Anda di halaman 1dari 9

KELOMPOK 12

PENGAUDITAN INTERNAL

Nama Kelompok :
• Ni Komang Dwi Mirandani (07)
• Indah Agustini Damayanti (24)
• Ni Nyoman Putu Manarawisa (30)
Survei Pendahuluan

5.1 Merencanakan Audit Internal


Survei pendahuluan dapat menjadi senjata terbaik bagi auditor untuk memperoleh pemahaman, informasi, dan
perspektif yang dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan audit.Walaupun survei pendahuluan dapat menjadi sarana
yang baik untuk menganalisis karyawan dan sistem, namun bisa juga menjadi sebuah “pencarian yang tak beraturan.”
Auditor internal harus memastikan bahwa waktu dan upaya yang dihabiskan untuk survei pendahuluan bisa
produktif. Survei pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang
tepat akan menunjang keberhasilan audit. Auditor internal sebaiknya melakukan survei dalam tujuh langkah dasar,
antara lain :
1. Melakukan Studi Awal
Studi awal yang dilakukan auditor mencakup penelaahan atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit,
bagan organisasi, dan dokumen-dokumen lain yang akan membantu untuk lebih memahami subjek audit. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan studi awal:

1. Pendokumentasian 2. Daftar Pengingat


Pembuatan daftar pengingat dan daftar isi awal Daftar pengingat dirancang untuk membantu menyederhanakan
untuk kertas kerja merupakan beberapa hal proses perencanaan agar melakukan pekerjaan secara
yang dilakukan saat pendokumentasian. terorganisasi dan dengan langkah awal yang minimum.
3. Daftar Isi
4. Pengurangan Biaya
Sebelum auditor mulai melakukan instruksi-instruksi
Beberapa usulan pengurangan biaya dari auditor berasal
yang terdapat pada daftar, sebaiknya siapkan dulu
dari kombinasi yang ada, keberuntungan, kecerdikan,
daftar isi (table of content) di bagian pertama kertas
dan kecakapan memahami masalah.
kerja

5. Catatan Kesan 6. Kuesioner


Catatan kesan tidak dibuat untuk diberikan kepada Kuesioner dapat memberi peluang bagi karyawan
manajemen. Fungsinya adalah sebagai daftar manajemen untuk memahami diri mereka sendiri,
pengingat bagi auditor ketika sedang melakukan karena pertanyaan yang disiapkan dengan baik dapat
pembicaraan rahasia dengan manajer senior. berfungsi sebagai lembar evaluasi diri yang efektif.

2. Bertemu Klien
Pertemuan auditor internal dengan manajer klien memberi peluang bagi auditor untuk menjelaskan tujuan dan
pendekatan audit yang akan dilakukan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pertemuan dengan
klien :
1. Mengatur Jadwal Pertemuan 2. Wawancara
Waktu dan tempat pertemuan harus diatur terlebih dahulu. penting bagi auditor internal untuk memiliki
Jika memungkinkan hindari kunjungan mendadak, keahlian dalam berkomunikasi lisan dan tulisan
meskipun audit yang tidak diberitahukan terlebih dahulu sehingga mereka dapat menyampaikan tujuan
mungkin perlu dilakukan dalam audit kas, audit audit, evaluasi, kesimpulan, dan rekomendasi
keamanan, atau hal-hal lain yang cukup rawan secara jelas dan efektif.
3. Mengumpulkan Bahan Bukti
Survei pendahuluan akan berlangsung lancar dan sistematis jika auditor internal memiliki pandangan yang jelas
mengenai apa yang ingin dicapai. Dalam kebanyakan audit, informasi penting dapat diklasifikasikan ke dalam empat
fungsi dasar manajemen, yaitu:

