MAKSUD
Untuk mengetahui bagian-bagian dari mesin ATBM serta mengetahui cara menenun dengan
menggunakan ATBM .
TUJUAN
1. Mengetahui bagian – bagian ATBM
2. Praktikan dapat mengoperasikan ATBM
3. Prkatikan dapat mengetahui mekanisme menenun dengan menggunakan ATBM kosong
TEORI DASAR
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) merupakan alat untuk melakukan penenunan yang
digerakkan oleh manusia. ATBM dapat dipergunakan sambil duduk di lantai maupun di atas
bangku (biasa pada industri tekstil kecil dan tradisional).
ATBM adalah alat tenun yang digerakkan oleh tenaga manusia dengan menggunakan tenaga
tangan dan kaki. Oleh karena itu konstruksi dan mekanisme peralatan pada alat tenun
tersebut harus dapat digerakan dengan tenaga yang seringan mungkin dan mudah dalam
pelayanannya.
Peralatan ATBM umumnya terbuat dari bahan kayu yang kuat agar memudahkan dalam
pembuatan anyaman dan tahan lama. Hal ini sesuai dengan kemampuan para pengrajin
tekstil ATBM yang masih banyak terdapat di daerah-daerah pedesaan, dimana sebagian
besar peralatannya dibuat sendiri dengan bahan baku yang terdapat disekelilingnya
ATBM awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan tekstil kain karena keterbatasan
kapasitas produksi kain dengan alat tenun gedogan. Seperti pada alat atau mesin tenun
lainnya ATBM mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu yang disebut dengan gerakan pokok
pertenunan.
Mekanisme ATBM meliputi gerakan – gerakan pada pertenunan, yang meliputi gerakan
pokok dan gerakan tambahan. Gerakan – gerakan pertenunan meliputi :
LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan peralatan agar siap digunakan
2. Memasang gun dan injakan
Rol/kerek dipasang ditempatnya.
Gun dimasukan ditempatnya dan dikat denagn tali pembantu pada rol/kerek.
Mengiktat gun pada rol/kerek dengan menggunakan tape
Kalau gunnya 2 buah, maka salah satu gun diikatkan pada tali yang terpasang di rol, dan
gun yang lain diikatkan pada tali lainnya dari rol tersebut.
Kalau gunnya lebih dari 2 buah, sedang rol hanya satu (untuk anyaman polos), maka gun
no. 1 dan no. 2 diikatkan bersama-sama pada tali bagian depan rol. Sedang gun no. 3 dan
no. 4 diikatkan bersama-sama pada ujung tali yang lainnya.Apabila gun-gun tersebut
telah terikat, maka tali pembantu dilepas. Letak bingkai gun bagian atas harus mendatar,
sedang letak ril pada semua gun harus rata satu sama lain.Sebelum gun diikat dengan tali
ke injakan, maka gun-gun tersebut semuanya diikat menjadi satu, supaya tidak bergerak
naik turun.kemudian gun-gun tersebut dikat dengan tali ke injakan sesuai dengan
rencana tenunnya
3. Menenun menggunakan ATBM kosong
Latihan gerakan tangan ini dilakukan sambil duduk di bangku tenun.
Mula-mula teropong tanpa palet dimasukkan kedalam laci teropong.
Tangan kiri dan kanan memegang kayu penutup sisir.
Tangan mendorong lade ke belakang (menjauhi penenun) dengan gerakan
sedemikian sehingga cukup untuk meluncurkan teropong dengan baik.
Setelah dorongan mencapai jarak dorongan yang tepat, lade harus cepat ditarik
maju (menedekati penenun), tetapi lade tersebut jangan sampai mengenai rangka
ATBM bagian depan.
Teropong harus masuk sempurna, gerakan mendorong lade jangan diteruskan dan
jangan terus ditarik, tetapi teropong harus dimasukkan dahulu sampai sempurna.
Gerakan mendorong dan menarik lade ini dilakukan berulang-ulang samapi tangan
menjadi terampil.
