Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK PERTENUNAN 1

ATBM ROLL
NAMA : Muhammad Ramdhani
NPM : 22410014
GRUP : 2-T1
DOSEN : -Giarto, AT, M.S.i
- Dinan Sapta,.S,ST
- Faruk AT

POLITEKNIK STTT BANDUNG


TEKNIK TEKSTIL
TAHUN AJARAN 2023/2024
I. Maksud dan Tujuan

Pada praktikum ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) bertujuan agar praktikan:

 Mengenal bagian-bagian dari ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) penyetelan


gun dan injakan
 Mengidentifikasi cucukan anyaman polos pada ATBM.
 Membuat rencanan tenun anyaman polos.
 Membuat rencana tenun sesuai dengan turunan anyaman dasar yaitu
anyaman adjour.
 Menenun isi turunan anyaman dasar dengan 4 gun dan 4 injakan
 Mengetahui mekanisme penenunan dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

II. Teori Dasar

. Menenun adalah suatu metoda pembuatan kain dengan cara menganyam atau
menyilangkan antara benang lusi dan pakan yang letaknya tegak lurus satu sama lain. Untuk
menenun dipergunakan alat tenun. Alat tenun adalah alat atau mesin untuk menenun benang/serat
menjadi tekstil (kain). Alat atau mesin tenun ditinjau dari cara menjalankannya dapat digolongkan
menjadi :

1. Alat tenun gedogan yang dijalankan dengan tangan


2. Alat tenun bukan mesin (ATBM), yang dijalankan dengan menggunakan kaki dan
tangan.
3. Alat tenun mesin yang sumber gerakannya motor.

Menurut ukurannya, alat tenun tradisional dan alat tenun bukan mesin yang berukuran
kecil dipakai untuk menenun sambil duduk, sementara alat tenun berukuran besar digunakan
untuk menenun sambil berdiri. Orang Mesir kuno dan orang Cina kuno sudah mengenal alat
tenun bukan mesin sejak 4000 SM.
Fungsi dasar alat tenun sebagai tempat memasang benang-benang lungsin/lusi agar
benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsin/lusi untuk dijadikan kain. Bentuk dan
mekanisme alat tenun dapat berbeda-beda, namun fungsi dasarnya tetap sama.
Alat tenun bukan mesin (ATBM) merupakan alat tenun yang digerakkan oleh injakan
kaki untuk mengatur naik turunnya benang lusi pada waktu masuk keluarnya benang pakan yang
dipergunakan sambil duduk di kursi. Pada prinsipnya cara kerja ATBM ini hampir sama dengan
Gedogan yaitu penenun menenun dengan posisi duduk.

Berikut skema gambar ATBM beserta bagian-bagiannya:

