TEKNOLOGI PERAJUTAN 3
Pengenalan Mesin Rajut Lusi
POLITEKNIK STTT
BANDUNG
2015
PENGENALAN MESIN RAJUT LUSI
Pada proses perajutan, terutama rajut lusi, proses persiapan yang dilakukan
adalah penghanian benang lusi pada sebuah kelosan. Sebagaimana pada
pertenunan, hanian untuk proses perajutan harus baik. Hanian harus mempunyai
tegangan atau kekerasan yang merata dan seimbang dalam suatu kelosan. Selain
itu bentuk hanian harus baik dan tidak bergelombang. Berikut contoh bentuk
hanian yang baik dan yang cacat.
Kelompok mesin rajut lusi dengan jarum janggut adalah : mesin rajut lusi Tricot,
cut-presser (mesin rajut lusi dengan mistar presser bergigi yang disebut juga
Kettenraschel), Simplex ,dan Milanese datar.
Kelompok mesin rajut lusi dengan jarum berlidah adalah : mesin rajut lusi
Raschel, Raschel-crochet, dan Milanese bundar.
Mesin rajut lusi adalah mesin rajut yang dapat membuat rajutan ke arah
panjang atau ke arah wale kain. Pada mesin rajut lusi ini juga dapat dipasang
beberapa helai benang lusi dalam beberapa bar yang bergerak bersamaan.
Ada dua jenis mesin rajut lusi yaitu mesin rajut lusi tricot dan mesin rajut lusi
raschel. Kedua jenis mesin rajut lusi ini mempunyai beberapa perbedaan, antara
lain :
Creel & benang posisi benang pada creel posisi benang pada creel
Pattern Dadu
drum
MRL Tricot MRL Tricot (tampak kiri) MRL Tricot (tampak kanan)
5
4
1. Jarum lidah
seperti jarum janggut pada MRL Tricot, jarum lidah dipasang berjejer
blok-blok selebar 2 inci yang disatukan pada mistar jarum.
2. Trick plate
Berfungsi sebagai tempat terbentuknya lengkung-lengkung jeratan
baru seperti halnya pada mesin rajut datar, sebagai penahan ujung kain
waktu jarum bergerak turun.
3. Sinker
Fungsinya untuk menahan ujung kain agar tidak naik ke atas saat
jarum naik.
4. Penahan lidah
Fungsinya agar menahan lidah jarum agar selalu terbuka.
5. Guide
Fungsinya untuk melilitkan benang ke ujung jarum. Dipasang pada
mistar guide (guide bar)
Skema Jalannya Benang
3 B e n a n g lu s i
4
5
S in k e r
7 6
Keterangan gambar :
1. Beam lusi
Pada mrl raschel yang dilengkapi 6 Bar (mesin yang diamati pada saat
praktikum), arah putaran beam dari bar tempat beam ke 1 – 3 berlawanan
dengan bar tempat beam ke 4-5 :
2 3 4 5
1 6
depan belakang
4. Guide/Guide bar
5. Jarum lidah
6. Trick Plate
7. Rol-rol penarik
8. Rol penarik/penggulung
9. Rol penggulung kain
Benang lusi dari beam dilewatkan melalui pengantar dan tensioner lalu
dicucuk secara merata ke Separator. Setelah itu, benang dicucuk ke Guide (harus
lurus dengan posisi benang di Separator) kemudian dilewatkan di atas jarum
selanjutnya dilewatkan pada pasangan rol penarik,rol penggulung dan terakhir
digulung pada rol penggulung kain.
B a ta n g p e n g h u b u n g
e k s e n tr ik /c a m
M o to r
P o ro s u ta m a
R a n ta i
F o llo w e r
E k s e n tr ik
P o ro s u ta m a
M o to r
R a n ta i
Sumber gerakan yang berasal dari motor dihubungkan dengan rantai ke poros
utama yang dipasangi eksentrik. Pada posisi eksentrik yang paling rendah
diameternya, maka Sinker bergerak mundur dan sebaliknya.
C. Gerakan Ayun Guide Bar
G u id e b a r
e k s e n trik
M o to r
P o ro s u ta m a
Sumber gerakan berasal dari poros utama dihubungkan oleh rantai dan
menggerakkan eksentrik pada poros utama yang selanjutnya melalui batang
penghubung menggerakkan/ mengayunkan Guide bar ke depan dan ke
belakang.