DISKUSI
Pada praktikum pembelajaran mekanisme ATBM dilakukan tanpa menggunakan benang, hanya
dilakukan pada mesin ATBM tanpa benang. Pada praktikum ini praktikan hanya menjalankan mesin
dan melatih gerakan kombinasi antara tangan dan kaki sampai lancar. Sementara penyetelan mulut
lusi belum dilakukan pada prakitum ini.
KESIMPULAN
1. Praktikum ini bertujuan untuk melatih keselarasan antara gerakan tangan dan kaki
saat menenun.
2. Gerakan – gerakan pokok dalam menenun hanya dipratikkan tanpa menggunakan
benang.
PENYETELAN MULUT LUSI PADA ATBM UNTUK ANYAMAN POLOS 4 GUN 2
INJAKAN
MAKSUD
Mengetahui cara menyetel gun dan injakan untuk anyaman polos pada ATBM dengan menggunakan
rencana tenun anyaman polos 4 gun 2 injakan.
TUJUAN
1. Mengetahui cara menyetel mulut lusi dengan rencana tenun anyaman polos 4 gun 2
injakan.
2. Mengatahui cara menenun mengunakan benang.
TEORI DASAR
Anyaman polos merupakan salah satu jenis anyaman dasar selain anyaman keper dan
anyaman satin. Anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan
paling banyak digunakan diantara anyaman lainnya.penyilangan antara benang lusi dan
benanga pakan dialkukan secara bergantiaan ( selang seling, satu naik, satu turun). Nama
lain yang biasa digunakan untuk menyebut anyaman polos adalah; anyaman blacu, plat,
tabby, taffeta, atau plain.
Karena anyaman yang akan dibuat adalah anyaman polos (yang paling sederhana) maka
cukup digunakan 2 buah gun dengan 1 rol kerek. Pada praktikum penyetelan mulut lusi
pada kain polos, terlihat jelas mekanisme gerakan – gerakan ATBM, yang meliputi :
Gerakan peluncuran pakan yaitu gerakan yang terjadi karena benang pakan
yang diluncurkan melalui teropong yang dipukul oleh picker bolak-balik dari
kanan ke kiri dan sebaliknya, karena adanya gerakan dari lade kedepan dan
kebelakang. Bagian-bgian yang berhubungan dengan gerakan ini antara lain :
teropong, lade, laci dan picker.
Di dalam gerakan pembukaan mulut lusi pastikan mulut lusinya bersih dan terbuka
sempurna. Adapun yang dimaksud dengan pembukaan mulut lusi yang bersih dan sempurna
adalah yang memenuhi syarat berikut :
1. Mudah dilalui teropong
Dengan sudut mulut lusi (α) yang cukup besar untuk dapat dilalui teropong dengan
lancar tanpa tersangkut di deretan lusi yang dilaluinya.
2. Jika dillihat dari samping, sheet lusi atas dan bawah membentuk garis lurus
Agar tercipta mulut lusi yang bersih, maka dilakukan pemasangan gun/kamran yang
semakin jauh dari ujung kain semakin tinggi/rendah dari garis horizon ujung kain.
3. Tidak menyebabkan benang lusi putus
Karena pemasangan gun semakin tinggi/rendah, maka tegangan yang didapat benang
lusi juga bertambah, sehingga ketika dilakukan gerakan naik turun, benang-benang lusi
yang dipasang pada gun paling belakang sangat mungkin putus.
ALAT DAN BAHAN
1. ATBM
2. Benang lusi
3. Benang pakan
LANGKAH KERJA
x X
x x
x X
x X
1 2
x 1
X 2
X
X
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan menenun dengan menggunakan 2 gun 2 injakan, dengan
mengunakan rencana tenun anyaman polos. Dalam praktikum yang sudah dilakukan oleh praktikan,
praktikan mengetahui mekanisme kerja ATBM dengan menggunkan 2 gun 2 injakan.