10 11 12 13 14 11

3 15

4
16
5
17
6
18
7

8 19

20
Keterangan: 9

1. Lade berfungsi sebagai alat pengetek, tempat penyimpanan dan meluncurnya teropong,
juga untuk merapatkan benang pakan.
2. Shuttle box (laci) berfungsi sebagai tempat kedudukan teropong dan pemukul sebelum
dipukul oleh picker.
3. Sisir Berfungsi untuk mengatur lebar kain yang akan dibuat, untuk merapatkan benang
pakan yang telah diluncurkan dan untuk mengatur tetal lusi.
4. Teropong berfungsi untuk meluncurkan benang pakan dari kanan ke kiri atau
sebaliknyadan tempat palet.
5. Balok dada berfungsi sebagai alat perantara kain yang telah terbentuk sebelum digulung
dan juga mengatur kain supaya sejajar/tetap datar dengan balok pemberat.
6. Gigi Rachet berfungsi sebagai alat untuk penggulungan kain secara manual
7. Pemutar gigi rachet untuk memutarkan roda gigi rachet.
8. Boom kain berfungsi untuk menggulung kain yang telah terbentuk agar tidak terjadi
penumpukan kain dan juga untuk menjaga ketegangan benang lusi agar konstan.
9. Injakan berfungsi untuk menurunkan dan menaikkan kamran pada saat injakan diinjak,
antara injakan dan kamran digunakan tali pengikat.
10. Rangka berfungsi sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat bekerja sesuai
dengan kegunaannya. Fungsi lainnya yaitu menahan getaran yang ada, sebagai penyangga
peralatan lainnya
11. Batang pemukul berfungsi untuk menarik picker agar teropong terpukul dan meluncur
12. Mata gun berfungsi untuk memasukkan benang lusi agar dapat naik turun sesuai
gerakan kamran.
13. Rol/kerek berfungsi menghubungkan dua kamran yang bekerjanya saling berlawanan,
sehingga pada saat salah satu kamran naik maka kamran yang lainnya akan turun.
14. Gun/Kamran untuk menaikkan atau menurunkan kelompok benang-benang lusi yang
dicucuk dalam matagun agar terbentuk mulut lusi.
15. Balok pembesut untuk pengantar benang-benang lusi pada saat penguluran
16. Palet untuk tempat menggulung benang pakan yang terdapat pada teropong
17. Beam lusi sebagai tempat digulungnya benang-benang lusi yang akan ditenun pada
proses pertenunan.
18. Piringan rem untuk landasan pengereman putaran boom lusi
19. Batang pengerem untuk mengerem atau melepaskan rem pada saat penggulungan kain
(secara manual).
20. Bandul untuk memberi beban pada batang pengerem sehingga terjadi pengereman
pada piringan pengerem.
21. Tempat sisir untuk tempat sisir agar sisir tetap berada ditempatnya

Seperti pada alat atau mesin tenun lainnya maka ATBM mempunyai prinsip kerja yang sama
yaitu yang disebut dengan gerakan pokok pertenunan. Adapun gerakan pokok dari proses
pertenunan sebagai berikut :
1. Gerakan pembukaan mulut lusi (Shedding Motion), yaitu gerakan yang terjadi karena
adanya gerakan naik kelompok benang-benang lusi tertentu dan gerakan turun
kelompok benang-benang lusi tertentu. Akibat dari pembukaan mulut lusi terbentuklah
sebuah celah yang disebut mulut lusi.
Pada ATBM pembukaan mulut lusi terjadi karena adanya peralatan : injakan, tali ikatan,
kamran, matagun, tali penghubung, dan rol kerek.
2. Gerakan peluncuran pakan (Picking Motion), yaitu gerakan memasukan benang pakan
pada mulut lusi yang telah terbentuk. Pada ATBM peralatan yang berfungsi untuk
meluncurkan benang pakan : batang pemukul, tali penarik picker, picker (pemukul), laci
teropong, teropong, dan palet.
Gerakan ini terjadi karena teropong yang membawa benang pakan dipukul oleh picker
bolak-balik dari kanan ke kiri melalui mulut lusi.

3. Gerakan pengetekan (Beating Up), yaitu gerakan merapatkan benang pakan yang telah
diluncurkan dengan kain. Gerakan ini terjadi karena adanya gerakan maju mundur dari
lade yang mempunyai sisir tenun yang digerakkan oleh tangan.
Disamping gerakan pokok tersebut diatas terdapat juga gerakan tambahan (gerakan sekunder)
yaitu :
1. Gerakan penguluran lusi (Warp Let Off Motion), yaitu gerakan penguluran benang lusi
oleh boom tenun agar benang-benang lusi mempunyai tegangan yang konstan. Peralatan
yang digunakan : boom lusi, balok pembesut, piringan pengerem, tali pengerem, batang
pengerem, dan bandul pengerem.
2. Gerakan penggulungan kain (Take-up Motion), yaitu gerakan penggulungan kain yang
teleh dihasilkan. Gerakan ini dimaksudkan untuk untuk menjaga ketegangan benang lusi
yang diproses tetep konstan.
Peralatan yang digunakan : boom kain, balok dada, gigi rachet, dan pemutar gigi rachet.
Lusi dan pakan membentuk sudut 90o didalam tenunan. Tenunan terjadi karena adanya
silangan-silangan antara lusi dan pakan, yang dimaksud silangan disini adalah
perpindahan dari efek lusi atau pakan atas efek lusi atau pakan bawah. Silangan tersebut
terjadi karena adanya mulut lusi yang terbuka akibat gerakan naik turunnya gun secara
bergantian, yang kemudian diikuti oleh peluncuran teropong yang berisi benang pakan.

Lusi dan pakan membentuk sudut 90o didalam tenunan. Tenunan terjadi karena
adanya silangan-silangan antara lusi dan pakan, yang dimaksud silangan disini adalah
perpindahan dari efek lusi atau pakan atas efek lusi atau pakan bawah. Silangan tersebut
terjadi karena adanya mulut lusi yang terbuka akibat gerakan naik turunnya gun secara
bergantian, yang kemudian diikuti oleh peluncuran teropong yang berisi benang pakan.

Mulut lusi adalah suatu rongga atau sudut yang dibentuk antara 2 bagian benang
lusi dan ujung kain berdasarkan gerakan-gerakan gun yang membagi 2 bagian benang itu.
Beberapa mulut lusi yang biasa terjadi antara lain :

a) Mulut lusi tinggi/ naik


B
Salah satu lusi naik (B) sedang yang lain diam (C)
lurus dengan posisi tepi kain (A). Besarnya mulut lusi
A C adalah x.
x

b) Mulut lusi rendah/ turun


Mulut lusi tebentuk karena benang lusi (C) turun,
A x B
sedang benang lusi yang lain diam (B) lurus dengan
posisi tepi kain (A). Besarnya mulut lusi adalah x.
C

c) Mulut lusi tinggi rendah/ naik turun


Mulut lusi terbentuk karena benang lusi (B) dan (C)
B
masing-masing saling naik turun terhadap posisi tepi
x
A kain (A). Besarnya mulut lusi adalah x.

C
Dalam hubungannya pada saat merapatkan pakan (beating) akan terbentuk beberapa
mulut lusi, antara lain :
a) Mulut lusi tertutup

Pada saat benang pakan dirapatkan pada kain oleh


sisir. Lusi dalam keadaan tertutup/ sejajar (tidak ada
B
ruangan yang dibentuk oleh mulut lusi)
A
A = Benang lusi
B = Benang
pakan C = Sisir

b) Mulut lusi terbCuka tenun

Mulut lusi terjadi karena lusi naik/ turun atau naik dan
B turun dan pada waktu mengetek mulut lusi ini tetap
terbuka.
E A = Benang lusi
A
B = Sebagian benang lusi naik
C = Sebagian benang lusi turun
C
c) Mulut lusi bersilangan

B
E

D
C
D = Sisir tenun benang lusi dalam keadaan bersilangan.
E = Benang pakan A = Benang lusi
B = Sebagian benang lusi naik
Pada saat benang (pakan) C = Sebagian benang lusi turun
dirapatkan pada kain oleh D = Sisir tenun
sisir pada saat menenun, E = Benang pakan

Pemasangan kamran (gun) dan pemasangan injakan yaitu dengan cara :


1) Rol tempat mengantungkan kamran dipegang dan dipastikan pita atau tali penggantung
kamran rata dan sejajar (tidak saling membelit).
2) Urutkan kamran sesuai dengan urutannya, kamran kesatu, kedua, ketiga dan kamran
keempat dihitung dari bagian depan alat (ATBM).
3) Menghubungkan masing-masing kamran dengan tali-tali yang terdapat pada rol-rol.
4) Posisi kamran kesatu, kedua, ketiga dan kamran keempat harus rata atau sama tinggi
sejajar dengan sisir.
5) Menghubungkan tiap-tiap band dari benang-benang lusi dengan tali-tali yang dipasang
pada rol kain.
1
6) Menyetel posisi benang-benang lusi sehingga tingginya kira-kira dari tinggi sisir,
3

yaitu dengan cara memutar pemutar yang terdapat pada bagian atas lade.
7) Menghubungkan masing-masing injakan dengan kamran/ gun yang disesuaikan dengan
rencana tenunnya.

Dalam pertenunan dengan alat tenun mesin, alat pembentuk mulut lusi ada tiga macam,
yaitu :

 Gerakan langsung dari gun dengan perantaraan eksentrik


 Gerakan tidak langsung dari gun dengan perantaraan Schaftmachine
(dobby)
 Gerakan dengan jaquard

Eksentrik, disebut juga cam dan mempunyai poros yang berputar terus
menerus dengan kecepatan yang tetap. Kalau cam berputarnya tidak terus-
menerus disebut tappet. Biasanya cam digunakan untuk merubah gerakan
berputar menjadi gerakan bolak-balik, konstruksi dari cam biasanya
dilengkapi dengan bagian lain yang dapat memberikan gerakan tertentu
kepada bagian lain yang biasanya disebut follower. Follower biasanya
digerakkan oleh tenaga dalam dari cam sedangkan untuk pengembaliannya
biasanya dipergunakan tenaga luar misalnya per (spring).
Pada gerakan gun yang langsung, mulut lusi dibentuk oleh eksentrik
dengan perantaraan injakan-injakan yang dihubungkan dengan gun-gun.
Karena bentuk eksentrik yang tidak bundar itu, injakan-injakan berturut-
turut gun-gun akan membuat gerakan-gerakan naik dan turun. Pada tiap
pembentukan mulut lusi ada pakan yang diluncurkan didalam mulut dan
diketek. Hal ini terjadi dalam waktu poros utama berputar satu kali.
Untuk menenun suatu anyaman, kita harus menyusun pembentukan-
pembentukan mulut lusi yang sesuai dengan satu raport anyaman dalam
waktu poros eksentrik berputar satu kali. Ini berarti bahwa eksentrik
tersebut hanya berputar sebagian tiap pakan diluncurkan. Sedangkan lebih
besar raport anyamannya, lebih kecil bagan eksentrik yang berputar.
Bentuk eksentrik ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :
a. Anyaman
Dalam sistem pembentukan mulut, bagian tinggi eksentrik menurunkan
atau menaikkan gun, dan bagian rendah menyebabkan hal yang
sebaliknya. Jadi naik turunnya gun yang diatur sesuai dengan anyaman,
atau rapot anyaman mempengaruhi bentuk eksentrik.
b. Gerakan gun
Gerakan gun naik atau turun dari pembukaan mulut ke bukaan mulut
berikutnya dapat beraturan atau tidak beraturan. Pada gerakan gun yang
beraturan, gun-gun bergerak dari permulaan sampai akhir dengan
kecepatan yang tetap. Untuk tidak terjadi sentakan pada lusi, masa ini
dipergunakan strijkboom yang dapat bergerak, sehingga tegangan lusi
dapat dikatakan sama. Pada gerakan yang tidak teratur, gun-gun
mulai bergerak

c. Bentuk mulut lusi

Pada mulut lusi terbuka, garis hubungan dalam eksentrik antara dua
tempat yang tinggi atau dua tempat yang rendah berjalan sentries, tetapi
pada mulut tertutup garis hubungan antara dua tempat yang tinggi dari
eksentrik berjalan kebawah sedang garis hubungan antara dua tempat
yang rendah berjalan keatas. Ini menyebabkan gun-gun dapat
dikembalikan pada satu datar (mulutnya tertutup). Tinggi mulut
mempengaruhi juga besar eksentrik.

d. Waktu pemberhentian gun (waktu pakan diluncurkan)

Saat teroponr diluncurkan, selama itu gun harus berhenti sebab mulut
lusi tidak boleh berubah. Kalau mulut lusi berubah peluncuran pakan
tidak akan lancar.

