Anda di halaman 1dari 11

KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”

Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115


Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN


DIABETES MELITUS (DM)
Topik : Diabetes Melitus (DM)
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 menit
Tempat : Klinik Utama Mirah Sehati
Sasaran : Keluarga Pasien
Metode : Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
Media : Leaflet, Power Point
Materi : Terlampir

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan keluarga pasien
mampu memahami tentang Diabetes Melitus (DM).
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan keluarga pasien dapat :
1. Mengetahui pengertian Diabetes Melitus (DM)
2. Mengetahui penyebab Diabetes Melitus (DM)
3. Mengetahui tanda dan gejala Diabetes Melitus (DM)
4. Mengetahui komplikasi Diabetes Melitus (DM)
5. Mengetahui penatalaksanaan Diabetes Melitus (DM)
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
D. Media
1. Leaflet
2. Power Point
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

E. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Kegiatan waktu
.
1. Pendahuluan  Memberi salam 5 menit
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan
 Kontrak waktu
 Menanyakan ketersediaan

2. Penyajian  Menjelaskan pengertian Diabetes Melitus 15 menit


(DM)
 Menjelaskan penyebab Diabetes Melitus
(DM)
 Menyebutkan tanda dan gejala Diabetes
Melitus (DM)
 Mengjelaskan komplikasi Diabetes
Melitus (DM)
 Menjelaskan penatalaksaan Diabetes
Melitus (DM)

3. Penutup  Memberikan kesempatan kepada keluarga 10 menit


pasien untuk bertanya
 Menjelaskan kembali hal yang belum
dimengerti oleh keluarga pasien.
 Menanyakan kembali materi yang telah
diberikan
 Memberikan kesimpulan
 Menutup penkes
 Memberikan salam penutup
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

F. Evaluasi
1. Keluarga pasien dapat memahami dan menjelaskan pengertian Diabetes Melitus (DM)
2. Keluarga pasien dapat memahami dan menyebutkan penyebab Diabetes Melitus (DM)
3. Keluarga pasien dapat memahami dan menyebutkan kembali tanda dan gejala
Diabetes Melitus (DM)
4. Keluarga pasien dapat memahami komplikasi Diabetes Melitus (DM)
5. Keluarga pasien dapat memahami dan menyebutkan kembali penatalaksaan Diabetes
Melitus (DM)
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

Lampiran Materi
DIABETES MELITUS (DM)
1. Pengertian Diabetes Melitus (DM)
Diabetes adalah penyakit menahun (kronis) berupa gangguan metabolik yang
ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2020). Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gangguan
metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Brunner & Suddarth, 2018).
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan adanya peningkatan kadar gula dalam darah. Diabetes mellitus terjadi karena
adanya masalah dengan produksi hormon insulin oleh pankreas, baik hormon itu tidak
diproduksi dalam jumlah yang benar, maupun tubuh tidak bisa menggunakan hormon
insulin yang benar (Manurung, 2018).
Diabetes mellitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai dengan
kenaikan gula darah (Suryati, 2021). Diabetes mellitus tipe 2 ini terjadi karena tubuh
tidak memproduksi hormon insulin yang mencukupi atau karena insulin tidak dapat
digunakan dengan baik (resistensi insulin). Resistensi insulin yang terjadi pada diabetes
tipe 2 ditingkatkan oleh kegemukan, mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus
dalam keluarga dan tidak beraktivitas (Manurung, 2018).
2. Penyebab dan Faktor Predisposisi Diabetes Melitus (DM)
a. Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi DM tipe itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya DM tipe 1 kecenderungan
genetik ini ditentukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (human
leucocyte Antigen). HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainya (Rendy & Margareth, 2012).
b. Faktor - Faktor Imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abmormal dimana antibody terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu autoantibody terhadap sel-sel
pulau langerhans dan insulin endogen (Padila, 2012).
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

c. Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
sel b (Padila, 2012).
d. Gaya Hidup Stress
Stress kronis cenderung membuat seseorang mencari makanan yang cepat saji yang
kaya pengawet, lemak dan gula. Makanan seperti ini berpengaruh besar terhadap kerja
pankreas. Stress juga akan meningkatkan kerja metabolisme dan juga meningkatkan
kebutuhan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas. Beban yang
tinggi membuat pankreas mudah rusak sehingga berdampak pada penurunan insulin.
(Hasdinah, 2014).
e. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun (Padila, 2012).
f. Obesitas
Obesitas mengakibatkan sel-sel b pankreas mengalami hipertrofi yang akan
berpengaruh pada penurunan produksi insulin. Hipertrofi pankreas disebabkan karena
peningkatan beban metabolisme glukosa pada penderita obesitas untuk mencukupi
energi sel yang terlalu banyak (Riyadi, Sujono, Sukarmin, 2008).
3. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus (DM)
Menurut Manurung (2018) terdapat beberapa keluhan dan tanda gejala yang
ditemukan pada pasien diabetes mellitus, diantaranya :
a. Sering Buang Air Kecil (Poliuria)
Karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan banyak kencing.
Kencing yang sering dan dalam jumlah banyak akan sangat menganggu penderita,
terutama pada waktu malam hari.
b. Sering Haus (Polidipsia)
Rasa haus sering dialami oleh penderita diabetes mellitus karena banyaknya cairan
yang dikeluarkan melalui kencing. Untuk menghilangkan rasa haus tersebut penderita
diabetes mellitus akan banyak minum.
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

c. Banyak Makan/Mudah Lapar (Polifagia)


Kalori dari makanan yang dimakan setelah di metabolisme menjadi glukosa dalam
darah tidak seluruhnya dapat dimanfaatkan sehingga penderita diabetes mellitus akan
selalu merasa lapar.
d. Penurunan Berat Badan
Pada penderita diabetes mellitus juga akan mengalami penurunan berat badan yang
berlangsung dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini disebabkan glukosa dalam
darah tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel kekurangan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Untuk kelangsungan hidup sumber tenaga terpaksa diambil dari
cadangan lain yaitu sel lemak dan otot.
e. Gangguan Saraf Tepi atau Kesemutan
Penderita mengeluh rasa sakit atau kesemutan terutama pada kaki di waktu malam.
Gangguan pengelihatan pada pasien diabetes mellitus sering dijumpai pada fase awal
timbulnya penyakit diabetes mellitus.
f. Gatal (Pruritus)
Kelainan kulit berupa gatal biasanya sering terjadi pada lipatan-lipatan kulit. Sering
pula dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang mengalami penyembuhan yang lama,
luka ini dapat timbul oleh karena hal-hal kecil yang terjadi pada pasien diabetes
mellitus.
Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus
(gatal-gatal pada kulit).
Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2
seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM
Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan
makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga
komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

4. Komplikasi dari Diabetes Melitus (DM)


Komplikasi diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi akut dan kronis. Yang
termasuk dalam komplikasi akut adalah hipoglikemia, diabetes ketoasidosis (DKA), dan
hyperglikemi hiperosmolar nenketotik coma (HHNC). Komplikasi kronis adalah
retinopati diabetic, nefropati diabetic, neuropati, dislipedemia dan hipertensi. (Mary
Baradero, 2009).
5. Penatalaksanaan Diabetes Melitus (DM)
Penatalaksanaan dan pengelolaan DM dititik beratkan pada 5 pilar, yaitu : edukasi,
terapi gizi medis, latihan jasmani, intervensi farmakologis dan antidiabetic.
a. Edukasi
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan perilaku sehat yang
memerlukan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga pasien. Upaya edukasi
dilakukan secara komprehensif dan berupaya meningkatkan motivasi pasien untuk
memiliki perilaku sehat. Tujuan dari edukasi diabetes adalah mendukung usaha pasien
penyandang diabetes untuk mengerti perjalanan alami penyakitnya dan
pengelolaannya, mengenali masalah kesehatan atau komplikasi yang mungkin timbul
secara dini atau saat masih reversible, ketaatan perilaku pemantauan dan pengelolaan
penyakit secara mandiri, dan perubahan perilaku/kebiasaan kesehatan yang
diperlukan. Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemantauan glukosa mandiri,
perawatan kaki, ketaatan pengunaan obat-obatan, berhenti merokok, meningkatkan
aktifitas fisik, dan mengurangi asupan kalori dan diet tinggi lemak.
b. Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes yaitu makanan yang
seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing individu, dengan
memperhatikan keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah makanan. Komposisi
makanan yang dianjurkan terdiri dari karbohidrat 45%-65%, lemak 20%-25%, protein
10%-20%, natrium kurang dari 3g, dan diet cukup serat sekitar 25g/hari.
c. Latihan Jasmani
Latihan jasmani secara teratur 3-4 kali seminggu, masing-masing selamakurang
lebih 30 menit. Latihan jasmani dianjurkan yang bersifat aerobik seperti berjalan
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

santai, jogging, bersepeda dan berenang. Latihan jasmani selain untuk menjaga
kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan meningkatkan sensitifitas insulin.
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