Saat proses pertenenunan banyak hal yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah penyetelan
mulut lusi. Agar didapat mulut lusi yang sesuai yaitu mulut lusi yang rata dan bersih agar dapat
dilalui oleh teropong. Mulut lusi yang tidak rata akan menyebabkan teropong tersangkut dalam
benang lusi dan berkemungkinan menyababkan benang lusi terputus. Kedua, apabila benang lusi
putus kain yang dihasilkan akan mengalami cacat kain, sehingga kain yang dihasilkan kurang baik.
Ketiga harus memperhatikan jalannya teropong apabila teropong berhenti ditengan mulut benang
lusi ambrol.
Dalam proses menyetel mulut lusi harus diperhatikan tinggi rendahnya mulut lusi,tinggi mulut lusi
yang baik adalah 1/3 tinggir sisir tenun. Serta ikatan dan injakan harus sesuai dengan rencana tenun
.
KESIMPULAN
1. Menyetel mulut lusi harus sesuai dengan rencana tenun
2. Mulut lusi yang baik adalah mulut lusi yang dapat dilalui oleh teropong dan tidak
menyebabkan banyak benang lusi terputus.
3. Anyaman polos merupakan anyaman yang sederhana karena hanya memerlukan 2 injakan
dan 2 gun saja dengan menggunakan 1 rol kerek.
PENYETELAN MULUT LUSI UNTUK ANYAMAN KEPER DENGAN 4 GUN 4
INJAKAN
MAKSUD
Mengetahui cara dan proses menyetel mulut lusi dan injakan dengan 4 gun 4 injakan pada ATBM
TUJUAN
1. Mengetahui mekanisme kerja ATBM dengan menggunakan 4 gun 4 injakan .
2. Mengetahui cara merencanakan rencana tenunpada anyaman keper dengan menggunakan
4 gun dan 4 injakan.
TEORI DASAR
Pembukaan mulut lusi (shed opening), Mulut lusi merupakan rongga atau sudut yang dibentuk
antara dua bagian benang lusi (naik turun) dengan ujung kain. Gerakan menaik dan menurunkan
benang lusi ini diatur oleh peralatan cam atau dobby atau jacquard. Pada mesin tenun dengan
menggunakan peralatan cam dan dobby, benang lusi dimasukan pada mata gun yang tersusun
sedemikian rupa dan terbingkai menjadi satu kesatuan yang disebut Kamran (healdshaft). Kamran ini
yang akan digerakan naik dan turunnya oleh peralatan cam atau dobby. Gerakan sebagian Kamran
keatas dan sebagiannya kebawah membentuk semacam celah yang disebut mulut lusi.
Adapun mulut lusi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. kain
2. ujung kain
3. ujung kain
4. sisir
5. benang pakan
Untuk anyaman yang mempunyai rapot anyaman yang lebih dari 4 lusi maka untuk
membuat kain dengan ATBM diperlukan gun dan injakan yang lebih besar daripada
anyaman polos biasa.
Apabila akan dibuat anyaman polos (yang paling sederhana) maka cukup digunakan 2 buah
gun dengan 1 rol kerek. Apabila ingin dibuat anyaman yang lebih rumit (misal : anyaman keper)
maka tidak bisa hanya menggunakan 2 buah gun dengan 1 rol kerek saja, tetapi harus menggunakan
minimal empat gun dengan empat buah injakan. Hal ini dikarenakan pada anyaman keper efek
benangnya tidak 1 naik dan 1 turun seperti pada anyaman polos melainkan lebih rumit.
Pada anyaman yang lebih rumit rencana tenun sangat menentukan keberhasilan dalam proses
pertenunannya, karena pada anyaman tenun dapat dilihat cucukan gun, ikatan gun dan injakannya,
sehingga akan memudahkan dalam pemasangannya.
Anyaman keper adalah anyaman yang apabila kita lihat akan adanya garis-garis dengan
sudut yang berfariasi. sudut tersebut terbentuk karena perbedaan jumlah lusi naik dan lusi turun
pada benang pakan dan kenaikan lusi berikutnya. Keper yang garis miringnya dari kiri bawah ke
kanan atas disebut “keper kanan” dan dari kanan bawah ke kiri atas disebut “keper kiri”.
Cara pembuatan kain keper yang paling sederhana memerlukan tiga gun. Keper demikan
dapat ditulis dengan rumus sebagai keper 2/1, yaitu angka dua diatas garis menunjukan lusi
menyilang diatas dua pakan, kemudian menyilang dibawah sebuah benang pakan berikutnya yang
diitunjukan oleh angka satu di bawah garis. Dalam hal ini permukaan kain merupakan permukaan
lusi karena lusi menyilang diatas pakan lebih banyak daripada menyilang dibawah pakan.
Keper yang rumit dalam pembuatannya bisa menggunakan gun yang banyak, misalnya
sampai 18 gun dengan alat tenun dobby.
Garis keper dapat bertambah jelas apabila antihan benang yang berlawanan arahnya
dengan arah garis keper, lebih-lebih apabila menggunakan efek-efek benang (float) yang panjang,
benang sisir, benang gintir, benang halus dengan antihan tinggi.
Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak putus – putus.
Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah ke kiri atas, disebut Keper Kiri.
Jika arah garis miring berjalan dari kiri bawah ke kanan atas, disebut Keper Kanan.
Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi, disebut Keper Efek Lusi atau Keper Lusi.
Garis miring yang dibentuk oleh benang pakan, disebut Keper Efek Pakan atau Keper Pakan.
Garis miring yang membentuk sudut 45° terhadap garis horizontal.
Appereance kain pada permukaan atas dan bawah berlainan.
Jika raport terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan disebut keper 3 gun.
Anyaman keper diberi nama menurut banyaknya gun minimum, misalnya : keper 3 gun, keper 4
gun, keper 5 gun dan seterusnya.
Biasanya dibuat dalam konstruksi padat.
Dalam kondisi yang sama (faktor – faktor yang lain sama), kekuatan kain dengan dengan
anyaman polos lebih besar daripadakekuatan kain dengan anyaman keper.
Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada anyaman polos.
Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan gaaris miring.
Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan.
Garis miring dengan sudut >45° disebut keper curam (steep twill).
Keper pakan
Keper yang efek pakannya lebih panjang dari pada efek lusi.
Keper rangkap
Keper yang panjang efek lusinya sama dengan panjang efek pakannya disebut keper rangkap.
Misalnya 2/2 dan keper-keper lain yang seimbang efek lusi dan pakannya.
Kedua permukaan akan tampak sama kecuali arah garis kepernya.
Keper lusi
Keper yang efek lusinya lebih panjang dari pada efek pakan.
Karena antihan benang lusi lebih tinggi daripada benang pakan,
maka keper ini akan lebih tahan terhadap gosokan, dan lebih
awet.
Keper 45°
Garis keper yang membentuk sudut 45 derajat terhadap
pakannya. Terbentuk karena penyilangan lusi berikutnya bergeser satu pakan, besar sudut
dipengaruhi pula oleh tetal lusi dan tetal pakan.
Keper 60°
Garis keper yang membentuk sudut 60 derajat terhadap pakannya. Terbentuk karena
penyilangan lusi berikutnya bergeser dua pakan, besar sudut dipengaruhi pula oleh tetal lusi dan
tetal pakan.
Keper kanan
Garis kepernya miring kekanan dari bawah.
Keper kiri
Garis kepernya miring kekiri dari bawah.
Keper runcing
Keper yang dibentuk dari kombinasi keper kanan dan keper kiri.
Keper tulang ikan (herring bone twill)
Keper yang dibentuk dari kombinasi keper kanan dan keper kiri, tetapi ggaris keper tidak bertemu
pada ujung-ujungnya.
LANGKAH KERJA
1. Membuat rencana tenun kain yang akan dibuat.
2. Memasang dan menghubungkan antara gun dan injakan dengan tali penghubung
3. Menyetel mulut lusi.
DATA PERCOBAAN
1
x
2
x
3
x
4
x
Anyaman Injakan
PEMBAHASAN
Anyaman yang dibuat merupakan anyaman keper 2/2 dengan cucukan 1-3-2-4. Maksud dari
cucukan tersebut adalah : lusi 1 dicucuk pada gun 1, lusi 2 dicucuk pada gun 3, lusi 3 dicucuk
pada gun 2 , lusi 4 dicucuk pada gun 4.