Pada mesin tenun satu kali gun-gun berhenti saat peluncuran pakan
selama seperempat putaran poros utama, dan pada mesin tenun dua kali
lebar gun-gun berhenti selama sepertiga putaran poros utama.

e. Gerakan eksentrik

Eksentrik yang gerakannya diputar oleh roda-roda gigi, kurva eksentrik


terdiri dari garis melengkung, sedangkan kalau gerakannya terjadi oleh
stift dan sterrad, yang menghasilkan gerakan terhenti-henti tappet
mempunyai bentuk yang lebih meruncing keatas dan kebawah.

III. Alat dan Bahan

1. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

2. Tali-tali pengikat

3. Benang dalam bentuk beam lusi

IV. Cara Kerja

• Menentukan bagian-bagian ATBM dan fungsinya

- Melihat dan mengamati ATBM

- Menggunakan ATBM dan menentukan fungsinya

• Menenun kosong pada ATBM

- Mengamati bagian-bagian peralatan pada ATBM

- Memasang teropong pada lade

- Menyetel gun dan injakan

- Menenun ATBM tanpa benang

- Menenun ATBM tanpa benang disertai injakan

• Menyetel mulut lusi untuk anyaman polos dan turunannya

- Menyetel gun beserta injakan

- Menyetel mulut lusi untuk anyaman polos dan turunannya

- Menenun anyaman polos atau turunannya

• Menyetel mulut lusi dengan empat gun, delapan gun dan dua
injakan dan empat injakan

- Membuat rencana tenun yang sesuai dengan cucukan pada ATBM

- Menyetel gun dan injakan

- Memasang teropong pada lade


- Menenun dengan empat gun dan dua injakan

- Menenun dengan delapan gun dan empat injakan


V. Data Percobaan

• Menentukan bagian-bagian ATBM dan funginya (lampiran)

• Menenun kosong pada ATBM Mekanisme menenun pada ATBM

Diamond depan mengakibatkan terjadinya penarikan pada tali penghubung picker


sehingga picker tertarik sehingga akan melakukan pukulan terhadap teropong
sehingga teropong tersebut terpukul oleh picker dari laci kanan ke laci sebelah kiri
dan demikian seterusnya, dan pada saat teropong

meluncur terjadi penguluran benang pakan yang akan menimbulkan silangan antara
benang lusi dan benang pakan.

Berikut rencana tenun untuk anyaman dengan 4 injakan:

a. Anyaman polos cucukan 1-3-2-4 dengan 2 injakan

.
.
.
.
1 2
Kesimpulan
Pada dasarnya mekanisme kerja pada ATBM meliputi Gerakan pembukaan
mulut lusi (shedding motion), Gerakan peluncuran pakan(picking motion),
Gerakan pengetekan pakan(beating up motion), Gerakan penguluran
lusi(warp let motion), Gerakan penggulungan kain(take up motion). Dimana
gerakan-gerakan tersebut adalah gerakan primer atau pokok pada
pertenunan, selain itu dilakukan juga penggulungan kain dan penguluran
lusi yang termasuk ke dalam gerakan tambahan. Dan juga praktikan dapat
memahami rencana tenun yang rencana tersebut sangat dibutuhkan dalam
proses praktikum kali ini. Dengan demikian rencana tenun kali ini
merupakan hasil proses perencanaan dari suatu proses pembuatan kain
tenun yang akan dibuat dengan anyaman tertentu sesuai dengan keinginan
kita.

Daftar Pustaka

 Soeparlie, Liek. S.Teks., dkk.1974. Teknologi Pertenunan. Bandung,


Institut Teknologi Teks

Anda mungkin juga menyukai