]. Ground
statiton ADS-B menambahkan target berbasis radar untuk pesawat udara yang tidak
dilengkapi dengan peralatan ADS-B. Data gabungan tersebut menjadi informasi
cadangan bagi pesawat udara yang dilengkapi dengan peralatan ADS-B. -Ground
statiton ADS-B juga mengirim informasi gambar dari pelayanan cuaca dan informasi
penerbangan seperti misalnya pembatasan penerbangan secara temporer dan
sebagainya.

Gambar 2.4 Prinsip kerja ADS-B

Sistem ADS-B ini juga memungkinkan komunikasi data antar pesawat


udara. Berikut penjelasan data ADS-B berdasarkan kode :
1. AA (Addres Announced) merupakan identitas Mode-S pesawat yang dapat
diterjemahkan
2. CS (Callsign) merupakan nomor Penerbangan, dari informasi ini dapat
diterjemahkan bahwa rute yang diterbangi.
3. LAT (Latitude) untuk mengetahui koordinat Lintang.
4. LON (Longitud) untuk mengetahui koordinat Bujur.
5. FL (Flight Level) untuk mengetahui ketinggian pesawat (dalam 100 kaki).
6. AC (Altitude Code) untuk mengetahui ketinggian pesawat (dalam satuan
kaki).
13

7. VR (Vertical Rate) untuk mengetahui kecepatan vertikal pesawat (dalam


kaki/menit).
8. TT (True Track) untuk mengetahui arah pergerakan pesawat saat ini.
9. HDG (Heading) untuk mengetahui arah pergerakan pesawat dengan
patokan magnetic-north
10. IAS (Indicated Airspeed) untuk mengetahui kecepatan pesawat di udara
yang ditampilkan dalam kokpit
11. TAS (True Airspeed) untuk mengetahui kecepatan pesawat di udara
dengan referensi udara sekitarnya
12. GS (Ground Speed) untuk mengetahui kecepatan pesawat di darat
13. Selected Altitude untuk mengetahui Flight Level / ketinggian yang dituju
(dalam 100 kaki)

2.4 SDR (Software Defined Radio)


Software Defined Radio (SDR), SDR adalah salah satu yang paling banyak
teknologi penting dan terbaru untuk nirkabel modern sistem terkait komunikasi. SDR
merupakan radio yang dapat tune frekuensi dengan rentan tertentu yang didukung
dengan sebuah hardware. SDR mampu menerjemahkan sinyal yang ditangkap oleh
perangkat keras yang berupa transmitter / reciver yang nantinya akan diterjemahkan
kedalam komputer sebagai proses decoding sinyal itu sendiri. Sistem tersebut
memerlukan perangkat keras yang digunakan sebagai antenna dan software yang
digunakan untuk proses decode sinyal tersebut [14].

2.5 RTL – SDR (Register Transfer Level Software Defined Radio)


RTL-SDR merupakan salah satu jenis Software Defined Radio (SDR)
yang dapat digunakan untuk menangkap gelombang radio dengan menggunakan
USB Tuner dan komputer sebagai pengoprasiannya. perangkat RTL-SDR,
mempunyai bandwith yang multifungsi. Hardware RTL-SDR merupakan USB
Dongle, terdiri dari antena yang terhubung dengan tunner chip melalui 12C. Tuner IC
digunakan untuk menerima sinyal analog dan menfilter frekuensi yang tidak
diinginkan [15].
14

RTL-SDR dapat digunakan untuk scanner radio pita lebar, mendengarkan


percakapan yang tidak terenskripsi yaitu polisi, siaran radio, pemadam kebakaran
dan satelit. RTL-SDR mudah didapatkan dan harganya sangat terjangkau.
Walaupun murah perangkat ini memiliki kemampuan yang tinggi dan sangat
kompetibel dihubungkan dengan perangkat sistem operasi, saat ini RTL-SDR
masih terus digunakan sebagai perangkat pendukung dalam pengembangan suatu
penelitian[14]. Komponen rangkaian pada RTL-SDR R820T2 dapat dilihat pada
Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Komponen Rangkaian RTL-SDR R820T2