Injakan yang dipakai adalah 1-3-2-4. Maksud dari injakan tersebut adalah ketika
meluncurkan pakan no 1, injakan yang diinjak adalah injakan 1, dan lusi 2 dan 3 akan
menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 2 diluncurkan, injakan yang diinjak adalah injakan 3,
dan lusi 3 dan 4 akan menghasilkan efek pakan. Ketika lusi 3 diluncurkan injakan yang diinjak
adalah injakan 2, dan lusi 1,dan 4 akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 4 diluncurkan
injakan yang diinjak adalah injakan4, dan lusi 1 dan 2 akan menghasilkan efek pakan.
Hubungan antara injakan dan ikatan berdasarkan rencana tenun tersebut adalah:
Agar pada peluncuran pakan 1, lusi 2 dan 3 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 2
dan 3 yang membawa lusi – lusi tersebut harus diikatkan pada injakan 1. Agar pada
peluncuran pakan 2, lusi 3 dan 4 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 3 dan 4
yang membawa lusi – lusi tersebut harus diikatkan pada injakan 3 . Agar pada peluncuran
pakan 3, lusi 1 dan 4 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 1 dan 4 yang membawa
lusi – lusi tersebut harus diikatkan pada injakan 2 . Agar pada peluncuran pakan 4, lusi 1 dan
2 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 1 dan 2 yang membawa lusi – lusi tersebut
harus diikatkan pada injakan 4 .
DISKUSI
Pada praktikum kali ini praktikan belajar membuat anyaman dan menenun anyaman keper.
Pada praktikum ini setiap praktikan menenun sebanyak satu raport anyaman keper. Selain
untuk belajar menenun dengan anyaman keper, praktikan tahu cara untuk merencanakan
serta mengopersaikan ATBM dengan 4 gun 4 injakan, karena pada prkatikum sebelumnya
prkatikan hanya menggunkan 2 gun 2 injakan. Dalam praktikum kali ini juga praktikan bisa
tahu bahwa menggunakan 4 injakan lebih susah dari pada hanya menggunakan 2 injakan,
terutama pada pergantian injakannya.
KESIMPULAN
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan
1. Menenun dengan 4 gun 4 injakan lebih rumit dalam menyeragamkan kaki dan tangan.
2. Dengan 4 gun 4 injakan dapat diperoleh motif anyaman yang berdeda-beda
tergantung dengan rencana tenun .
PENYETELAN MULUT LUSI UNTUK ANYAMAN TURUNAN POLOS DENGAN 4
GUN 4 INJAKAN
MAKSUD
Mengetahui cara dan proses menyetel mulut lusi dan injakan dengan 4 gun 4 injakan pada ATBM
TUJUAN
1. Mengetahui mekanisme kerja ATBM dengan menggunakan 4 gun 4 injakan .
2. Mengetahui cara merencanakan rencana tenun pada anyaman turunan polos dengan
menggunakan 4 gun dan 4 injakan
TEORI DASAR
a. Definisi turunan anyaman polos
Turunan anyaman polos adalah anyaman polos yang diperpanjang efek lusi dan pakannya atau
diperpanjang keduanya. Adapun contoh dari turunan anyaman polos yaitu:
Rib lusi ( cannele lusi )
Rib pakan ( cannele pakan )
Kombinasi rib lusi dan pakan
Panama ( perpanjangan efek lusi dan pakan )
Kombinasi panama dengan cannele
Anyaman ajour (anyaman berlubang )
b. Anyaman Ajour
Salah satu contoh turunan anyaman polos adalah anyaman ajour. Kain yang menggunakan
anyaman ini mempunyai lubang – lubang (air space) yang terjadi karena pengelompokkan
benang – benang usi dan benang – benang pakan.
Pengelompokkan benang – benang tersebut disebabkan karena masing – masing kelompok
dari benang lusi dan benang pakan membentuk efek yang berbalikkan secara bergantian.