G u id e b a r
P a tte rn D ru m
Sumber gerakan dari motor lalu dihubungkan dengan rantai ke poros utama
kemudian dihubungkan ke roda gigi cacing melalui rantai. Setelah itu ,roda
gigi cacing dihubungkan dengan roda gigi Pattern drum yang selanjutnya
menggerakkan Pattern drum yang terdapat dadu-dadu dengan ketinggian
sesuai dengan yang telah direncanakan sehingga Guide bar akan bergeser
sesuai ketinggian dadu yang terpasang.
B a ta n g p e n g h u b u n g
R o l- r o l p e n a r ik
R o l g u lu n g a n k a in
R o l p e n g g u lu n g
Untuk mengetahui tempi mesin dapat diamati dari proses pembentukan satu
jeratan lalu dilihat berapa banyak dadu yang dilewati oleh peraba Guide
untuk menyelesaikan satu buah jeratan
Untuk mengubah tempi mesin, misalnya dari 2 tempi menjadi 3 tempi
dengan tujuan untuk memperhalus gerakan sehingga meminimalisir putus
benang saat proses, tentunya harus ada semacam alat atau roda gigi konversi
karena pada mesin 2 tempi 1 putaran poros utama memutarkan 2 buah dadu
sedangkan pada mesin 3 tempi 1 putaran poros utama memutarkan 3 buah
dadu. Apabila hal tersebut mungkin untuk dilaksanakan, maka kemungkinan
setting gerakan mesin perlu diperhitungkan agar presisi.
Untuk mesein Raschel, pemasangan beam harus diperhatikan karena arah
putaran beam depan (1,2,3) berlawanan arah dengan beam belakang (4,5,6)
Untuk penghanian, tension benang harus sesuai dengan jenis benang yang
akan digulung ke beam untuk menghindari gulungan benang yang gembos.
Gerakan ayun Guide bar ,baik pada MRL Tricot maupun MRL Raschel
digerakkan dari poros utama. Sedangkan gerakan Geser pada kedua mesin
tersebut diatur oleh tinggi dadu yang terpasang pada Pattern Drum
Pembentukan jeratan pada mesin Tricot dan mesin Raschel pada prisipnya
sama, yaitu benang baru dililitkan pada kait jarum oleh guide terus ditarik
oleh jarum menjadi lengkung baru dan masuk menjerat lengkung terdahulu
yang dilepas jarum tersebut.
Gauge mesin Tricot lebih rapat apabila dibandingkan mesin Raschel,
sehingga kain-kain yang dihasilkan mesin Raschel umumnya jenis kain
jarang (yang tidak rapat).
3 1 4
2
1. Jarum janggut
Dipasang berjejer ke samping pada needle bar. Jarum dipasang pada satu
blok. Kehalusan mesin dinyatakan dengan notasi E, artinya banyaknya jarum
setiap satu inci. Sumber gerakan eksentrik yang dipasang pada poros utama.
2. Sinker
Fungsinya untuk menahan ujung kain agar tidak naik saat jarum naik.
Gerakannya yaitui maju mundur. Sumber gerakan yaitu eksentrik yang
dipasang pada poros utama.
3. Presser
Fungsinya menekan jarum janggut ketika jarum turun sehingga jeratan lama
naik ke atas jarum. Gerakan presser yaitu maju untuk menekan dan mundur
untuk melepas janggut. Sumber gerakan eksentrik yang dipasang pada poros
utama
4. Guide bar
Fungsinya sebagai pengantar benang. Merupakan lembaran baja tipis yang
salah satu ujungnya berlubang sebagai tempat benang. Sejumlah pengantar
benang disatukan dalam kelompok (guide bar) dalam kedudukan ke samping
dengan ukuran sama rata (tingginya) dan jarak yang sama. Fungsinya untuk
melilitkan benang ke jarum.
