Anda di halaman 1dari 25

MEKANISME ATBM

MAKSUD
Untuk mengetahui bagian-bagian dari mesin ATBM serta mengetahui cara menenun dengan
menggunakan ATBM .

TUJUAN
1. Mengetahui bagian – bagian ATBM
2. Praktikan dapat mengoperasikan ATBM
3. Prkatikan dapat mengetahui mekanisme menenun dengan menggunakan ATBM kosong

TEORI DASAR

Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) merupakan alat untuk melakukan penenunan yang
digerakkan oleh manusia. ATBM dapat dipergunakan sambil duduk di lantai maupun di atas
bangku (biasa pada industri tekstil kecil dan tradisional).
ATBM adalah alat tenun yang digerakkan oleh tenaga manusia dengan menggunakan tenaga
tangan dan kaki. Oleh karena itu konstruksi dan mekanisme peralatan pada alat tenun
tersebut harus dapat digerakan dengan tenaga yang seringan mungkin dan mudah dalam
pelayanannya.

Peralatan ATBM umumnya terbuat dari bahan kayu yang kuat agar memudahkan dalam
pembuatan anyaman dan tahan lama. Hal ini sesuai dengan kemampuan para pengrajin
tekstil ATBM yang masih banyak terdapat di daerah-daerah pedesaan, dimana sebagian
besar peralatannya dibuat sendiri dengan bahan baku yang terdapat disekelilingnya

ATBM awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan tekstil kain karena keterbatasan
kapasitas produksi kain dengan alat tenun gedogan. Seperti pada alat atau mesin tenun
lainnya ATBM mempunyai prinsip kerja yang sama yaitu yang disebut dengan gerakan pokok
pertenunan.

Mekanisme ATBM meliputi gerakan – gerakan pada pertenunan, yang meliputi gerakan
pokok dan gerakan tambahan. Gerakan – gerakan pertenunan meliputi :

1. Gerakan pembukaan mulut lusi (shedding motion)

Gerakan ini berhubungan dengan bagian mesin yang diantaranya adalah :

a. Injakan, berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan gun.


b. Gun, berfungsi mengatur benang lusi per helai sesuai dengan jumlah lusi dan
rencana tenunnya. Gun yang baik lubangnya harus bersih dan tidak terdapat sudut-
sudut meruncing, sehingga biasanya dilapisi dengan timah.
c. Rol/Kerek, berfungsi sebagai tempat untuk menggantungkan kamran.
d. Tali penghubung gun dengan rol.
e. Tali penghubung gun dengan injakan.
f. Tali pita pada rol.

2. Gerakan peluncuran pakan (picking motion)

Bagian mesin yang berhubungan dengan gerakan ini antara lain :

a. Laci kiri dan kanan, sebagai tempat menyimpan teropong sementara.


b. Kayu-kayu penggerak picker.
c. Picker, berfungsi memukul teropong dari laci kiri ke laci kanan dan sebaliknya.
d. Tali picker.
e. Kayu penghubung teropong dan paletnya
f. Teropong, sebagai tempat penyimpanan palet yang berisi benang pakan.
g. Palet, berfungsi sebagai tempat menyimpan/menggulung benang pakan.

3. Gerakan pengetekan (beating motion)


Berhubungan dengan bagian mesin yang disebut :

a. Lade dan landasannya yang merupakan tempat menyimpan dan meluncurnya


teropong serta merapatkan benang pakan setiap proses pengetekan.
b. Sisir tenun, berfungsi mengatur tetal lusi, mengatur lebar kain, mengetek benang
pakan, merapatkan benang pakan (mengetek).

4. Gerakan penguluran lusi(let off motion)


Bagian mesin yang berhubungan dengan gerakan ini adalah :

a. Boom lusi, sebagai tempat penyimpanan benang lusi.


b. Pengerem boom lusi, sebagai pengatur penguluran benang lusi.
c. Bandul/pemberat

5. Gerakan penggulungan kain (let up motion)


Bagian mesin yang berhubungan dengan gerakan ini adalah :
a. Boom kain, sebagai tempat menggulung kain hasil proses pertenunan.
b. Pemutar dan penahan lalatan kain, berfungsi untuk menegangkan dan menggulung
kain hasil tenunan.
c. Roda gigi Racet
d. Rol penarik
e. Pal penghubung

