Anda di halaman 1dari 7

Al`Amru Bil-Ma’ruf Wannahyu’anil-Mun’kar adalah sebuah frase dalam bahasa

Arab yang maksudnya sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal
yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat.

Dalil Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah:

“ Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah ( manusia ) mengerjakan yang baik
dan cegahlah ( mereka ) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap
apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah) ” ( Q.S Al Luqman : 17 ).1

Dalam sebuah hadis dikatakan sebagai berikut :

“Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian duduk-duduk di


pinggir jalan." Mereka (para sahabat) berkata; "Wahai Rasulullah, Itu kebiasaan
kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami
untuk bercakap-cakap." Beliau bersabda: "Jika kalian tidak mau meninggalkan
majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut." Mereka bertanya: "Apa
hak jalan itu?" Beliau menjawab: "Menundukkan pandangan, menyingkirkan
halangan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi munkar”.2

Berdasarkan dalil diatas, dapat kita simpulkan bahwa Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah perintah
untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk bagi
masyarakat. Amar Ma’ruf Nahi Munkar harus dilakukan sesuai kemampuan, yaitu dengan tangan
atau kekuasaan jika dia adalah penguasa atau punya jabatan. Dengan lisan atau tulisan jika dia
adalah jurnalis atau intelektual. Atau minimal membencinya dalam hati atas kemungkaran yang
ada. Ini adalah selemah-lemah iman yang dimiliki oleh umat muslim

Dalam perkembangan dakwah, kita mengenal banyak metode dakwah yang di bawa oleh para
penda’i maupun muballigh kita. Diantaranya adalah metode Dakwah bil Kalam yang
mengedepankan berdakwah melalui tulisan dan karya-karya ilmiah. Ada pula Dakwah bil Lisan
yang lebih menekankan pada dakwah secara lisan, baik melalui pidato, pengajian dan
sebagainya.

Dakwah bil Hal mengandung pengertian bahwa dalam berdakwah, selain dengan
ilmu dan tutur kata atau bahasa yang baik, hendaknya seorang da’i dalam
menyampaikan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dibarengi dengan contoh atau perilaku
yang memang sudah dijalankan oleh da’i itu sendiri, Uswah Al Hasanah.

Dakwah bil Hal adalah bentuk ajakan Islam dalam bentuk amalan kerja nyata, baik yang sifatnya
mendirikan lembaga pendidikan Islam, kerja bakti, mendirikan bangunan keagamaan seperti
pesantren, kegiatan-kegiatan ekonomi, kesehatan bahkan acara-acara keagamaan lainnya.
1
Departemen Agama RI. Al Qur’an dan Terjemahannya. Semarang : CV. Asy-Syifa’, 2010. Hal 912.
2
HR. Al Buchori, No5761.
Dengan kata lain, bahwa Dakwah bil Hal tidak hanya dengan seruan-seruan, tulisan melalui pena
atau karya tulis lainnya, tetapi harus pula disertai dengan tindakan nyata sebagai contooh riil nya

untuk dapat melaksanakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang baik, maka
perlu diperhatikan hal-hal berikut, antara lain :

1. Ikhlas

Hendaklah seorang pelaku amar ma’ruf nahi munkar manjadikan tujuannya


keridhaan Allah semata, tidak mengharapkan balasan dan syukur dari orang lain,

2. Berilmu.

seorang pendakwah harus memiliki bekal keilmuan yang mencukupi. Sehingga


dalam melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar dapat dipercaya dan diterima oleh
masyarakat dengan baik.

3. Rifq

Rifq dapat berarti lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan serta selalu
mangambil yang mudah. Rifq adalah sifat para Nabi dan rasul ketika mengingkari
kelakuan buruk kaumnya,

4. Sabar

Kesabaran merupakan perkara yang sangat penting dalam seluruh perkara


manusia, apalagi dalam amar ma’ruf nahi munkar, karena pelaku amar ma’ruf nahi
munkar bergerak di medan perbaikan jiwanya dan jiwa orang lain.

5. Melihat dan mengukur kemaslahatan dan kemudhorotan.

Di antara hal yang perlu sekali diperhatikan seorang pelaku amar ma’ruf nahi
munkar adalah mengukur dan melihat kemaslahatan yang ditimbulkan. Karena
Syari’at ditegakkan untuk mendapatkan kemaslahatan dan menghilangkan
kemafsadatan.

Jika mafsadat dan maslahat sama besarnya, tidak disyariatkan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar, karena tujuan dari pensyari’atan hukum-hukum adalah untuk
menolak mafsadat dan mendapatkan maslahat bagi manusia.

Jika mafsadat berbilang ketika pelaksanaan amar ma’ruf nahi munkar, hal ini
tidak lepas dari dua hal :
a. Mesti terjerumus pada salah satunya, seperti buah simalakama, maka
dilaksanakan yang paling sedikit kemudhoratannya, untuk menolak yang lebih
besar.

b. Tidak mesti terjerumus pada salah satunya, maka hukumnya berusaha


menghindari keduanya.
Muamalah dan ekonomi islam

Ilmu ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-
masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.3

Adapun beberapa pengertian ekonomi Islam menurut para ahli ekonomi Islam, Menurut
Muhammad Abdul Manan ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam

A. Pengertian Muamalah dan Fiqh Muamalah

Istilah Muamalah secara umum dapat dibagi dua pengertian, pengertian dalam arti sempit dan
pengertian dalam arti luas. Pengertian muamalah dalam arti sempit berasal dari istilah Fiqh
Islam, mu’amalat, bentuk ttunggalnya mu’amalah. Muamalat merupakan bagian dari hokum
Islam yang khusus berkenaan dengan ketentuan-ketentuan tentang benda dan hak kebendaan
yang terjadi dalam hubungan manusia dengan sesamanya.4 Sa’d al-Din Muhammad al-Kibbi
menyebutnya dengan mu’amalat Maliyah, yakni kumpulan hukum mengenai transaksi
kebendaan yang terjadi di antara dua pihak

Adapun muamalah dalam arti yang luas diposisikan sebagai lawan dari ibadah sebagai turunan
dari syariah. Dengan kata lain, syariah Islam merangkum aspek ritual (ibadah) dan aspek sosial
(muamalah)

Fiqh mu`amalah adalah pembahasan seputar hukum Islam di luar persoalan ibadah; jadi
ruang lingkup mu`amalah sangat luas, meliputi seluruh aspek kehidupan seorang muslim.5

Sedangkan ruang lingkup fiqh muamalah terbagi dua yaitu ruang lingkup muamalah yang
bersifat adabiyah ialah ijab dan Kabul, saling meridhai, tidak ada keterpaksaan dari salah satu
pihak, hak dan kewajiban

Ruang lingkup yang bersifat madiyah itu mencakup segala aspek kegiatan ekonomi sebagai
berikut:6

3
Mustafa Edwin nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta, Prenada Media Group, 2006), hlm.
15

4
Mustafa Ahmad al-Zarqa’, al-Fiqh al-Islami fi Sawbih al-Jadid: al-Madkhal al-Fiqhi al-‘Amm (Damaskus:
Matba’ah Tarbayn, 1968), 1:55-6.

5
http://mrusydi73.blogspot.com/2007/11/keterikatan-syariah-khususnya-fiqh (akses tanggal 23 Maret
2014)

6
Mardani, Fiqh ekonomi Syariah, hlm. 3.
1. Jual beli (Al-bai’ at-Tijarah)
2. Gadai (rahn)
3. Jaminan/ tanggungan (kafalah/dhaman)
4. Pemindahan utang (hiwalah)
5. Jatuh bangkit (tafjis)
6. Batas bertindak (al-hajru)
7. Perseroan atau perkongsian (asy-syirkah)
8. Perseroan harta dan tenaga (al-mudharabah)
9. Sewa menyewa tanah (al-musaqah al-mukhabarah) Upah (ujral al-amah)
10. Gugatan (asy-syuf’ah)
11. Sayembara (al-ji’alah)
12. Pembagian kekayaan bersama (al-qisamah)
13. Pemberian (al-hibbah)
14. Pembebasan (al-ibra’), damai (ash-shulhu)
15. beberapa masalah mu’ashirah (mukhadisah), seperti masalah bunga bank, asuransi, kredit,
dan masalah lainnya

kaidah kaidah dasar fikih muamalah yang di ungkapkan oleh Juwaini (2008:xviii-
xxii),yaitu sebagai berikut:
a.hukum asal muamalah adalah diperbolehkan.
b.konsep fikih muamalah untuk mewujudkan kemaslahatan
c.menetapkan harga yang kompetitif.
d.meninggalkan intervensi yang terlarang.
e.menghindari eksploitasi.

f.memberian kelenturan dan toleransi.7

Muamalah

7
Ibid. Hal 10
Al MuamalahAl Maddiyah Al Muamalah Al-Adabiyah
( Ekonomi Islam) (Ekonomi Islam)

Fiqh Muamalah

Bagan diatas disimpulkan pembagian muamalat dari al-Fikri,dalam kitab Al muamalah Al-
Maddiyah wa Al-adabiyah

Asdasd

Asd

Asd

Asd

Asd

Asd

Asdas

Dasd

Asd

Sada

Sdas

Das

Das

Dq

Qdq
Qwd

Qwd

Qwd

Dqw

Anda mungkin juga menyukai