1
3
p re s s e r 6
s in k e r
5
Keterangan gambar :
1. Beam lusi
2. Benang lusi
3. Penegang dan pengantar benang
4. Guide
5. jarum janggut
6. Rol penarik/penggulung
7. Rol penggulung kain
Benang lusi dari Beam dilewatkan pada pengantar dan tensioner kemudian
dicucuk kedalam Guide secara merata. Setelah itu, benang dilewatkan pada jarum
kemudian dilewatkan melalui rol penarik/penggulung lalu digulung pada rol
penggulung kain,
J a ru m
F o llo w e r
B e lt
E k s e n tr ik
M o to r
P o r o s u ta m a
B. Gerakan Sinker
F o llo w e r S in k e r
E k s e n trik
P o ro s u ta m a M o to r
B e lt
C. Gerakan Presser
P re s s e r
F o llo w e r
E k s e n tr ik
P o ro s u ta m a M o to r
B e lt
Sumber gerakan berasal dari motor lalu dihubungkan ke poros utama dengan
menggunakan belt sehingga eksentrik pada poros utama terputarkan dan
Follower ikut terputarkan selanjutnya batang penghubung akan terputarkan
pada porosnya sehingga lengan Presser akan mengakibatkan Presser bergerak
maju mundur.
G u id e b a r
F o llo w e r
E k s e n tr ik
M o to r
P o ro s u ta m a
Sumber gerakan berasal dari motor lalu dihubungkan dengan belt ke poros
utama sehingga eksentrik beserta Follower akan terputarkan, kemudian
batang penghubung yang dipasang di atasnya akan bergerak selanjutnya
menggerakkan Guide bar berayun (maju-mundur).
G u id e b a r
P e ra b a d a d u
P o ro s u ta m a
B e lt
M o to r
F. Dadu (Link)
Dipasang pada roda corak (pattern wheel). Fungsinya yaitu untuk menggeserkan
guide bar di depan dan di belakang jarum. Pergeseran guide bar terjadi karena dadu
dibuat tidak sama tingginya. Penomeran dadu 0,1,2,3, dst atau 0,2,4,6, dst. Jika terjadi
perpindahan dari nomor kecil (rendah) ke nomor yang lebih besar (tinggi) akan terjadi
pergeseran guide bar ke kanan, dan sebaliknya jika perpindahan dari dadu tinggi ke
3. PENGHANIAN
Penghanian berfungsi merubah bentuk gulungan dari gulungan cones ke gulungan
boom hani untuk memudahkan proses selanjutnya. Mekanismenya adalah benang
dalam bentuk cones dipasang pada creel dilewatkan melalui penghantar benang
kemudian dilewatkan pada sisir dan digulung.
4
1
2
Keterangan gambar :
1. Creel
Tempat bobin-bobin benang lusi yang akan di hani/ digulung pada beam
Mekanismenya :
Cones
Tension
Sisir Hani
…
Pengatur Jumlah Putaran
VI. DISKUSI
Pada praktikum perajutan 3 ini, praktikkan mempelajari mesin rajut lusi, yang pada
praktikum sebelumnya telah diajarkan mesin rajut pakan. Ada beberapa perbedaan
mesin rajut pakan dan mesin rajut lusi diantaranya :
Pembentukan jeratan pada mesin rajut lusi ditentukan oleh dadu, mekanismenya sebagai
berikut:
Tension
Tension
Depan mesin
Belakang mesin Separator
Separator
benang
benang
5
1 2
Rol penarik
Rol penggulung
Tension
Tension
Depan mesin
Belakang mesin Separator
Separator
benang
benang
4
VII. KESIMPULAN
Dalam Pembentukan jeratan pada mesin Tricot dan mesin Raschel pada prisipnya
sama, yaitu benang baru dililitkan pada kait jarum oleh guide terus ditarik oleh
jarum menjadi lengkung baru dan masuk menjerat lengkung terdahulu yang
dilepas jarum tersebut.
Selain itu Gerakan ayun Guide bar ,baik pada MRL Tricot maupun MRL Raschel
digerakkan dari poros utama. Sedangkan gerakan Geser pada kedua mesin
tersebut diatur oleh tinggi dadu yang terpasang pada Pattern Drum.
PEMBUATAN KAIN RAJUT LUSI 1 BAR DASAR, 1 BAR BEBAS,
II TEORI PENDEKATAN
Susunan jeratan-jeratan di dalam kain rajut lusi, seperti dalam kain rajut pakan,
terletak dalam course dan wale. Satu course jeratan-jeratan terbentuk dalam satu
putaran mesin rajut lusi. Satu wale jeratan-jeratan terbentuk oleh satu jarum rajut
dalam mesin.