ALAT DAN BAHAN


- ATBM tanpa benang lusi
- Teropong ATBM

LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan peralatan agar siap digunakan
2. Memasang gun dan injakan
 Rol/kerek dipasang ditempatnya.
 Gun dimasukan ditempatnya dan dikat denagn tali pembantu pada rol/kerek.
 Mengiktat gun pada rol/kerek dengan menggunakan tape
 Kalau gunnya 2 buah, maka salah satu gun diikatkan pada tali yang terpasang di rol, dan
gun yang lain diikatkan pada tali lainnya dari rol tersebut.
 Kalau gunnya lebih dari 2 buah, sedang rol hanya satu (untuk anyaman polos), maka gun
no. 1 dan no. 2 diikatkan bersama-sama pada tali bagian depan rol. Sedang gun no. 3 dan
no. 4 diikatkan bersama-sama pada ujung tali yang lainnya.Apabila gun-gun tersebut
telah terikat, maka tali pembantu dilepas. Letak bingkai gun bagian atas harus mendatar,
sedang letak ril pada semua gun harus rata satu sama lain.Sebelum gun diikat dengan tali
ke injakan, maka gun-gun tersebut semuanya diikat menjadi satu, supaya tidak bergerak
naik turun.kemudian gun-gun tersebut dikat dengan tali ke injakan sesuai dengan
rencana tenunnya
3. Menenun menggunakan ATBM kosong
 Latihan gerakan tangan ini dilakukan sambil duduk di bangku tenun.
 Mula-mula teropong tanpa palet dimasukkan kedalam laci teropong.
 Tangan kiri dan kanan memegang kayu penutup sisir.
 Tangan mendorong lade ke belakang (menjauhi penenun) dengan gerakan
sedemikian sehingga cukup untuk meluncurkan teropong dengan baik.
 Setelah dorongan mencapai jarak dorongan yang tepat, lade harus cepat ditarik
maju (menedekati penenun), tetapi lade tersebut jangan sampai mengenai rangka
ATBM bagian depan.
 Teropong harus masuk sempurna, gerakan mendorong lade jangan diteruskan dan
jangan terus ditarik, tetapi teropong harus dimasukkan dahulu sampai sempurna.
 Gerakan mendorong dan menarik lade ini dilakukan berulang-ulang samapi tangan
menjadi terampil.

4. Kombinasi gerakan kaki dan tangan


 Salah satu injakan diinjak mak gun yang diikat denagn injakan yang bersangkutan
akan turun, sedang gun yang lain akan naik.
 Kaki yang menginjak injakan tersebut jangan diangkat sebelum teropong meluncur
dan masuk ke dalam laci yang lainnya secara sempurna.
 Mendorong lade ke belakang seperti gerakan.
 Kaki yang menginjak terdahulu diangkat dan bersamaan dengan kaki yang lainnya
menginjak injakan yang berikutnya.
 Lade didorong lagi ke belakang untuk meluncurkan teropong.
 Gerakan kombinasi ini diulang terus-menerus sampai mencapai terampil

DISKUSI

Pada praktikum pembelajaran mekanisme ATBM dilakukan tanpa menggunakan benang, hanya
dilakukan pada mesin ATBM tanpa benang. Pada praktikum ini praktikan hanya menjalankan mesin
dan melatih gerakan kombinasi antara tangan dan kaki sampai lancar. Sementara penyetelan mulut
lusi belum dilakukan pada prakitum ini.

KESIMPULAN

1. Praktikum ini bertujuan untuk melatih keselarasan antara gerakan tangan dan kaki
saat menenun.
2. Gerakan – gerakan pokok dalam menenun hanya dipratikkan tanpa menggunakan
benang.
PENYETELAN MULUT LUSI PADA ATBM UNTUK ANYAMAN POLOS 4 GUN 2
INJAKAN

MAKSUD

Mengetahui cara menyetel gun dan injakan untuk anyaman polos pada ATBM dengan menggunakan
rencana tenun anyaman polos 4 gun 2 injakan.

TUJUAN

1. Mengetahui cara menyetel mulut lusi dengan rencana tenun anyaman polos 4 gun 2
injakan.
2. Mengatahui cara menenun mengunakan benang.

TEORI DASAR

Anyaman polos merupakan salah satu jenis anyaman dasar selain anyaman keper dan
anyaman satin. Anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan
paling banyak digunakan diantara anyaman lainnya.penyilangan antara benang lusi dan
benanga pakan dialkukan secara bergantiaan ( selang seling, satu naik, satu turun). Nama
lain yang biasa digunakan untuk menyebut anyaman polos adalah; anyaman blacu, plat,
tabby, taffeta, atau plain.

