Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah hasil dari bertemunya seperma dan sel telur. Dalam

prosesnya perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul

butuh perjuangan.dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan,hanya

sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah yang

banyak itu hanya satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur. (Elisabeth,

2015).

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implementasi. Bila di hitung

dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan brlangsung

dalam waktu 40 minggu atau 9 samapai 10 bulan menurut kalender

internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester satu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester dua 13-27 minggu, trimester ketiga

28-40 minggu. (Elisabeth, 2015).

Emesis gravidarum (mual muntah) merupakan keluhan umum pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal

pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan

pengeluaran human chorionic gonadotrophin plasenta.hormon-hormon inilah

yang di duga menyebabkan emesis gravidarum. Gejala klinis emesis

1
2

gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, di sertai mual, muntah

sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba, 2009)

Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya

muntah setiap saat siang atau pun malam. Perubahan yang nyata akan terjadi

pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus dan penurunan

sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan

gejala berupa pyrosis yang di sebabkan oleh refleks asam lambung ke

eksofagus bawah sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya

tonus sfingter egsofagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam

hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat

penurunan motilitas usus besar.

Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “morning sickness”.

Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang

terjadi. Pada beberapa wanita di temukan adanya (ngidam makanan) yang

mungkian berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa

yang bisa mengurang rasa mual dan muntah. Kondisi lainya adalah “pica”

(mengidam) yang sering di kaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi

ataupun adanya suatu tradisi. (Romauli, 2011)

Setiap orang menyukai aroma wangi, seperti halnya setiap orang menyukain

menjadi individu yang sehat. Wangi buah, bunga pohon, wangi alam adalah

wangi yang dapat membuat setiap orang menjadi lebih tenteram. Rileks, dan

di balik itu dapat menjadikan seseorang merasa lebih sehat. Aromaterapi


3

dapat diartikan sebagaipenggunaan minyak atsiri untuk menin gkatkan

kesehatan dan vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara indalasi, mandi

rendam, kompres, pemakaian topikal, dan masase. (Kaina, 2006)

Gangguan berupa rasa mual dan muntah setiap hari, bagi kebanyakan wanita

hamil, mual muntah dapat bertahan lama. Bila tidak segera diatasi segara

diatas, hal ini tentunya bisa membahayakan kesehatan janin di dalam

kandugan. Untuk mengatasi rasa mual dapat menggunakan cara non

farmakologi seperti mendengarkan musik, olaraga ringa, serta dapat

menggunakan farmakologi yaitu mengkonsumsi teh jahe, zinc, B6 dan mint

oil dengan cara tetesi tisu dengan beberapa tetes minyak mint oil untuk

dihirup saat merasa mual. (Milda, 2016).

Pengaruh eksterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung

yang berlebihan dan menimbulkan mual dan muntah yang terjadi terutama

pada pagi hari yang di sebut morning sicknes. Dalam batas tertentu hal ini

masih dalam batas fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan

gangguan kesehatan yang di sebut dengan hiperemesis gravidarum.

(Elisabeth, 2015).

Penggunaan aroma sebagai satu cara untuk memelihara kesehatan telah

berumur ribuan tahun. Aromaterapi di pemandian di gunakan pada zaman

romawi.pada zaman mesir kuno minyak tanaman digunakan untuk pelembut

kulit, sementara di era yunani kuno minyal beraroma di gunakan sebagai anti
4

diare dan aprodisiak (penambah gairah seksual), sedangkan pada pendeta

hindu di india menggunakan aromatumbuhan sebagai obat. (Kaina, 2006)

WHO menyatakan 80% ibu hamil mengalami mual muntah, 60-80% mual

muntah terjadi pada ibu hamil primigravida, 40-60 % mual muntah terjadi

pada ibu hamil multigravida (Depkes RI,2007). Di Indonesia jumlah ibu

hamil pada tahun 2012 sebanyak 4.809.860 ibu hamil dan 72,3% ibu hamil

mengalami keluhan mual muntah (Pusdatin, 2012), sedangkan data jumlah

hamil di Provinsi Lampung pada tahun 2012 sebanyak 182.815 ibu hamil

kejadian mual muntah sebanyak 80% dan jumlah ibu (Provil Dinas

Kesehatan Lampung 2012). Ibu hamil di Kota Metro pada tahun 2014

sebanyak 3673 ibu hamil dan kejadian mual muntah pada ibu hamil

sebanyak 80%. (Profil Dinas Kesehatan Metro, 2014).

Berdasarkana hasil pra survey pada bulan Februari 2017 didapatkan jumlah

ibu hamil di BPS Amrina, Amd.Keb sebanyak 45 ibu hamil diantaranya 24

ibu trimester I, 12 ibu trimester II dan 9 ibu trimester III dari seluruh ibu

hamil yang mengalami mual muntah sebanyak 18 ibu. Di BPS Amrina juga

belum pernah dilakukan observasi penyuluhan pananganan mual muntah

dengan menggunakan bahan alami seperti aromaterapi mint oil sehingga

peneliti tertarik meneliti tentang Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap

Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina,

Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro

Tahun 2017.
5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada yaitu, masih tingginya angka kematian

ibu yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas, dimana salah satu

penyebab kematian tersebut yaitu abortus. Salah satu penyebab abortus

adalah terjadinya hiperemesis gravidarum, dimana ibu hamil mengalami mual

muntah yang berlebihan. Rumusan masalah ini adalah Pengaruh Aromaterapi

Mint Oil Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di

BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat

Kota Metro Tahun 2017

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Diketahui Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan

Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Diketahui distribusi frekuensi mual muntah sebelum diberikan

Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu

Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017.

2. Diketahui distribusi frekuensi mual muntah sesudah diberikan

Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada Ibu

Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017.


6

3. Diketahui Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb

Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun

2017

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat :

1. Bagi peneliti dan peneliti berikutnya, pengalaman melakukan penelitian

tentang Pengaruh pemberian mint oil terhadap mual muntah pada ibu

hamil dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat melanjutkan

penelitian ini dengan lebih aplikatif maupun jenis sediaan mint oil yang

digunakan seperti mint oil dapat menjadi alternatif untuk mengurangi

gejala mual muntah dengan berbagi jenis sediaan.

2. Bagi institusi pendidikan, diharapkan penelitian ini dapat digunakan

sebagai referensi di perpustakaan sehingga menambah pengetahuan

mahasiswa tentang manfaat dari pengobatan tradisional salah satunya

aromaterapi mint oil yang berkhasiat untuk mengurangi emesis

gravidarum pada ibu hamil.

