Anda di halaman 1dari 57

PERSEKUTUAN

BONUS DAN GOODWILL

AMRIZAL SALIDA., SE., M.AK


PENGANTAR

 Suatu persekutuan dinyatakan bubar apabila perjanjian Bersama yang semula diadakan
untuk menjalankan usaha bersama2 telah berakhir.
 Contohnya : kematian anggota sekutu, sengketa, pengunduran diri.
 Apabila persekutuan berakhir, tidak berarti mengakhiri usaha atau mengganggu
kontinuitasnya.
KEADAAN PEMBUBARAN
PERSEKUTUAN
 Pembubaran atas dasar perjanjian antar anggota
 Pembubaran atas dasar berubahnya undang-undang
 Pembubaran atas dasar putusan pengadilan
AKUNTANSI DALAM PEMBUBARAN
PERSEKUTUAN
 Masalah masuknya anggota baru
 Pengunduran diri anggota
 Kematian anggota
 Penyatuan dan perubahan bentuk usaha persekutuan
MASUKNYA ANGGOTA BARU

 Seseorang yang masuk ke dalam persekutuan dapat memasukkan modal dengan cara
 Membeli Sebagian atau seluruh dari bagian modal anggota lama ( asset persekutuan
tidak bertambah)
 Menanamkan modal baru pada persekutuan ( asset persekutuan bertambah)
Pembelian Modal anggota lama

 Pembelian modal anggota lama tidak perlu dicatat karena dianggap sebagai unit usaha
yang terpisah, transaksi ini bersifat pribadi.
 Yang dicatat hanya berapa besar modal yang dipindahtangankan antara modal anggota
lama yang dijual ke anggota baru
Contoh kasus pembelian modal anggota lama

 A dan B memliki usaha persekutuan dimana Neraca persekutuannya adalah sebagai berikut :

 Kemudian C ingin masuk kedalam persekutuan tersebut dengan membeli ¼ modal dari A dan
B,
 Jurnal pembelian modal ini tidak dicatat.
 Tetapi yang dicatat adalah pemindahan modal dari masing-masing anggota
Modal A Rp. 150.000 (600.000/4)
Modal B Rp. 100.000 (400.000/4)
Modal C` Rp. 250.000
Lanjutan
 Masuknya si C dalam persekutuan ini dengan membeli masing-masing ¼ dari modal A dan B
menyebabkan perubahan pada neraca persekutuan sebelumnya, berikut adalah neraca yang
baru :

 Apabila dalam pembelian modal A dan B ada perbedan dari nilai buku maka harus ada
penilaian ulang dari asset persekutuan tersebut.
 Akibat dari penilaian ulang ini biasanya akan muncul goodwill pada masing-masing anggota
lama yang akan dibagi sesuai kesapakatan.
 Goodwill adalah bagian dari aktiva yang muncul akibat adanya kelebihan pembayaran atas
aktiva yang dinilai berdasarkan nilai pasar dengan nilai buku.
CONTOH KASUS PENYERTAAN MODAL DENGAN
PEMBERIAN BONUS KEPADA ANGGOTA LAMA

 Sebuah persekutuan yang berjalan dengan sukses biasanya apabila ada anggota baru yang
ingin bergabung maka akan dibebani kewajiban yaitu :
 Bagian modal anggota baru dikurangi dengan jumlah tertentu yang dialokasikan
sebagai bonus kepada anggota lama
 Goodwill persekutuan harus diadakan dan dikredit sebagai tambahan modal anggota
lama
CONTOH KASUS PEMBERIAN BONUS

 Tuan L, M dan L adalah sekutu dari sebuah usaha dengan modal dan pembagian laba (rugi)
sebagai berikut :
NAMA ANGGOTA MODAL PEMBAGIAN R / L
Tuan L 50.000 45%
Tuan M 30.000 35%
Tuan N 20.000 20%
Jumlah 100.000 100%
Lanjutan

 Kemudian Tuan O ingin bergabung dengan ketentuan menyerahkan modal sebesar Rp.
40.000 dengan nilai modal 25% dari modal persekutuan baru
 Kelebihan setoran Modal Tuan O merupakan bonus yang dibagikan kepada anggota lama
dengan ketentuan pembagian R/L yang ada :
 Modal dari perekutuan yang lama ( L,M dan N) adalah Rp. 100.000 ditambah dengan
modal Tuan O sebesar Rp. 40.000.
 Jadi Modal persekutuan yang baru (L,M,N dan O) adalah Rp. 140.000
 Modal tuan O disepakati 25% dari total modal persekutuan baru yaitu Rp. 35.000 ( Rp.
140.000 x 25%)
 Kelebihan Rp. 5.000 yang di setor Tuan O adalah bonus yang dibagikan kepada anggota
lain dengan presentase R/L yang diakui
Lanjutan
 Rp. 5.000 adalah bonus yang dibagi kepada anggota lama dengan presentase yang telah ada
diawal.
 Tuan L : Rp. 5.000 x 45% = Rp. 2.250
 Tuan M : Rp. 5.000 x 35% = Rp. 1.750
 Tuan N : Rp. 5.000 x 20% = Rp. 1.000+
 Jumlah = Rp. 5.000
Jurnal Untuk mencatat masuknya tuan O adalah :
Kas Rp. 40.000
Modal L Rp. 2.250
Modal M Rp. 1.750
Modal N Rp. 1.000
Modal O Rp. 35.000
PEMBENTUKAN GOODWILL UNTUK
ANGGOTA LAMA
 Dengna melanjutkan kasus sebelumnya yaitu persekutuan Tuan L,M dan N serta Tuan O
yang ingin bergabung.
 Tuan O disetujui untuk bergabung dengan ketentuan bahwa :
 Modal yang disetor sebesar Rp. 40.000 untuk ¼ bagian dari modal sekutu baru
 Kelebihan dari perhitungan merupakan goodwill yang harus dibentuk dalam
persekutuan
Lanjutan
 Setoran Tuan O sebesar Rp. 40.000 dinilai sebesar *25% dari modal sekutu yang baru,
dengan perhitungan :
 100/25 x Rp. 40.000 Rp. 160.000
 Modal sekutu lama ( L,M dan N) Rp. 100.000
 Ditambah Modal tuan O Rp. 40.000+
 Modal sekutu yang nyata (L,M,N dan O) Rp. 140.000-
 Goodwill yang terbentuk Rp. 20.000
 Goodwill yang terbentuk akan dibagi kepada anggota lama secara proporsional sesuai
dengan presentase pembagian R/L

*25% ini diambil dari presentase pembagian laba Tuan O atau dari laba 100% tuan O akan
mendapatkan 25% laba
Lanjutan
 Goodwill yang terbentuk dan dibagikan secara proporsional Rp. 20.000
 Perhitungan pembagiannya :
 Tuan L 45% x 20.000 = Rp. 9.000
 Tuan M 35% x 20.000 = Rp. 7.000
 Tuan N 20% x 20.000 = Rp. 4.000+
 Jumlah = Rp. 20.000
 Jurnal Untuk mencatat pembentuka goodwill :
 Goodwill Rp. 20.000
Modal L Rp. 9.000
Modal M Rp. 7.000
Modal N Rp. 4.000
 Jurnal Setoran modal Tuan O
 Kas Rp. 40.000
Modal Rp. 40.000
Evaluasi terhadap Bonus dan Goodwill
 Sistem yang dipilih (Bonus atau Goodwill) memiliki akibat yang berbeda terhadap modal
para anggota
 Sebelum memutuskan apa yang digunakan Goodwill atau Bonus maka harus
dipertimbangkan sebelumnya
 Pengaruh yang timbul atas bonus atau Goodwill yang diberikan dapat dilihat pada table
berikut :

KETERANGA AKTIVA GOODWIL L M N O


N L
BONUS 140.000 - 52.250 31.750 21.000 35.000
GOODWILL 140.000 20.000 59.000 37.000 24.000 40.000
SELISIH (20.000) (6.750) (5.250) (3.000) (5.000)
Lanjutan
 Dari table tersebut dapat dilihat bahwa keuntungan yang tinggi bagi para anggota adalah
apabila menggunakan system Goodwill.
 Tetapi goodwill ini juga memiliki resiko, yaitu belum pastinya tercapai.
 Walaupun bonus memiliki keuntungan yang rendah tetapi pembagiannya sudah jelas.
 Kalau persekutuan ini gagal merealisasikan goodwill karena usahanya rugi, maka dapat
dihapus.
 Pembebanan pemnghapusan goodwill ini dibebankan kepada modal masing-masing
anggota.
 Selama perbandingan pembagian R/L tidak mengalami perubahan maka penggunaan
system bonus dan goodwill mempunyai akibat yang sama.
Lanjutan Contoh Kasus
 Tuan O menerima bagian laba 25% (dengan soal sebelumnya), berarti tuan L,M dan N
akan menerima 75%.
 Karena masuknya Tuan O sebagai anggota baru, maka untuk presentase pembagian Laba
untuk tuan L,M dan N akan menyesuaikan seperti dibawah ini :
 Perbandingan pembagian laba :
 Tuan L : 75% x 45% = 33,75%
 Tuan M : 75% x 35% = 26,25%
 Tuan N : 75% x 20% = 15,00%
 Tuan 0 : = 25,00%+
 Jumlah = 100,00%
BONUS DAN GOODWIL
 Apabila goodwill yang dibentuk ternyata tidak terealisasi maka akan dihapus sesuai dengan
kesepakatan Bersama,
 Ketika goodwill dihapuskan maka akan memberikan hasil yang sama apabila menggunakan system
NO
bonus, bisa dilihat pada AKTIVA
KETERANGAN
table berikut : GOODWILL L M N O

