Oleh:
Ruman Fitria 220070500111004
Judul Jurnal : The Administration of Lemon and Paper Mint Aromatherapy towards Reduction of
Emesis Gravidarum in Pregnant Women in Trimester I at Health Center Malangbong, Garut Regency in
2022.
Latar Belakang
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada
multigravida. Satu dari seribu kehamilan gejala lainnya menjadi parah, ini rasa mual ini
disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon estrogen HCG dalam serum. Sebagian besar ibu
hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% ibu hamil mengalami morning
sickness yang ekstrim (hiperemesis gravidarum).
Minyak atsiri lemon (Citrus lemon) adalah salah satu minyak herbal yang paling banyak
digunakan dalam kehamilan dan dianggap obat yang aman pada kehamilan. Satu atau dua
tetes minyak esensial lemon dalam kompor minyak atau diffuser di kamar tidur membantu
menenangkan dan meredakan muntah gravidarum. Menurut sebuah penelitian, 40% wanita
pernah menggunakan aroma lemon untuk meredakan muntah gravidarum.
METODE
Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan two-group pretest
and posttest design. Populasi di penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami emesis
gravidarum di Puskesmas Malangbong Garut Kabupaten pada periode Oktober-Desember
2021 sebanyak 63 orang. Dengan sampel sebanyak 60 responden untuk masing-masing 30
orang responden pada kelompok A dan 30 responden pada kelompok B. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan sistem
skoring Pregnancy Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE)-24 dianalisis
menggunakan Independent T-test yang sebelumnya diuji Shapiro-Wilk dan homogenitas.
HASIL
Hasil ini berarti bahwa ada perubahan emesis gravidarum ibu hamil pada trimester pertama
sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lemon dan aromaterapi peppermint di Puskesmas
Malangbong Kabupaten Garut tahun 2022.
DISKUSI
Sharma (2018) menjelaskan bahwa ketika minyak atsiri dihirup, mereka masuk ke
hidung dan merawat reseptor bulu mata berhubungan dengan tonjolan penciuman di ujung
saluran penciuman. Ujung saluran penciuman terhubung ke otak. Bau diubah oleh bulu mata
menjadi impuls listrik yang ditransmisikan ke otak oleh penciuman sistem, semua impuls
mencapai sistem limbik. Sistem limbik adalah bagian otak yang berhubungan dengan kita
suasana hati, emosi, ingatan, dan pembelajaran. Semua bau yang mencapai sistem limbik
memiliki pengaruh kimia langsung pada kita suasana hati. Ketika semua impuls aromaterapi
mencapai sistem limbik, impuls memblokir serotonin (perasaan ingin muntah) sehingga rasa
mual dapat ditekan karena lemon sendiri memiliki manfaat untuk memblokir serotonin.
Peneliti berasumsi bahwa terjadi penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester
pertama dengan pemberian aromaterapi lemon karena saat dihirup aromaterapi menghambat
sekresi serotonin sehingga serotonin dalam darah tidak berkurang jika serotonin dalam darah
tidak berkurang, mual dan muntah tidak akan meningkat. Bau/aroma dihasilkan merangsang
kerja sel-sel neurokimia otak dan dapat menstabilkan sistem saraf yang kemudian
menyebabkan efek menenangkan pada ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis
gravidarum.
Peneliti berasumsi bahwa terjadi penurunan emisi gravidarum pada ibu hamil trimester
pertama, hal ini karena peppermint mengandung essential oil yaitu menthol yang memiliki efek
anestesi ringan untuk melegakan lambung kejang atau kram, memiliki efek karminatif dan
antispasmodik yang bekerja di usus kecil pada gastrointestinal pencernaan sehingga dapat
mengatasi atau menghilangkan mual dan muntah serta memperlancar sistem pencernaan,
memperlancar peredaran darah, meredakan kembung, mual, dan kram.
