Dalam suatu persekutuan sangat dimungkinkan untuk memasukkan sekutu baru dengan
berinvestasi pada kas atau asset lainnya. Pada pembahasan sebelumnya, sekutu yang baru
masuk dengan membeli kepemilikan dari sekutu lama, namun pada hal ini sekutu yang baru
masuk dengan membawa asset kas atau asset lainnya. Asset baru yang dibawa oleh sekutu
baru dapat saja melakukan revaluasi tetapi dapat juga tidak melakukan revaluasi. Bila jumlah
yang diinvestasikan oleh sekutu baru mengindikasikan sekutu lama memiliki nilai asset yang
tercatat, total revaluasi nilai asset persekutuan baru didasarkan pada investasi oleh sekutu
baru, namun kepemilikan modal yang diberikan kepada sekutu baru lebih besar daripada
jumlah investasinya dan asset yang dapat teridentifikasi dari sekutu lama tercatat pada nilai
wajarnya maka dapat disimpulkan bahwa sekutu baru membawa goodwill ke dalam
persekutuan. contohnya ketika pihak A dan B memiliki persekutuan dengan modal masing-
masing sebesar Rp100 juta, dan memutuskan untuk menerima sekutu baru yaitu pihak C
dengan menyetorkan kas sebesar Rp100 juta dan mendapatkan kepemilikan modal sebesar
1/3 dari total nilai asset persekutuan. catatlah transaksi investasi ini kedalam jurnal.
Kas Rp100.000.000
Modal C Rp100.000.000
(untuk mencatat investasi kas pihak C untuk kepemilikan modal sebesar 1/3 dari nilai
persekutuan)
pada investasi dalam persekutuan yang telah ada memiliki beberapa metode, yaitu:
1. Metode bonus (ke sekutu lama)
Jika diasumsikan pihak C menyetorkan kas sebesar Rp120 juta untuk mendapatkan
kepemilikan modal sebesar 1/3 dari nilai asset total persekutuan, maka persekutuan
memutuskan untuk tidak melakukan revaluasi maka nilai kepemilikan modal sekutu
baru sebesar 1/3 dari nilai asset yaitu Rp320 juta x 1/3 sebesar Rp106,68 juta. Berarti
ada kelebihan nilai asset yang disetorkan oleh sekutu baru dengan saldo modalnya.
Kelebihan tersebut akan ditransfer ke akun modal sekutu lama. Metode ini disebut
bonus kepada sekutu lama, sehingga jurnal untuk mencatat transaksi sebagai berikut:
Kas Rp120.000.000
Modal A Rp6.660.000
Modal B Rp6.660.000
Modal C Rp106.680.000
(untuk mencatat investasi C di dalam persekutuan dan memberikan bonus kepada
pihak A dan B)