d. Intervemsi Farmakologis
Terapi farmakologis diberikan bersama dengan peningkatan pengetahuanpasien,
pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan
bentuk suntikan insulin (Ndraha, 2014).
Pengobatan DM ditujukan untuk memperbaiki gangguan patogenesis
danmeningkatkan kualitas hidup pasien, bukan hanya untuk menurunkan kadar gula
dalam darah saja. Pengobatan harus dimulai sedini mungkin untuk mencegah atau
memperlambat progresivitas kegagalan sel beta yang sudah terjadi pada penyandang
gangguan toleransi glukosa (Persatuan Endokrinologi Indonesia, 2015).
Sebagian penderita DM tipe 2 dapat terkendali kadar glukosa darahnya dengan
menjalankan gaya hidup sehat. Bila dengan gaya hidup sehat glukosa darah belum
terkendali, maka diberikan monoterapi Obat Hipoglikemik Oral (OHO). Pemberian
OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap sesuai dengan
respons kadar glukosa darah. Bila dengan gaya hidup sehat dan monoterapi OHO
glukosa darah belum terkendali maka diberikan kombinasi 2 OHO. Untuk terapi
kombinasi harus dipilih 2 OHO yang cara kerjanya berbeda, misalnya golongan
sulfonilurea dan metformin. Bila dengan gaya hidup sehat dan kombinasi terapi 2
OHO glukosa darah belum terkendali maka ada 2 pilihan yaitu gaya hidup sehat dan
kombinasi terapi 3 OHO atau kombinasi terapi 2 OHO bersama insulin basal. Yang
dimaksud dengan insulin basal adalah insulin kerja menengah atau kerja panjang,
yang diberikan malam hari menjelang tidur. Bila dengan cara diatas glukosa darah
terap tidak terkendali maka pemberian OHO dihentikan, dan terapi beralih kepada
insulin intensif. (Ndraha, 2014).
e. Antidiabetic
Terapi farmakologis pada pasien diabetes melitus diberikan bersama dengan
pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapifarmakologis terdiri
dari obat oral dan bentuk suntikan. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah
obat hipoglikemi oral (Sukandar et al., 2013).
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

Antidiabetic yang dianalisis efektivitas terapi adalah :


1) Glimepirid
Glimepirid merupakan antidiabetik golongan sulfonilurea. Sulfonilurea bekerja
merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila selbeta
pankreas masih dapat berproduksi.
a) Indikasi : Diabetes Melitus Tipe II ringan – sedang
b) Kontraindikasi : wanita menyusui, ketoasidosis
c) Peringatan : penggunaan harus hati-hati pada pasien usia lanjut dan gangguan
fungsi hati dan ginjal
2) Metformin
Metformin merupakan antidiabetik golongan biguanid. Biguanid bekerja
menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan.
a) Data farmakokinetik : Bioavailabilitas absolut metformin yang diberikan
dalam kondisi puasaadalah sekitar 50-60%. Makanan dapat menghambat
absorbsi metformin. Metformin diekskresikan tidak berubah ke dalam urin dan
tidak mengalami metabolisme hepatik atau ekskresi melalui kantung empedu.
Waktu paru eliminasi sekitar 17,6 jam.
b) Indikasi : Diabetes Melitus Tipe II
c) Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal atau hati, gagal jantung, wanita
hamil,wanita menyusui, dehidrasi, alkoholisme.
d) Peringatan : penggunaan harus hati-hati pada pasien usia lanjut dan gangguan
fungsi hati dan ginjal.
e) Efek samping : mual, muntah, diare.
KLINIK UTAMA “MIRAH SEHATI”
Jl. Prof. HB. Jassin No. 137, Kota Gorontalo 96115
Telp. (0435) 826761 – (0435) 8702002 – 0851 0070 2002
Email : klinikutamamirahsehati@yahoo.co.id

DAFTAR PUSTAKA

Baradero, M, dkk. (2009). Prinsip dan Praktek Keperawatan Perioperatif. Jakarta: EGC

Brunner & Suddarth. 2018. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC

Hasdianah & Suprapto, S. I. ( 2014). Patologi & Patofisiologi Penyakit. Yogyakarta :Nuha
Medika

Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan NANDA
NIC NOC. Jakarta: TIM

Ndraha, S. 2014. Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Tatalaksana Terkini. Depertemen Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Univeritas Krida Wacana Jakarta. Vol (27). No (2).

Padila. 2012. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika

Rendy dan Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika

Sujono Riyadi; Sukarmin. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suryati, Ida. 2021. Buku Keperawatan Latihan Efektif Untuk Pasien Diabetes Melitus
Berbasis Hasil Penelitian. I. diedit oleh M. Muarifah. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Anda mungkin juga menyukai