Peneliti berasumsi bahwa ada perbedaan antara pemberian aromaterapi lemon dan
peppermint aromaterapi terhadap emesis gravidarum, hal ini dikarenakan mengeluarkan aroma
yang khas sehingga respon terhadap bau/aroma bersifat menenangkan dan memberikan efek
kesegaran yang akan merangsang kerja sel-sel neurokimia otak dan dapat menstabilkan sistem
saraf yang kemudian menimbulkan efek aroma menenangkan. Terapi lemon yang dihirup
memancarkan biomolekul, sel reseptor masuk hidung untuk mengirimkan impuls penciuman
langsung ke otak, merangsang impuls untuk mengeluarkan hormon yang mampu menenangkan
dan menimbulkan perasaan tenang serta mempengaruhi perubahan fisik dan mental seseorang
sehingga dapat mengurangi rasa mual dan muntah.
KESIMPULAN
Pemberian aromaterapi lemon untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil
lebih efektif dibandingkan pemberian aromaterapi peppermint. Diharapkan setelah ibu
mengetahui hasil anjuran dari bidan, lemon dan aromaterapi peppermint dapat mengurangi rasa
mual dan muntah pada kehamilan, ibu rutin melakukan salah satunya agar ibu merasa lebih
baik tanpa mengalami efek samping. Tenaga kesehatan diharapkan selain memberikan
penyuluhan, pemberian aromaterapi lemon dan peppermint dapat diterapkan untuk terapi bagi
yang mengalami mual dan muntah terutama bagi ibu hamil agar ibu merasa nyaman tanpa
mengalami efek samping.
JURNAL 2
Judul : The Effect of Ginger Booking and the Aroma of Lemon Inhalation Therapy Towards
Gerdadian Emesis Gravidarum for Pregnant Mothers in Trimester I.
LATAR BELAKANG
Mual muntah berdampak pada janin, hal ini akan menyebabkan wanita tersebut
mengalami muntah-muntah sehingga makanan dan minumannya dikeluarkan lagi. Hal ini
menyebabkan asupan gizi ibu hamil dan janin tidak tercukupi. Nutrisi yang tidak memadai dapat
mengancam kehidupan ibu hamil dan janin. Janin bisa mengalami aborsi, berat badan lahir
rendah (BBLR), kelahiran prematur dan malformasi pada bayi baru lahir, sedangkan pada ibu
dapat mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit, cadangan karbohidrat dan lemak digunakan
untuk energy dan dehidrasi. Dehidrasi dapat mengakibatkan peningkatan kekentalan darah
(hemokonsentrasi) yang dapat melambat menurunkan sirkulasi darah, yang berarti bahwa
konsumsi oksigen ke jaringan akan menyebabkan jaringan kerusakan yang dapat
meningkatkan keparahan kondisi janin dan ibu hamil.
Muntah juga dapat menyebabkan kekurangan gizi pada ibu hamil yang akan merusak
perkembangan otak janin. Muntah yang lebih dari sepuluh kali sehari atau mual terus menerus
yang terjadi selama terakhir Usia kehamilan 20 minggu akan berlanjut menjadi emesis
gravidarum sehingga tubuh ibu menjadi lemas, wajah pucat, dan frekuensi buang air kecil
menurun drastis. Mual berlebihan dan muntah juga menyebabkan cairan tubuh berkurang dan
terjadi hemokonsentrasi yang dapat memperlambat darah sirkulasi sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Penyebab mual muntah pada ibu hamil masih belum diketahui secara pasti, namun ada
berbagai hal yang menjadi faktor predisposisi seperti faktor psikologis dan perubahan hormonal.
Wanita hamil dengan tipe kepribadian histeris dan ketergantungan berlebihan pada ibu
cenderung mengalami mual dan muntah. Faktor lain yang mempengaruhi adalah hormon
progesteron dan HCG yang menyebabkan peningkatan motilitas lambung dan asam lambung,
sehingga terjadi mual dan muntah.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan analisis statistik parametrik yaitu
bagian statistik yang parameter dari populasi mengikuti distribusi tertentu (Sugiyono, 2016).
Desain penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan tes Two Group,
yaitu suatu teknik untuk menentukan pengaruh sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Marancar pada tahun 2021. Ini
penelitian akan dilaksanakan pada bulan September – Desember 2021. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas Kerja Marancar Luas tahun 2021
sebanyak 30 orang. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah metode taking
sampel dengan menggunakan metode total sampling.