Ciri dan karakteristik anyaman polos :


 Mempunyai rapot yang paling kecil dari semua jenis anyaman
 Jumlah benang lusi tiap incinya relatif lebih sedikit daripada anyaman lain,
karena jika benangnya terlalu banyak akan menghasilkan kain yang kaku.
 Bekerjanya benang-benang lusi dan pakan paling sederhana yaitu 1 naik, 1
turun.
 Merupakan kain dengan anyaman paling kuat dari semua jenis anyaman.
 Ulangan raport kearah horizontal atau kearah pakan diulangi setelah 2 helai
pakan. Sedangkan kearah lusi ( vertical ) diulangi setelah 2 helai lusi.
 Jumlah silangan paling banyak diantara jenis anyaman lain.
 Menghasilkan kain dengan anyaman paling kuat dengan tata letak benang
tidak mudah berubah tempat.
 Anyaman polos paling sering dikombinasikan dengan faktor-faktor konstruksi
kain yang lain dari pada jenis anyaman yang lainnya.
 Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai perpencaran yang
lebih besar dari pada anyaman lain. Demikian pula dengan perpencaran berat
kain lebih besar dari pada anyaman lain.
 Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan
mengadakan perubahan-perubahan desain, baik desain structural maupun
desain permukaan dibandingkan dengan anyaman lain.
 Penutupan kain pada anyaman polos berkisar pada 25 – 75 %.
 Sangat baik jika digunakan untuk kain yang jarang dan tipis.
 Banyak gun yang digunakan minimum 2 gun, tetapi untuk tetal lusi yang tinggi
digunakan 4 gun atau lebih.
 Banyak digunkan untuk kain dengan konstruksi medium, dengan fabric covers
51 – 75 %. Penutupan lusi dan pakan berkisat 31 – 50 %. Jenis kain ini misalnya
kain di print, sheeting
 Anyaman polos untuk kain padat biasanya menggunakan benang pakan yang
lebih kasar dari pada benang lusi. Fabric covers berkisar 76 – 100 %, dan warp
covers 50 – 100 %, sedangkan filling covers 31 – 50 %. Karakteristik dari jenis
ini cenderung menunjukkan rip ( rusuk ) horizontal pada permukaan kain.
 Rencana tenun anyaman polos, cucukan pada anyaman polos biasanya 2 helai
benang tiap satu lubang sisir, secara teratur.

Ubahan pada anyaman polos dapat dilakukan dengan cara ;


 Variasi tetal kain
 Variasi Jenis bahan
 Variasi Nomer benang
 Variasi Warna benang
 Variasi Teksture
 Tegangan lusi yang berbeda

Karena anyaman yang akan dibuat adalah anyaman polos (yang paling sederhana) maka
cukup digunakan 2 buah gun dengan 1 rol kerek. Pada praktikum penyetelan mulut lusi
pada kain polos, terlihat jelas mekanisme gerakan – gerakan ATBM, yang meliputi :

1. Gerakan pembukaan mulut lusi (shedding motion)


Gerakan pembukaan mulut lusi adalah gerakan yang terjadi karena adanya gerakan naik turun
kelompok benang-benang lusi genap dengan kelompok benang-benang lusi ganjil yang ada pada
gun. Bagian-bagian yang berhubungan dengan gerakan ini antara lain : kamran (kelompok gun),
injakan dan rol kerek.

Macam-macam mulut lusi, yaitu sebagai berikut :

a) Mulut lusi naik,


Yaitu terjadi apabila salah satu kelompok lusi naik ke atas dan kelompok lusi yang satu dalam
keadaan tetap (tidak naik dan tidak turun). Seperti gambar dibawah ini :

b) Mulut lusi turun,


Yaitu terjadi apabila salah satu kelompok lusi turun ke bawah dan kelompok lusi yang satu tetap
(tidak naik dan tidak turun). Seperti gambar dibawah ini :

c) Mulut lusi naik dan turun,


Yaitu trjadi apabila kelompok lusi yang satu naik ke atas dan kelompok lusi yang satu lagi turun
ke bawah. Seperti gambar dibawah ini :

2. Gerakan peluncuran pakan (picking motion)

Gerakan peluncuran pakan yaitu gerakan yang terjadi karena benang pakan
yang diluncurkan melalui teropong yang dipukul oleh picker bolak-balik dari
kanan ke kiri dan sebaliknya, karena adanya gerakan dari lade kedepan dan
kebelakang. Bagian-bgian yang berhubungan dengan gerakan ini antara lain :
teropong, lade, laci dan picker.

Syarat-syarat peluncuran pakan :

1. Jangan terlalu kuat/keras,


2. Jangan terlalu lemah,
3. Kekerasan pukulan tergantung lebar sisir,
4. Kekerasan pukulan tergantung berat shuttle, dan
5. Diameter shuttle harus sesuai dengan setting shuttle box.
3. Gerakan pengetekan (beating motion)
Gerakan pengetekan yaitu gerakan yang terjadi karena adanya gerakan maju mundur dari lade untuk
merapatkan benang pakan yang telah diluncurkan pada teropong agar terbentuk kain. Bagian-bagian
yang berhubungan dengan gerakan ini antara lain : sisir dan lade.