Dalam kain rajut lusi, hubungan antara lengkung jeratan yang satu dengan yang
lainnya tidak terdapat dalam satu course sebagaimana dalam rajut pakan, tetapi satu
lengkung dalam satu course dihubungkan dengan lengkung lain dalam course
berikutnya.
Kain rajut lusi pada umumnya adalah kain satu permukaan yang dibuat oleh satu
susunan jarum. Jadi permukaan yang satu memperlihatkan jeratan-jeratan kanan saja
dan permukaan sebaliknya memperlihatkan jeratan-jeratan kiri saja. Yang menjadi
permukaan depan dalam kain rajut lusi adalah permukaan yang jeratan-jeratannya dari
jeratan kiri.
Di dalam kain rajut lusi terdapat dua macam lengkung jeratan, yaitu lengkung tertutup
(Closed Lap) dan lengkung terbuka (Open Lap). Hubungan antara lengkung yang satu
dengan lengkung lain disebut Underlap.
Penomeran dadu pada rajutan lusi berikut ini adalah apabila menggunakan mesin rajut
lusi Tricot. Pada mesin rajut lusi Raschel, penomeran dadunya adalah genap (0,2,4,
….dst) sehingga penomeran dadu pada rajutan dasar lusi tersebut di atas diganti
menjadi genap (0=0, 1=2, 3=4,….dst), sedangkan diagram lapingnya tidak ada
perbedaan pada mesin rajut lusi Tricot maupun mesin rajut lusi Raschel.
Berikut ini adalah rajutan lusi dasar dengan penomeran dadu untuk Mesin Rajut Lusi
Tricot, antara lain :
1. Rajutan Pilar
a. Pilar tertutup b. Pilar terbuka
1 0 1 0 1 0 1 0
2. Rajutan Tricot
a. Tricot tertutup b. Tricot terbuka
2 1 0
2 1 0
3. Rajutan Tuch
a. Tuch tertutup b. Tuch terbuka
3 2 1 0 3 2 1 0
4. Rajutan Satin
a. Satin tertutup b. Satin terbuka
4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
5. Rajutan Samt
a. Samt tertutup b. Samt terbuka
5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0
6. Rajutan Atlas, misal : Atlas 2 course tertutup dan Atlas 2 course terbuka.
a. Atlas 2 course tertutup b. Atlas 2 course terbuka
3 2 1 0
3 2 1 0
Selain rajutan tersebut di atas, terdapat rajutan bebas yang pada dasarnya adalah
variasi dari rajutan lusi dasar yang disatukan atau digabungkan. Variasi yang biasa
dilakukan adalah menambahkan jenis jeratan yang akan dibentuk untuk setiap
coursenya.
Pada mesin rajut lusi terdapat Bar sebagai tempat beam-beam benang lusi yang telah
siap diproses. Banyaknya Bar sebanding dengan banyaknya Guide Bar, dimana Bar-
bar tersebut dapat digunakan satu buah atau lebih sesuai dengan yang ada pada mesin.
Oleh karena itu, pada mesin rajut lusi dapat dibuat kain rajut dengan menggunakan
satu bar atau lebih sesuai dengan rencana proses.
Sebelum melakukan proses perajutan, benang-benang lusi yang akan diproses terlebih
dahulu harus dipersiapkan dengan menggunakan mesin penghanian untuk digulung
pada beam dengan tegangan dan panjang benang yang telah direncanakan agar dalam
proses perajutan berlangsung dapat berjalan dengan lancar dan konstruksi kain yang
dihasilkan akan sesuai dengan rencana.
IV CARA KERJA
A. Proses Persiapan
1. Membuat rencana desain kain rajut yang akan dibuat.
2. Melepaskan poros bar lusi dari dudukannya
3. Mempersiapkan mesin rajut lusi Raschel untuk membuat kain rajut sesuai
rencana, meliputi pemasangan dadu yang disusun sesuai corak jeratan pada
rencana, pemasangan Bar dan Guide bar sesuai jumlah bar yang akan dipakai
pada proses
4. Memilih guide bar yang akan dipakai (nomer berapa) dan menyetelnya agar
tidak bertabrakan atau bersinggungan dengan jarum.