3. Bagi Ibu hamil dan masyarakat, bagi masyarakat (ibu hamil yang mengalami

mual muntah) maupun keluarga dapat menerapkan pengobatan herbal yang

tepat untuk mengobati gejala mual muntah salah satunya aromaterapi mint oil

agar dapat mengurangi gejala mual muntahnya, jadi bisa mengurangi

penggunaan obat-obatan farmakologi yang ada efek sampingnya.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah hasil dari bertemunya seperma dan sel telur. Dalam

prosesnya perjalanan sperma untuk menemui sel telur (ovum) betul-betul

butuh perjuangan.dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan,hanya

sedikit yang survive dan berhasil mencapai tempat sel telur. Dari jumlah

yang banyak itu hanya satu sperma saja yang bisa membuahi sel telur.

Kehamilan di definisiksn sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implementasi.

Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal

akan brlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 samapai 10 bulan menurut

kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana

trimester satu berlangsung dalam 12 minggu, trimester dua 13-27 minggu,

trimester ketiga 28-40 minggu. (Elisabeth, 2015).

2.1.2 Tanda-Tanda Kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan di tetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan

a) Tanda dugaan hamil

1) Amenorea (berhentinya menstruasi)

Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan

folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.

7
8

Lamanya amenore dapat di informasikan dengan memastikan hari

pertama haid terahir (HPHT), dan digunakan untuk memperkirakan

usia kehamilan dan tafsiran persalianan. Tetapi aminorea dapat

juga di sebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitari,

perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi, dan biasaanya

gangguan emosional seperti ketakutan akan kehamilan.

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis)

Pengaruh eksterogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam

lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual dan muntah yang

terjadi terutama pada pagi hari yang di sebut morning sicknes.

Dalam batas tertentu hal ini masih dalam batas fisiologis, tetapi

bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan kesehatan

yang di sebut dengan hiperemesis gravidarum .

3) Ngidam ( menginginkan makanan tertentu)

Wanita

hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang

demikian di sebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada bulan-bulan

pertama kehamilan dan akan menghilang dengan tuanya

kehamilan.

4) Syncope ( pingsan)

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan syaraf pusat dan menimbulkan


9

syncope atau pingsan. Hal ini sering terjadi terutama jika berada

pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang setalah 16 minggu.

5) Kelelahan

Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan

kecepatan basal metabolisme ( basal metabolisme rate-BMR) pada

kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia

kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.

6) Payudara tegang

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangakan progesteron menstimulasi perkembangan

sistem alveolar payudara, menimbulkan perasaan tegang dan nyeri

selama dua bulan pertama kehamilan, pelebran puting susu,serta

pengeluaran kolostrum.

7) Sering miksi

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa

penuh dan sering miksi.frekuensi miksi yang sering, terjadi pada

triwulan pertama akibat desakan uterus ke kandung kemih. Pada

triwulan kedua umumnya ini akan berkurang karena uterus yang

membesar keluar dari rongga perut. Pada ahir triwulan, gejala bisa

timbul karena janian mulai masuk ke rongga panggul dan menekan

kandung kemih.
10

8) Kontipasi atau obstruksi

Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus

otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.

9) Epulis

Hipertropi papila ginggivae/gusi, sering terjadi pada triwulan

pertama.

10) Varises

Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelabaran

pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat.

Varises dapat terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis,

serta payudara. Penampakan pembuluh dara ini dapat hilang

setelah persalianan.

11) Pigmentasi kulit

Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.

Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang

merangsang melanofor dan kulit ( Elisabeth, 2015).

b) Tanda kemungkinan kehamilan

Tanda kemungkinan kehamilan adalah perubahan-perubahan fisiologis

yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik

kepada wanita hamil.tanda kemungkinan ini terdiri atas hal-hal berikut ini:

1) Pembesaran perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan ke empat

kehamilan.
11

2) Tanda hegar

Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat di tekan isthimus uterus

3) Tanda goodel

Peluasan servik. Pada wanita yang tidak hamil serviks seperti ujung

hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak seperti bibir.

4) Tanda chadwick

Perubahan warna menjadi kegunaan pada vulva dan mukosa vagina

termasuk juga porsio dan serviks

5) Tanda piscaseck

Merupakan perubahan uterus yang tidak simwtris. Terjadi karna ovum

berimp0lantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah

tersebut berkembang lebih dahulu.

6) Kontraksi braxton

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus,akibat meningkatnya

actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak

bermitrik,sporadis,tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan

delapan minggu,tetapi baru dapat diamati dari pemeriksaan abdominal

pada pemeriksaan ke tiga.kontraksi ini akan terus meningkat

frekuensinya,lamanya dan kekuatanya sampai mendekati persalinan.

7) Teraba ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak

dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal

ini harus ada pada pemeriksaan kehamilan karena perubahan bagian


12

seperti bentuk janin saja tidak cukup karena bisa saja merupakam

mioma uteri.

8) Pemeriksaan tes biologis kehamilan

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human

cjorionicgonadotropin (HCG) yang di produksi oleh sinsiotropoblastik

sel selama kehamilan. Hormon di rekresi ini di peredaran darah ibu

(pada plasma darah), dan dieksresi pada urin ibu (pada plasma darah),

dan di eksresi pada urin ibu. Hormon ini dapat mulay di deteksi pada

26 hari ke 30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi,

kemudian menurun pada hari ke 100-130. (Elisabeth, 2015).

9) Tanda pasti (positve sign)

Tanda pasti adalah tanda yang menun jukan langsung keberadaan

janin, yang dapat di lihat langsung oleh pemeriksa.

10) Gerakan janin dalam lahir

Getakan janin ini harus dapat di raba dengan jelas oleh pemeriksa.

Gerakan janin baru dapat di rasakan pada usia kehamilan sekitar 20

minggu.

11) Denyut jantung janin

Dapat di dengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat fetal

electrocardiograf ( misalnya dopler). Dengan stethoscope laence, DJJ

baru dapat di dengar pada usia kehamilan 18-20 minggu.

12) Bagian-bagian janin


13

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin ( kepala dan bokong)

serta bagian kecil janain ( lengan dan kaki) dapat di raba dengan jelas

pada usia kehamilan lebih tua (trimester terahir). Bagian janian

dapat dilihat lebih sempurna lagi menggunakan USG.

13) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dengan foto rontgen maupun USG. (Elisabeth,

2015).