Sedangkan gerakan – gerakan tambahannya meliputi :

1. Gerakan penguluran lusi(let off motion)


Gerakan penguluran lusi yaitu gerakan yang terjadi karena adanya penguluran lusi pada boom
tenun agar benang-benang lusi dapat ditenun. Bagian-bagian yang berhubungan dengan gerakan
ini antara lain : lalatan lusi, bandul pengerem, gandar belakang.
2. Gerakan penggulungan kain (let up motion)
Gerakan penguluran kain yaitu gerakan yang terjadi karena adanya penggulungan kain yang
telah ditenun agar tidak menumpuk, pada ATBM dilakukan secara manual yaitu dengan melepas
bandul pengerem dan memutar roda gigi rachet. Bagian-bagian yang berhubungan dengan gerakan
ini antara lain : lalatan kain, bandul pengerem dan roda gigi rachet.

Syarat Mulut Lusi

Di dalam gerakan pembukaan mulut lusi pastikan mulut lusinya bersih dan terbuka
sempurna. Adapun yang dimaksud dengan pembukaan mulut lusi yang bersih dan sempurna
adalah yang memenuhi syarat berikut :
1. Mudah dilalui teropong
Dengan sudut mulut lusi (α) yang cukup besar untuk dapat dilalui teropong dengan
lancar tanpa tersangkut di deretan lusi yang dilaluinya.
2. Jika dillihat dari samping, sheet lusi atas dan bawah membentuk garis lurus
Agar tercipta mulut lusi yang bersih, maka dilakukan pemasangan gun/kamran yang
semakin jauh dari ujung kain semakin tinggi/rendah dari garis horizon ujung kain.
3. Tidak menyebabkan benang lusi putus
Karena pemasangan gun semakin tinggi/rendah, maka tegangan yang didapat benang
lusi juga bertambah, sehingga ketika dilakukan gerakan naik turun, benang-benang lusi
yang dipasang pada gun paling belakang sangat mungkin putus.
ALAT DAN BAHAN

1. ATBM
2. Benang lusi
3. Benang pakan

LANGKAH KERJA

1. Mempersiapkan mesin agar dapat digunakan untuk menenun.


2. Menyetel mulut lusi dengan cara sebagai berikut :
 Mempersiapkan kamran dengan gun-gunnya.
 Kamran diikat dengan tali agar antara kamran satu dengan lainnya letaknya
sama (sejajar).
 Bagian atas kamran diikat dengan tali pengikat dan dililitkan pada batang
kerekan.
 Bagian bawah kamran diikat dengan tali pengikat satu persatu dengan cara
yang benar, kemudian diikatkan dengan injakan.
 Atur posisi kamran sehingga benag lusi dengan sisir tenun naik 1/3 dari tinggi
sisir tenun.
 Setelah kamran diikat dengan injakan, salah satu injakan diinjak sehingga
membentuk mulut lusi.
 Atur agar kedudukan injakan sama tinggi sehingga pada saat injakan diinjak
secara bergantian akan menghasilkan tinggi mulut lusi yang sama dengan cara
mengatur tali pengikat injakan dan injakan
3. Masukkan teopong ke dalam laci sebelah kanan atau kiri dan ujung benangnya ditahan
agar tidak terbawa saat teropong diluncurkan.
4. Apabila teropong berada disebelah kiri, cara menjalankan mesinnya yaitu dengan
menginjak injakan sebelah kanan kemudian lade diayunkan ke belakang lalu dilenturkan
ke belakang.dan sebaliknya
5. Lakukan hal yang sama sampai dikira cukup
DATA PERCOBAAN

Rencana tenun anyaman polos

Cucukan Ikatan Gambar injakannya :

x X
x x
x X
x X
1 2

x 1

X 2

X
X

PEMBAHASAN

 Anyaman polos tersebut menggunakan cucukan loncat, yaitu 1-3-2-4.


 Injakan yang digunakan hanya ada 2 dengan 1 rol kerek.
DISKUSI

Pada praktikum kali ini praktikan menenun dengan menggunakan 2 gun 2 injakan, dengan
mengunakan rencana tenun anyaman polos. Dalam praktikum yang sudah dilakukan oleh praktikan,
praktikan mengetahui mekanisme kerja ATBM dengan menggunkan 2 gun 2 injakan.

Saat proses pertenenunan banyak hal yang perlu diperhatikan, yang pertama adalah penyetelan
mulut lusi. Agar didapat mulut lusi yang sesuai yaitu mulut lusi yang rata dan bersih agar dapat
dilalui oleh teropong. Mulut lusi yang tidak rata akan menyebabkan teropong tersangkut dalam
benang lusi dan berkemungkinan menyababkan benang lusi terputus. Kedua, apabila benang lusi
putus kain yang dihasilkan akan mengalami cacat kain, sehingga kain yang dihasilkan kurang baik.
Ketiga harus memperhatikan jalannya teropong apabila teropong berhenti ditengan mulut benang
lusi ambrol.