Apabila dalam satu repeat anyaman terdapat sekelompok benang lusi dan benang pakan
yang berkerja saling berlawanan, maka akan terbentuk lubang pada kain.
LANGKAH KERJA
3. Membuat rencana tenun kain yang akan dibuat.
4. Memasang dan menghubungkan antara gun dan injakan dengan tali penghubung
3. Menyetel mulut lusi.
4. Mengikat gun pada injakan.
5. Menyetel tali pengikat injakan dan jarak benang-benang lusi kira-kira 1/3 dari tinggi sisir
tenun.
6. Memasang palet pada teropong dan menjalankan mesin
DATA PERCOBAAN
Rencana tenun anyaman turunan polos
1 2 3 4
1
2
PEMBAHASAN
Anyaman yang dibuat merupakan turunan anyaman turunan polos dengan
cucukan 1-3-1-2-4-2. Maksud dari cucukan tersebut adalah : lusi 1 dicucuk pada
gun 1 mata gun no 1, lusi 2 dicucuk pada gun 3, lusi 3 dicucuk pada gun 1 mata
gun no 2 (karena jalannya lusi 3 sama dengan jalannya lusi 1), lusi 4 dicucuk
pada gun 2 mata gun no 1, lusi 5 dicucuk pada 4, dan lusi 6 dicucuk pada gun 2
mata gun no 2 (karena jalannya lusi 6 sama dengan jalannya lusi no 4)
Injakan yang dipakai adalah 1-3-1-2-4-2. Maksud dari injakan tersebut adalah
ketika meluncurkan pakan no 1, injakan yang diinjak adalah injakan 1, dan lusi
1,3 dan 5 akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 2 diluncurkan, injakan
yang diinjak adalah injakan 3, dan lusi 4,5 dan 6 akan menghasilkan efek pakan.
Ketika lusi 3 diluncurkan injakan yang diinjak adalah injakan 1, dan lusi 1,3 dan 5
akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 4 diluncurkan injakan yang diinjak
adalah injakan 2, dan lusi 2,4 dan 6 akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan
5 diluncurkan injakan yang diinjak adalah injakan 4, dan lusi 1,2 dan 3 akan
menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 6 diluncurkan injakan yang diinjak
adalah injakan 2, dan lusi 2,4 dan 6 akan menghasilkan efek pakan.
Hubungan antara injakan dan ikatan berdasarkan rencana tenun tersebut adalah
: Agar pada peluncuran pakan 1, lusi 1,3 dan 5 turun maka gun 1 dan 4 yang
membawa lusi – lusi tersebut harus diikat pada injakan 1. Agar pada peluncuran
pakan 2, lusi 4,5,6 turun maka gun 2 dan 4 yang membawa lusi – lusi tersebut
harus diikat pada injakan 3. Agar pada peluncuran pakan 4, lusi 2,4 dan 6 turun
maka gun 2 dan 3 yang membawa lusi – lusi tersebut harus diikat pada injakan
2. Agar pada peluncuran pakan 5, lusi 1,2 dan 3 turun maka gun 1 dan 4 yang
membawa lusi – lusi tersebut harus diikat pada injakan 4. Sementara jalannya
lusi 1 = lusi 3 dan lusi 4 = lusi 6 maka saat menenun injakan 1 dan 2 diinjak 2 kali
dalam satu repeat anyaman yang akan dibuat.
Daftar Pustaka
http://teddypram.blogspot.co.id/2011/02/praktek-teknologi-pertenunan-modern.html
https://www.scribd.com/doc/241984164/Laporan-Tenun
http://weavingpertenunan.blogspot.co.id/
http://www.slideshare.net/septianraha/pertenunan
LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI
PERTENUNAN
“MEKANISME MESIN, KAIN POLOS , KAIN KEPER DAN
TURUNAN ANYAMAN KEPER”
Disusun Oleh :
Maria Viktoria Anur
NPM : 14050021
Group 2B2
Jurusan : D3 TPL
Dosen : Hendra, S.ST., M.Tech