2.1.3 Perubahan Adaptasi Psikologis dalam Masa Kehamilan

1. Trimester pertama (penyesuaiaan)

Trimester pertama sering dianggap sebagai priode penyesuaian.

Penyesuaiaan yang dilakukan wanita adalah terhadap kenyataan bahwa

ia sedang mengandung. Pemeriksaan kenyataan ini adalag arti semua

ini bagi dirinya merupakan tugas pisikologis yang paling penting pada

trimester pertama kehamilan.

Sebagian besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan

bahwa ia hamil. Kurang lebih dari 80% wanita mengalami kecemasan,

penolakan,kecemasan, depresi dan kesedihan. Hingga kini masih di

ragukan bahwa seorang wanita lajang yang bahkan telah

merencanakan dan mengiginkan kehamilan atau telah berusaha keras

untuk tidak hamil mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya satu kali

bahkan iya sebenarnya berharap tidak hamil.keseragaman kebutuhan

ini perlu dibicarakan dengan wanita karena ia cendrung


14

menyembunyikan ambivalensi atau perasaan negatifnya tersebut

sebagai suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa

sangat bersalah jika nantinya bayi yang di kandung meninggal pada

saat dilahirkan atau terlahir secara cacat atau abdominal. Ia akan

mengingat pikiran-pikiran yang ia miliki selama trimester pertama dan

merasa bahwa ialah penyebab tragedi tersebut. Hal ini dapat di hindari

bila ia dapat menerima pikiran-pikiran tersebut dengan baik.

Beberapa wanita, terutama mereka yang telah merencanakan

kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil, merasa suks cita

sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan mencari bukti

kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya. Trimester pertama sering

menjadi waktu yang sangat menyenangkan untuk melihat apakah

kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.

Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara wanita

yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami

peningkatan seksual, tetapi secara umum trimester pertama merupakan

waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan komunikasi

yang jujur dan terbuka terhadap pasangan masing-masing. Banyak

wanita yang merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar dan cinta

kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat di pengaruhi oleh

keletihan, nuasea(mual), depresi, payudar yang membesar dan nyeri,


15

kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain yang merupakan

normal pada trimester pertama. (Elisabeth, 2015).

1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan

kehamilanya

2) Kadang muncul penolakan, kekecewan, kecemasan dan

kesedihan.bahkan kadang ibu berharap kadang agar dirinya tidak

hamil saja.

3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah iya benar –benar

hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.

4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatiam dengan seksama.

5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia

seorang ibu yang mungkin akan diberitahunya kepada orang lain

atau malah mungkin di rasakanya.

6) Hasrat untuk melakukan hubungan seksual berbeda-beda setiap

wanita, tetapu kebanyakan akan mengalami penurunan. (Suryati,

2011)

2. Trimester ke dua (kesehatan yang baik)

Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan menghadapkan bayinya.

Ibu sudah menerima kehamilanya dan mulai dapat menggunakan

energi dan pikiranya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini ibu

mulai merasa kan kehadiran bayinya sebagai seorang di luar dari

dirinya sendiri. Pengenalan pada pergerakan fertus pertumbuhan dan


16

perkembangan abdomen, serta gerakan bayi saat di USG,semua wanita

gelisah dan cemas terhadap pembesaran dan pertumbuhan yang

kurang, perkembangan janin yang normal, dan berusaha mendapatkan

informasi yang profesional dari proses tersebut. Beberapa wanita bisa

lepas kontrol, sulit menerima, khususnya ketika mengalami ANC yang

rumit dengan dokter/bidan selama memberikan asuhan kebidanan.

Beberapa pemikiran dan pengkajian yang dilakukan saat ANC bisa

menyebabkan rasa tidak nyaman dan strs. Biasanya libido mulai

meningkat karena sudah merasa lepas dari kecemasan dan rasa tidak

nyaman seperti di rasakan pada trimester pertama. (Nurul, 2011)

1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah biasa dengan kadar hormon

yang tinggi.

2) Ibu sudah bisa menerima kehamilanya.

3) Merasakan gerakan anak

4) Merasakan terlepas dari ketidak nyamanan dan kekawatiran

5) Libido meningkat

6) Menuntut perhatian dan cinta

7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya.

8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainya atau pada

orang lain yang baru menjadi ibu.

9) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran

dan persiapan untuk peran baru


17

3. Trimester ke tiga

a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,aneh,dan

tidak menarik.

b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak hadir tepat waktu

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatanya.

d) Khawatir bayi akan di lahirkan dalam keadaaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.

e) Merasa sedih karna akan terpisah dari bayinya.

f) Merasa kehilangan perhatiaan

g) Perasaan sudah terluka

h) Libido menurun (Romauli, 2011)

2.1.4 Sistem metabolisme

1. Rongga mulut

Selivasi mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaan

menelan akibat nausea(mual). Gusi dapat menjadi hiperesukaran dan

melunak kadang berdarah kalau terkena cidera ringan saja. Contohnya

pada saat gosok gigi. Pembengkakan gusi sangat vaskuler yang di

sebut epulis kehamilan kadang kala timbul tetapi secara khas mengecil

secara spontan stelah kelahiran. Keadaan tersebut di sebabkan oleh

pengaruh hormon esterogen yang meningkat atau terjadi pada

penggunaan kontrasepsi oral dan ibu yang mengalami defisiensi


18

vitamin c. Tidak ad bukti yang baik bahwa kehamilan mendorong

proses pembusukan pada gigi.

2. Motalitas saluran gastrointestinal

Biasanya ada penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal

yang menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan

transit usus.ini mungkin merupakan akibat jumlah progesteron yang

besar selama proses kehamilan dan menurunya kadar motalin, suatu

peptida hormonal yang di ketahui mempengaruhi otot-otot halus atau

keduanya.pada saat persalinan khususnya setelah pemberian analgetik

waktu pengosongan lambung secara khas sangat memanjang. Bahaya

utama anastesi umum adalah regurgitasi dan aspirasi, baik isi makanan

maupun asam lampung.