1 BONUS 140.000 - 52.250 31.750 21.000 35.000

2 Sistem goodwill 140.000 20.000 59.000 37.000 24.000 40.000

Dikurangi penghapusan goodwill (dibagi dengan - (20.000) (6.750) (5.250) (3.000) (5.000)
perbandingan pada slide sebelumnya yaitu 33,75%,
26,25% ,15% dan 25%

3 Sistem goodwill tetapi tidak dapat direalisasikan dan


tidak dapat dihapus
140.000 - 52.250 31.750 21.000 35.000

 Dari table diatas dapat dilihat, bahwa pada saat Tuan O ingin bergabung dan sepakat memakai
system bonus maka modal dari tuan L,M dan N akan sudah pasti bertambah sesuai dengan table pada
No 1.
 Tetapi apabila menggunakan system goodwill dan dapat direalisasikan maka modal dari dari tiap
anggota akan bertambah sesuai dengan table pada no 2
 Apabila goodwill tidak dapat direalisasikan maka modal dari para anggota hanya bertambah sesuai
dengan menggunakan system bonus atau bisa dilihat pada table no 3
 Ini berlaku apabila perbandingan pembagian laba tidak mengalami perubahan
BONUS DAN GOODWILL
 Apabila perbandingan pembagian laba mengalami perubahan maka akan berakibat lain
pada para anggota
 Sebelumnya perbandingan pembagian laba secara proporsional sesuai presentasi modal
berubah dengan perbandingan pembagian laba dibagi rata maka hasil yang didapat apabila
goodwill tidak terealisasi akan lain.
Lanjutan
NO KETERANGAN AKTIVA GOODWILL L M N O

1 Sistem bonus 140.000 - 52.250 31.750 21.000 35.000

2 Sistem goodwill 140.000 20.000 59.000 37.000 24.000 40.000


Dikurangi penghapusan goodwill (dibagi dengan - (20.000) 5.000 5.000 5.000 5.000
perbandingan pada slide sebelumnya yaitu 33,75%,
26,25% ,15% dan 25%

3 Sistem goodwill tetapi tidak dapat direalisasikan dan


tidak dapat dihapus
140.000 - 54.000 32.000 19.000 35.000

4 Laba Rugi - - (1.750) (250) 2.000 -

 Dari table di atas dilihat, apabila para sekutu sepakat menggunakan system bonus maka modal dari tiap anggota
akan bertambah seperti pada table No 1.
 Tetapi apabila para anggota sepakat menggunakan system goodwill maka modal para anggota akan bertambah
melebihi menggunakan system bonus seperti pada table no 2.
 Modal pada table no 2 ini masih bersifat sementara yang bisa terealisasi apabila goodwill tersebut terealisasikan.
 Tetapi apabila goodwill tidak terealisasi maka modal para anggota akan seperti pada table no 3, dimana modal
tuan L kalau menggunakan system goodwill akan rugi sebesar Rp. 1.750 ( 6.750 – 5.000 = 1.750) dimana kalau
pembagian laba menggunakan perbandingan lama (proporsional) maka bonus goodwill yang didapat adalah
6.750, tetapi apabila menggunakan pembagian sama rata maka goodwill yang didapat hanya 5.000, begitu juga
tuan M akan rugi sebesar Rp. 250, dan tuan N akan mendapat untung sebesar Rp. 2.000
KESIMPULAN SUB MATERI BONUS DAN
GOODWILL
 Pertimbangan terhadap system goodwill dan bonus yang akan digunakan tergantung pada
factor sebagai berikut :
 Tingkat kepsatian tentang realisasi goodwill harus diperhitungkan dengan cermat
dengan presisi yang tinggi.
 Kesepakatan antara ketentuan pembagian laba (rugi) yang baru.
 Bagi anggota baru, selama hak atas laba sama dengan presentase dengan kepemilikan
modal maka kedua system (bonus atau goodwill) memberikan hasil yang sama.
 Sistem bonus umumnya hanya menguntungkan pemilik anggota lama.
Penilaian Kembali aktiva

 Apabila dalam persekutuan ada penambahan anggota maka aktiva harus dinilai Kembali
dengan nilai wajarnya, penilaian aktiva ini biasanya dilakukan oleh profesi akuntan
appraisal.
Pemberian bonus kepada anggota baru