Dongle berbasis Chipset Realtek R820T2 yang mampu menerima signal


radio dari frekuensi yang sangat luas yaitu dari 25 MHz sampai 1700 MHz. RTL-
SDR R820T2 adalah salah satu jenis perangkat SDR yang biasa digunakan
sebagai Penerima sinyal digital dari DVB-T maupun dari DAB (Digital Audio
Broadcasting). Selain itu kelebihan dari RTL-SDR yaitu dapat menerima sinyal di
frekuensi yang sangat luas yaitu dari 25 MHz sampai 1700 MHz [15]. Spesifikasi
RTL-SDR sebagai berikut.
15

1. RTL2832U adalah demodulator berkinerja tinggi yang mendukung USB


2,0 interface.
2. R820T2 tuner yang lebih sensitif/lantai kebisingan lebih baik dan
kompatibel daripada R820T tuner sebelumnya.
3. SMA Female Conector menggunakan SMA yang jauh lebih umum
sehingga lebih banyak adapter dan antena yang tersedia.
4. 4.5 v bias Tee memungkinkan RTL-SDR untuk memberikan daya
terhadap LNA dan antena aktif melalui kabel membujuk.
5. Temperature Compensated Oscillator (TCXO) sebagai isolator dan
penstabil suhu.

Adapun Parameter dan spesifikasi yang terdapat pada RTL-SDR dapat


dilihat pada Tabel 2.1 sebagai berikut

Tabel 2.1 Parameter dan Spesifikasi RTL-SDR

Parameter RTL SDR Spesifikasi


Demodulator Realtek RTL2832
Receiver Realtek R820T2
Range frekuensi 25-1766MHz
Nilai sampling maksimal 2,4 MS/s, secara teori 3,2 MS/s
Bandwidth 3.2 MHz
Resolusi ADC 7 b, secara teori 8 b
Input Impedance 75 ohm
Power terima maksimal +10 dBm
Kestabilan osilator 1 PPM
Konektivitas USB 2.0
Sensitivitas -130 dB

Menggunakan RTL-SDR diperlukan perangkat lunak pendukungnya untuk


menjalankan programnya. Adapun perangkat lunak yang bisa dipakai diantaranya:
1. SDR atau HDSDR di sistem operasi Windows 7/8/9
16

2. GNU Radio di sistem operasi Linux


3. GQRX di Mac OS
4. SDRTouch pada sistem operasi Android di smartphone ataupun tablet.

2.6 RTL1090
Software RTL1090 digunakan sebagai software yang akan menerjemahkan
data yang telah diterima dari RTL-SDR R820T2. Data yang diterima akan
ditampilkan seperti data Asterix, 24 bit ICAO Aircraft Address, Callsignal
Nationality, Ident atau Squawk, Altitude,Latitude, Longitude, Speed, dan
Heading. Pada software RTL1090 juga menampilkan posisi peswat dalam bentuk
maps namun tidak dalam bentuk virtual pesawat terbang [11]. Tampilan software
RTL1090 seperti yang terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Tampilan RTL1090


Pada aplikasi rtl1090 terdapat menu pengaturan Tuner AGC, RTL AGC,
Mode S, mode AC send UDP, Config dan Sisex serta data yang bisa ditampilkan
dapat berupa List, Table, Stats dan Scopee [11].
17

2.7 Dump1090
Dump1090 merupakan software monitoring pesawat yang dikombinasikan
dengan RTL-SDR yang biasanya digunakan untuk decoding ADS-B . Dump1090
sangat kuat dan pandai mendekode sinyal lemah [8]. Ia memiliki kemampuan
untuk memecahkan kode pesan DF11 dan DF17. Kedua pesan ini dipadatkan pada
kecepatan nominal 1 Hz oleh transponder Mode S. Pesan squitter DF17 yang
diperluas digunakan untuk sistem ADS-B yang berisi informasi seperti kecepatan
udara, posisi pesawat dan identitas.