Dalam proses menyetel mulut lusi harus diperhatikan tinggi rendahnya mulut lusi,tinggi mulut lusi
yang baik adalah 1/3 tinggir sisir tenun. Serta ikatan dan injakan harus sesuai dengan rencana tenun
.

KESIMPULAN
1. Menyetel mulut lusi harus sesuai dengan rencana tenun
2. Mulut lusi yang baik adalah mulut lusi yang dapat dilalui oleh teropong dan tidak
menyebabkan banyak benang lusi terputus.
3. Anyaman polos merupakan anyaman yang sederhana karena hanya memerlukan 2 injakan
dan 2 gun saja dengan menggunakan 1 rol kerek.
PENYETELAN MULUT LUSI UNTUK ANYAMAN KEPER DENGAN 4 GUN 4
INJAKAN

MAKSUD
Mengetahui cara dan proses menyetel mulut lusi dan injakan dengan 4 gun 4 injakan pada ATBM

TUJUAN
1. Mengetahui mekanisme kerja ATBM dengan menggunakan 4 gun 4 injakan .
2. Mengetahui cara merencanakan rencana tenunpada anyaman keper dengan menggunakan
4 gun dan 4 injakan.

TEORI DASAR

Pembukaan mulut lusi (shed opening), Mulut lusi merupakan rongga atau sudut yang dibentuk
antara dua bagian benang lusi (naik turun) dengan ujung kain. Gerakan menaik dan menurunkan
benang lusi ini diatur oleh peralatan cam atau dobby atau jacquard. Pada mesin tenun dengan
menggunakan peralatan cam dan dobby, benang lusi dimasukan pada mata gun yang tersusun
sedemikian rupa dan terbingkai menjadi satu kesatuan yang disebut Kamran (healdshaft). Kamran ini
yang akan digerakan naik dan turunnya oleh peralatan cam atau dobby. Gerakan sebagian Kamran
keatas dan sebagiannya kebawah membentuk semacam celah yang disebut mulut lusi.

Macam-macam mulut lusi, yaitu sebagai berikut :

a. Mulut lusi naik


Yaitu terjadi apabila salah satu kelompok lusi naik ke atas dan kelompok lusi yang satu dalam
keadaan tetap (tidak naik dan tidak turun). Seperti gambar dibawah ini :

b. Mulut lusi turun


Yaitu terjadi apabila salah satu kelompok lusi turun ke bawah dan kelompok lusi yang satu tetap
(tidak naik dan tidak turun). Seperti gambar dibawah ini :
c. Mulut lusi naik dan turun
Yaitu trjadi apabila kelompok lusi yang satu naik ke atas dan kelompok lusi yang satu lagi turun
ke bawah. Seperti gambar dibawah ini :

Alat pembentuk mulut lusi (APML):

1. Cam, engkol, crak : posisi mulut lusi naik turun


2. Dobby :Posisi mulut lusi naik
3. Jacquard : posisi mulut lusi naik/ mulut lusi naik-turun
4. Rol kerek dengan essentric: posisi mulut lusi naik /posisi mulut lusi turun

Adapun mulut lusi yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Mudah dilalui teropong


Dengan sudut mulut lusi (α) yang cukup besar untuk dapat dilalui teropong dengan
lancar tanpa tersangkut di deretan lusi yang dilaluinya.
2. Jika dillihat dari samping, sheet lusi atas dan bawah membentuk garis lurus
Agar tercipta mulut lusi yang bersih, maka dilakukan pemasangan gun/kamran yang
semakin jauh dari ujung kain semakin tinggi/rendah dari garis horizon ujung kain.
3. Tidak menyebabkan benang lusi putus

Gambar Gerakan Buka Mulut Lusi


Ket :

1. kain
2. ujung kain
3. ujung kain
4. sisir
5. benang pakan

Untuk anyaman yang mempunyai rapot anyaman yang lebih dari 4 lusi maka untuk
membuat kain dengan ATBM diperlukan gun dan injakan yang lebih besar daripada
anyaman polos biasa.
Apabila akan dibuat anyaman polos (yang paling sederhana) maka cukup digunakan 2 buah
gun dengan 1 rol kerek. Apabila ingin dibuat anyaman yang lebih rumit (misal : anyaman keper)
maka tidak bisa hanya menggunakan 2 buah gun dengan 1 rol kerek saja, tetapi harus menggunakan
minimal empat gun dengan empat buah injakan. Hal ini dikarenakan pada anyaman keper efek
benangnya tidak 1 naik dan 1 turun seperti pada anyaman polos melainkan lebih rumit.

Pada anyaman yang lebih rumit rencana tenun sangat menentukan keberhasilan dalam proses
pertenunannya, karena pada anyaman tenun dapat dilihat cucukan gun, ikatan gun dan injakannya,
sehingga akan memudahkan dalam pemasangannya.