Karena pengaruh hormon esterogen, pengeluaran asam lambung

meningkat yang dapat menyebabkan pengeluaran air liur yang

berlebihan (hypersalivasi), daerah lambung terasa panas, terjadi mual

atau sakit/pusing kepala terutama pagi hari yang di sebut morning

signess, muntah yang terjadi di sebut emesis gravidarum. Bila muntah

berlebihan hingga mengganggu kehidupan sehari hari di sebut

hiperemesis gravidarum

3. Lambung dan esophagus

Pirosis umum pada kehamilan, paling mungkin di sebabkan oleh

refluks sekret-sekret asam ke asofagus bagian bawah,posisi lambung

yang berubah mungkin ikut menyambang pada seringnya terjadi


19

pariwisata ini. Tonus esofagus dan lambung berubah selama kehamilan

dengan tekanan intraesofagus yang lebih rendah dari tekanan lambung

lebih tinggi selain itu pada saat yang bersamaan peristaltis esofagus

mempunyai kecepatan gelombang dan amplitudo yang rendah.

Perubahan-perubahan tersebut menyokong terjadinya refluks

gastroesofageal yang menimbulkan heart bun.

4. Usus kecil, besar, appendik

Karena kehamilan berkembang terus lambung dan usus digeser oleh

uterus yang membesar ke arah atas dan ke arah lateral. Sebagai

akibatnya apendiks sebagai contoh biasanya bergeser ka arah atas dan

ke arah lateral dan seringkali mencapai pinggang kanan. Seperti telah

di jelaskan sebelumnya tonus dan motilitas dari lambung dan usus

berkurang selama kehamilan.

Hormon progesteron menimbulkan gerakan usus makan berkurang

( relaksasi otot-otot polos), makanya lebih lam berada di dalam usus.

Hal ini mungkian baik untuk reabsorpsi akn tetapi menimbulkan pula

konstipasi yang merupakan keluhan dari ibu hamil. Konstipasi bisa

juga terjadi karena kurangnya aktivitas/senam dan penurunan intake

cairan.

5. Hati

Meskipun hati pada beberapa binatang jelas bertambah ukuranya

namun tidak ada bukti pembesaran tersebut pada kehamilan manusia.

Selain itu, dengan evaluasi histologis hati yang di dapatka dengan


20

biopsi termasuk pemeriksaan dengan mikroskop elektron tidak ada

perbedaan yang jelas dari morfologi hati yang terjadi sebagai respon

terhadap kehamilan normal. Perubahan terjadi secara fungsional yaitu

dengan menurunya albumin plasma dan globolin plasma dalam ratio

tertentu merupakan hal yang normal pada wanita yang tidak hamil

kondisi tersebut dapat menunjukkan adanya penyakit pada hati.

6. Kandung empedu

Fungsinya berubah selama kehamilan karena pengaruh hipotoni dari

otot- otot halus.potter menemukan selama melakukan SC cukup sering

empedu teregang namun hipotonik, aspirat empedu cukup kental.

Umum di terima bahwa kehamilan menjadi predisposisi pembentukan

batu empedu.

2.1.5 Perubahan sistem pencernaan yang dirasakan ibu hamil

1. Trimester l

Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa

terjadinya muntah setiap saat siang atau pun malam. Perubahan yang

nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus

digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di

lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis yang di

sebabkan oleh refleks asam lambung ke eksofagus bawah sebagai

akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus sfingter

egsofagus bagian bawah. Mual terjadi akibat penurunan asam

hidroklorid dan penurunan motilitas,serta konstipasi sebagai akibat


21

penurunan motilitas usus besar. Apabila terjadi pada pagi hari sering

disebut “ morning sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai

kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita

di temukan adanya (ngidam makanan) yang mungkian berkaitan

dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa

mengurang rasa mual dan muntah. Kondisi lainya adalah “pica”

(mengidam) yang sering di kaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat

besi ataupun adanya suatu tradisi. (Romauli, 2011).

2. Trimester ll dam lll

Biasanya terjadi konstipasib karena pengaruh hormon progesteron

yang menningkat. Elain itu, perut kembung juga terjadi karena adanya

tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak

organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar,

ke arah atas dan lateral. Wasir (hemorrhoid) cukup sering pada

kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-

vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart

burn) terjadi karena aliran balik asam gastrik ke dalam esphagus

bagian bawah. (Nurul Jannah, 2011)

2.1.6 Hormon-hormon Kehamilan

Hormon adalah zat kimia (biasa di sebut bahan kimia pembawa pesan)

yang secara langsung di keluarkan ke dalam aliran darah oleh kelenjar-

kelenjae,dan pada kehamilan hormon membawa berbagai perubahan,

terpusat pada bagian tubuh wanita.


22

Hormon yang paling berkaitan dengan kehamilan adalah:

Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan (trimester I sampai

trimester III)

a. Estrogen

Produksi ekstrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada ahir

kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.

b. Progesteron

Produksi progesteron bahkan lebih banyak di bandingkan

ekstrogen,pada ahir kehamilan produksinya kira-kira 250mg/hari.

c. Human chorionic gonadotropin (HCG)

Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi,

fungsinya adalah untuk mempertahankan korpus luteum.

d. Human placenta lactogen (HPL)

Hormon ini di produksi terus naik dan pada saat aterm mencapai 2

gram/hari. Ia bersifat diabetogenik, sehingga kebutuhan insulin wanita

hamil naik.

e. Pituitary gonadotropin

FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan

karena di tekan oleh ekstrogen dan progesteron plasenta.

f. Prolaktin

Prodiksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi

ekstrogen. Sekresi air susu sendiri di hambat oleh ekstrogen di tingkat

target organ.
23

g. Growth hormone (STH)

Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan oleh HPL

h. TSH,ACHT,dan MSH

Hormon-hormon ini tidak banyak di pengaruhi oleh kehamilan

i. Titoksin

Kelenjar tyroid mengalami hipertopi dan produksi T4 meningkat.

j. Aldosteron, renin dan angiotensin

Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.

k. Insulin

Produksi insulin meningkat sebagai akibat ekstrogen,progeteron dan

HPL.

l. Parathormon

Hormon ini relativ tidak di pengaruhi oleh kehamialn. (Elisabeth,

2015).

Hak-hak wanita hamil

1. Wanita hamil berhak mendapat penjelasan oleh tenaga kesehatan

yang memberikan asuhan tentang efek-efek potensial langsung/

tidak langsung dari penggunaan obat atau tindakan selama masa

kehamilan, persalinan. Kelahiran atau menyusi.

2. Wanita hamil berhak mendapatkan informasi terapi alternatif

sehingga dapat mengurangi atau meniadakan kebutuhan akan obat

dan interventasi obstetri


24

3. Pasien kebidanan berhak untuk merawat bayinya sendiri bila

bayinya normal

4. Pasien kebidanan berhak memperoleh informasi tentang siapa yang

akan menjadi pendampinganya selam persalinan dan kualifikasi

orang tersebut

5. Pasien kebidanan berhak memperoleh/memiliki catatan medis

dirinya serta bayinya dengan lengkap, akurat dan dapat

dipertanggung jawabkan.