2.8 Zadig
Zadig merupakan aplikasi yang digunakan untuk menginstall driver USB
generik, seperti winusb, Libsub-Win32/libusb0.sys atau Libusbk untuk membantu
mengakses perangkat USB [14]. Hal ini dapat berguna ketika :
1. Mengakses perangkat menggunakan aplikasi berbasis Libusb.
2. Mengupgrade driver USB generik.
3. Mengakses perangkat menggunakan WinUSB.
Instalasi Zadig bertujuan agar perangkat USB RTL-SDR dapat di akses
menggunakan komputer. Tampilan Zadig dapat dilihat pada Gambar 2.6

Gambar 2.6 Tampilan Zadig

2.9 Collinear Coaxial Antena


Antena didefenisikan sebagai transformator atau struktur transmisi gelombang
terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya.
Saluran transmisi tersebut digunakan untuk mengubah gelombang listrik menjadi
gelombang elektromagnetik di udara dan sebaliknya, merubah gelombang
18

elektromagnetik di udara menjadi gelombang listrik [9]. Antena adalah salah satu
elemen penting yang harus ada pada sebuah radio, radar dan semua alat komunikasi
nirkabel lainnya. Fungsi antena adalah merubah gelombang listrik menjadi
gelombang elektromagnetik, lalu kemudian meradiasikannya di udara dan sebaliknya,
merubah gelombang elektromagnetik di udara menjadi gelombang listrik. Antena
dapat menjalankan kedua fungsinya sekaligus dan ada yang hanya menjalankan salah
satu fungsi saja [13].
Coaxial Collinear Antena merupakan salah satu jenis antena omnidirectional
yang biasa disebut antena COCO, dapat menerima ataupun memancarkan gelombang
sinyal ke segala arah. Antena ini dapat dibuat dengan menggunakan kabel coaxial Rg-
06 (75 Ohm). Setiap elemen pada kabel coaxial dengan panjang mengikuti panjang
gelombang yang dinginkan dengan rumus yang sudah ditetapkan untuk perhitungan
antena. Antena COCO dalam pengembangannya sering kali dipakai untuk dalam
sistem pemantauan penerima sinyal ADS-B pesawat terbang. Bentuk antena COCO
yang berbagai macam dapat dibuat sendiri dengan sederhana sehingga antena ini
cocok sekali dihubungkan dengan perangkat SDR. Salah satu bentuk antena COCO
yang cocok dalam pemantauan ADS-B adalah Antena laba-laba atau sering disebut
dalam forum FlightAware yaitu Spider Antena.

Gambar 2.7 Struktur Antena Laba-Laba


19

Jika bidang pentanahannya cukup besar, antena laba-laba akan bekerja seperti
antena dipole yang mana pantulan pada bidang pentanahannya akan menggantikan
fungsi dari setengah antena dipole yang dihilangkan tersebut. Oleh karena hal ini,
antena laba-laba dikenal juga sebagai antena dipole dengan seperempat panjang
gelombang (1/4 λ). Struktur Antena laba-laba dapat dilihat dari Gambar 2.7 biasanya
memiliki bentuk geometri yang terdiri dari elemen vertikal berbentuk silinder yang
berada pada bagian tengah dari bidang pentanahan yang menjadi penghantar
(konduktor) sempurna di dalam ruang bebas (free space). Bentuk antena seperti ini
memiliki karakteristik pola radiasi yang seragam pada arah azimuth yang biasa
dikenal dengan jenis pola radiasi omnidirectional [5].
Antena laba-laba memiliki pola radiasi omnidirectional, memancarkan
kekuatan sama di semua arah. Dengan meningkatnya frekuensi antena akan
menurunkan tinggi dari antena tersebut sekaligus akan meningkatkan redaman sinyal
propagasi. antena laba-laba ini diatur pada frekuensi 1090MHz untuk menangkap
informasi posisi dari siaran ADS-B pesawat. Hal yang menyenangkan tentang
membuat antena untuk frekuensi Gigahertz adalah Panjang gelombang transmisi
1090MHz adalah 275mm. Karena panjang elemen antena memiliki hubungan dengan
panjang gelombang, ini berarti dapat membuat antena dengan sedikit bahan, dengan
biaya yang sangat murah. Antena laba-laba 8 radial untuk ADSB memiliki
Perhitungan yang relevan sebagai berikut:
𝑐 3𝑥108
𝜆 𝑓 = 1.090𝑥108 = 0,275 𝑚 = 275 𝑚𝑚 Persamaan (1)

Pembuatan antena ini menggunakan bahan kawat tembaga yang memiliki


nilai pendekatan cepat rambat sebesar 0,95.
𝜆 0,275
𝑙 = 4 𝑥0,95 = 𝑥0,95 Persamaan (2)
4

= 0,0653 m = 65,3 mm
keterangan:
λ = panjang gelombang (m)
c = kecepatan cahaya (3.108 m/s)f = frekuensi (Hz)
f = frekuensi
20

Antena yang dirancang memiliki ground plane atau radial. Ukuran setiap
radial adalah 5% lebih panjang dari panjang elemen vertikal antena.
𝑙𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑙 = 𝑙 + (5% 𝑥 𝑙) Persamaan (3)
= 65,3 + (5% 𝑥 65,3)
= 68,565 mm
Maka panjang elemen vertikal antena untuk peralatan pemantau penerima
ADS-B adalah 65,3 mm dengan panjang radial adalah 68,565 mm.
Hasil perhitungan di atas dinamakan panjang teoritis. Perhitungan teoritis ini
mutlak diperlukan agar pembuatan antena maupun realisasi bisa langsung dimulai,
tanpa perhitungan teoritis ini tidak akan diketahui darimana pembuatan antena akan
dimulai [1].

2.10 Amplifier
Amplifier merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk menekan
noise yang terjadi pada proses penerimaan sinyal microwave. Jenis Amplifier
yang digunakan pada ADS-B biasanya disebut Low Noise Amplifier (LNA). Pada
aplikasinya LNA digunakan pada sistem komunikasi nirkabel, LNA harus mampu
menerima sinyal yang sangat lemah dari pengirim dan harus mampu memperkuat
sinyal tersebut sampai beberapa puluh dB agar dapat dicapai level daya yang
cukup untuk diberikan ke perangkat penerima. Dengan menggunakan LNA, noise
dari seluruh tahapan selanjutnya berkurang dengan gain yang diperoleh dari LNA,
sementara noise LNA, dengan sendirinya disuntikkan langsung kedalam sinyal
yang diterima. Oleh karena itu, perlu agar LNA untuk meningkatkan sinyal yang
dikehendaki. Rangkaian ini mampu menambah tingkat sinyal selama penambahan
rasio signal-tonoise (SNR) pada sinyal yang datang [2].

2.11 Virtual Radar Server


Virtual Radar Server merupakan aplikasi yang dapat menterjemahkan data
sinyal 1090MHz menjadi informasi dan tampilan Map. Aplikasi ini memperoleh data
sinyal dari pembacaan pada aplikasi rtl1090 [11].
21

Pada tampilan aplikasi Virtual Radar Server dapat dilihat pada Gambar 2.8
terdapat bagian Scopee untuk menampilkan track pesawat, pada Scopee
penterjemahan data berupa track yang posisinya sesui dengan informasi kordinat GPS
yang diperoleh dari sinyal 1090 MHz sebelumnya[11]. Pada list of tracked planes di
tampilkan informasi pesawat berupa 24 bit ICAO aircraft address, Nationality, Ident
atau Squawk, Altitude, Latitude, Longitude, Speed, Heading dan Track.

Gambar 2.8 Virtual Radar Server

2.12 Tabel Penelitian Terdahulu

Tahun
No Penulis Judul Kelebihan Kekurangan
Jurnal
1 Abdul Azis Rancangan Dijelakan cara Dalam
dan Rio Antena pembuatan antena penampilan hasil
Setiawan Penerima Lebih sederhana data informasi
2019 dalam pesawat kurang
[11] Automatic
pengoprasiannya jelas.
Dependent Tidak
Surveillance menggunakan
Broadcast software
Dengan tambahan seperti
Frekuensi 1090 Radar Virtual
MHz Server
Mengguankan
22

RTL820T
2 Mauro ADS-B Signal 1. Biaya murah. 1. Pengambilan
Leonard, Signature 2018 Menggunakan data yang terbatas.
et.all [16] Extraction for antena
Intrusion omnidirectional
Detection in
the Air Traffic
Surveillance
System
3 Mumahhad Implementasi Penangkapan USRP B210
Ar Rasyid, GNU Radio sinyal ADS-B memiliki harga
et.all [17] Air Modes sangat baik sangat mahal.
ADS-B Untuk 2016 Menggunakan Rumit dalam hal
hardware dan
Pelacakan pengoperasioann
software lebih
Pesawat sedikit ya
4 Yati Implementasi Pemasangan ADS- Belum
Nurhayati Automatic B banyak, dilakukan
dan Susanti Dependent sebanyak 30 unit Instalasi,
[18] Surveillance 2014 Standarisasi
teintegrasi dengan
dan sertifikasi
Broadcast ATM System
peralatan ADS-
(ADS-B) di B Avionic pada
Indonesia Pesawat dan
Belum ada
prosedur,
penyusunan
konsep dan
peraturan
5 R. Djoni Rancangan 2018 Menggunakan Tidak ada
Slamet Receiver Antenna Monopole penjelasan tentang
Harjono1, Automatic dan RTL-SDR hasil penggunaan
et.all [5] Dependent R820T2 RTL-SDR dengan
Surveillance Antena Monopole
Broadcast yang dirancang.
(ADS-B) Hanya melakukan
Menggunakan validasi hasil dari
RTL-SDR data 24 bit ICAO
R820T2 Guna yang dibandingkan
Meningkatkan dengan
Pelayanan FlightRadar
Navigasi
23

Penerbangan di
Bandar Udara
Internasional
Lombok
6 Maulana Rancang 2020 Menggunakan Rancangan
Sohibi, et.all Bangun Low Noise receiver
[2] Receiver Amplifier dan ADS-B dengan
Menggunakan antena monopole menggunakan low
Antena 1090 noise amplifier
MHz dan dengan
Low Noise menggunkan
Amplifier antena ADS-B
untuk 1090 MHz mampu
Menambah menerima sinyal
Jarak Jangkau dan data parameter
Penerimaan target sejauh 284
Sinyal dan km pada range
Data Parameter software
Target ADS-B adsbSCOPE dan
Berbasis 287,63 km.
RTL820T2
7 Feti Fatonah, Rancangan 2016 Terdapat Tidak melakukan
et.all [1] Antena perbandingan pengujian hasil
Monopole perhitungan dari sinyal ADS- b
Peralatan antara yang diperoleh
Receiver pengukuran dan oleh antena
Automatic pengujian antena
Dependent Dijelaskan nilai
Surveillance return loss adalah
Broadcast -31,16 dB dan
(ADS-B) VSWR adalah
Sebagai Alat
1,04.
Bantu
Pembelajaran
di Program
Studi Teknik
Telekomunikasi
dan Navigasi
Udara Sekolah
Tinggi
Penerbangan
Indonesia
8 Bambang Pengukuran 2019 menggunakan 2 Hasil pengujian
Bagus Airband
24

Harianto, Frekuensi personal hanya melakukan


et.all [19] Menggunakan computer, 1 validasi
Software raspberry pi yang perbandingan dari
Defined Radio 3 instrumen yang
didukung
menggunakan 3 menunjukkan
RTL-SDR. kedua instrument
yaitu GNU Radio
dan GQRX dapat
memonitor
percakapan antara
pilot dan ATC
sedangakan virtual
radar dapat
melakukan tracking
pergerakan pesawat
Hasilnya
mendeteksi sebuah
pesawat dengan
tipe boeing 777 312
rute SIN-SUB
(Changi-Juanda),
dan pada waktu
yang sama
9 Shreyas S. Design of an 2019 Menggunakan Pola radiasi antena
Automatic antenna ¼ adalah
Bharadwaj, Dependent monopole omnidirectional
Surveillance dan terdiri dari
modifikasi dan
et.all [13] Broadcast gain yang dapat
(ADS-B) menggunakan rtl diterima sebesar
Monopole sdr versi Dongle 2,5 dBi
Antenna with RTL2832U & Tidak menjelaskan
Modified R820T2 hasil jangkauan
Ground Plane pelacakan pesawat
dan hanya
menampilkan
pelacakan sekitar 5
pesawat saja.
10 Yedukondalu Implementation 2019 Menggunakan Hanya
Kamatham, of Automatic NooElec software menjelaskan
et.all [8] Aircraft dan MATLAB. pesan singkat
Tracking ditampilkan
with RTL-SDR sebagai 336 dan
pesan panjang
25

ditampilkan
sebagai 1129.
Pesan pendek yang
diterima dan
pesan panjang
diterjemahkan dan
ditampilkan
sebagai 1465.
Hasil pengujian
menggunakan
airtrafic
menghasilkan
sekitar 10 pesawat
yang dapat di
deteksi

Anda mungkin juga menyukai