PENGERTIAN ANYAMAN KEPER

Anyaman keper adalah anyaman yang apabila kita lihat akan adanya garis-garis dengan
sudut yang berfariasi. sudut tersebut terbentuk karena perbedaan jumlah lusi naik dan lusi turun
pada benang pakan dan kenaikan lusi berikutnya. Keper yang garis miringnya dari kiri bawah ke
kanan atas disebut “keper kanan” dan dari kanan bawah ke kiri atas disebut “keper kiri”.

Cara pembuatan kain keper yang paling sederhana memerlukan tiga gun. Keper demikan
dapat ditulis dengan rumus sebagai keper 2/1, yaitu angka dua diatas garis menunjukan lusi
menyilang diatas dua pakan, kemudian menyilang dibawah sebuah benang pakan berikutnya yang
diitunjukan oleh angka satu di bawah garis. Dalam hal ini permukaan kain merupakan permukaan
lusi karena lusi menyilang diatas pakan lebih banyak daripada menyilang dibawah pakan.
Keper yang rumit dalam pembuatannya bisa menggunakan gun yang banyak, misalnya
sampai 18 gun dengan alat tenun dobby.

Garis keper dapat bertambah jelas apabila antihan benang yang berlawanan arahnya
dengan arah garis keper, lebih-lebih apabila menggunakan efek-efek benang (float) yang panjang,
benang sisir, benang gintir, benang halus dengan antihan tinggi.

Karakteristik anyaman keper :

 Pada permukaan kain terlihat garis miring atau rips miring yang tidak putus – putus.
 Jika arah garis miring berjalan dari kanan bawah ke kiri atas, disebut Keper Kiri.
 Jika arah garis miring berjalan dari kiri bawah ke kanan atas, disebut Keper Kanan.
 Garis miring yang dibentuk oleh benang lusi, disebut Keper Efek Lusi atau Keper Lusi.
 Garis miring yang dibentuk oleh benang pakan, disebut Keper Efek Pakan atau Keper Pakan.
 Garis miring yang membentuk sudut 45° terhadap garis horizontal.
 Appereance kain pada permukaan atas dan bawah berlainan.
 Jika raport terkecil dari anyaman keper = 3 helai lusi dan 3 helai pakan disebut keper 3 gun.
 Anyaman keper diberi nama menurut banyaknya gun minimum, misalnya : keper 3 gun, keper 4
gun, keper 5 gun dan seterusnya.
 Biasanya dibuat dalam konstruksi padat.
 Dalam kondisi yang sama (faktor – faktor yang lain sama), kekuatan kain dengan dengan
anyaman polos lebih besar daripadakekuatan kain dengan anyaman keper.
 Pada umumnya tetal benang dibuat lebih tinggi daripada anyaman polos.
 Pengaruh arah twist benang sangat besar terhadap kenampakan gaaris miring.
 Besarnya sudut garis miring dipengaruhi oleh perbandingan tetal lusi dan tetal pakan.
 Garis miring dengan sudut >45° disebut keper curam (steep twill).

Macam-macam anyaman keper :

 Keper pakan
Keper yang efek pakannya lebih panjang dari pada efek lusi.
 Keper rangkap
Keper yang panjang efek lusinya sama dengan panjang efek pakannya disebut keper rangkap.
Misalnya 2/2 dan keper-keper lain yang seimbang efek lusi dan pakannya.
Kedua permukaan akan tampak sama kecuali arah garis kepernya.
 Keper lusi
Keper yang efek lusinya lebih panjang dari pada efek pakan.
Karena antihan benang lusi lebih tinggi daripada benang pakan,
maka keper ini akan lebih tahan terhadap gosokan, dan lebih
awet.

 Keper 45°
Garis keper yang membentuk sudut 45 derajat terhadap
pakannya. Terbentuk karena penyilangan lusi berikutnya bergeser satu pakan, besar sudut
dipengaruhi pula oleh tetal lusi dan tetal pakan.
 Keper 60°
Garis keper yang membentuk sudut 60 derajat terhadap pakannya. Terbentuk karena
penyilangan lusi berikutnya bergeser dua pakan, besar sudut dipengaruhi pula oleh tetal lusi dan
tetal pakan.

 Keper kanan
Garis kepernya miring kekanan dari bawah.
 Keper kiri
Garis kepernya miring kekiri dari bawah.

 Keper runcing
Keper yang dibentuk dari kombinasi keper kanan dan keper kiri.
 Keper tulang ikan (herring bone twill)
Keper yang dibentuk dari kombinasi keper kanan dan keper kiri, tetapi ggaris keper tidak bertemu
pada ujung-ujungnya.

ALAT DAN BAHAN


4. ATBM
5. Benang lusi
6. Benang pakan

LANGKAH KERJA
1. Membuat rencana tenun kain yang akan dibuat.
2. Memasang dan menghubungkan antara gun dan injakan dengan tali penghubung
3. Menyetel mulut lusi.

2. Mengikat gun pada injakan.


5. Menyetel tali pengikat injakan dan jarak benang-benang lusi kira-kira 1/3 dari tinggi sisir
tenun.
6. Memasang palet pada teropong dan menjalankan mesin

DATA PERCOBAAN

Rencana tenun anyaman keper

Cucukan Ikatan Gambar injakannya :


x x x
x x x
x x x
x x x
1 2 3 4

1
x
2
x
3
x
4

x
Anyaman Injakan

PEMBAHASAN

 Anyaman yang dibuat merupakan anyaman keper 2/2 dengan cucukan 1-3-2-4. Maksud dari
cucukan tersebut adalah : lusi 1 dicucuk pada gun 1, lusi 2 dicucuk pada gun 3, lusi 3 dicucuk
pada gun 2 , lusi 4 dicucuk pada gun 4.
 Injakan yang dipakai adalah 1-3-2-4. Maksud dari injakan tersebut adalah ketika
meluncurkan pakan no 1, injakan yang diinjak adalah injakan 1, dan lusi 2 dan 3 akan
menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 2 diluncurkan, injakan yang diinjak adalah injakan 3,
dan lusi 3 dan 4 akan menghasilkan efek pakan. Ketika lusi 3 diluncurkan injakan yang diinjak
adalah injakan 2, dan lusi 1,dan 4 akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 4 diluncurkan
injakan yang diinjak adalah injakan4, dan lusi 1 dan 2 akan menghasilkan efek pakan.
 Hubungan antara injakan dan ikatan berdasarkan rencana tenun tersebut adalah:
Agar pada peluncuran pakan 1, lusi 2 dan 3 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 2
dan 3 yang membawa lusi – lusi tersebut harus diikatkan pada injakan 1. Agar pada
peluncuran pakan 2, lusi 3 dan 4 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 3 dan 4
yang membawa lusi – lusi tersebut harus diikatkan pada injakan 3 . Agar pada peluncuran
pakan 3, lusi 1 dan 4 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 1 dan 4 yang membawa
lusi – lusi tersebut harus diikatkan pada injakan 2 . Agar pada peluncuran pakan 4, lusi 1 dan
2 turun dan menghasilkan efek pakan, maka gun 1 dan 2 yang membawa lusi – lusi tersebut
harus diikatkan pada injakan 4 .
DISKUSI
Pada praktikum kali ini praktikan belajar membuat anyaman dan menenun anyaman keper.
Pada praktikum ini setiap praktikan menenun sebanyak satu raport anyaman keper. Selain
untuk belajar menenun dengan anyaman keper, praktikan tahu cara untuk merencanakan
serta mengopersaikan ATBM dengan 4 gun 4 injakan, karena pada prkatikum sebelumnya
prkatikan hanya menggunkan 2 gun 2 injakan. Dalam praktikum kali ini juga praktikan bisa
tahu bahwa menggunakan 4 injakan lebih susah dari pada hanya menggunakan 2 injakan,
terutama pada pergantian injakannya.

KESIMPULAN
Dalam praktikum ini dapat disimpulkan
1. Menenun dengan 4 gun 4 injakan lebih rumit dalam menyeragamkan kaki dan tangan.
2. Dengan 4 gun 4 injakan dapat diperoleh motif anyaman yang berdeda-beda
tergantung dengan rencana tenun .
PENYETELAN MULUT LUSI UNTUK ANYAMAN TURUNAN POLOS DENGAN 4
GUN 4 INJAKAN

MAKSUD
Mengetahui cara dan proses menyetel mulut lusi dan injakan dengan 4 gun 4 injakan pada ATBM

TUJUAN
1. Mengetahui mekanisme kerja ATBM dengan menggunakan 4 gun 4 injakan .
2. Mengetahui cara merencanakan rencana tenun pada anyaman turunan polos dengan
menggunakan 4 gun dan 4 injakan

TEORI DASAR
a. Definisi turunan anyaman polos
Turunan anyaman polos adalah anyaman polos yang diperpanjang efek lusi dan pakannya atau
diperpanjang keduanya. Adapun contoh dari turunan anyaman polos yaitu:
 Rib lusi ( cannele lusi )
 Rib pakan ( cannele pakan )
 Kombinasi rib lusi dan pakan
 Panama ( perpanjangan efek lusi dan pakan )
 Kombinasi panama dengan cannele
 Anyaman ajour (anyaman berlubang )

b. Anyaman Ajour
Salah satu contoh turunan anyaman polos adalah anyaman ajour. Kain yang menggunakan
anyaman ini mempunyai lubang – lubang (air space) yang terjadi karena pengelompokkan
benang – benang usi dan benang – benang pakan.
Pengelompokkan benang – benang tersebut disebabkan karena masing – masing kelompok
dari benang lusi dan benang pakan membentuk efek yang berbalikkan secara bergantian.
Apabila dalam satu repeat anyaman terdapat sekelompok benang lusi dan benang pakan
yang berkerja saling berlawanan, maka akan terbentuk lubang pada kain.