 Misal Tuan L,M dan N sesuai dengan contoh sebelumnya, telah bersekutu, kemudian tuan O ingin bergabung,
dengan persyaratan menyetor uang sebesar Rp. 40.000, untuk penyertaan 40% dari modal persekutuan :
 100.000 + 40.000 = 140.000
 140.000 x 40% = 56.000
 56.000 – 40.000 = 16.000
 Jurnal untuk mencatat masuknya tuan O adalah :
 Kas Rp. 40.000
 Modal L ( 45% x 16.000) Rp. 7.200
 Modal M ( 35% x 16.000) Rp. 5.600
 Modal N ( 20% x 16.000) Rp. 3.200
 Modal O Rp. 56.000
Lanjutan

 Saldo modal L,M,N Rp. 100.000


 Setoran modal O Rp. 40.000+
 Jumlah Rp. 140.000
 Hak penyertaan tuan O, dihitung 40%:
 Saldo modal baru (40% x Rp. 140.000) Rp. 56.000
 Setoran modal O Rp. 40.000-
 Bonus kepada tuan O Rp. 16.000
Lanjutan lagi gaes

 Bonus Rp. 16.000 dikurangkan dari modal anggota yang lama :


 Tuan L : 45% x Rp. 16.000 Rp. 7.200
 Tuan M : 35% x Rp. 16.000 Rp. 5.600
 Tuan N : 20% x Rp. 16.000 Rp. 3.200+
 Jumlah Rp. 16.000
Pembentukan goodwill untuk anggota baru

 Dengan kasus yang sama si L,M dan N kemudian O mau masuk dengan asumsi bahwa modal tuan O ini sebesar
37,50 dari penyertaan modal yang baru.
 Si L,M dan N tidak ingin dikurangi modalnya ya gaes ya. Jadi masalah ini lagi.
 Karena 3 orang ini tidak mau dikurangi modalnya maka total keseluruhan modal dari Rp. 100.000 yaitu 62,50%.
 Maka jumlah modal sekutu yang baru adalah100 / 62,5 x Rp. 100.000 = Rp. 160.000
 Modal tuan O adalah 37,50% x Rp. 160.000 Rp. 60.000
 Setoran ModalRp. 40.000-
 Goodwill Rp. 20.000
 Jurnal untuk mencatat masuknya tuan O
 Kas Rp. 40.000
 Goodwill Rp. 20.000
 Modal tuan O Rp. 60.000
Penentuan adanya Bonus atau Goodwill
apabila tidak ada pernyataan tertentu
 Apabila dalam persekutuan ada anggota baru yang masuk tetapi tidak ada pernyataan yang
tegas terhadap semua anggota (baik lama atau baru) tentang adanya bonus atau goodwill,
maka ini harus dipertimbangkan secara matang, agar sesuai dengan perlakuan akuntansi
yang berlaku yaitu akrual basic.
Rumus penentuan Bonus atau Goodwill
terhadap para anggota
 Bagian hak penyertaan anggota baru = (modal anggota baru) x (saldo modal anggota lama + saldo modal anggota
baru)
 Hasil perhitungan tersebut akan menghasilkan 3 opsi , yaitu :
 lebih kecil (<)
 Sama dengan (=)
 Lebih besar (>)
 Apabila lebih kecil berarti terdapat Bonus atau goodwiil terhadap anggota lama.
 Apabila lebih besar berarti terdapat Bonus atau goodwill terhadap anggota baru.
 Apabila sama dengan maka tidak ada Bonus atau Goodwill yang diberikan kepada anggota.
Contoh
 Contoh Tidak ada Bonus dan Goodwill
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah
modalnya adalah Rp. 240.000
 Tuan R ingin masuk dengan menyetor modal sebesar Rp. 80.000 dengan ketentuan bahwa modal tuan R adalah ¼
dari modal persekutuan yang baru.
 Total modal persekutuan yang baru adalah Rp. 100.000 + Rp. 140.000 + Rp. 80.000 = Rp. 320.000
 Karena modal tuan R adalah ¼ dari modal persekutuan yang baru maka hasil yang didapat menggunakan rumus
adalah (sama dengan)
 Dimana : Rp. 320.000 / 4 = Rp. 80.000
 Karena hasil yang didapat Rp. 80.000 sama dengan setoran modal awal tuan R maka tidak ada bonus atau
goodwill yang diberikan kepada para anggota
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 80.000
 Modal Tuan R Rp. 80.000
 Ada Bonus dan Goodwill bagi anggota Lama
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah
modalnya adalah Rp. 240.000
 Tuan R ingin masuk dengan menyetor modal sebesar Rp. 120.000 dengan ketentuan bahwa modal tuan R adalah ¼
dari modal persekutuan yang baru.
 Total modal persekutuan yang baru adalah Rp. 100.000 + Rp. 140.000 + Rp. 120.000 = Rp. 360.000
 Karena modal tuan R adalah ¼ dari modal persekutuan yang baru maka hasil yang didapat menggunakan rumus
adalah (lebih kecil)
 Dimana : Rp. 360.000 / 4 = Rp. 90.000
 Bonus atau goodwill yang akan dibagi sama rata adalah : Rp. 120.000 – Rp. 90.000 = Rp. 30.000
 Karena hasil yang didapat Rp. 90.000 yang lebih kecil dari setoran modal tuan R maka ada bonus dan goodwill
bagi anggota lama.
 Jurnalnya apabila bonus:
 Kas Rp. 120.000
 Modal P Rp. 15.000
 Modal Q Rp. 15.000
 Modal R Rp. 90.000
 Ada Bonus dan Goodwill bagi anggota Lama (lanjutan)