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian
• Tentukakn tujuan aktivitas atau organisasi, • Dapatkan salinan bagan organisasi
baik jangka panjang maupun jangka pendek • Dapatkan salinan deskripsi jabatan
• Dapatkan salinan kebijakan, arahan, dan • Tanyakan hubungan dengan organisasi lain
prosedur • Telaah tata letak fisik, catatan peralatan, serta lokasi dan
• Dapatkan salinan anggaran kondisi aktiva
• Tentukan proyek atau studi khusus yang • Tentukan perubahan-perubahan organisasional apa yang
tengah berlangsung perlu dilakukan akhir-akhir ini atau sejak audit terakhir
4. Kontrol
3. Pengarahan • Dapatkan salinan standar dan pedoman kerja tertulis
• Dapatkan salinan unstruksi operasional bagi • Telaah sistem dan alur kerja. Waspada dengan tanda-
karyawan tanda penghambur-hamburan, pesanan penjualan,
• Tanyakan kepada karyawan apakah instruksi peralatan atau bahan baku yang berlebih, karyawan yang
sudah cukup jelas dan bisa dipahami menganggur, perbaikan dan pekerjaan ulang yang
• Tentukan apakah rentang manajemen dan ekstensif, bahan sisa yang berlebihan, dan kondisi kerja
pengawasan memungkinkan arah kerja yang yang buruk
memadai • Telaah data finansial historis, kenali trennya
4. Pengamatan
Pengamatan dalam arti umum terus dilakukan selama survei pendahuluan. Melalui pengamatan yang gigih dan tanya
jawab yang cerdas, auditor internal mampu untuk;
1. Menemukan tujuan, sasaran dan standar 2. Menilai kontrol untuk mencapai tujuan-tujuan
Selama survei pendahuluan, auditor internal Jika tujuan, sasaran, dan standar telah diidentifikasi dan
harus menentukan tujuan aktivitas yang diaudit - disepakati selama survei pendahuluan, langkah
bukan tujuan audit, yang akan ditetapkan selanjutnya adalah menentukan kontrol apa, atau yang
selanjutnya, melainkan tujuan aktivitas itu seharusnya diterapkan untuk memastikan bahwa hasil-
sendiri. hasil yang diinginkan akan dicapai.
3. Mengevaluasi risiko 4. Menetukan kontrol untuk meminimalkan risiko
Sebelum auditor internal mengelola risiko atau Ketika auditor internal telah mengenali risiko, mereka
memutuskan alokasi sumber daya yang terlibat harus mencari kontrol yang dirancang untuk
dalam manajemen risiko, hubungan lebih erat menghadapinya. Kontrol yang tidak memadai atau tidak
antara manajemen risiko dan audit internal telah efektif harus didiskusikan segera dengan manajer klien
lama disarankan

5. Membuat penentuan risiko secara sistematik


Auditor internal tidak dapat menuntut diterapkannya kontrol yang biayanya melebihi risiko yang
harus dihadapi. Konsep ini disebut “keyakinan yang wajar” oleh American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA).
7. Menilai aspek manusia 6. Menilai gaya manajemen
Cara menilai aspek manusia ini dengan Internal auditor dapat melakukan penilaian perilaku manajer
menelaah catatan dan praktik-praktik selama wawancara. Tidak ada kontrol yang lebih baik
pegawai. Penelaahan bisa jadi tidak daripada manajemen yang memiliki pengetahuan, gampang
memungkinkan auditor membuat penentuan ditemui, berpandangan luas sehingga manajer itu sendiri
definitive, namun bisa memberikan sinyal dapat dianggap berperilaku seperti auditor internal.
bahaya dan mempengaruhi program audit.