6. Wanita hamil berhak mendapat informasi efek tindakan yang akan

dilakukan baik pada ibu dan janin

7. Wanita hamil berhak untuk ditemaniselama masa-masa yang

menegangkan pada saat kehamilan dan persalinan

8. Pasien kebidanan berhak memperoleh catatan perincian biyaya RS/

tindakan atas dirinya.

9. Wanita hamil berhak mendapat informasi sebelumny/bila

diantisipasi akan di lakukan sc

10. Wanita hamil akan berhak mendapat informasi tentang merek obat

dan reaksi yang di timbulkan atau reaksi obat yang pernah di

alaminya

11. Wanita hamil berhak mengetahui nama-nama yang memberikan

obat-obat atau melakukan prosedur tindakan

12. Wanita hamil berhak mendapat informasi yang akan di lakukan

atasnya
25

13. Wanita hamil berhak memiliki kosultasi medis untuk memilih

posisi yang persalinan yang dapat menurunkan stress. (Elisabeth,

2015).

2.1.7 Ketidak Nyamanan Selama Hamil dan cara mengatasinya

Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang

semuanya mebutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis.

Dalam proses adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses

adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidak nyamanan yang

meskipun hal ini adalah fsiologis namun tetap perlu diberikan suatu

pencegahan dan perawatan.

Tabel 2.1 Ketidak nyamanan masa hamil dan cara menanganinya

No Ketidaknyamanan Cara mengatasi

1 Sering buang air kecil trimester a. Kurangi asupan karbohidrat murni


I dan III dan makanan yang mengandung gula
b. Batasi minuman kopi,the dan soda

2 Striae gravidarum. Tampak a. Gunakan emolien tropikal atau


jelas pada bulan ke 6-7 antipruritik jika ada indikasinya
b. Gunakan baju longgar yang dapat
menopang payudara dan abdomen

3 Hemoroid timbul trimester II a. Makan makanan yang berserat, buah


dan III dan sayuran serta banyak minum air
putih dan sari buah
b. Lakukan senam hamil untuk
mengatasi hemoroit
c. Jika hemoroid menonjol keluar,
oleskan lotion witch hazel.

4 Kelelahan pada trimester I a. Istirahat yang cukup, minimal 2 jam


pada siang hari
b. Lakukan tehnik relaksasi
26

5 Keputihan, terjadi di trimester a. Tingkatkan kebersihan dengan mandi


I,II,III tiap hari
b. Memakai pakaian dalam dari bahan
katun dan mudah menyerap
c. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan
makanan buah dan sayur

6 Keringat bertambah, secara a. Pakailah pakaian yang tipis dan


perlahan terus meningkat longgar
sampai akhir kehamilan b. Tingkatkan asupan cairan
c. Mandi secara teratue

7 Sembelit trimester I,II a. Minum 3 liter cairan tiap hari


terutama air putih atau sari buah
b. Makan makanan yang kaya serat dan
juga vitamin c
c. Lakukan senam hamil
d. Membiasakan buang air besar secara
teratur

8 Kram pada kaki setelah a. Rendam kaki dengan air yang telah di
kehamilan minggu beri minyak esensial siprus
b. Kurangi konsumsi susu ( kandungan
fosfatnya tinggi)
c. Latihan dorsofleksi pada kaki

9 Mengidam trimester I a. Tidak perlu dikhawatirkan selama


diet memenuhi kebutuhanya
b. Jelaskan tentang bahaya makanan
yang tidak bisa di terima, mencakup
gizi yang di perlukan serta
memuaskan rasa mengidam atau
kesukaan menurut kultur.

10 Nafas sesak trimester I dan III a. Jelaskan penyebab fisiologis


b. Merentangkan tangan di atas kepala
serta menarik nafas panjan g
c. Mendorong postur tubuh yang baik

11 Nyeri ligamentum rotundum a. Berikan penjelasan mengenai


trimester I dan III penyebab nyeri
b. Tekuk lutut ke arah abdomen
c. mandi air hangat
d. gunakan sebuah bantal untuk
menopang uterus dan bantal lainya
letakan di antara lutut sewaktu dalam
posisi berbaring miring.
27

12 Panas perut. Mulai bertambah a. makan sedikit-sedikit tapi sering


sejak trimester II dan bertambah b. hindari makan berlemak dan berbau
semakin lamanya kehamilan. tajam
Hilang pada waktu persalinan c. hindari berbaring setelahmakan
d. hindari minum air putih saat makan
e. tidur dengan kaki di tinggikan

13 Perut kembung, trimester I dan a. hindari makanan yang mengandung


III gas
b. mengunyah makanan secara teratur
c. lakukan senam secara teratur

14 Pusing/sakit kepala trimester I a. bangun secara perlahan dari posisi


dan III istirahat
b. hindari posisi terlentang

15 Mual dan muntah trimester I a. makan sedikit tapi sering


b. hindari makan yang berlemak dan
goreng-gorengan
c. minum suplemen vitamin b6 dan zat
besi juga khrom
d. hindari bau atau faktor penyebabnya
e. makan biskuit kering atau roti bakar
sesaat sebelum bangun dari tempat
tidur di pagi hari
f. duduk tegak setiap kali selesai makan
g. minum-minuman yang berkarbonat
h. bangun tidur secara perlahan
i. hindari menggosok gigi setelah
makan
j. istirahat sesuai kebutuhan

16 Sakit punggung atas dan bawah a. posisi/sikap tubuh yang baiksalama


trimester Idan III melakukan aktifitas
b. hindari mengangkat barang berat
c. gunakan bantal ketika tidur untuk
meluruskan punggung

17 Varises pada kaki trimester I a. istirahat dengan menaikan kaki


dan III setinggi mungkin untuk memberikan
efek grafitasi
b. jaga kaki agar tidak bersilangan
c. hindari berdiri atau duduk terlalu
lama

(Sulistiawati, 2011)
28

2.2 Mual Muntah

Mual muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap perubahan

yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan mempengaruhi sistem tubuh, baik

secara hormonal, fisik maupun psikologi, mual dan muntah merupakan salah

satu tanda penting awal kehamilan. Mual dan muntah biasanya timbul sejak

usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir

dan mencapai puncak pada usia gestasi 8 hingga 12 minggu serta berakhir

pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu (Pratami, 2014).

Kondisi ini umumnya di alami oleh lebih dai separuh wanita hamil yang di

sebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen. Dalam beberapa

kasus, gejala yang sama di alami pula oleh para wanita yang menggunakan

kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentuk-bentuk terapi hormonal tertentu.

Gejala ini biasanya timbul di pagi hari dengan frekuensi yang akan menurun

setiap harinya sering dengan bertambahnya usia kehamilan (Milda, 2016).

Dr. Marjorie Greenfield, pakar obstetrician dan gynecologist, menyatakan

bahwa sekitar 70% wanita mengalami muntah. Gejala ini sangat umum, tetapi

pada setiap individu berbeda-beda (Milda, 2016).

Pada kasus tertentu, ibu hamil bisa mengalami mual muntah sepanjang hari

atau hanya di pagi hari atau sore hari saja. Namun, ada pula yang mengalami

peningkatan di malm hari sehingga mempengaruhi waktu tidurnya. Mual

muntah biasanya mengalami puncaknya pada minggu ke delapan dan

kesembilan kehamilan (Milda, 2016).


29

2.2.1 Patofisiologi
Mual muntah terjadi karena adanya peningkatan hormon pada saat hamil.

Selama masa kehamilan, produksi hormon estrogen dan progesteron

meningkat sehingga mempengaruhi fungsi neuron, serta fungsi alat tubuh

lainya. Menurut Nicky Wesson dalam mual muntah A Comprehensive

Guide to the Causes and Treatments, Emesis Gravidarum (NVP), yang jika

di artikan dalam bahasa indonesia berarti mual dan muntah selama

kehamilan, pada umumnya terjadi pada trimester pertama (Milda, 2016).

Gejala mual muntah sering kali muncul sebagai reaksi untuk bau makanan

atau bau tertentu, gangguan berupa rasa mual dan muntah setiap hari, bagi

kebanyakan wanita hamil, mual muntah dapat bertahan lama, bahkan

hampir sampai sembilan bulan kehamilan. Mual yang di sertai dengan

muntah dapat menyebabkan dehidrasi sehingga bisa membahayakan ibu

dan janin. Sekitar 1,5%-2% ibu hamil, bisa mengalami mual muntah

secara berlebihan. Jika sudah demikian, biasanya mereka sampai tidak

bisa mengkonsumsi makanan dan minuman apa pun sehingga mengalami

kekurangan cairan, gangguan elektrolit, badan terasa lemas, dan tidak

bertenaga. Bila tidak segera diatasi segara diatas, hal ini tentunya bisa

membahayakan kesehatan janin di dalam kandugan. (Milda, 2016).

2.2.2 Etiologi

Meskipun pemicu dasarnya adalah kehamilan, mual dan muntah pada

kehamilan merupakan hasil interaksi yang kompleks dari endokrin, saluran

cerna, vestibular, dan indra penciuman. Faktro predisposisi mual dan


30

muntah pada kehamiland apat dikaitkan dengan faktor genetik, perilaku,

dukungan, dan psikologi. Etiologi yang dapat menyebabkan mual dan

muntah pada kehamilan meilputih tingkat b-hCG dan estrogen yang tinggi.

Terdapat hubungan antara rata-rata puncak mual dan muntah pada

kehamilan serta puncak kadar b-hCG. Tingkat keparahan mual dan muntah

pada kehamilan dipengaruhi oleh kadar progesteron, kekurangan kortiko

steroid, gangguan tiroid, infeksi, faktor psikososial, budaya dan penyebab

psikogenetik. (Pratami, 2014).

2.2.3 Penyebab Terjadinya Mual Muntah

1. Hormon progesteron yang meningkat mengakibatkan terjadinya

pergerakan dari usus kecil, kerongkongan, dan perut yang

menyebabkan rasa mual

2. Hormon chorianic gonadotropin yang meningkat sehingga

mengkibatkan rasa mual dan muntah pada masa awal kehamilan

3. Kekurangan vitamin B6

Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindarkan ketika usia

kehamilan mencapai 4-7 minggu

1. Berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh. Pilihlah olahraga

yang sesuai dimasa kehamilan.

2. Hindari rokok dan asapnya, kafein, obat-obatan terlarang,

minuman keras, dan makanan mentah dapat berbahaya bagi janin.


31

3. Perubahan dalam rahim dan perubahan fisik ibu hamil dapat

membuat tubuh cepat lelah.

4. Istirahat yang cukup setiap harinya

(Milda, 2016)

2.2.4 Cara Mengatasi Mual Muntah

Menurut Milda (2016) cara mengatasi mual adalah sebagai berikut :

1. Mengkonsumsi pil atau tablet multivitamin untuk kehamilan. Zinc dan

vitamin b6 adalah vitamin dan mineral yang baik untuk mencegah

mual pada kehamilan

2. Sering mendengarkan musik yang menyenangkan

3. Tidak semua ibu hamil mau minum teh jahe yang selama ini sering

dibilang manjur meredakan mual. Bebepara riset di mancanegara juga

mengkhawatirkan efek konsumsi jahe berlebihan selama kehamilan

pada janin. Mengapa tidak coba dengan teh pepermint, yang sama-

sama untuk “menata” perut

4. Pengobatan menggunakan akupuntur merupakan tradisi asia timur

dengan tusukan jarum khusus pada titik-titik tertentu pada tubuh dapat

membantu menyamankan mual muntah dengan target tusukan pada

seputar lengan.

5. Catat waktu-waktu saat mengalami mual, beri komentar dan testimoni

pengalaman ketika merasakannya sehingga bisa mengetahui kapan

“periode aman” terbebas dari mual. Rencanakan waktu makan.


32

6. Olahraga ringan dapat membantu meringankan berbagai gangguan

pada kehamilan, termasuk panas dalam dan mual muntah

7. Pengobatan homeopati dapat membantu mengatasi rasa mual karena

terbuat dari bahan-bahan alami, berbagai macam tumbuhan, serta

mineral

8. Tetesi tisu dengan beberapa tetes minyak mint oil untuk dihirup saat

merasa mual. (Milda, 2016)

2.3 Aromaterapi

Setiap orang menyukai aroma wangi, seperti halnya setiap orang menyukain

menjadi individu yang sehat. Wangi buah, bunga pohon, wangi alam adalah

wangi yang dapat membuat setiap orang menjadi lebih tenteram. Rileks, dan

di balik itu dapat menjadikan seseorang merasa lebih sehat . aromaterapi

dapat diartikan sebagai penggunaan minyak atsiri untuk meningkatkan

kesehatan dan vitalitas tubuh, pikiran serta jiwa dengan cara indalasi, mandi

rendam, kompres, pemakaian topikal, dan masase.