 Jika Tuan R tidak ingin modalnya dikurangi tetapi anggota lama menginginkan Goodwiil maka modal dari tuan R ini
sebesar Rp. 120.000 akan dikalikan 4 yang berarti adalah penambahan modal sebesar Rp. 480.000.
 Alasan dikalikan 4 adalah :
 Pertama, modal tuan R akan menambah kas persekutuan sebesar Rp. 120.000
 Kedua, Karena anggota lama menginginkan adanya goodwill karena merasa berhak sesuai dengan rumus maka
Aktiva berupa goodwill akan bertambah sebesar Rp. 120.000
 Ketiga, Modal dari Tuan P dan Q juga akan bertambah masing-masing sebesar Rp. 60.000 dimana Rp. 120.000
dibagi sama rata.
 Ke empat, uang disetor Tuan R akan diakui sebagai modalnya sendiri sebesar Rp. 120.000
 Hal ini disebabkan karena anggota baru (tuan R) tidak bersedia untuk dikurangi modalnya untuk goodwill bagi anggota
lama dan juga anggota lama tidak bersedia untuk tidak menerima goodwill dari masuknya tuan R ke persekutuan
mereka.
 Ada Bonus bagi anggota Lama
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah
modalnya adalah Rp. 240.000
 Tuan R ingin masuk dengan menyetor uang sebesar Rp. 120.000.
 Tetapi ada pembatasan penyetoran modal untuk tuan R yang dipersyaratkan oleh Tuan P dan Q sebagai anggota
lama,
 Pembatasan ini maksimal Rp. 100.000
 Sehingga ada kelebihan dana dari modal Tuan R sebesar Rp. 20.000
 Kelebihan dana ini akan menjadi bonus bagi anggota lama sebesar Rp. 10.000
 Kasus ini mengabaikan rumus perhitungan penentuan bonus dan goodwill karena bersifat kasuistik (persyaratan,
kebijakan, aturan)
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 120.000
 Modal P Rp. 10.000
 Modal Q Rp. 10.000
 Modal R Rp. 100.000
 Ada Bonus dan Goodwiil bagi anggota Lama
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah modalnya adalah Rp.
240.000
 Tuan R ingin bergabung dengan menyetor modal sebesar Rp. 120.000 dengan penyertaan modal ¼ dari total modal persekutuan
baru
 Apabila Tuan R bergabung maka jumlah modal sekutu baru (P,Q dan R) adalah Rp. 400.000
 Karena modal tuan R adalah ¼ dari modal persekutuan yang baru maka hasil yang didapat menggunakan rumus adalah (lebih
kecil)
 Rp. 400.000 / 4 = Rp. 100.000
 Maka anggota lama akan mendapat Bonus dan Goodwill
 Kelebihan setoran tuan R sebesar Rp. 20.000 ( Rp. 120.000 – Rp. 100.000) akan dibagikan sebagai bonus kepada anggota lama.
 Tetapi modal yang nyata hanya Rp. 360.000 ( Rp. 100.000 + Rp. 140.000 + Rp. 120.000) sehingga muncul lagi goodwill baru
sebesar Rp. 40.000.
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 120.000
 Goodwill Rp. 40.000
 Modal P Rp. 30.000 (10.000 bonus + 20.000 goodwill)
 Modal Q Rp. 30.000 (10.000 bonus + 20.000 goodwill)
 Modal R Rp. 100.000
 Ada Bonus bagi anggota baru
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah modalnya
adalah Rp. 240.000
 Tuan R ingin bergabung dengan menanamkan modal sebesar Rp. 120.000 dengan ketentuan penyertaan modal
sebesar ½ dari modal persekutuan baru.
 Total modal persekutuan baru Rp. 360.000
 Total penyertaan modal Tuan R ½ dari modal sekutu baru yaitu, Rp. 360.000 / 2 = Rp. 180.000
 Berdasarkan rumus maka hasil yang didapat adalah (lebih besar) sehingga tuan R mendapatkan Bonus sebesar Rp.
60.000 yang dipotong terhadap modal anggota lama (P dan Q)
 Perhitungannya adalah : Rp. 180.000 – Rp. 120.000 = Rp. 60.000
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 120.000
 Modal P Rp. 30.000
 Modal Q Rp. 30.000
 Modal R Rp. 180.000
 Ada Goodwiil bagi anggota Baru