Terdapat perubahan yang signifikan gejala mual muntah yang semakin membaik setelah
pemberian aromaterapi lemon dan jahe. Jahe merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk mengatasi mual dan muntah. Keunggulan jahe yang pertama adalah
kandungannya minyak esensial yang memiliki efek menyegarkan dan memblokir refleks
muntah, sedangkan gingerol dapat merangsang darah dan saraf bekerja dengan baik. Alhasil,
ketegangan bisa mencair, kepala segar, mual dan muntah ditekan. Aroma harum jahe
dihasilkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinya menimbulkan rasa pedas yang
menghangatkan tubuh dan membuat berkeringat. Jahe bekerja dengan memblokir reseptor
serotonin dan menyebabkan efek antiemetik pada sistem pencernaan dan sistem saraf pusat.
Efek jahe pada saraf pusat sistem ditunjukkan pada hewan percobaan dengan gingerol, terjadi
penurunan frekuensi muntah. Jahe juga merupakan stimulan aromatik yang kuat. Selain bisa
mengontrol muntah dengan meningkatkan peristaltik usus. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa jahe memiliki efek menguntungkan pada pencegahan kanker, mual dan
muntah selama kehamilan, mual dan muntah pada kemoterapi pasien, dan mual dan muntah
setelah operasi.
Salah satu aromaterapi yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada ibu hamil
adalah lemon aromaterapi. Aromaterapi lemon memberikan berbagai efek pada penghirupnya,
seperti ketenangan, kesegaran, bahkan dapat membantu ibu hamil mengatasi rasa mual.
Minyak atsiri lemon (citrus lemon) merupakan salah satu minyak herbal yang banyak digunakan
pada ibu hamil dan ibu hamil. dianggap sebagai obat yang aman pada kehamilan. Menurut
sebuah penelitian, 40% wanita pernah menggunakan wewangian tersebut lemon untuk
meredakan mual dan muntah, dan 26,5% dari mereka telah melaporkannya sebagai cara yang
efektif untuk mengontrol gejala mual dan muntah pada trimester pertama kehamilan.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di lapangan pemberian rebusan jahe lebih
banyak efektif dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan dibandingkan dengan
pemberian inhalasi lemon. Pemberian inhalasi lemon tidak seefektif pemberian rebusan jahe,
begitu pula pemberian jahe rebusan diprioritaskan untuk mengatasi mual dan muntah saat
hamil. Meskipun demikian lemon inhalasi dapat mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil
trimester pertama.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan dalam pembahasan
di pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa: Terdapat Pengaruh Rebusan Jahe dan
inhalasi aromaterapi lemon terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Crimeadian Bagi Ibu
Hamil Trimester Pertama di Marancar. Terdapat perbedaan efektifitas pemberian rebusan jahe
dengan terapi inhalasi aromaterapi lemon terhadap mengurangi kejadian kanker adianemesis
gravidarum pada ibu hamil trimester pertama di wilayah kerja Puskesmas Marancar tahun 2021.
JURNAL 3
Judul : The effectiveness of acupressure therapy and aromatherapy of lemon on the ability of
coping and emesis gravidarum in trimester i pregnant women at langsa city community health centre,
Aceh, Indonesia. .
Tahun : (2020).
LATAR BELAKANG
Aromaterapi merupakan pengobatan alternative yang telah diakui oleh WHO; perlakuan
dengan aromaterapi menghilangkan rasa sakit, meningkatkan mood, meningkatkan relaksasi,
dan mengurangi kecemasan dan stress. Aromaterapi umumnya digunakan dan telah
dipraktikkan selama berabad-abad; beberapa berkualitas tinggi tinjauan empiris telah
memeriksa keefektifannya dalam mengurangi rasa sakit. Secara umum, aromaterapi dapat
digunakan untuk mengobati berbagai episode penyakit, gangguan pencernaan, sakit kepala,
susah tidur, nyeri otot, masalah perombakan, penyakit kulit, bengkak sendi, komplikasi terkait
urin, dan lain-lain. Aromaterapi adalah yang paling sering diterapkan secara topikal, atau
melalui inhalasi. Beberapa jenis minyak esensial dapat digunakan sebagai aromaterapi,
termasuk peppermint, spearmint, lemon, dan jahe.
Aromaterapi lemon adalah minyak esensial yang dihasilkan dari ekstrak kulit jeruk
(Citrus lemon) yang sering digunakan dalam aromaterapi. Aromaterapi lemon adalah jenis
aromaterapi yang dianggap aman untuk mengobati rasa sakit selama kehamilan dan
melahirkan. Minyak atsiri lemon (Citrus lemon) adalah salah satu minyak herbal yang paling
banyak digunakan dalam kehamilan dan dianggap sebagai obat yang aman pada kehamilan.
Lemon mengandung Limonene yang akan menghambat aksi prostaglandin sehingga dapat
mengurangi rasa sakit dan fungsi untuk mengontrol siklooksigenase I dan II, mencegah
prostaglandin aktivitas, dan mengurangi rasa sakit, termasuk mual dan muntah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efek dari terapi akupresur dan
aroma terapi lemon pada kemampuan mengatasi dan emesis gravidarum pada ibu hamil
trimester I di puskesmas kota Langsa, Provinsi Aceh, Indonesia.
METODE
Penelitian ini menggunakan eksperimen semu dengan desain yang digunakan adalah
non-randomized pretest-posttest desain kelompok kontrol. Kelompok intervensi adalah
diberikan pengobatan akupresur dan aromaterapi, sedangkan kelompok kontrol diberi standar
intervensi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Langsa Barat Kota Langsa dari Januari 2019
sampai Maret 2019. Populasinya adalah semua ibu hamil trimester pertama dengan keluhan
mual dan muntah di Puskesmas Kota Langsa. Jumlah sampel adalah 60 responden. Setiap
kelompok terdiri dari 20 responden. Responden dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok
pertama adalah akupresur, kelompok kedua adalah akupresur + aromaterapi lemon dan
kelompok ketiga adalah kontrol. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis
bivariabel menggunakan uji t berpasangan, dependen uji-t, dan ANOVA satu arah, analisis
multivariable menggunakan uji multi kovarians (multivariate analysis kovarians/ANOVA).
Analisis bivariate
Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari variabel independen yaitu administrasi
terapi akupresur, akupresur + lemon aromaterapi, dan mengontrol penurunan emesis
gravidarum dan peningkatan koping.
KESIMPULAN
Terapi akupresur dan akupresur + lemon efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu
hamil. Akupresur lemon + terapi aromaterapi mengurangi rata-rata mual secara signifikan pada
ibu hamil. Itu hasil berpasangan mual dan muntah dalam kelompok akupresur dan akupresur +
lemon aromaterapi penurunan jumlah mual dengan penurunan 4,2 dan 4,85, masing-masing.
Penurunan ini sangat signifikan dengan p = 0,0001 (p < 0,05). Durasi muntah juga menurun
sebesar 1,55 dan 4,3 dengan p = 0,0001 (p < 0,05). Hasil uji ANOVA pada kemampuan koping
kelompok perlakuan menunjukkan bahwa akupresur lemon + kelompok aromaterapi lebih besar
meningkatkan kemampuan koping ibu hamil wanita sebesar 5,7 dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Perlakuan kelompok dan dukungan keluarga berkontribusi pada
pengurangan mual pada ibu hamil sebesar 55%, penurunan muntah sebesar 77%, dan
kemampuan koping ibu hamil sebesar 29%. Hasil uji kemampuan koping berpasangan pada ibu
hamil dengan terapi akupresur adalah 3,2 dan perawatan akupresur + aromaterapi lemon sama
dengan 6,2. Peningkatan pada kedua perlakuan adalah signifikan dengan masing-masing p =
0,0001.
PERBANDINGAN KETIGA JURNAL
Alat Ukur Pregnancy Unique Tidak ada alat ukur Tidak ada alat ukur
Quantification of
Emesis and Nausea
(PUQE)-24 scoring
system.
perlakuan terdapat
perbedaan pengaruh
pemberian
aromaterapi lemon
dan aromaterapi
peppermint terhadap
emesis
Minyak atsiri lemon (Citrus lemon) adalah salah satu minyak herbal yang paling banyak
digunakan dalam kehamilan dan dianggap obat yang aman pada kehamilan. Satu atau dua
tetes minyak esensial lemon dalam kompor minyak atau diffuser di kamar tidur membantu
menenangkan dan meredakan muntah gravidarum.
Minyak atsiri dihirup, mereka masuk ke hidung dan merawat reseptor bulu mata
berhubungan dengan tonjolan penciuman di ujung saluran penciuman. Ujung saluran
penciuman terhubung ke otak. Bau diubah oleh bulu mata menjadi impuls listrik yang
ditransmisikan ke otak oleh penciuman sistem, semua impuls mencapai sistem limbik. Sistem
limbik adalah bagian otak yang berhubungan dengan kita suasana hati, emosi, ingatan, dan
pembelajaran. Semua bau yang mencapai sistem limbik memiliki pengaruh kimia langsung
pada kita suasana hati. Ketika semua impuls aromaterapi mencapai sistem limbik, impuls
memblokir serotonin (perasaan ingin muntah) sehingga rasa mual dapat ditekan karena lemon
sendiri memiliki manfaat untuk memblokir serotonin.
Penurunan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester pertama dengan pemberian
aromaterapi lemon karena saat dihirup aromaterapi menghambat sekresi serotonin sehingga
serotonin dalam darah tidak berkurang jika serotonin dalam darah tidak berkurang, mual dan
muntah tidak akan meningkat. Bau/aroma dihasilkan merangsang kerja sel-sel neurokimia otak
dan dapat menstabilkan sistem saraf yang kemudian menyebabkan efek menenangkan pada
ibu hamil trimester pertama yang mengalami emesis gravidarum.
Dari ketiga jurnal menjelaskan bahwa ektrak lemon sangat berpengaruh terhadap
penurunan frekuensi dan durasi mual muntah ibu hamil trimester I. Jurnal 1 menjelaskan bwah
dibandingkan aroma pepper mint, aroma lemon lebih berpengaruh. Jurnal kedua juga
menjelaskan bahwa lemon dan rebusan jahe dapat membantu atasi emesis gravidarum. Jurnal
ketiga memperkuat bahwa inhalasi lemon yang dipadupadankan dengan acupressure lebih
dapat menurunkan mual muntah pada ibu hamil.
Selain itu, Dukungan keluarga dan kerabat dapat membantu meningkatkan kemampuan
koping dan mengurangi stres pada ibu hamil. Pemberian aromaterapi dengan jeruk, selama 3
kali dalam 24 jam, lebih efektif dan efektif untuk mengurangi intensitas mual dan muntah pada
ibu hamil.
KESIMPULAN
Pemberian aromaterapi lemon untuk mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil
terbukti sangat efektif bahkan ketika digabungkan dengan metode lainnya misalnya
acupressure. Diharapkan setelah ibu mengetahui hasil anjuran dari bidan, lemon dan
aromaterapi peppermint dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada kehamilan, ibu rutin
melakukan salah satunya agar ibu merasa lebih baik tanpa mengalami efek samping. Tenaga
kesehatan diharapkan selain memberikan penyuluhan, pemberian aromaterapi lemon maupun
aromaterapi dengan wangi lainnya dapat diterapkan untuk terapi bagi yang mengalami mual
dan muntah terutama bagi ibu hamil agar ibu merasa nyaman dan tanpa mengalami efek
samping.
DAFTAR PUSTAKA
Carolin, B. T., & Lail, N. H. (2022). The Administration of Lemon and Paper Mint Aromatherapy towards
Reduction of Emesis Gravidarum in Pregnant Women in Trimester I at Health Center
Malangbong, Garut Regency in 2022. Nursing and Health Sciences Journal (NHSJ), 2(2), 183-
189.
Magfirah, M., Fatma, S., & Idwar, I. (2020). The effectiveness of acupressure therapy and aromatherapy
of lemon on the ability of coping and emesis gravidarum in trimester i pregnant women at langsa
city community health centre, Aceh, Indonesia. Open Access Macedonian Journal of Medical
Sciences, 8(E), 188-192.
Siregar, E. L. A., Nasution, Z., & Lumbanraja, S. (2022). The Effect of Ginger Booking and the Aroma of
Lemon Inhalation Therapy Towards Gerdadian Emesis Gravidarum for Pregnant Mothers in
Trimester I. Science Midwifery, 10(4), 3256-3266.