Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI

PERTENUNAN 1

ALAT TENUN BUKAN MESIN

Nama : Jovanni Putri A

NPM : 16010082

Group : 2T4

Dosen : Irwan, S.Teks

Asisten : Nandang S., S.T.

Abdurroh,an, S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2017
I. PENDAHULUAN

Alat tenun bukan mesin (ATBM) adalah semua bentuk perlatan yang dapat membuat kain
tenun di gerakkan oleh tenaga mesin melainkan di gerakkan secara manual dengan tenaga
manusia. ATBM pertama kali masuk dan di pergunakan di Kabupaten Wajo pada tahun
1950an dimana pada awalnya hanya memproduksi kain sarung samarinda. Seajak tahun
1980 an mulai memproduksi sarung sutera dengan motif balo tettong hingga dalam
perkembangan selanjutnya ATBM bukan saja memproduksi kain sutera tetapi lebih di
kembangkan dengan memproduksi kain motif testure polos, selendang, perlengkapan
bahan pakian, asesoris rumah tangga,hotel,kantor dan sebagainya berdasarkan permintaan
pasar dan konsumen. ATBM yang di lengkapi dengan 3 jenis alat berdasarkan penggerak
gun yang di gunakan dapat di memproduksi berbagai motif kain, yaitu : *ATBM
Roll/Kerek (roda gila)yang di lengkapi dua pedal dan satu Roll dapat menghasilkan kain
dengan motif anyaman polos / plat dan turunannya. *ATBM dobbi, menghasilkan kain
dengan motif anyaman plat, keper, satin dan turunannya serta kain berlapis. *ATBM
jakart/Jacquard, menghasilkan kain dengan motif anyaman plat, keper, satin dan turunan
serta jenis kain berlapis dengan variasi yang lebih komplit di bandingkan ATBM dobbi.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

Mengetahui dan mengindentifikasi bagian-bagian Alat Tenun Bukan Mesin serta


memahami bagaimana mekanisme kerja Alat tenun Bukan Mesin tersebut.

III. TEORI DASAR

Menenun adalah suatu metoda pembuatan kain dengan cara menganyam atau
menyilangkan antara benang lusi dan pakan yang letaknya tegak lurus satu sama lain.
Untuk menenun sebuah kain diperlukan sebuah alat tenun. Dalam perkembangannya
alat tenun menurut cara menjalankannya dapat dibedakan menjadi :

1. Alat tenun gedogan yang dijalankan dengan tangan


2. Alat tenun bukan mesin (ATBM), yang dijalankan dengan menggunakan kaki dan
tangan.
3. Alat tenun mesin yang sumber gerakannya motor.
Baik ATBM maupun ATM keduanya mempunyai prinsip yang sama, yaitu :

1. Pembentukan mulut lusi


2. Peluncuran teropong
3. Pengetekan
4. Penggulungan kain dan penguluran lusi
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

Alat tenun bukan mesin atau disingkat ATBM adalah alat tenun yang dalam
mengerjakannya masih menggunakan seorang operator yang mengoperasikannya.
Dalam menenun pada alat tersebut, seorang operator menggunakan tangan dan
kakinya untuk menghasilkan kain tenun. Oleh karena itu konstruksi dan mekanisme
peralatan pada alat tenun tersebut harus dapat digerakan dengan tenaga yang seringan
mungkin dan mudah dalam pelayanannya dan merupakan salah satu alat yang
digunakan untuk pembuatan kain tenun. Alat sederhana ini merupakan pengembangan
dari peralatan pembuatan kain tenun sebelumnya yang lebih sederhana yaitu gedogan,
dimana pengembangan ini ditandai dengan meningkatnya kemampuan produksi kain
yang dibuat dari peralatan sebelumnya. Hal yang membedakan antara gedogan dan
ATBM adalah salah satunya dari sumber tenaga penggeraknya. Gedogan hanya
digerakan dengan tangan, sedangkan ATBM sumber tenaga penggeraknya adalah
tangan sebagai tenaga untuk merapatkan benang pakan (beationg motion) dan
peluncuran benang pakan (filling insertion) dan kaki sebagai sumber tenaga untuk
pembukaan mulut lusi (shedding motion).
Baik atau kurang baiknya hasil tenun yang didapat bergantung pada operator itu
sendiri baik itu tenaganya maupun dari keahliannya. Kita sadar bahwa tenaga manusia
tidak stabil keadaannya, maka dari itu tenaga operator yang dibutuhkan untuk
menenun tidak stabil. Akibatnya hasil yang didapat dari menenun tersebut kurang
memuaskan. Ini dapat dilihat dari tetal pakan yang menurun. Dengan kata lain untuk
menenun dengan menggunakan ATBM dibutuhkan keahlian, keterampilan serta
tenaga yang stabil.
ATBM adalah serangkaian alat yang disatukan menjadi satu, dan memiliki fungsi
dan kegunaan yang jelas, yaitu untuk menenun. Adapun bagian-bagian pokok dari
ATBM ini adalah :