Luasnya lubang yang terbentuk pada kain bergantung pada :


- Panjang – pendeknya efek kelompok lusi dan pakan
- Tetal lusi dan tetal pakan
ALAT DAN BAHAN
- ATBM
- Benang lusi
- Benang pakan

LANGKAH KERJA
3. Membuat rencana tenun kain yang akan dibuat.
4. Memasang dan menghubungkan antara gun dan injakan dengan tali penghubung
3. Menyetel mulut lusi.
4. Mengikat gun pada injakan.
5. Menyetel tali pengikat injakan dan jarak benang-benang lusi kira-kira 1/3 dari tinggi sisir
tenun.
6. Memasang palet pada teropong dan menjalankan mesin

DATA PERCOBAAN
Rencana tenun anyaman turunan polos

Cucukan ikatan Gambar injakan


x x x
x x x
x x x x
x x x x

1 2 3 4

1
2
PEMBAHASAN
 Anyaman yang dibuat merupakan turunan anyaman turunan polos dengan
cucukan 1-3-1-2-4-2. Maksud dari cucukan tersebut adalah : lusi 1 dicucuk pada
gun 1 mata gun no 1, lusi 2 dicucuk pada gun 3, lusi 3 dicucuk pada gun 1 mata
gun no 2 (karena jalannya lusi 3 sama dengan jalannya lusi 1), lusi 4 dicucuk
pada gun 2 mata gun no 1, lusi 5 dicucuk pada 4, dan lusi 6 dicucuk pada gun 2
mata gun no 2 (karena jalannya lusi 6 sama dengan jalannya lusi no 4)
 Injakan yang dipakai adalah 1-3-1-2-4-2. Maksud dari injakan tersebut adalah
ketika meluncurkan pakan no 1, injakan yang diinjak adalah injakan 1, dan lusi
1,3 dan 5 akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 2 diluncurkan, injakan
yang diinjak adalah injakan 3, dan lusi 4,5 dan 6 akan menghasilkan efek pakan.
Ketika lusi 3 diluncurkan injakan yang diinjak adalah injakan 1, dan lusi 1,3 dan 5
akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 4 diluncurkan injakan yang diinjak
adalah injakan 2, dan lusi 2,4 dan 6 akan menghasilkan efek pakan. Ketika pakan
5 diluncurkan injakan yang diinjak adalah injakan 4, dan lusi 1,2 dan 3 akan
menghasilkan efek pakan. Ketika pakan 6 diluncurkan injakan yang diinjak
adalah injakan 2, dan lusi 2,4 dan 6 akan menghasilkan efek pakan.
 Hubungan antara injakan dan ikatan berdasarkan rencana tenun tersebut adalah
: Agar pada peluncuran pakan 1, lusi 1,3 dan 5 turun maka gun 1 dan 4 yang
membawa lusi – lusi tersebut harus diikat pada injakan 1. Agar pada peluncuran
pakan 2, lusi 4,5,6 turun maka gun 2 dan 4 yang membawa lusi – lusi tersebut
harus diikat pada injakan 3. Agar pada peluncuran pakan 4, lusi 2,4 dan 6 turun
maka gun 2 dan 3 yang membawa lusi – lusi tersebut harus diikat pada injakan
2. Agar pada peluncuran pakan 5, lusi 1,2 dan 3 turun maka gun 1 dan 4 yang
membawa lusi – lusi tersebut harus diikat pada injakan 4. Sementara jalannya
lusi 1 = lusi 3 dan lusi 4 = lusi 6 maka saat menenun injakan 1 dan 2 diinjak 2 kali
dalam satu repeat anyaman yang akan dibuat.
Daftar Pustaka

http://teddypram.blogspot.co.id/2011/02/praktek-teknologi-pertenunan-modern.html

https://www.scribd.com/doc/241984164/Laporan-Tenun

http://weavingpertenunan.blogspot.co.id/

http://www.slideshare.net/septianraha/pertenunan
LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNOLOGI
PERTENUNAN
“MEKANISME MESIN, KAIN POLOS , KAIN KEPER DAN
TURUNAN ANYAMAN KEPER”

Disusun Oleh :
Maria Viktoria Anur
NPM : 14050021
Group 2B2
Jurusan : D3 TPL
Dosen : Hendra, S.ST., M.Tech

Asisten : Abdurrohman, S.ST

Amat bin Atma

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2016

Anda mungkin juga menyukai