Anda di halaman 1dari 6

 

  

IPB University Kerjasama dengan PT Soho


Industri Pharmasi Kembangkan Minuman Kumis
Kucing

IPB University melakukan kerjasama dengan PT Soho Indutsri Pharmasi untuk mengembangkan


minuman fungsional dari ekstrak tanaman kumis kucing. Penandatanganan Surat Perjanjian
Kerjasama (SPK) dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Inovasi, Bisnis dan Kewirausahaan IPB
University, Prof Erika B Lakoni dan Direktur PT. Soho Industri Farmasi, Raphael Aswin Susilowidodo.
Acara dilaksanakan di kawasan Science Techno Park (STP), Kampus IPB Taman Kencana, Bogor.
Prof Erika dalam sambutannya menyampaikan kerjasama ini merupakan langkah  maju untuk
pengembangan inovasi peneliti perguruan tinggi menuju komersialisasi produk.

Sebelumnya dalam business gathering, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional, Prof
Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa ke depan hasil riset tidak terbatas pengembangan
ilmu atau menghasilkan lulusan saja. Tidak  terbatas menghasilkan jurnal akan tetapi riset harus bisa
dinikmati masyarakat melalui kerjasama dengan industri. “Kerjasama ini tidak hanya langsung
produksi, namun ada tahap pengembangan inovasi bersama. Semoga kerjasama ini akan memiliki
dampak dan impact positif,” kata Prof Bambang.
Terkait kerjasama ini, Direktur PT. Soho Industri Pharmasi, Raphael Aswin menyampaikan rasa
terimakasihnya atas kesempatan kerjasama  IPB University. “PT. Soho telah berdiri sejak tahun  1946.
Saat ini fokus mengembangkan produk berbasis natural herbal. Dalam mengembangkan produknya,
PT. Soho Industri Pharmasi melakukan  strategi  open innovation, dan kolaborasi. Kita juga sudah
memberikan royalti kepada institusi baik universitas dan lembaga riset,” jelasnya.
Lebih lanjut Raphael mengatakan, dengan IPB University perusahaannya sudah banyak kerjasama
sebelumnya. “Kerjasama kebun temulawak yang ada di Sukabumi 12 hektar. Awalnya  kerjasama
dengan IPB University yakni Pusat Studi Biofarmaka. Ke depan kami berharap lebih banyak kerjasama
lagi dengan IPB University. Kita saat ini juga melakukan beberapa kerjasama, karena di industri
farmasi harus ada uji klinis, sementara kami tidak membangun laboratorium uji klinis, jadi kami
melakukan kolaborasi,” paparnya.

“Ke depan kami berharap akan lebih banyak lagi kerjasamanya, lebih baik lagi.  Dalam
mengembangkan satu produk harus ada pengembangan bersama. Akan lebih baik jika kerjasama
diawali dengan  ide bersama.  Seperti diketahui  di industri  farmasi ini tinggi regulasinya. Dari sisi
safety, kita tidak mau konsumen hanya  diberi janji, ternyata tidak terbukti efikasinya, sehingga klaim
harus betul-betul ada evidence basenya,“ tuturnya.
Terkait kerjasama ini, inovator IPB University, Prof Hanny Wijaya  menyampaikan  merasa bangga
produk ini  akan dikembangkan kerjasamanya IPB University dengan PT. Soho.

Sebagai inovator, Prof Hanny menyampaikan, “Seringkali industri tidak mau kerjasama karena tidak
melihat produk inovasinya.  Inovasi ini merupakan hasil riset pro Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP). Inovasi ini yang pertama secara institusional bekerjasama dengan industri,” ucap
dosen IPB University ini. (dh/ris)
Sumber : Berita IPB

DECEMBER 27, 2019 | BERITA

PREVIOUS

IPB UNIVERSITY DAN KEMENKOMAR GELAR FORUM KOORDINASI INOVATOR


PRODUK KELAUTAN DAN PERIKANAN (FORKIPKP) ZONA I

NEXT
IPB UNIVERSITY GANDENG 4 PERUSAHAAN UNTUK KOMERSIALISASIKAN
INOVASINYA

BERITA TERBARU

Terus Tingkatkan Kapasitas Inventor, IPB University Menyelenggarakan Klinik Penulisan


Deskripsi Paten
JULY 17, 2020

Tingkatkan Perolehan Paten, IPB University Gelar Pelatihan Penelusuran dan Penulisan Deskripsi
Paten
JULY 15, 2020

Tingkatkan Komersialisasi Inovasi, IPB University Gelar Workshop Pengukuran KATSINOV-


