KONSEP DASAR
PENJUALAN KONSINYASI
sebagai kegiatan penitipan barang dagangan kepada agen atau orang untuk
yaitu pengiriman atau penitipan barang dari pemilik kepada pihak lain yang
1
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia
Pusat Utama, 2008), Ed-4. H.125.
2
Utoyo Widayat, Akuntansi Keuangan Lanjutan : Ikhtisar Teori Dan Soai, (Jakarta:
LPFE UI, 1999), Ed. Revisi, h. 125
3
Ibid.
26
27
Pada penjualan biasa, umumnya hak milik barang telah pindah tangan jika
konsinyasi hak milik barang tetap berada ditangan pengamanat. Hak milik
baru berpindah tangan jika barang telah terjual oleh komisioner kepada pihak
lainya.
Perbedaan yang lain adalah dalam hal biaya operasi yang berhubungan
dengan barang yang dijual. Dalam transaksi penjualan biasa, semua biaya
operasi yang berhubungan dengan barang yang dijual ditanggung oleh pihak
barang).5
hak pengamanat. Sedangkan agen akan menerima fee dari transaksi dari
diaplikasikan atas penetapan harga dan komisi yang pasti bagi komisioner.
4
Allan R. Drebin, Advanced Accounting (Akuntansi Keuangan Lanjutan), ahli bahasa
oleh Freddy Sarangih, d.k.k, (Jakarta: Erlangga, 1991), Cet. Ke-1 h.158.
5
Arifin, Pokok-Pokok Akuntansi Lanjutan, (Yogyakarta: Leberty Yogyakarta, 1999), Ed.
Ke-3, Cet. Ke-1, h. 147-148.
28
23) buku ketiga Bab IV pasal 1405 sampai dengan pasal 1412. Menurut Pasal
kadaluwarsa.
Sedangkan pada pasal 1404 ini mengatur tentang hak komisioner, dimana
pelanggaran terhadap pasal 1404 dan akan di kenakan hukuman sesuai dengan
6
http://analisis.Universitas Islam Negeri
jakarta.ac.id/Proyek%20Akhir/MI/JURNAL%20PA%20SISEM%20hukun penjualan
konsinyaasi.pdf diakses tanggal 30 Desember 2015
29
kendaraan bermotor, Imbalan untuk jasa seperti ini sering kali berupa
komisi, yang dapat berupa persentase harga jual atau dapat juga
berupa jumlah yang telah ditetapkan untuk setiap unit barang yang
terjual.9
7
Utoyo Widayat, Op.Cit., h. 126.
8
Arifin, Loc, Cit, h. 148
9
Allan r. Drebin, Loc. Cit, h.158
30
pengamanat.
harga, maka hal tersebut bukan tanggungan komisioner (hal ini sangat
pengamanat.
penjualan konsinyasi.10
harus membuat kontrak perjanjian terlebih dahulu. Adapun isi dari kontrak
10
Arifin, Op.Cit, h.149
11
Allan r. Drebin, Op.Cit, h.159
31
2. Kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit yang harus dijalankan oleh
komisioner.
5. After sales service (garansi) yang harus ditanggung oleh pengamanat atas
(Consignee)12.
12
Allan r. Drebin, Op.Cit, h.159.
32
diantaranya13:
dengan cara yang baik. Jika pihak komisioner telah menerima instruksi
menghindari kewajiban.
yang telah di tentukan atau jika tidak ada ketentuan mengenai harga,
dijual, harga jual, biaya penjualan, jumlah yang terhutung, dan jumlah
1. Pengertian Wakalah
kaidah Fiqh Muamalah, adalah akad yang dapat diterima. Wakalah itu
13
Allan r. Drebin, Op.Cit, h.159.
14
Ibid, h.159
33
pemberian mandat.
pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang
kekuasaan, yang pada akad itu seseorang menunjuk orang lain sebagai
seseorang kepada orang lain supaya orang lain itu melaksanakan apa
tertentu kepada orang lain dimana orang lain itu bertindak atas nama
itu boleh dalam ajaran agama. Dalil yang dipakai untuk menunjukkan
a. Al-Qur’an:
17
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), h.418
18
ibid
35
sebagai berikut:
a. Ada yang mewakilkan dan wakil. Anak kecil yang dapat membedakan
dan wasiat19.
dan membaca ayat al-Qur’an. Yang ke dua dimiliki oleh yang berwakil
19
Abdul Rahman Ghazaly, Op, Cit, h.189
36
Yang terakhir ada lafal yang menunjukkan rida yang mewakilkan dan
kepada orang lain tanpa seizin dari pihak yang pertama mewakilkan20.
kuasa
d. Hilangnya kekuasaan atau hak pemberi kuasa atau sesuatu obyek yang
dikuasakan.23
diperbolehkan oleh syara’, termasuk dalam hal jual beli24. Didalam jual
beli wakalah telah sering diterapkan dalam lingkungan kita. Salah satu
diwakalakan.
Dan usaha jual beli yang berlandaskan akad wakalah telah mencapai dalam
sektor besar. misalnya kegiatan jual beli yang berlandaskan pada wakalah
23
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Terj. Agus Sobari (Jakarta: Al I’tishom, 2008),
jilid ke-3, h.898
24
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2011), Ed. Ke-1, Cet. Ke-
7, h. 236
38
oleh yang mewakilkan. Karena penjualan dengan cara seperti itu dapat
melakukan jual beli yang dikenal di kalangan para pedagang dan untuk
saja yang telah ditentukan oleh orang yang mewakilkan. Ia tidak boleh
25
Sayyid Sabiq, Op,cit,h. 895
26
Ibid
39
benda tersebut harus dijual dengan harga dua juta rupiah kemudian
dijual dengan harga yang lebih tinggi misalnya tiga juta rupiah atau
dalam akad ditentukan bahwa barang itu boleh dijual dengan angsuran,
kemudian barang tersebut dijual secara tunai, maka penjualan ini sah.
demikian, tidak ada larangan hal ini untuk dilakukan. Seluruh ulama
27
Ibid
28
Abdul Rahman Ghazaly,et, Loc.cit, h.195
40
ditetapkan maka pihak yang mewakili berhak untuk menerima fee sesuai
dengan sepakatan, dan jika perwakilan besifat tidak terikat maka upah atau
fee yang akan diterima oleh pihak yang mewakili tidak di terakang secara
jalas, maka pihak yang mewakili berhak menerima fee yang sesuai dengan