PRAKTIKUM PERAJUTAN
NPM : 21410047
Grup : 2T3
2022
I. Maksud dan Tujuan
1. Dapat membuat kain rajut dengan rajut RIB 2x1 dan RIB 2x2
2. Dapat memahami alur proses pembuatan kain rajut
Secara umum mekanisme kerja mesin rajut datar yaitu benang setelah
diletakkan pada meja mesin, lalu dilewatkan pada bagian-bagian pengantar
dan pengatur tegangan benang. Benang kemudian dimasukkan pada
penyuap benang (feeder) yang ada pada penyeret, penyeret lalu digerakkan
sebanyak satu kali (1 course) untuk membuat pancingan awal kain. Penyeret
digerakkan secara manual dengan tangan sampai benang tersebut terjerat oleh
jarum, kemudian sisir pancing dimasukkan diantara celah-celah jeratan yang
terbentuk, kawat kemudian dimasukkan pada sisir pancing. Cam kemudian
disetting untuk rajutan plain tubular, lalu penyeret digerakkan sebanyak 1 tour.
Setelah selesai pancingan awal kain ini, maka seterusnya pembuatan kain
dapat dilakukan.
2. Penyeret (Carriage)
Penyeret beserta peralatan di dalamnya merupakan bagian yang sangat
penting, oleh karena penyeret yang membuat jarum dapat bekerja dan
sekaligus mengaturnya. Pada penyeret terdapat dua jenis cam, yaitu
raising cam dan stitch cam. Raising cam (RC) berfungsi untuk menaikkan
jarum, RC sendiri dapat diatur dalam posisi kerja atau tidak kerja.
Sementara Stitch cam (SC) berfungsi untuk menurunkan jarum, seberapa
tinggi atau rendahnya posisi turunnya jarum akan berpengaruh terhadap
besar kecilnya tinggi jeratan. Pada mesin rajut datar 2 posisi, posisi cam
hanya dapat membentuk satu jenis jeratan pada seluruh jarum setiap kali
penyeret digerakkan. Pada penyeret terdapat alat penyuapan benang
(feeder) yang berfungsi untuk membawa dan sekaligus menyuapkan
benang pada jarum-jarum. Selain itu terdapat juga alat pembuka lidah
jarum yang berbentuk sikat yang bergerak seiring dengan bergeraknya
penyeret.
4. Penarik Kain
Pada mesin rajut datar manual, penarikkan kain dilakukan oleh sisir
pancing yang dipasang bandul sebagai pembeban sehingga kain tersebut
akan dapat ditarik ke bawah. Sedangkan pada mesin-mesin yang lebih
modern penarikan kain biasanya dilakukan oleh rol-rol penarik.
VI. Diskusi
Pada praktikum kali ini praktikan membuat kain rajut RIB 2x1 dan RIB
2x2. Sebelum memulai pengerjaan membuat kain rajut, praktikan harus
memperhatikan jarum-jarum yang terdapat pada needle bed dalam kondisi
bagus agar benang dapat terjerat dengan sempurna. Tegangan pada benang
juga dapat mempengaruhi hasil jeratan, jika tegangan terlalu rendah maka tidak
akan saling menjerat dan mengakibatkan benang kusut saat penyeret
digerakkan.
Pada pembuat kain rajut RIB 2x2 terdapat kesalahan pada jarum-jarum
yang terdapat pada needle bed. Ketika penyeret digerakkan jarum hanya naik
tetapi tidak menjerat benang. Sehingga hasil kain berlubang karena jeratan
sebelumnya tidak terjerat oleh jeratan yang baru. Perbedaan pada kedua kain
tersebut dapat dilihat dari kenampakannya. Pada kain rajut RIB 2x1 hasil rajut
terlihat lebih besar dibandingkan dengan kain rajut RIB 2x2. Anyaman pada
kedua kain tersebut dapat dilihat dengan cara kain di tarik sehingga pola
terlihat.
VII. Kesimpulan
Pada tahapan ini penyetelan diawal sangat berpengaruh terhadap
proses merajut. Selain itu tegangan benang diperhatikan agar tidak terjadinya
kusut benang atau putus benang. Pastikan juga mesin dan bagian-bagiannya
seperti jarum yang akan digunakan masih dalam keadaan baik sebelum
digunakan, kaki jarum tidak bengkok dan lidahnya dapat membuka serta
menutup dengan baik.
Pada kain rajut RIB 2x1 hasil rajut terlihat lebih besar dibandingkan
dengan kain rajut RIB 2x2. Pada kain rajut 2x2 terdapat kain yang berlubang
karena jarum tidak menjerat benang dengan sempurna.
DAFTAR PUSAKA