5. Pembuatan Bagan Alir


Bagan alir memotret suatu proses. Meskipun pembuatan bagan alir mencakup hal-hal yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan dan seni, namun umumnya lebih bersifat seni. Seperti kebanyakan dokumen lain, pembuatan bagan alir
memakan waktu lama. Melalui latihan, bagan alir dapat menjadi alat yang berguna bagi semua auditor. Bagan alir
memberikan gambaran sistem dan merupakan sarana untuk menganalisis operasi yang kompleks-analisis yang tidak
selalu bisa dicapai dengan narasi yang rinci.
6. Pelaporan
Survei yang dilakukan dengan baik biasanya menghasilkan sejumlah informasi yang bermanfaat. Data yang
dikumpulkan dapat mengidentifikasi hal-hal penting dan masalah-masalah yang ada serta membantu auditor
memutuskan apakah pemeriksaan lanjutan dibutuhkan. Jika survei memberi keyakinan adanya sistem, kontrol, dan
manajemen yang baik, maka bisa menjadi dasar keputusan tidak dilakukannya audit.
7. Membuat Anggaran Survei
Memperkirakan waktu yang dibutuhkan auditor merupakan faktor kunci dalam menganggarkan survei pendahuluan.
Waktu yang akan dialokasikan akan tegantung pada sejumlah faktor. Waktu yang akan dialokasikan akan tegantung
pada sejumlah faktor. Tujuan survei adalah agar lebih mengenal. Makin kenal uditor dengan aktivitas yang ada, maka
akan makin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan survei.

5.2 Indikator manajemen yang efektif


Selama survei pendahuluan, dan khususnya selama wawancara dengan manajemen operasional, auditor internal
menilai manejer.Tidak ada kontrol yang lebih baik daripada manajemen yang memiliki pengetahuan, gampang
ditemui, dan berpandangan luas.

Manajemen dikatakan efektif jika dalam realisasinya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan fungsi-
fungsi manajemen berhasil menggerakkan operasi dalam perusahaan dengan baik serta problem yang minimal.
Reddin memberikan beberapa gambaran tentang perilaku manajer yang efektif. Perilaku itu antara lain :

1. Mengembangkan potensi para bawahan;

2. Mengetahuiapa yang diinginkan dan giat mengejarnya serta memiliki motivasi yang tinggi;
3. Memperlakukan bawahan secara berbeda-beda sesuai individunya;
4. Bertindak secara tim manajer.
Dengan cara tersebut, mutu organisasi akan semakin meningkat. Ciri manajemen yang dipakai efektif, yaitu :
1. Operasi yang dilakukan sesuaidengan waktu dan tujuan saat perencanaan
2. Pengorganisasian unsur-unsur manajemen tepat/sesuai sasaran. Unsur-unsur manajemen yaitu: tenaga kerja
manusia, modal, metode/sistem kerja, peralatan dan mesin, pasar/pemasaran
3. Penggerakan, motivasi, dan pengarahan yang berjalan dengan efektif sehingga tenaga kerja melakukan
tugasnya secara sadar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan;
4. Pengawasan yang terus menerus dilakukan, berhubungan dengan pengendalian/pengawasan serta tindakan
koreksi. Dengan demikian diharapkan semuanya berjalan dengan lancar.
Ada banyak dampak positif dari manajemen yang efektif, yaitu :

1. Dapat meningkatkan kualitas dan profesionalitas tenaga kerja;

2. Bagi perusahaan, hal tersebut dapat meningkatkan kualitas produk perusahaan.


5.3 Kendala manajemen yang efektif
1. Merencanakan pencegahan masalah.
2. Menahan sumber daya yang dibutuhkan untukmelakukan pekerjaan yang dapat diterima.
3. Memberi tanggung jawab tanpa mendelegasikan kewenangan yang diperlukan.
4. Mementingkan jadwal dibandingkan dengan hal lain, termasuk kualitas,biaya, keamanan,ekologi, dan
kebutuhan manusia.
5. Tidak melibatkan manajemen operasi dan supervisi dalam penetapansasaran dan tujuan.
6. Menciptakan sindrom ketakutan di perusahaan secara keseluruhan.
7. Menghambat kreativitas.
8. Tidak memberikan manajer operasi informasi yang diperlukan untuk mengukur produktivitas mereka
sendiri.
9. Tidak menginformasikan manajer operasi rencana, tujuan dan sasaran perusahaan.
10. Tidak menempatkan manajer yang tepat untuk suatu pekerjaan.
11. Meminta manajer menghabiskan waktu mereka untuk memperbaiki masalah dan bukan

Anda mungkin juga menyukai