 Dengan kasus yang sama, apabila kasus sebelumnya yang dihendaki adalah goodwiil karena anggota lama tidak
bersedia untuk dikurangi modalnya maka Tuan R akan mendapatkan Goodwill sebesar Rp. 120.000.
 Modal sekutu lama (P dan Q) sebesar Rp. 240.000 dianggap sebagai ½ dari total modal.
 Modal sekutu baru ( R ) sebesar Rp. 120.000 dianggap sebagai ½ dari total modal persekutuan.
 Karena anggota lama tidak menghendaki modalnya dipotong maka akan dibentuk goodwill untuk Tuan R, yaitu
sebesar Rp. 240.000/2 = Rp. 120.000
 Sehingga modal Tuan R akan sama jumlahnya dengan modal Tuan P dan Q apabila di jumlah.
 Modal Tuan P dan Q ( Rp. 100.000 + Rp. 140.000 = Rp. 240.000)
 Modal Tuan R ( Rp. 120.000 + Rp. 120.000 = Rp. 240.000)
 Berdasarkan rumus maka hasil yang didapat (lebih besar), dimana Tuan R hanya menyetor modal sebesar Rp.
120.000 tetapi diakui sebesar Rp. 240.000
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 120.000
 Goodwill Rp. 120.000
 Modal R Rp. 240.000
 Ada Bonus bagi anggota baru
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah modalnya adalah Rp.
240.000
 Tuan R ingin bergabung dengan menanamkan modal sebesar Rp. 120.000 dengan ketentuan penyertaan modal sebesar Rp.
160.000
 Total modal persekutuan baru Rp. 360.000
 Berdasarkan rumus hasil yang didapat (lebih besar) yaitu Rp. 160.000 – Rp. 120.000 = Rp. 40.000
 Rp. 40.000 ini adalah bonus yang didapat R dari modal anggota lama.
 Modal anggota lama masing2 dikurangi Rp. 20.000
 Modal akhir semua anggota adalah
 P = Rp. 100.000 – Rp. 20.000 = Rp. 80.000
 Q = Rp. 140.000 – Rp. 20.000 = Rp. 120.000
 R = Rp. 120.000 + Rp. 40.000 = Rp. 160.000+
 Jumlah = Rp. 360.000
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 120.000
 Modal P Rp. 20.000
 Modal Q Rp. 20.000
 Modal R Rp. 160.000
 Ada Bonus dan goodwill bagi anggota baru
 Tuan P dan Q telah bersekutu dengan modal masing sebesar Rp. 100.000 dan Rp. 140.000 berarti jumlah modalnya
adalah Rp. 240.000
 Tuan R ingin bergabung dengan menyetor modal sebesar Rp. 120.000 dengan penyertaan modal sebesar ½ dari modal
baru.
 Modal persekutuan baru atas masuknya tuan R disepakati adalah Rp. 400.000.
 Dimana modal R diakui ½ dari modal baru (RP. 400.000), jadi modal R keseluruhan adalah Rp. 200.000
 Modal pemilik lama juga diakui ½ dari modal sekutu baru yaitu sebesar Rp. 200.000 yang berarti ada pengurangan
modal anggota lama sebesar Rp. 40.000 (Rp. 240.000-Rp. 200.000). Pengurangan ini menjadi bonus bagi tuan R.
 Total Modal tuan R yang disetor sebesar Rp. 120.000 ditambah bonus dari anggota lama sebesar Rp. 40.000 menjadi
Rp. 160.000
 Kekurangan Rp. 40.000 modal tuan R agar mencapai Rp. 200.000 sesuai kesepakatan akan menjadi goodwill yang
dibentuk.
 Jurnalnya :
 Kas Rp. 120.000
 Goodwill Rp. 40.000
 Modal P Rp. 20.000
 Modal Q Rp. 20.000
 Modal R Rp. 200.000
Penyelesaian dan Pembayaran anggota yang mengundurkan
diri
 Bagi anggota yang mengundurkan diri akan menarik semua modalnya dalam persekutuan dengan cara :
 Modalnya dijual kepada anggota lama atau kepada anggota baru yang ingin menggantikannya
 Modalnya dikembalikan dalam bentuk aktiva baik kas atau aktiva lain yang sesuai dengan nilai
modalnya.
 Pembayaran kepada anggota yang melebihi jumlah modalnya
 Ini biasa disebabkan oleh adanya nilai aktiva yang dimiliki anggota melebihi nilai bukunya di neraca
 Anggota baru akan memberikan bonus atau goodwill kepada anggota yang mengundurkan diri apabila hal
tersebut terjadi.
Pemberian Bonus kepada anggota yang
mengundurkan diri
 S, T dan U masing-masing memiliki modal sebesar Rp. 200.000 dengan rasio pembagian keuntungan(rugi)
sebesar 50%, 25% dan 25%.
 U ingin mengundurkan diri dan menarik semua modalnya, semua pihak setuju atas pengunduran diri U
dan dibayar sebesar Rp. 230.000
 Kelebihan pembayaran tersebut dianggap sebagai bonus.
 Bonus yang diberikan adalah Rp. 30.000 di bebankan kepada S dan T dengan proporsional sesuai dengan
rasionya yakni 50% dan 25% atau 2 banding 1.
 Maka S akan menanggung 2/3 x Rp. 30.000 = Rp. 20.000
 T akan menanggung 1/3 x Rp. 30.000 = Rp. 10.000
 Jurnalnya :
 Modal U Rp. 200.000
 Modal S Rp. 20.000
 Modal T Rp. 10.000
 Hutang ke Tuan U (Kas) Rp. 230.000
Pemberian bonus kepada anggota yang
mengundurkan diri
 S, T dan U bersekutu dengan modal masing-masing Rp. 200.000, rasio pembagian
keuntungan 50%, 25% dan 25% atau 2:1:1.
 U ingin mengundurkan diri dan disambut baik.
 Para anggota sepakat membayar U sebanyak Rp. 230.000.
 Kelebihan pembayaran ditanggung Oleh S dan T sesuai presentase pembagian keuntungan.
 Jurnalnya :
 Modal U RP. 200.000
 Modal S Rp. 20.000
 Modal T Rp. 10.000
 Kas (hutang ke U) RP. 230.000
Pemberian Goodwil kepada anggota yang
mengundurkan diri
 Dengan Contoh soal yang sama pada slide sebelumnya.
 Tetapi S dan T tidak bersedia dikurangi modalnya.
 Maka akan dibentuk goodwill untuk U atau keseluruhan anggota (tergantung kesepakatan)
 Jurnalnya pembentukan Goodwill:
 Goodwill Rp. 120.000 Goodwill Rp. 30.000
 Modal S Rp. 60.000 Modal U Rp. 200.000
 Modal T Rp. 30.000 Kas (hutang ke U) Rp. 230.000
 Modal U Rp. 30.000
 Jurnal Pembayaran kepada U
 Modal U Rp. 230.000
 Kas (Hutang U) Rp. 230.000
Pengurangan Goodwill Untuk semua anggota