Cara penyetelannya yaitu dengan memutar sekrup yang terpasang pada
batang penghubung antara Guide bar dengan Pattern drum, kemudian
menjalankan mesin secara manual dengan menggunakan tangan setelah
sebelumnya susunan dadu telah dipasang pada Pattern drum untuk
memastikan bahwa pergerakan dan pergeseran guide bar dapat bekerja
dengan baik (guide bar dan jarum sudah tidak bertabrakan/bersinggungan).
B. Proses Penghanian
Proses penghanian sebaiknya dilakukan setelah rencana desain selesai dibuat,
bersamaan dengan persiapan mesin untuk meminimalisasi waktu persiapan.
V DATA PRAKTIKUM
1 BAR DASAR
Jenis rajutan = Rajutan tricot terbuka
Diagran lapping
8 6 4 2 0
Susunan dadu
0-2/4-2// 4x
Diagram jeratan
Contoh kain
1 BAR BEBAS
Diagram Lapping
6 4 2 0
Susunan Dadu
0-2/4-2/0-2/4-2/0-2/2-4/6-4/4-2//1x
Diagram Jeratan
Susunan Warna
Contoh kain
2 BAR DASAR DAN 2 BAR BEBAS (IN LAY)
- INLAY
Diagram lapping
Diagram Jeratan
Susunan warna
Contoh kain
Gambar Mesin
Pattern wheel
DADU
GUIDE BAR
NEEDLE BAR
POROS ENGKOL
BENANG YANG TELAH DIHANI
SISIR
BEAM BENANG
VI DISKUSI
Alur jalannya benang dan posisi benang pada saat melewati lubang pengantar,
pemberi tegangan dan sisir ekspansi (pencucukan) harus benar untuk menghindari
terjadinya kusut benang pada gulungan beam atau pada saat proses pencucukan
pada mesin rajut lusi berlangsung.
Dari data praktikum pembuatan kain rajut lusi terutama pada bagian penggunaan
dadu terdapat beberapa pemakaian dadu yang berpindah dari satu dadu ke dadu
lain naik atau turun secara drastis (contoh dari dadu 2 ke dadu 6 atau sebaliknya)
hal ini menyebabkan guide bar akan berpindah 2 atau lebih jarak antar jarum,
andaikata proses penyetingan/pengecekan tidak dilakukan sebelumnya
kemungkinan dapat menyebabkan guide bertabrakan dengan jarum dikarenakan
tinggi dari dadu (untuk nomer yang sama) tidak sama menyebabkan pergeseran
guide bar tidak bergerak secara optimal., apabila guide bar bertabrakan dengan
jarum maka dadu tersebut harus diganti dengan nomer dadu yang sama pula.
Jumlah beam yang dipergunakan pada saat praktikum menyesuaikan dengan
desain, lebar kerja dan cucukan yang sedang dipergunakan.
Pada saat proses penghanian, tegangan benang yang akan digulung pada beam
harus diatur/ disesuaikan dengan nomer benang. Tegangan benang yang digulung
pada beam harus merata agar diperoleh gulungan yang rata (tidak gembos
dibagian sisi atau tengah gulungan), karena hal ini akan mempengaruhi tegangan
lusi pada waktu penguluran (benang lusi kendor sebagian).
Sebelum benang tergulung pada beam hendaknya terlebih dahulu mengatur sudut
kemiringan penggulungan benang pada beam yaitu dengan mengatur sudut
kemiringan sisir ekspansi sehingga benang yang tergulung pada beam rata, tidak
gembos dan tegangannya sama.
Pemasangan beam pada Bar Lusi harus tepat agar posisinya tidak bergeser
sewaktu proses perajutan berlangsung dan beam dapat berputar dengan lancar
untuk mengulur benang lusi sesuai kebutuhan.
Arah jalannya benang dan putaran beam harus disesuaikan dengan tanda arah
putaran yang tertera pada poros tension benang yang sedang dipergunakan.
Proses pencucukan benang pada lubang guide harus berurutan, bertahap dan
seimbang antara guide sebelah kiri dan guide sebelah kanan disesuaikan dengan
urutan benang lusi dari mulai beam sampai separator agar benang lusi tidak kusut,
tegangan benang saat proses sama dan habisnya benang pada gulungan beam
sama
Salah satu proses persiapan yang tidak boleh terlewati yaitu mempersiapkan
mesin rajut lusi Raschel terutama memilih guide bar yang akan dipakai (nomer
berapa) dan menyetelnya agar tidak bertabrakan atau bersinggungan dengan
jarum.