10 11 12 13 14 11

3 15

4 16
5 17
6
18
7

8 19

20
9

Gambar ATBM
1. Lade
Fungsi : sebagai alat pengetek, tempat penyimpanan dan meluncurnya teropong,
juga untuk merapatkan benang pakan.

2. Suttle box (laci)


Fungsi : tempat kedudukan teropong dan pemukul

3. Sisir
Fungsi : untuk mengatur lebar kain yang akan dibuat, untuk merapatkan
benang pakan yang telah diluncurkan dan untuk mengatur tetal lusi.
4. Teropong
Fungsi : untuk meluncurkan benang pakan dari kanan ke kiri atau
sebaliknyadan tempat palet.
5. Balok dada
Fungsi : alat perantara kain sebelum digulung pada lalatan kain dan juga mengatur
kain supaya sejajar dengan balok pemberat.

6. Gigi Rachet
Fungsi : sebagai alat untuk penggulungan kain secara manual
7. Pemutar gigi rachet
Fungsi : untuk memutarkan roda gigi rachet.
8. Boom kain
Fungsi : untuk menggulung kain yang telah terbentuk agar tidak terjadi
penumpukan kain dan juga untuk menjaga ketegangan benang lusi agar konstan.
9. Injakan
Fungsi : untuk menurunkan dan menaikkan kamran pada saat injakan
diinjak, antara injakan dan kamran digunakan tali pengikat.
10. Rangka
Fungsi : menahan getaran yang ada, sebagai penyangga peralatan lainnya
11. Batang pemukul
Fungsi : untuk menarik picker agar teropong terpukul dan meluncur
12. Mata gun
Fungsi : untuk memasukkan benang lusi agar dapat naik turun sesuai
gerakan kamran
13. Rol/kerek
Fungsi : menghubungkan dua kamran yang bekerjanya saling
berlawanan,sehingga pada saat salah satu kamran naik maka kamran yang lainnya
akan turun.

14. Gun/kamran
Fungsi : untuk menaikkan atau menurunkan kelompok benang-benang lusi
yang dicucuk dalam matagun agar terbentuk mulut lusi.
15. Balok pembesut
Fungsi : untuk pengantar benang-benang lusi pada saat penguluran
16. Palet
Fungsi : untuk tempat menggulung benang pakan yang terdapat pada
teropong
17. Beam lusi
Fungsi : sebagai tempat digulungnya benang-benang lusi yang akan
ditenun pada proses pertenunan.
18. Piringan rem
Fungsi : untuk landasan pengereman putaran boom lusi
19. Batang pengerem
Fungsi : untuk mengerem atau melepaskan rem pada saat penggulungan
kain (secara manual).
20. Bandul
Fungsi : untuk memberi beban pada batang pengerem sehingga terjadi
pengereman pada piringan pengerem.
21. Tempat sisir
Fungsi : untuk tempat sisir agar sisir tetap berada ditempatnya.

Secara prinsipnya, dalam pembuatan kain tenun ada tiga gerakan, yaitu :

1. Gerakan Primer (pokok), yang meliputi :


1.1. Gerakan pembukaan mulut lusi (shedding motion)
Yaitu gerakan yang terjadi karena adanya gerakan naik kelompok
benang-benang lusi tertentu dan gerakan turun kelompok benang-benang
lusi tertentu. Akibat dari pembukaan mulut lusi terbentuklah sebuah celah
yang disebut mulut lusi. Pada ATBM pembukaan mulut lusi terjadi karena
adanya peralatan : injakan, tali ikatan, kamran, matagun, tali penghubung,
dan rol kerek.

1.2. Gerakan peluncuran pakan (filling insertion)


Yaitu gerakan memasukan benang pakan pada mulut lusi yang telah
terbentuk. Pada ATBM peralatan yang berfungsi untuk meluncurkan benang
pakan : batang pemukul, tali penarik picker, picker (pemukul), laci teropong,
teropong, dan palet. Gerakan ini terjadi karena teropong yang membawa
benang pakan dipukul oleh picker bolak-balik dari kanan ke kiri melalui
mulut lusi.

1.3. Gerakan pengetekan (beating motion)


Yaitu gerakan merapatkan benang pakan yang telah diluncurkan
dengan kain. Gerakan ini terjadi karena adanya gerakan maju mundur dari
lade yang mempunyai sisir tenun yang digerakkan oleh tangan.

2. Gerakan Sekunder, yang meliputi :


2.1. Gerakan penguluran lusi (let-off motion)
yaitu gerakan penguluran benang lusi oleh boom tenun agar benang-
benang lusi mempunyai tegangan yang konstan.
2.2. Gerakan penggulungan kain (take-up motion)
yaitu gerakan penggulungan kain yang teleh dihasilkan. Gerakan ini
dimaksudkan untuk untuk menjaga ketegangan benang lusi yang diproses
tetep konstan.

3. Gerakan Otomatisasi, yang meliputi :


3.1. Gerakan penjaga lusi putus (warp stop motion)
3.2. Gerakan penjaga pakan putus (weft stop motion)
3.3. Lain-lain

Pembuatan rencana tenun sangatlah penting, karena dari hasil rencana tenun
inilah mesin disetel. Tidak semua desain anyaman dapat dibuat pada ATBM, perlu
didesain terlebih dahulu untuk melihat kemungkinan bisa tidaknya suatu desain
anyaman dibuat pada ATBM.
cucukan ikatan Jumlah kotak ke kanan pada bagian anyaman
menunjukan jumlah lusi, jumlah kotak ke atas menunjukan
jumlah pakan. Jumlah kotak kekanan pada bagian cucukan
menunjukan nomor lusi, jumlah kotak keatas menunjukan
nomor gun yang dicucuk oleh lusi yang bersangkutan. Kotak
kekanan pada bagian ikatan menunjukan nomor injakan dan
kotak keatas menunjukan gun yang diikat dengan injakan
yang bersangkutan. Jumlah kotak kekanan pada bagian
anyaman injakan
injakan menunjukan jumlah dan nomor injakan yang
digunakan dan kotak keatas menunjukan injakan yang diinjak
pada peluncuran pakan yang bersangkutan.

Anyaman merupakan hasil akhir yang diharapkan dari suatu rencana tenun.
Anyaman merupakan silangan antara lusi dan pakan secara tegak lurus. Terbentuknya
anyaman adalah karena adanya benang pakan yang diluncurkan kedalam mulut lusi
yang terbuka, sehingga benang lusi dan benang pakan ini membentuk silangan tegak
lurus. Terbentuknya mulut lusi diakibatkan oleh adanya sebagian benang lusi yang
naik dan sebagian benang lusi turun, ini berarti ada sebagian gun yang naik dan
sebagian yang turun. Supaya benang pakan dalam palet yang disimpan dalam
teropong dapat meluncur dengan baik tanpa hambatan, mulut lusi yang terbentuk
haruslah bersih.

Syarat mulut lusi yang baik adalah :

1. Bersih, dimana jarak dasar luncur teropong dengan mulut lusi bawah 1-2 mm.
teropong bagian belakang menempel rapat pada sisir tenun.
2. Mudah dilalui benang pakan, artinya besar mulut yang terbentuk haruslah lebih dari
tinggi teropong yang digunakan. Perlu diperhatikan, jika mulut lusi terlalu besar, hal
ini akan menyebabkan tegangan lusi akan besar sehingga mulur lusi akan besar pula.
Tinggi mulut lusi harus diatur dan disesuaikan dengan tinggi teropongnya.
3. Tidak menyebabkan banyaknya benagn lusi yang putus. Hal ini dapat diatur dengan
mengatur tinggi mulut lusinya.
Secara umum ada tiga jenis mulut lusi, yaitu :

1. Mulut lusi naik, terjadi karena sebagian lusi naik dan sebagian lusi diam.
C A : lusi diam

B : ujung kain

 C : lusi naik

B A  : mulut lusi naik

2. Mulut lusi turun, terjadi karena sebagian lusi turun dan sebagian lusi diam.
B  A A : lusi diam

B : ujung kain

C C : lusi naik

 : mulut lusi turun

3. Mulut lusi naik turun, terjadi karena sebagianlusi naik dan sebagian lusi turun.
A A : lusi diam

B  B : ujung kain

C : lusi naik

C  : mulut lusi turun

Anda mungkin juga menyukai