Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PERSEKUTUAN
SESI 3

Putri Intan Permata Sari, S.E., M.Si.


Perubahan pemilikan persekutuan /
firma

Akuntansi perubahan pemilikan firma akan membahas


mengenai 2 kemungkinan :
1.Perubahan pemilikan firma akibat adanya anggota baru yang
masuk
2.Perubahan pemilikan firma akibat adanya anggota yang
keluar atau meninggal dunia
1. Perubahan pemilikan firma akibat adanya anggota
baru yang masuk

Apabila ada anggota baru yang masuk menjadi anggota


firma / persekutuan, maka pemilik firma / persekutuan akan
mengalami perubahan, demikian pula dalam hal pembagian
laba rugi. Masuknya anggota baru persekutuan tersebut dapat
dilakukan dengan melalui cara-cara sebagai berikut:
Membeli hak anggota lama
Memasukkan kekayaan (investasi) ke persekutuan
a. Membeli hak anggota lama
Fa ABC
Neraca
Per 1 januari 2011

Perjanjian pembagian laba rugi berdasarkan


perbandingan :
A ; B ; C = 20 % : 30 % : 50 %
lanjutan
Contoh 1
Tn D ingin masuk menjadi anggota firma dengan cara
membeli hak Tn.A sebesar Rp. 24.000.000
Maka jurnal dari transaksi tersebut adalah :

Modal Tn. A Rp. 21.000.000


Modal Tn.D Rp. 21.000.000
Contoh 2
Tn.D ingin masuk menjadi anggota firma ABC dan diterima
semua anggota firma dengan cara membeli ¼ bagian Tn.A dan
¾ bagian Tn. B
lanjutan
 Perhitungan :
 Modal Tn. A = ¼ x 21.000.000 = 5.250.000
 Modal Tn.D = ¾ x 19.500.000 = 14.625.000
 Hak Tn.D = (1/4 x 20%) + (3/4 x 30%)
= 5% + 22,5%
= 27,5%
Jurnal :
Moadal Tn.A 5.250.000
Modal Tn.B 14.625.000
Modal Tn.D 19.875.000
lanjutan
Hak atas laba setelah masuknya Tn.D
Tn. A = 20% - 5% = 15%
Tn. B = 30% - 22,5% = 7,5%
Tn. C = 50%
Tn. D = 27,5%
b. Memasukkan kekayaan / investasi kepada
firma

Ada beberapa kemungkinan pencatatan besarnya modal anggota


baru yang diakui oleh firma, yaitu :
a.Modal anggota baru dicatat sebesar kekayaan yang disetorkan ke
dalam firma
b.Modal anggota baru dicatat lebih besar dari kekayaan yang
disetorkan ke dalam firma
c.Modal anggota baru dicatat lebih kecil dari kekayaan yang
disetorkan ke dalam firma
1) Modal anggota baru dicatat sebesar kekayaan
yang disetorkan ke dalam firma
Contoh :
Sebuah firma dengan struktur modal terdiri dari :
Modal Tn. A Rp. 21.000.000 20 %
Modal Tn. B Rp. 19.500.000 30 %
Modal Tn. C Rp. 25.000.000 50 %
 Tn. D masuk menjadi anggota firma dengan menyetorkan
uang sebesar Rp. 20.000.000 dan diakui haknya sebesar 20
%. Jurnal yang dibuat atas masuknya Tn. D adalah :
Kas Rp. 20.000.000
Modal Tn. D Rp. 20.000.000
Hak atas laba rugi sebagai berikut :
2) Modal anggota baru dicatat lebih besar dari kekayaan
yang disetorkan ke dalam firma

Kelebihan pencatatan modal diatas setorannya dapat


diperlakukan menjadi dua jenis perlakuan yaitu :
a. Kelebihan tersebut dianggap sebagai bonus
yang diberikan kepada anggota baru
b. Kelebihan tersebut dianggap sebagai
pembentukan goodwill untuk anggota baru
Kelebihan tersebut dianggap sebagai bonus untuk anggota
baru
 Dengan menggunakan contoh sebelumnya Tn. D masuk
dengan menyetorkan uang sebesar Rp. 20.000.000 dan
diakui haknya sebesar 27 % dari total modal firma yang
baru
Jawab :
Jumlah modal firma baru adalah :
= 21.000.000 + 19.500.000 + 25.000.000 + 20.000.000
= 85.500.000
Hak modal Tn. D yang diakui firma adalah :
27 % x Rp. 85.500.000 Rp. 23.085.000
Setoran Tn. D Rp. 20.000.000
Kelebihan modal diatas setoran Rp. 3.085.000
lanjutan
Modal anggota lama akan berkurang
sebesar :
Tn. A = 20% x Rp. 3.085.000 = Rp. 617.000
Tn. B = 30% x Rp. 3.085.000 = Rp. 925.500
Tn. C = 50% x Rp. 3.085.000 = Rp. 1.542.500
Jurnal :
Kas Rp. 20.000.000
Modal Tn. A Rp. 617.000
Modal Tn. B Rp. 925.500
Modal Tn. C Rp. 1.542.500
Modal Tn. D Rp. 23.085.000
Kelebihan tersebut dianggap sebagai pembentukan
goodwill

Jurnal :

Kas Rp. 20.000.000


Goodwill 3.085.000
Modal Tn. D Rp. 23.085.000
c. Modal anggota baru dicatat lebih kecil dari kekayaan
yang disetorkan ke dalam firma

pencatatan modal lebih kecil dari setorannya dapat


diperlakukan menjadi dua jenis perlakuan yaitu :
a. Kelebihan tersebut dianggap sebagai bonus
yang diberikan kepada anggota lama
b. Kelebihan tersebut dianggap sebagai
pembentukan goodwill
Kelebihan tersebut dianggap sebagai bonus untuk anggota
lama
 Dengan menggunakan contoh sebelumnya Tn. D masuk
dengan menyetorkan uang sebesar Rp. 20.000.000 dan
diakui haknya sebesar 20 % dari total modal firma yang
baru
Jawab :
Jumlah modal firma baru adalah :
= 21.000.000 + 19.500.000 + 25.000.000 + 20.000.000
= 85.500.000
Hak modal Tn. D yang diakui firma adalah :
20 % x Rp. 85.500.000 Rp. 17.100.000
Setoran Tn. D Rp. 20.000.000
Selisih Rp. 2.900.000
lanjutan
Modal anggota lama akan bertambah sebesar :
Tn. A = 20% x Rp. 2.900.000 = Rp. 580.000
Tn. B = 30% x Rp. 2.900.000 = Rp. 870.000
Tn. C = 50% x Rp. 2.900.000 = Rp. 1.450.000

Jurnal :

Kas Rp. 20.000.000


Modal Tn. A Rp. 580.000
Modal Tn. B Rp. 870.000
Modal Tn. C Rp. 1.450.000
Modal Tn. D Rp. 17.100.000
Kelebihan tersebut dianggap sebagai pembentukan
goodwill
Perhitungan :
100/20 x Rp. 20.000.000 = Rp. 100.000.000
Modal firma sesungguhnya = Rp. 85.500.000
Goodwill yang harus dibentuk = Rp. 14.500.000
Tn. A = 20% x Rp. 14.500.000 = Rp. 2.900.000
Tn. B = 30% x Rp. 14.500.000 = Rp. 4.350.000
Tn. C = 50% x Rp. 14.500.000 = Rp. 7.250.000

Jurnal :
Kas Rp. 20.000.000
Goodwill Rp. 14.500.000
Modal Tn. A Rp. 2.900.000
Modal Tn. B Rp. 4.350.000
Modal Tn. C Rp. 7.250.000
Modal Tn. D Rp. 20.000.000
2. Perubahan pemilikan firma akibat adanya
anggota yang keluar atau meninggal dunia

 Ada beberapa kemungkinan yang dapat dilakukan untuk


menyelesaikan masalah keuangan anggota yang keluar
atau meninggal dunia sbb :
a. Anggota firma yang keluar memperoleh hak sebesar saldo
modalnya
b. Anggota firma yang keluar memperoleh hak lebih besar
dari saldo modalnya
c. Anggota firma yang keluar memperoleh hak lebih kecil
dari saldo modalnya
a. Anggota firma yang keluar memperoleh hak sebesar
saldo modalnya

 Apabila ada anggota firma yang keluar dan akan


memperoleh haknya sebesar saldo modalnya, maka
terlebih dahulu dihitung saldo modal akhir anggota
tersebut setelah disesuaikan dengan laba atau rugi sampai
dengan saat anggota tersebut keluar. Yang dimaksud saldo
modal disini adalaah saldo modal akhir.
 Pencatatan jurnal :
Modal Tn. ( anggota yang keluar) Rp.
Utang pada Tn….. / Kas Rp.
Catt : Rp yang dicatat sebesar modal akhir
b. Anggota firma yang keluar memperoleh hak lebih
besar dari saldo modalnya

Apabila anggota yang keluar haknya diberikan lebih besar


daripada saldo modal akhirnya, maka ada dua kemungkinan
perlakuan akuntansi yang timbul yaitu :
Kelebihan tersebut dianggap sebagai bonus yang diberikan
kepada anggota yang keluar
Kelebihan tersebut dianggap sebagai pembentukan goodwill
karena anggota-anggota yang tinggal tidak ingin saldo
modalnya berkurang
Kelebihan tersebut dianggap sebagai bonus yang diberikan
kepada anggota yang keluar

Contoh :
Firma ABCD membagi laba rugi kepada anggotanya dengan
perbandingan 3 : 3 : 2 : 2, semua anggota telah menyetujui C keluar
dari keanggotaan firma, pada saat C keluar struktur modal akhir sbb :

Modal Tn. A Rp. 40.000.000


Modal Tn. B Rp. 55.000.000
Modal Tn. C Rp. 47.000.000
Modal Tn. D Rp. 50.000.000

Tn. C keluar dari firma dan disetujui oleh anggota lain saldo modal
Tn. C sebesar Rp. 48.500.000, maka perhitungannya sbb :
lanjutan
Hak Tn. C yang diakui Rp. 48.500.000
Saldo modal akhir Tn. C Rp. 47.000.000
Bonus untuk Tn. C Rp. 1.500.000
Modal anggota yang tinggal akan berkurang sebesar :
Tn. A = 3/8 x Rp. 1.500.000 = Rp. 562.500
Tn. B = 3/8 x Rp. 1.500.000 = Rp. 562.500
Tn. D = 2/8 x Rp. 1.500.000 = Rp. 375.000
Jurnal yang harus dibuat untuk mencatat keluarnya Tn. C :
Modal Tn. A Rp. 562.500
Modal Tn. B Rp. 562.500
Modal Tn. C Rp. 47.000.000
Modal Tn. D Rp. 375.000
Utang pada Tn. C / Kas Rp. 48.500.000
Kelebihan tersebut dianggap sebagai pembentukan goodwill

Contoh :
Menggunakan soal yang sama dengan point a
Jurnal :

Modal Tn. C Rp. 47.000.000


Goodwill Rp. 1.500.000
Utang pada Tn. C / Kas Rp. 48.500.000
c. Anggota firma yang keluar memperoleh hak lebih
kecil dari saldo modalnya

Apabila anggota yang keluar haknya diberikan lebih kecil


daripada saldo modal akhirnya, maka ada dua kemungkinan
perlakuan akuntansi yang timbul yaitu :
Selisih antara hak dan modal akhir dianggap sebagai bonus
yang diberikan kepada anggota yang tinggal
Selisih antara hak dan modal akhir dianggap sebagai
pembentukan goodwill
Selisih antara hak dan modal akhir dianggap sebagai bonus yang
diberikan kepada anggota yang tinggal

 Sama dengan contoh diatas, Tn. C keluar dan bersedia


dibayar atau dinilai modalnya sebesar Rp. 46.000.000
sedangkan saldo modal akhirnya sebesar Rp. 47.000.000
 Selisih sebesar Rp. 47.000.000 – Rp. 46.000.000 = Rp.
1.000.000

Perhitungan :
Tn. A = 3/8 x Rp. 1.000.000 = Rp. 375.000
Tn. B = 3/8 x Rp. 1.000.000 = Rp. 375.000
Tn. D = 2/8 x Rp. 1.000.000 = Rp. 250.000
lanjutan

Jurnal :

Modal Tn. C Rp. 47.000.000


Modal Tn. A Rp. 375.000
Modal Tn. B Rp. 375.000
Modal Tn. D Rp. 250.000
Utang pada Tn. C / Kas Rp. 46.000.000
Selisih antara hak dan modal akhir dianggap sebagai
pembentukan goodwill

Jurnal :
Modal Tn. C Rp. 47.000.000
Goodwill Rp. 1.000.000
Utang pada Tn. C / Kas Rp. 46.000.000

Catt :
Goodwill negatif artinya adanya pengurangan terhadap goodwill firma
yang sudah terbentuk sebelumnya. Jadi metode pembentukan goodwill
pada anggota firma yang keluar haknya dicatat lebih kecil daripada modal
akhirnya hanya dapat digunakan / dilakukan apabila sudah ada goodwill
yang sudah terbentuk sebelumnya pada buku firma.

Anda mungkin juga menyukai