 100% / 25% (rasio pembagian U) x Rp. 30.000 = Rp. 120.000


 Jurnalnya :
 Modal S Rp. 60.000
 Modal T Rp. 30.000
 Modal U Rp. 200.000
 Goodwill Rp. 120.000
 Kas (hutang ke U) Rp. 200.000
Penyelesaian apabila adanya kematian anggota
sekutu
 Modal anggota yang meninggal akan diperlakukan :
1. Dengan pembayaran dari harta kekayaan persekutuan
2. Dengan pembayaran salah satu anggota dengan cara membeli modal anggota yang
meninggal
3. Dengan pembayaran dari hasil asuransi persekutuan dengan membeli modal anggota yang
meninggal.
4. Turun waris ke ahli waris
Penyatuan/peleburan persekutuan kedalam
bentuk perseroan
 Para anggota dapat memutuskan meleburkan diri dalam bentuk perseroan agar terjamin
adanya keuntungan yang lebih besar
 Persekutuan yang telah dilebur menjadi perseroan maka akan diambil alih oleh perseroan
tersebut dengan cara asset persekutuan akan ditukar dengan saham perseroan.
 Akuntansi dalam perseroan tergantung apakah perseroan baru ini ingin melanjutkan
pembukuan yang ada atau menilai ulang asetnya.
 Perubahan nilai aktiva, utang dan bagian penyertaan modal masing-masing anggota
kepada perseroan
 Perubahan didalam bentuk kepemilikan.
 Dalam penilaian aktiva apabila ada R/L maka akan dibagi sesuai penyertaan modal
masing-masing atau dibagi sama rata.
Contoh soal

 Tuan V dan W adalah anggota sekutu yang membagi R/L dengan sama rata.
 Mereka memutuskan untuk meleburkan persekutuan menjadi perseroan dengan modal
berubah menjadi saham.
 Nominal saham 500 saham biasa dengan nominal @Rp. 1.000.
 Aktiva lama akan dinilai ulang.
Lanjutan
NERACA V DAN W
Per 31 Desember 1979
AKTIVA PASSIVA
Kas Rp. 4.000 Hutang Dagang Rp. 20.000
Piutang Dagang Rp.42.000 Wesel Bayar Rp. 12.000
C.K.P Rp. 4.000 Modal V Rp. 120.000
Piutang Bersih Rp. 38.000 Modal W Rp. 186.000
Persedian BD Rp. 118.000
Gedung Rp. 150.000
A.P.G Rp. 30.000
Nilai Buku Gedung Rp. 120.000
Tanah Rp. 40.000
Jumlah Aktiva Rp. 320.000 Jumlah Passiva Rp. 320.000
Lanjutan