Meter
MAY 7, 2020

Lomba Kreativitas Urang Bogor (KRIBO) 2020 Dibatalkan


APRIL 20, 2020

Pengumuman Terkait Pelayanan DIK


MARCH 23, 2020

Penundaan Pelatihan Penelusuran dan Penulisan Deskripsi Paten


MARCH 15, 2020

Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) IPB University Siap Jalankan Hilirisasi
Invensi
MARCH 12, 2020

KONTAK
Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi Institut Pertanian Bogor (IPB)
Ged. Collaborative Research Center (CRC) STP IPB University, Jl. Taman Kencana No. 3, Babakan,
Bogor
Jawa Barat - Indonesia
Telp./Fax: +62-251-8572002
e-mail: stp@apps.ipb.ac.id
website: http://stp.ipb.ac.id

LINK INTERNAL
 Official Website IPB

 Inovasi IPB

 Kekayaan Intelektual IPB

 Dit. Sistem Informasi dan Transformasi Digital

 Perpustakaan IPB
 Repository IPB

 Green TV IPB

 IPB – OCW

 Blog Staf dan Dosen

 Blog Mahasiswa

LINK EKSTERNAL
 Kemenristek/BRIN

 Ditjen Dikti

 DJKI

 Pangkalan Data KI

 Pusat PVTPP

 WIPO

 2020
 2019
 2018
 2017
 2016
 2015
 2014
 2012

TOP
Copyright 2018 Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB | All Rights Reserved

 
Tradisi mengkonsumsi tumbuhan obat atau rempah-rempah dalam bentuk ramuan
jamu tradisional telah dikenal dan dilakukan secara luas oleh masyarakat.

Tujuannya untuk pemeliharaan kesehatan dan kebugaran jasmani, pencegahan


penyakit, pengobatan, maupun pemulihan kesehatan.

Namun sayangnya tidak semua masyarakat menyukai ramuan jamu tradisional


karena cita rasanya diidentikkan dengan aroma tajam dan rasa pahit, sehingga
menurunkan nilai palatabilitas minuman tersebut.

Salah satu penyakit yang dialami masyarakat Indonesia yaitu penyakit diabetes
melitus (DM).

Di Indonesia, jumlah penderita DM menempati posisi keempat terbesar di dunia


setelah India, Cina dan Amerika Serikat.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa proporsi penyebab


kematian akibat DM pada kelompok usia 45-54 tahun.

Diperlukan upaya untuk menjaga kesehatan masyarakat, mencegah terjadinya


penyakit DM dan berkontribusi dalam penanggulangan penyakit tersebut.

Ramuan tradisional memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi ramuan yang


tidak saja berdampak positif bagi kebugaran tubuh sekaligus mempunyai cita-rasa
yang dapat disukai konsumen.  

Salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku
ramuan fungsional dalam bentuk minuman adalah kumis kucing.

Tanaman kumis kucing dikenal mempunyai potensi beragam kemampuan fisiologis


aktif dan cita rasa yang mudah berpadu dengan bahan lain.

Hal tersebut yang mendasari Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (Fateta IPB), Prof. Dr. C.
Hanny Wijaya, M.Agr. melakukan pengembangan produk ramuan fungsional berbasis
kumis kucing.
Prof. Hanny Wijaya mengatakan, tanaman kumis kucing merupakan herbal yang
telah dikenal lama berkhasiat bagi kesehatan sebagai diuretik.

Khasiat antioksidan yang tinggi juga diperoleh dari tanaman ini. Namun,
permasalahan rasa masih menjadi kendala pada hampir semua minuman ''jamu''.

Penggunaan beberapa tanaman herbal dan rempah ternyata mampu memberikan


manfaat kesehatan yang lebih baik daripada penggunaan kumis kucing secara
tunggal.

Rasa, warna, dan aroma minuman ''jamu'' yang dihasilkan pun lebih baik.

''Minuman ini terbuat dari campuran beberapa tanaman rempah dan herbal yaitu
daun kumis kucing (60 persen), kayu secang, jahe, temulawak, jeruk nipis, jeruk
purut, dan jeruk lemon. Minuman ini memiliki keunggulan seperti kandungan
antioksidan yang tinggi, bersifat antidiabetes dan peluruh batu ginjal,'' kata Prof.
Hanny.

Produk yang dikembangkan sejak 2007 ini telah memperoleh beberapa penghargaan
diantaranya:  101 inovasi dalam BIC Kemenristek 2009 dan Roosseno Award yang
bekerja sama dengan Dewan Rempah Indonesia pada Program Pemberian
Penghargaan Kepada Peneliti Rempah Indonesia 2013.(AT/ris)

Anda mungkin juga menyukai