Anda di halaman 1dari 31

RADAR ALTIMETER (RALT)

RALT atau RA (radio altimeter) merupakan penunjuk tinggi terbang


pesawat (altimeter) terhadap permukaan di bawahnya. RALT
memancarkan gelombang radio di bawah dan menerima
pantulannya kembali. Selisih waktu pemancaran dan penerimaan
digunakan untuk menentukan tinggi terbang pesawat tersebut dari
daratan di bawahnya.

Jadi, berbeda dengan system navigasi terestrial yang lain , RALT tidak
memerlukan stasiun pemancar didarat, walaupun tetap
menggunakan daratan sebagai acuannya.

Standar untuk RALT misalnya:


• ARINC 707-7 Radio Altimeter
• FAA TSO-C87a Airborne Low-Range Radio Altimeter
• RTCA DO-155 Minimum Performance Standard – Airborne Low
Range Radar Altimeter
Contoh produk RALT diantaranya :
• AH2930 dari Thales pada pesawat Rafale dan Mirage
• 1002145A0x dari Selex Galileo pada pesawat Typhoon dan
Tornado
• HG9550 dari Honeywell pada pesawat FA-50, C-130, A-4 dan F-16
Radar altimeter, radio altimeter, low range radio altimeter (LRRA)
atau biasa disingkat RA berfungsi sebagai instrumen untuk mengukur
ketinggian pesawat atau helikopter di atas ground level (AGL) atau
land surface atau biasa disebut juga absolute altitude.

Absolute altitude dijadikan referensi untuk mengukur ketinggian


pesawat diatas permukaan datar (land surface) yang diukur oleh
Radio altimeter. Berbeda dengan barometric altimeter yang
mengukur altitude terhadap permukaan laut atau ketinggian di atas
sea level (Mean Sea Level). Radio Altimeter (RA) digunakan sebagai
sistem navigasi pesawat dengan ketinggian sedang (low altitude
navigation).
Secara fungsi, Radio altimeter bekerja menggunakan salah satu metoda dari
dua metoda yang digunakan. Pada awalnya Radio altimeter bekerja dengan
memancarkan gelombang radio magnetic ke ground atau land surface dan
dipantulkan kembali ke pesawat yang diterima oleh antenna penerima dari
Radio Altimeter.

Karena kecepatan, jarak dan waktu saling berhubungan satu sama


lainnya,ketinggian atau jarak dari ground ke pesawat dapat dihitung dari
perkalian kecepatan gelombang radio magnetic (kecepatan udara) terhadap
waktu ketika geleombang radio elektromagnetik dikirim dan diterima kembali
oleh radio altimeter.

Dari metoda pertama ini berkembang menjadi metoda yang lebih akurat yaitu
menggunakan Frequency Modulated Continuous-Wave (FMCW), di mana
gelombang radio elektromagnetik dikirim secara terus-menerus dan
dipantulkan kembali sehingga terjadi perbedaan fasa dari gelombang radio
elektromagnetik yang dikirim dan diterima kembali.
Perbedaan fasa (frequency shift) ini dijadikan sebagai ukuran untuk
menentukan jarak atau ketinggian pesawat terhadap ground. Semakin
besar beda fasa yang dihasilkan semakin jauh jarak atau
ketinggiannya. Metoda FMCW lebih akurat dibandingkan metoda
sebelumnya dan radio altimeter dengan FMCW dijadikan standar
dalam dunia industri penerbangan ut leh rgntuk mengukur altitude.

Range operasi dari Radio Altimeter berada pada frekuensi antara 4,2 -
4,4 GHz, tapi perbedaannya tidak lebih dari 150 MHz.Ada dua
antenna yang digunakan terpisah untuk fungsi transmit dan receive,
dikarenakan perbedaan waktu antara sinyal yang dikirim dan diterima
oleh Radio Altimeter begitu singkat sehinggatidak memungkinkan
menggunakan satu antenna untuk dua fungsi sekaligus. Untuk
penerbangan sipil akurasi dari Radio Altimeter pada umumnya berada
pada ketinggian di atas 2 feet (6 meter) dan digunakan sebagai
indikator altitude tidak lebih dari 2.500 feet (762 meter) di atas
ground level (AGL).
Pada penerbangan sipil, Radio altimeter digunakan untuk mendekati posisi
ground dan ketika pesawat akan mendarat, khususnya pada kondisi jarak
penglihatan yang rendah (low-visibility condition). Ketika pesawat
menggunakan sistem autoland (automatic landing), Radio altimeter
memberikan informasi ke pilot kapan pilot harus mulai untuk melakukan flare
maeuver.
TAWS (Terrain Awareness and Warning System)
TAWS (terrain awareness and warning system) atau GPWS (ground
proximity warning system) adalah system untuk membantu pilot
menghindari tabrakan dengan permukaan daratan (gunung, bukit,dan
sebagainya).

Nama TAWS dan EGPWS sering digunakan dalam istilah yang sama.
Akan tetapi secara umum nama TAWS yang digunakan. GPWS hanya
didasarkan pada masukan radio altimeter, sedangkan TAWS
memperhitungkan posisi pesawat yang sebenarnya dalam kaitannya
dengan terrain map. TAWS diklasifikasikan dengan tipe A dan tipe B.
TAWS kelas A:

Untuk turbine-powered airplanes beroperasi dibawah CASR part 121 (airline)


and part 135 (charter) yang memiliki passenger seats 10 atau lebih.

1.Forward Looking Terrain Avoidance (FLTA)


2.Premature Descent Alerting (PDA)
3.Attention alerts
4.Terrain awareness display
5.Indications of imminent contact with the ground
TAWS kelas B

Untuk turbine-powered airplanes beroperasi dibawah CASR part 91 dengan


passenger seats 6 atau lebih dan dibawah CASR part 135 dengan passenger
seats 6-9.
1.Forward Looking Terrain Avoidance (FLTA)
2.Premature descent alert
3.Attention alerts
4.Indications of imminent contact with the ground
Fungsi Peralatan TAWS

• Fungsi Forward Terrain Forward Terrain (FLTA).


Terlihat di depan pesawat sepanjang dan di bawah jalur penerbangan
Lateral - Vertikal dan memberikan peringatan yang sesuai jika ada
ancaman potensial CFIT(Controlled Flight Into Terrain )

• Fungsi Premature Descent Alert (PDA)


Menggunakan informasi posisi dan arah pesawat terbang bersumber
dari Navigasi dan Database bandara untuk menentukan apakah
pesawat terbang berbahaya di bawah jalur pendekatan normal (3
derajat) untuk landasan pacu terdekat. (Didefinisikan oleh Algoritma
Peringatan)

• Sinyal Diskrit Visual dan Aural


sesuai untuk Peringatan, Peringatan dan Peringatan.
TAWS Kelas A - Menyediakan Informasi Terrain untuk ditampilkan
pada Sistem Display.
TAWS Kelas A - Memberikan indikasi kontak yang segera terjadi
dengan kondisi.

• Excessive Rates of Descent


• Excessive Closure Rate to Terrain.
• Negative Climb Rate or Altitude Loss After Take-off
• Flight Into Terrain When Not in Landing Configuration
• Excessive Downward Deviation From an ILS Glideslope.
• Voice callout “Five Hundred”
Saat pesawat turun sampai 500 kaki di atas dataran atau elevasi
landasan pacu terdekat
TAWS Kelas B - Memberikan indikasi adanya kontak yang dekat
dengan tanah selama operasi pesawat berikut ini:
• Excessive Rates of Descent
• Negative Climb Rate or Altitude Loss After Takeoff
• Voice callout “Five Hundred”

Saat pesawat turun sampai 500 kaki di atas dataran atau elevasi
landasan pacu terdekat
Standard untuk TAWS :
• ARINC 762-1 Terrain Awareness and Warning System (TAWS)
• FAA TSO-C92c Airborne Ground Proximity Warning Equipment
• RTCA DO-161A Minimum Performance Standard – Airborne Ground
Proximity Warning Equipment

Beberapa contoh TAWS adalah :


• EPGWS dari Honeywell pada pesawat Airbus, Boeing, Bombardier
Global Express, Dassault Falcon 900EX, Gulfstream V, Cessna
Citation;
• TAWS-A dari Universal Avionics untuk pesawat transport
EGPWS (Enhanced Ground Proximity
Warning Systems )
EGPWS adalah pengembangan dari sistem Ground Proximity Warning
System (GPWS). GPWS adalah suatu peralatan yang dipasang di
pesawat dan bertugas memberikan beberapa macam jenis informasi
kepada pilot, misal jika pesawat berada terlalu dekat dengan daratan
saat terbang, adanya windshear, dan apabila pilot lupa menurunkan
landing gear dan flap saat mendarat.
Fungsi EGPWS

Menghubungkan posisi pesawat dengan database terrain dan airport


Menghitung caution envelope dan warning envelope di depan pesawat
Menampilkan daerah bahaya di display navigasi.
Menghasilkan peringatan pada pilot.

Caution envelope dan warning envelope adalah daerah khayalan yang


ada di depan pesawat, jika caution envelope ini menyentuh terrain di
data base maka akan ada peringatan “TERRAIN AHEAD”, atau jika
terrain ada di bawah pesawat, “TOO LOW TERRAIN”. Jika warning
envelope menyentuh terrain maka ada peringatan ,”TERRAIN
AHEAD, PULL UP”.
Cara Kerja EGPWS dan GPWS

Cara kerja alat ini adalah membandingkan ketinggian dan


kecepatan pesawat mendekati daratan/terrain. Sedangkan EGPWS
yang lebih canggih akan membandingkan ketinggian dan posisi
pesawat dengan data pegunungan yang tersimpan di memorinya
(database) sehingga jika ada data gunung di depan posisi pesawat
pada saat itu, alat EGPWS akan berbunyi lebih awal.
EGPWS menggunakan masukan masukan dari pesawat termasuk attitude
(posisi), altitude (ketinggian), airspeed, dan penyimpangan glideslope.
Masukan-masukan tersebut menggunakan database pegunungan, rintangan,
dan landasan untuk memperkirakan potensi terjadinya gangguan antara jalur
penerbangan dengan gunung atau rintangan.

Gangguan dengan gunung dan rintangan tersebut akan menyebabkan


EGPWS memberikan tanda peringatan atau bahaya yang ditampilkan baik
secara visual maupun audio. EGPWS juga akan memberi tanda jika terjadi
penyimpangan glideslope yang berlebihan, terbang terlalu rendah dengan
flaps atau gear yang tidak berada pada posisi pendaratan , atau dapat juga
memberikan informasi mengenai ketinggian dan sudut belok pesawat.
EGPWS dapat juga mendeteksi kondisi windshear yang sangat kuat jika
tesedia instrumen pendukung dalam pesawat tersebut.
Peta terrain yang ada pada database pesawat bisa ditampilkan pada display
navigasi pesawat. Untuk pesawat A330 misalnya dengan cara menekan tombol
TERR ON ND (Terrain on Navigation Display).
Tampilan terrain akan ditampilkan secara otomatis oleh sistem EGPWS jika ada
ancaman terrain di depan pesawat. Berikut ini adalah tampilan navigasi terrain
yang dinyalakan.
Mode 1 Excessive descent rate
Pada mode ini pesawat turun (descent) dengan cepat sekali. Sehingga apabila
pesawat mulai turun dengan cepat dan di luar batas normal maka akan ada
peringatan "SINK RATE!, SINK RATE!", dan akan mengaktifkan lampu
EGPWS. Dan apabila pesawat bertambah cepat maka akan ada peringatan
"PULL UP!, PULL UP".
Mode 2 Excessive terrain closure rate

Pada mode ini pesawat tidak turun dengan cepat, akan tetapi jarak dengan
terrain di bawahnya berkurang dengan cepat maka akan ada peringatan
"TERRAIN!, TERRAIN!“ dan bisa diikuti dengan "PULL UP!, PULL UP"
jika flaps dan landing gear tidak diturunkan.
Mode 3 Sink After Takeoff

Pada mode 3 ini setelah lepas landas atau go around, pesawat turun
bukannya naik maka akan menimbulkan peringatan "DON'T SINK!, DON'T
SINK".
Mode 4 Too Close to Terrain

Pada mode 4 ini kondisi pesawat mendekati terrain/daratan tapi flight crew
tidak menurunkan landing gear dan flaps untuk mendarat maka akan keluar
peringatan "TOO LOW TERRAIN", atau "TOO LOW GEAR" atau "TOO LOW
FLAPS".
Mode 5 Excessive Deviation Below Glideslope

Mode 5 memberikan dua tingkat tanda peringatan ketika pesawat turun di


bawah glideslope yang berakibat pada pengaktifan lampu caution dan pesan
suara EGPWS.

Tingkat pertama terjadi ketika radio altitude di bawah 1000 feet dan pesawat
berada pada 1.3 titik atau lebih besar di bawah pancaran glideslope. Hal
tersebut akan menghidupkan lampu caution dan dinamakan dengan tanda
“soft” sebab pesan suara “glideslope” akan berbunyi dengan volume
setengah. Pertambahan volume 20% dan bertambahnya kecepatan keluar
pesan suara seiring dengan bertambahnya perbedaan glideslope.
Tingkat kedua terjadi ketika radio altitude di bawah 300 feet dengan perbedaan
glideslope 2 titik atau lebih. Kondisi ini dinamakan tanda “hard” oleh karena
pesan suara “glideslope, glideslope” yang akan berbunyi setiap 3 detik hingga
keluar dari sampul “hard”. Lampu caution akan tetap menyala hingga
perbedaan glideslope kurang dari 1.3 titik.
Mode 6 Advisory Callouts
Mode 6 memberikan suara laporan berdasarkan pada menu pilihan yang
telah ditentukan pada saat instalasi . laporan tersebut berisi suara atau atau
nada radio altitude. Tidak ada tanda visual yang menyertai laporan ini

Anda mungkin juga menyukai