 Berikut adalah Aktiva yang dinilai Ulang


 Piutang Dagang Rp. 36.000
 Gedung Rp. 130.000
 Tanah Rp. 84.000
Lanjutan (Piutang)

 Penyesuaian penilaian ulang piutang dagang :


 Piutang Dagang awal Rp. 42.000
 Cadangan Kerugian piutang Rp. 4.000
 Sehingga piutang bersih Rp. 38.000 harus dinilai sebesar Rp. 36.000
 Jurnalnya :
 Beban Kerugian Piutang Rp. 2.000
 Cadangan kerugian piutang Rp. 2.000
 Rekening Penyesuaian Modal Rp. 2.000
 Beban kerugian Piutang Rp. 2.000
Lanjutan (Gedung)

 Nilai awal Gedung Rp. 150.000


 Ak. Peny Gedung Rp. 30.000-
 Nilai Buku Gedung Rp. 120.000

 Harus dinilai ulang sebesar Rp. 130.000


 Jurnal nya adalah :
 Ak. Penyusutan Gedung Rp. 10.000
 Rekening Penyesuaian Modal Rp. 10.000
Lanjutan ( Tanah)

 Nilai Awal Tanah Rp. 40.000


 Nilai terbaru tanah Rp. 84.000-
 Selisih nilai yang harus dinaikkan Rp. 44.000
 Jurnalnya :
 Tanah Rp. 44.000
 Rekening Peny Modal Rp. 44.000
Lanjutan (Modal)
 Rekening peny Modal (piutang) (Rp. 2.000)
 Rekening peny Modal (Gedung) Rp. 10.000
 Rekening peny Modal (Tanah) Rp. 44.000
 Penyeseuaian Modal yang siap dibagi Rp. 52.000

 Pembagian R/L sama rata.


 Jurnal pembagia Modal V dan W :
 Rekening Peny Modal Rp. 52.000
 Modal V Rp. 26.000
 Modal W Rp. 26.000
Lanjutan (saham)

 Modal awal V Rp. 120.000


 Modal dari penyesuaian Aktiva Rp. 26.000+
 Modal akhir yang dikonversi ke saham Rp. 146.000

 Modal awal W Rp. 168.000


 Modal dari penyesuaian Aktiva Rp. 26.000+
 Modal akhir yang dikonversi ke saham Rp. 194.000+
 Total Modal yang disatukan dan di konversi ke saham Rp. 340.000
Lanjutan (aktiva terbaru)
NERACA V DAN W
Per 31 Desember 1979
AKTIVA PASSIVA
Kas Rp. 4.000 Hutang Dagang Rp. 20.000
Piutang Dagang Rp.42.000 Wesel Bayar Rp. 12.000
C.K.P Rp. 6.000 Moda Saham ( V dan W) Rp. 340.000
Piutang Bersih Rp. 36.000
Persedian BD Rp. 118.000
Gedung Rp. 150.000
A.P.G Rp. 20.000
Nilai Buku Gedung Rp. 130.000
Tanah Rp. 84.000
Jumlah Aktiva Rp. 372.000 Jumlah Passiva Rp. 372.000
Melanjutkan dengan pembukuan yang baru
 Apabila V dan W melakukan pencatatan baru pada saat persekutuan ditutup sesudah penilaian Kembali
:
 Piutang perseroan Rp. 340.000
 Hutang dagang Rp. 20.000
 Wesel bayar Rp. 12.000
 C.K.P Rp. 6.000
 A.P.G Rp. 20.000
 Kas Rp. 4.000
 Piutang dagang Rp. 42.000
 P.B.Dagangan Rp. 118.000
 Gedung Rp. 150.000
 Tanah Rp. 84.000
 Jurnal ini akan dibalik sebagai pertanda bahwa semua rekening dari persekutuan (lama) ditransfer ke
perseroan (baru). Yang berbeda hanya Piutang perseroan Ketika dibayarkan akan diakui sebagai modal.
Lanjutan
 Piutang perseroan sebesar Rp. 340.000 Ketika dibayar akan diakui sebagai modal yang
dimiliki oleh V dan W, ini diberlakukan untuk menutup akun modal V dan W.
 Jurnalnya :
 Modal V Rp. 146.000
 Modal W Rp. 194.000
 Piutang perseroan Rp. 340.000
 Ketika pembukaan buku baru untuk perseroan maka piutang ini akan di akui sebagai
hutang tuan V dan W karena pengakuan peralihan rekening persekutuan yang lama ke
perseroan.
 Setelah pengakuan hutang tersebut, maka rekening hutang tersebut akan ditutup sebagai
modal saham.
 Jurnalnya :
 Hutang V dan W Rp. 340.000
 Modal saham Rp. 340.000
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai