Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ANEMIA

OLEH :
TRI INDRAYATI, Amd.Kep.
NIP. 19830703 201001 2 027

RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO


SRAGEN
2022
LEMBAR PESETUJUAN

“ SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


ANEMIA “

Disusun oleh :

Tri Indrayati, Amd.Kep


NIP. 19830703 201001 2 027

Mengetahui
Atasan Langsung

Giyanti Anik Susanti, S.Kep., Ns


NIP. 19660505 198703 2 005
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan                    : Pendidikan Kesehatan Anemia


Sub Pokok Bahasan            : Anemia
Hari/Tanggal                        : Jum’at, 3 Juni 2022
Waktu                                    : 30 Menit
Sasaran                                  : Keluarga Tn. M
No. RM : 626865
Tempat                                   : Bangsal Melati Timur

A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang, khususnya bidang
perekonomian, kesehatan, dan teknologi menyebabkan meningkatnya usia
harapan hidup. Peningkatan dramatis usia harapan hidup terjadi di Asia
Tenggara, di mana usia harapan hidup bertambah dari di bawah 45 tahun di tahun
1950 menjadi lebih dari 72 tahun di tahun 2000. Indonesia merupakan negara
yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia/aging structured.
(Octariando, 2019).
Seseorang dikatakan menderita anemia apabila konsentrasi hemoglobin
pada orang orang tersebut lebih rendah dari nilai normal hemoglobin yang sesuai
dengan jenis kelamin dan umur dari orang tersebut. Menurut badan kesehatan
dunia (WHO: World Health Organization) telah di tetapkan batasan anemia yaitu
untuk wanita apabila konsentrasi hemoglobinnya di bawah 12 gr/dl (7,5 mmol/l),
dan untuk pria apabila konsentrasinya di bawah 13 gr/dl (8,1 mmol/l). (Yuni,
2019)
Anemia merupakan masalah kesehatan yang paling utama pada lansia.
Namun, anemia sebaiknya tidak dianggap sebagai konsekuensi penuaan yang
tidak dapat dihindari. Anemia pada lansia menandakan adanya suatu penyakit
yang mendasari. Anemia Difisiensi Besi (ABD) merupakan salah satu penyebab
utama anemia pada lansia, karena pada umumnya lansia kurang efisien dalam
menyerap beberapa nutrisi penting, selain itu menurunnya nafsu makan karena
penyakit yang dideritanya, kesulitan menelan karena berkurangnya air liur, cara
makan yang lambat karena penyakit pada gigi, gigi yang berkurang dan mual
karena masalah depresi, hal ini menyebabkan defisiensi zat besi pada tubuh
lansia. (Prasetya, Sistiyono, & Nuar, 2018)
Berdasarkan hasil pendataan pada tanggal 2 Juni 2022 yang di rawat di
bangsal Melati Timur RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen diketahui bahwa
Tn. M di diagnosa penyakit Anemia dengan No. RM 626865, oleh karena itu
pasien Tn. M dan keluarga menjadi binaan saya, dan perlu dilakukannya
penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang Anemia. Sehingga Tn. M dan
keluarga dapat mengetahui apa itu penyakit Anemia dan bagaimana
penanggulangannya. Diharapkan tingkat kesadaran terhadap kesehatan dapat
terjaga.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, Tn. M dan keluarga
dapat menjelaskan kembali tentang penyakit Anemia

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan Tn. M dan keluarga :
a) Dapat menjelaskan pengertian anemia menurut bahasanya sendiri
b) Dapat menyebutkan minimal 4 faktor yang dapat menyebabkan anemia
c) Dapat menyebitkan minimal 4 tanda dan gejala anemia
d) Dapat menyebutkan minimal 2 dampak anemia bagi kesehatan
e) Dapat menyebutkan minimal 3 faktor yang mempengaruhi kadar hb

f) Dapat menyebutkan minimal 2 cara mencegah anemia


C. MATERI
Terlampir

D. METODE
Ceramah dan Diskusi

E. MEDIA
Leaflet
F. SASARAN
Tn. M dan keluarga yang berada di bangsal Melati Timur RSUD dr Soehadi
Prijonegoro Sragen .

G. KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan
No. Tugas Penyuluh Respon Waktu
Penyuluhan
1. Pembukaan.  Menyampaikan salam  Menjawab salam 5 Menit
 Perkenalan  Mendengarakan
 Menyampaikan tujuan
 Kontrak waktu
 Tes awal  Memberi respon
2. Kegiatan Inti  Menjelaskan  Mendengarkan 20 Menit
pengertian anemia
dengan seksama
menurut bahasanya
sendiri
 Menjelaskan faktor
yang dapat
menyebabkan anemia
 Menjelaskan tanda
dan gejala anemia
 Menjelaskan dampak
anemia bagi kesehatan
 Menjelaskan faktor
yang mempengaruhi
kadar hb
 Menjelaskan cara
mencegah
anemiaMemberikan
kesempatan kepada
warga untuk bertanya.
 Mengevaluasi  Memberikan
pemahaman warga pertanyaan
mengenai isi materi
yang telah  Menjawab
disampaikan dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang
pertanyaan. diberikan

3. Penutup  Menarik kesimpulan  Mendengarkan dan 5 Menit


mencatat
 Mengucap salam  Menjawab salam.
penutup

H. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Penyaji : Keluarga Tn.D

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. SAP sudah jadi 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Tn. M dan keluarga kooperatif serta aktif bertanya
b. Media digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a. Tn. M dan Keluarga mampu menjelaskan pengertian anemia menurut
bahasanya sendiri
b. Tn. M dan Keluarga mampu menyebutkan minimal 4 faktor yang dapat
menyebabkan anemia
c. Tn. M dan Keluarga mampu menyebitkan minimal 4 tanda dan gejala
anemia
d. Tn. M dan Keluarga mampu menyebutkan minimal 2 dampak anemia
bagi kesehatan
e. Tn. M dan Keluarga mampu menyebutkan minimal 3 faktor yang
mempengaruhi kadar HB
f. Tn. M dan Keluarga mampu menyebutkan minimal 2 cara mencegah
anemia
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Anemia

Anemia adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam
tubuh sehingga kebutuhan besi untuk eritropoesis tidak cukup yang ditandai
dengan gambaran sel darah merah yang hipokrom mikrositik, kadar besi serum
dan saturasi (jenuh) transferin menurun, mampu ikat besi total (TIBC) meninggi
dan cadangan besi dalam sumsum tulang dan tempat lain sangat kurang atau tidak
ada sama sekali.

Anemia pula merupakan penurunan kuantitas atau kualitas sel-sel darah


merah dalam sirkulasi, yang dapat disebabkan oleh gangguan pembentukan sel
darah merah, peningkatan kehilangan sel darah merah melalui perdarahan kronik
atau mendadak, atau lisis (destruksi) sel darah merah yang berlebihan. Anemia
dapat didefinisikan sebagai nilai hemoglobin, hematokrit, atau jumlah eritrosit
per milimeter kubik lebih rendah dari normal. Menurut Ahmad Syafiq Anemia
didefinisikan sebagai keadaan di mana level Hb rendah karena kondisi patologis.
Menurut Anie Kurniawan, dkk Anemia adalah suatu penyakit di mana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal.

Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika
kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini
dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stres pada organ
tubuh. Memiliki kadar sel darah merah yang normal dan mencegah anemia
membutuhkan kerjasama antara ginjal, sumsum tulang, dan nutrisi dalam tubuh.
Jika ginjal atau sumsum tulang tidak berfungsi, atau tubuh kurang gizi, maka
jumblah sel darah merah dan fungsi normal mungkin sulit untuk dipertahankan.
(Yuni, 2019)

B. Faktor-faktor yang menyebabkan Anemia


1. Kehilangan darah yang bersifat kronis dan patologis,
2. Kebutuhan yang meningkat pada prematuritas, pada masa pertumbuhan
remaja kehamilan, wanita menyusui, wanita menstruasi. Pertumbuhan yang
sangat cepat disertai dengan penambahan volume darah yang banyak, tentu
akan meningkatkan kebutuhan besi,
3. Diet yang buruk/ diet rendah besi Merupakan faktor yang banyak terjadi di
negara yang sedang berkembang dimana faktor ekonomi yang kurang dan
latar be lakang pendidikan yang rendah sehingga pengetahuan mereka sangat
terbatas mengenai diet/ asupan yang banyak mengandung zat besi.
4. Mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya sedikit,
dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat
besi tidak terpenuhi,
5. Membatasi asupan makanan, dan
6. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi, khusunya
melalui feses (tinja) Menurut Handayani dan Haribowo (2018), pada
dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal berikut ini:
a. Anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat
dibawa oleh darah kejaringan.
b. Mekanisme kompensasi tubuh terhadap anemia

C. Tanda dan Gejala Anemia


Ada beberapa gejala umumnya antara lain ; 5 L (lemah, letih,lesu, lelah, lalai),
warna kulit yang pucat, mata berkunang - kunang, peka terhadap cahaya, pusing,
nafas pendek, lidah kotor, kuku sendok, selera makan turun, sakit kepala
(biasanya bagian frontal). Defisiensi zat besi mengganggu proliferasi dan
pertumbuhan sel, yang utama adalah sel dari sum-sum tulang, setelah itu sel dari
saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan gejala anemia defisiensi besi
terlokalisasi pada sistem organ ini :
1. Atropi papil lidah: permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena
papil lidah menghilang.
2. Stomatitis angularis (cheilosis); adanya keradangan pada sudut mulut
sehingga tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
3. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklhloridia.
4. Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson); kesulitan dalam menelan,
pada defisiensi zat besi jangka panjang.
5. Koilonikia (kuku berbentuk sendok); karena pertumbuhan lambat dari
lapisan kuku.
6. Koilonychia; kuku sendok (spoon nail ), karena pertumbuhan lambat dari
lapisan kuku, kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical danmenjadi cekung
sehingga mirip seperti sendok.
7. Menoragia; gejala yang biasa pada perempuan dengan defisiensi besi.
8. Disfagia: nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring

D. Dampak Anemia Bagi Kesehatan


1. Dapat menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar
2. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai optimal.
3. Menurunkan kemampuan fisik dan kebugaran.
4. Mengakibatkan muka pucat
5. Rentan terkena infeksi karena kekebalan tubuh yang kurang
6. Menurunkan fungsi dan daya tahan turun

E. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar HB


Ada beberapa yang dapat mempengaruhi anemia pada lansia, antara lain:
1. Genetik dan sejarah keluarga : sejarah keluarga merupakan risiko untuk
anemia yang disebabkan oleh genetik misalnya, sicklecell anemia, talasemia,
atau fancony anemia.
2. Nutrisi : pola makan yang kurang zat penting bagi sel darah merah seperti zat
besi, vitamin B12, dan asam folat yang dapat meningkatkan resiko anemia.
3. kondisi saluran pencernaan : kondisi saluran pencemaan yang dapat
mempengaruhi nutrisi yang penting bagi pembentukan sel darah merah
sehingga dapat meningkatkan resiko anemia. Selain itu, pendarahan akibat
tukak lambung, tukak dan infeksi pada saluran cema juga dapat menyebabkan
anemia.
4. Penyakit kronis seperti kanker, gagal ginjal, dan tukak dapat meningkatkan
resiko anemia.
5. Zat kimia dan obat : beberapa obat dan zat kimia seperti penisilin, primaquin,
dapat menyebabkan anemia.
6. Faktor lain seperti infeksi, penyakit autoimun.

F. Pencegahan Anemia
1. Meningkatkan konsumsi makanan sehari-hari yang banyak mengandung zat
besi. Bahan makanan nabati seperti : bayam, daun pepaya, daun katuk, tempe,
tahu, jambu, jeruk, tomat dan bahan makanan hewani seperti : daging, ikan,
telur.
2. Mengobati penyakit yang dapat menyertai anemia, misalnya : malaria, TBC,
cacingan
3. Minum suplementasi zat besi misalnya : tablet tambah darah (Fe)
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., & Wirjatmadi, B. (2018). Peran Gizi Dalam Status Kehidupan.

Alamsyah, P. R., & Andrias, D. R. (2016). Hubugan kecukupan zat gizi dan
konsumsi makanan penghambat zat besi dengan kejadian anemia pada
lansia. Media Gizi Indonesia, 49

Jakarta: Kencana Prenada Media Group Bakta, I.M. (2017).

Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta : EGC Almatsier, S. (2016).

Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Briawan, D. (2017).

Anemia Pada Remaja Putri. Jakarta: ECG Fatmah. (2018).

Gizi Untuk Anemia Pada Remaja. Bandung: Lubuk Agung

Yuni, N. E. (2019). Kelainan darah. Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai