Sebelumnya dalam business gathering, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset Nasional, Prof
Bambang Brodjonegoro menyampaikan bahwa ke depan hasil riset tidak terbatas pengembangan
ilmu atau menghasilkan lulusan saja. Tidak terbatas menghasilkan jurnal akan tetapi riset harus bisa
dinikmati masyarakat melalui kerjasama dengan industri. “Kerjasama ini tidak hanya langsung
produksi, namun ada tahap pengembangan inovasi bersama. Semoga kerjasama ini akan memiliki
dampak dan impact positif,” kata Prof Bambang.
Terkait kerjasama ini, Direktur PT. Soho Industri Pharmasi, Raphael Aswin menyampaikan rasa
terimakasihnya atas kesempatan kerjasama IPB University. “PT. Soho telah berdiri sejak tahun 1946.
Saat ini fokus mengembangkan produk berbasis natural herbal. Dalam mengembangkan produknya,
PT. Soho Industri Pharmasi melakukan strategi open innovation, dan kolaborasi. Kita juga sudah
memberikan royalti kepada institusi baik universitas dan lembaga riset,” jelasnya.
Lebih lanjut Raphael mengatakan, dengan IPB University perusahaannya sudah banyak kerjasama
sebelumnya. “Kerjasama kebun temulawak yang ada di Sukabumi 12 hektar. Awalnya kerjasama
dengan IPB University yakni Pusat Studi Biofarmaka. Ke depan kami berharap lebih banyak kerjasama
lagi dengan IPB University. Kita saat ini juga melakukan beberapa kerjasama, karena di industri
farmasi harus ada uji klinis, sementara kami tidak membangun laboratorium uji klinis, jadi kami
melakukan kolaborasi,” paparnya.
“Ke depan kami berharap akan lebih banyak lagi kerjasamanya, lebih baik lagi. Dalam
mengembangkan satu produk harus ada pengembangan bersama. Akan lebih baik jika kerjasama
diawali dengan ide bersama. Seperti diketahui di industri farmasi ini tinggi regulasinya. Dari sisi
safety, kita tidak mau konsumen hanya diberi janji, ternyata tidak terbukti efikasinya, sehingga klaim
harus betul-betul ada evidence basenya,“ tuturnya.
Terkait kerjasama ini, inovator IPB University, Prof Hanny Wijaya menyampaikan merasa bangga
produk ini akan dikembangkan kerjasamanya IPB University dengan PT. Soho.
Sebagai inovator, Prof Hanny menyampaikan, “Seringkali industri tidak mau kerjasama karena tidak
melihat produk inovasinya. Inovasi ini merupakan hasil riset pro Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP). Inovasi ini yang pertama secara institusional bekerjasama dengan industri,” ucap
dosen IPB University ini. (dh/ris)
Sumber : Berita IPB
PREVIOUS
NEXT
IPB UNIVERSITY GANDENG 4 PERUSAHAAN UNTUK KOMERSIALISASIKAN
INOVASINYA
BERITA TERBARU
Tingkatkan Perolehan Paten, IPB University Gelar Pelatihan Penelusuran dan Penulisan Deskripsi
Paten
JULY 15, 2020
Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) IPB University Siap Jalankan Hilirisasi
Invensi
MARCH 12, 2020
KONTAK
Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi Institut Pertanian Bogor (IPB)
Ged. Collaborative Research Center (CRC) STP IPB University, Jl. Taman Kencana No. 3, Babakan,
Bogor
Jawa Barat - Indonesia
Telp./Fax: +62-251-8572002
e-mail: stp@apps.ipb.ac.id
website: http://stp.ipb.ac.id
LINK INTERNAL
Official Website IPB
Inovasi IPB
Perpustakaan IPB
Repository IPB
Green TV IPB
IPB – OCW
Blog Mahasiswa
LINK EKSTERNAL
Kemenristek/BRIN
Ditjen Dikti
DJKI
Pangkalan Data KI
Pusat PVTPP
WIPO
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2012
TOP
Copyright 2018 Lembaga Kawasan Sains dan Teknologi IPB | All Rights Reserved
Tradisi mengkonsumsi tumbuhan obat atau rempah-rempah dalam bentuk ramuan
jamu tradisional telah dikenal dan dilakukan secara luas oleh masyarakat.
Salah satu penyakit yang dialami masyarakat Indonesia yaitu penyakit diabetes
melitus (DM).
Salah satu tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku
ramuan fungsional dalam bentuk minuman adalah kumis kucing.
Hal tersebut yang mendasari Peneliti Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, (Fateta IPB), Prof. Dr. C.
Hanny Wijaya, M.Agr. melakukan pengembangan produk ramuan fungsional berbasis
kumis kucing.
Prof. Hanny Wijaya mengatakan, tanaman kumis kucing merupakan herbal yang
telah dikenal lama berkhasiat bagi kesehatan sebagai diuretik.
Khasiat antioksidan yang tinggi juga diperoleh dari tanaman ini. Namun,
permasalahan rasa masih menjadi kendala pada hampir semua minuman ''jamu''.
Rasa, warna, dan aroma minuman ''jamu'' yang dihasilkan pun lebih baik.
''Minuman ini terbuat dari campuran beberapa tanaman rempah dan herbal yaitu
daun kumis kucing (60 persen), kayu secang, jahe, temulawak, jeruk nipis, jeruk
purut, dan jeruk lemon. Minuman ini memiliki keunggulan seperti kandungan
antioksidan yang tinggi, bersifat antidiabetes dan peluruh batu ginjal,'' kata Prof.
Hanny.
Produk yang dikembangkan sejak 2007 ini telah memperoleh beberapa penghargaan
diantaranya: 101 inovasi dalam BIC Kemenristek 2009 dan Roosseno Award yang
bekerja sama dengan Dewan Rempah Indonesia pada Program Pemberian
Penghargaan Kepada Peneliti Rempah Indonesia 2013.(AT/ris)