Cara penyetelannya yaitu dengan memutar sekrup yang terpasang pada batang
penghubung antara Guide bar dengan Pattern drum, kemudian putarlah mesin
dengan menggunakan tangan setelah sebelumnya susunan dadu telah dipasang
pada Pattern drum untuk memastikan bahwa guide bar dapat bekerja dengan baik
(guide bar dan jarum sudah tidak bersinggungan).
Penggunaan dadu untuk jenis jeratan yang akan dipergunakan tidak selalu harus
dimulai dari dadu 0, bisa juga dimulai dari dadu 2, 4 dan seterusnya dengan
tujuan mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dadu.
Pada waktu membuat kain 1 bar dasar, 1 bar bebas, 2 bar dasar dan 2 bar bebas
terdapat beberapa helai benang lusi yang kendor sehingga proses penguluran
benang lusi dilakukan secara manual pada awal perajutan, hal itu dapat
disebabkan karena tegangan benang yang digulung pada beam tidak rata,
pemasangan beam pada bar lusi yang kurang tepat, nomer benang yang berbeda
yang tidak cocok untuk konstruksi kain yang sedang dibuat, per pada poros
tension yang tidak dapat bekerja secara lancar/normal.
Selain itu, pada bagian pinggir kain terdapat pula benang lusi kendor yang dapat
disebabkan karena jeratan pinggir memiliki kerapatan yang kurang dibandingkan
dengan jeratan dibagian lainnya dan tidak terdapat jeratan lain di bagian
sisi/pinggir kain yang mengikat.
Hal lain yang mungkin dapat terjadi yaitu adanya beberapa helai benang lusi
putus yang disebabkan karena benang lusi terlalu tegang, terdapat benang lusi
yang kusut (bersilangan) pada beam lusi, peralatan dari bagian penguluran lusi
yang tidak dapat bekerja dengan baik, atau bisa juga disebabkan oleh sistem
pengereman pada mesin yang tekanannya terlalu besar sehingga benang lusi pada
saat penguluran, tegangannya terlalu besar yang mengakibatkan benang lusi
putus. Selain itu pemberian tegangan yang tidak rata pada saat penggulungan
benang pada beam ketika proses penghanian dapat pula menyebabkan hal ini
terjadi.
Pemilihan, penggunaan dan penempatan dadu pada pattern wheel harus benar
agar dalam proses perajutan dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan
konstruksi kain yang diinginkan
VII KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum mka dapat di simpulkan :
Pemasangan beam pada Bar Lusi harus tepat agar posisinya tidak bergeser
sewaktu proses perajutan berlangsung dan beam dapat berputar dengan lancar
untuk mengulur benang lusi sesuai kebutuhan.
Proses pencucukan benang pada lubang guide harus berurutan dan bertahap
disesuaikan dengan urutan benang lusi dari mulai beam sampai separator agar
benang lusi tidak kusut, tegangan benang saat proses sama dan habisnya benang
pada gulungan beam sama
Proses pengecekan pergerakan guide bar dengan dadu yang sedang dipergunakan
harus dilakukan sebelum mesin dijalankan dengan tujuan menghindari tabrakan
antara guide dengan jarum saat proses perajutan berlangsung.
Kerataan tegangan benang lusi yang digulung pada beam ketika proses
penghanian sangat penting karena mempengaruhi tegangan benang lusi ketika
penguluran pada saat proses perajutan.
Besarnya sudut kemiringan sisir ekspansi berfungsi untuk meratakan tegangan
benang dan membantu proses penggulungan benang pada beam secara merata.
Pemberian tegangan benang lusi pada proses penghanian harus disesuaikan
dengan nomer benang lusi yang akan digunakan.
Arah jalannya benang dan putaran beam harus disesuaikan dengan tanda arah
putaran yang tertera pada poros tension benang yang sedang dipergunakan.
Tingkat pengereman pada masing-masing bar dapat diatur dari alat yang berada
di bagian luar masing-masing bar.
DAFTAR PUSTAKA
Djamhir, Okim.1974.Teknologi Perajutan.Institut Teknologi Tekstil.Bandung.