2.3.1 Sejarah Aromaterapi

Menurut Ketut Adnyana dan Syarif hamdani, penggunaan aroma sebagai

satu cara untuk memelihara kesehatan telah berumur ribuan tahun.

Aromaterapi di pemandian di gunakan pada zaman romawi. Pada zaman

mesir kuno minyak tanaman digunakan untuk pelembut kulit, sementara di

era yunani kuno minyal beraroma di gunakan sebagai anti diare dan
33

aprodisiak (penambah gairah seksual), Sedangkan pada pendeta hindu di

india menggunakan aromatumbuhan sebagai obat.

Pada zaman pertengahan,selama wabah pes (black death) melanda eropa,

semak rosemari di bakar di jalanan untuk mencegah penularan penyakit

tersebut.

Pada abad ke-17 minyak atsiri telah menjadi bagian dari bahan

pengobatan, seperti minyak lavender yang di gunakan untuk menangani

kejang, sawan, sampai orang pingsan,sementara minyak rosemary di

gunakan untuk mengobati sakit kepala.pada masa itu minyak tersebut

disebut quinta essenta, selanjutnya menjadi essential.

Selama abad ke 18, para ilmuan meneliti sifat-sifat minyak atsiri sampai

menyatakan minyak atsiri memiliki efek terapi. Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa minyak atsiri dapat membunuh mikroorganisme

separti pada penyakit yifus dan demam kuning.

Sebutan “aromaterapi” di ungkapkan pertama kalioleh seorang ahli kimia

dari prancis, rene-maurice gattefose. Ia menemukan kemampuan

penyembuhan dari minyak lavender sejak tahun 1910,ketika mengalami

luka bakar pada tanganya menyusul ledakan di laboraturium.dia

melanjutkan penelitian tentang sifat pengobatan minyak atsiri dan

mengunakanya ketika mengobati tentara yang terluka pada perang dunia

pertama.
34

Saat ini minyak asetri telah di gunakan dalam hampir seiap sisi kehidupan.

Beberapa produk minyak asetri banyak beredar di pasar, walaupun sampai

sejauh ini produk-produk tersebut di gunakan di rumah sakit uantuk

membantu penembuhan, mengurangi tingkat stres, dan untuk mengontrol

rasa sakit, juga di gunakan di tempat kerja untuk menjaga konsentrasi dan

meningkatkan kinerja dan produktifitas kerja,juga aspek kehidupan lainya.

Bicara mengenai minyak atsiri, tidak lepas dari membahas masalah bau

dan aroma,karena fungsi minyak atsiri yang paling luas dan paling umum

di minati adalah sebagai pengharum, baik itu sebagai parfum untuk tubuh,

kosmetik, pengharum ruangan, pengharum sabun,pemberi cita rasa pada

makanan maupun produk rumah tangga lainya. Tidak begitu banyak atau

hanya beberapa jens minyak atsiri yang populer digunakan sebagai terapi

terhadap suatu jenis penyakit, atau yang lebih populer dengan istilah

aromaterapi. (Kaina, 2006)

Minyak esensial masuk ke dalam tubuh melalui 3 macam jalur yang

penting, yaitu: jalur iinternal, nasal, dan penyerapan lewat kulit. Jalur

internal (lewat mulut dan rektum/vagina) tidak bayak di gunakan di

inggris. Dari dua jalur lainya, jalur nasal atau inhalasi merupakan cara

yang sangat efektif dan oleh sebagian terapis aroma sebenarnya di anggap

sebagai satu-satunya metode yang patut mengandung nama

aromaterapi.nama demikian, pemakaiaan topikal pada kulit ternyata efek


35

pula sehingga jalur yang di pilih tergantung pada permasalahan yang akan

di atur.

2.3.2 Pemakaian Internal

Pemakaian internal lewat jalur oral, rektum atau vagina di lakukan oleh

aromatologis dan dokter di perancis, tapi cara pemberian ini biasanya tidak

di gunakan oleh terapis aroma di negara lain terdapat variasi standar

pelatihan yang luas setra berkisar dari pelatihan untuk dapat melakukan

terapi kosmetik sederhana hingga pelatihan yang memungkinkan seorang

terapis memperaktekan artomologi/ aromaterapi klinik. Tetapi yang telah

berhasil menyelesaikan kasus pelatihan aromatologi lanjut berada dalam

posisi untuk memberikan nasihat mengenai pemakaiaan minyak esensial

lewat oral. Sebagian besar riset yang di lakukan oleh para aromatologis

medis di perancis telah melihatkan penggunaan minyak esensial secara

internal. Dengan pemakaiaan internal. Setiap tetes minyak akan memasuki

berbagai sistem tubuh sehinga berbeda dengan cara inhalasi di manahanya

sedikit sekali uap minyak esensial yang masuk ke dalam tubuh dan dengan

pemakaiaan eksternal di mana sebagai minyak esensial aka hingga lewat

penguapan.

2.3.3 Cara Pemakaian Internal

1. Per oral

Kalau minyak esensial di berikan lewat mulut ( per oral) pengetahuan

tentang unsur-unsur pembentuk minyak tersebut sagat penting. Hal ini


36

tidak berarti bahwa suatu minyak yang mengandung komponen yang

potensial berbahaya tidak dapat diberikan per oral karena komponen

ini kadang-kadang merupakan senyawa paling efektif untuk mengatasi

kelainan tertentu. Hal ini haya berarti bahwa pengetahua mengenai

kekuatan konsen trasi sifat pengencer dan lamanya waktu pemakaiaan

menjadi masalah yang penting.

2. Pemakaiaan nasal

Akses lewat jalur nasal jelas merupakan cara yang paling cepat dan

efektif untuk pengobata dan permasalahan emosional seperi stres serta

depresi (dan juga beberapa tipe nyeri kepala). Hal ini terjadi karena

hidung mempunyai hubungan langsung engan otak yang bertanggung

jawab dalam memicu efek minyak esensial tanpa memperdulikan jalur

yang di pakai untuk mencapai otak. Hidung sendiri bukan organ

pembau tetapi mengubah suhu serta kelembapan udar yang dihirup dan

mengumpulkan setiap benda asing yang terhirup masuk bersama udara

pernafasan. Nervus kranialis pertama (nervus olfaktorius) bertanggung

jawab atas sensai atu dan menampung implus dari sel-sel reseptor yang

terdiri atas dua kelompok, msing-masing kelompok sel reseptot

mempunyai skitar 25 juta sel dan menempati suatu daerah kecil

(luasnya sekitar 4cm2) pada puncak saluran hidung. (Daniel,1997)


37

2.4 Aromaterapi Mint oil

Mentha arvensis, daun poko, menthol, bujanggut, bijanggut, cora mint, bo

he (cina). Mint oil (mentha cordifolia) mempunyai aroma wangi dan cita rasa

dingin menyegarkan. Aroma wangi dan semriwing daun mint di sebabkan

kandungan minyak asiri berupa minyak menthol. Mint oil ini mengandung

vitamin C, provitamin A , fosfor,besi, kalsium dan potassium. Daun mint di

kenal sebagai penyegar napas, dan sering dapat dirasakan pada permen, tak

jarang daun mint juga di gunakan sebagai pereda dalam konsumsi lain seperti

minuman es, aromaterapi, bahkan lalap. (Satya, 2013)

Mint oil adalah tumbuhan yang di manfaatkan daunya untuk perasa sejuk dan

wangi yang khas. Daun ini di petik dari batangnya yang pendek dan lebih

kecil dari perdu. Asal muala tanaman mint masih di perdebatkan di hampir

semua negara di dunia.

Mint oil di konsumsi sebagai mint oil segar untuk penambah cita rasa

makanan atau minuman, di ekstrak sarinya atau daunya di manfaatkan

sebagai hiasan sajian makanan. Rasa khas mint adalah menthol, yang banyak

di manfaatkan uantuk perasa minuman,permen,pasta gigi, sampo, sabun,

obat-obatan. Di indonesia daun mint tersedia sangat terbatas. Mint hanya di

temukan di supermarket besaryang menyediakan gerai bahan pangan segar.

(Satya, 2013)
38

Aromaterapi mint secara fisik memiliki pengaruh yang menyegarkan,

mengurangi gejala-gejala yang nampak pada stres atau kelelahan, dan

ditingkat psikologis, memberikan rasa yakin dan segar di dalam. Hal ini

secara sebagai pembersih, penyegar, minyak beraroma yang dengan cepat

merangsang dan mempertajam pikiran dan tubuh (Balkam, 2001).

2.4.1 Kandungan Mint Oil

Daun mint selain mengandung minyak menthol yang dapat memberikan

sensasi dingin juga mengandung vitamin c, vitamin a, potasium,zat besi,

fosfor, kalisum, fitonutrien, dan klorofil. Mentol dari daun mint mampu

menenangkan kondisi dalam perut. Aroma mint akan mengaktifkan

kelenjar air liur dan kelenjar yang menghasilkan enzim pencernaan

sehingga kita pun lancar. Aroma mint yang menyegarkan merupakan obat

ampuh untuk mengatasi mual, melegakan saluran pernafasan dengan

membuka kongesti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Rasa mint yang

sejuk juga bisa membantu meringankan batuk, meringankan asma, dan

mengusir kuman di mulut. Daun mint juga kaya akan zat antioksidan yang

berguna melawan sel kangker. (Yazid Subakti, 2011)

2.4.2 Cara Pemberian Mint oil untuk Mual Muntah

Pemberian mint oil pada ibu yang mengalami mual muntah dapat

diberikan semangkuk air dengan 4 tetes minyak mint murni dan

ditempatkan di lantai dekat tempat tidur mereka selama empat malam


39

berturut-turut sebelum tidur untuk mengurangi morning sickness. (Hajar,

2012)

2.4.3 Cara pengukuran mual muntah dengan Indeks Rhodes mual, muntah

dan muntah (RINVR)

Indeks Rhodes mual, muntah dan muntah (RINVR) merupakan instrumen

yang terdiri dari delapan titik item laporan diri dirancang untuk menilai

faktor-faktor subjektif dan objektif dari mual, muntah dan muntah-muntah

dalam berbagai situasi termasuk pasien bedah.  Para penulis berpikir

bahwa RINVR kompatibel dengan kriteria yang disebutkan di bawah. 

Alat sederhana, dapat diandalkan dan valid dalam satu lembar kertas,

mual, muntah dan muntah harus didefinisikan secara rinci dan dinilai

secara independen bentuk laporan diri pasien untuk mengurangi waktu

dan dedikasi untuk penyidik yang terlibat. Tujuan dan faktor-faktor

subjektif mual, muntah dan muntah dapat dinilai dengan instrumen yang

sama. Sebuah studi terbaru menunjukkan keandalan (indeks Rhodes mual

dan muntah) RINV untuk pasien bedah rawat jalan. Penelitian ini

didukung oleh dana (2003-0709) dari Industri Kepercayaan Layanan

Penelitian antara Universitas Ulsan College of Medicine dan

GlaxoSmithkline Korea, Seoul, Korea didapatkan kesimpulannya, RINVR

adalah instrumen yang dapat diandalkan dan valid untuk menilai faktor

subjektif dan objektif dari mual, muntah (Hee Tae Kim, dkk, 2007)

2.5 Penelitian Terkait


40

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pasha Hajar, dkk (2012) dengan judul

“pengaruh minyak mint pada mual dan muntah saat hamil” didapatkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa minyak mint memiliki pengaruh pada mual

dan muntah pada kehamilan. Suatu rata-rata intensitas mual di mint dan garam

dengan hasil P-value (0,014).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Toshiko (2012) dengan judul “Pengaruh

Aromaterapi Menghirup Pada Mual Dan Muntah Di Awal Kehamilan: Pilot

Acak Terkendali Percobaan” didapatkan hasil penelitian bahwa Inhalasi dari

campuran dua parfum lavender dan peppermint minyak dapat meminimalkan

keparahan episode mual, meningkatkan tingkat energi dan sensasi fatigability

penurunan dengan hasil P-value (0,032).

2.6 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan gambaran dari teori dimana suatu problem resit

berasal atau di kaitkan (Notoadmodjo, 2012).

Dari uraian teori diatas, maka kerangka teori dalam penelitian ini adalah :

1. Mengonsumsi pil
atau tablet
multivitamin B6
2. Mendengarkan
musik
3. Minum teh jahe
4. Akupuntur Mual dan muntah pada ibu
5. Menggunakan
hamil trimester I
minyak aromaterai
- Lemon/ jeruk
- Mint oil
41

Sumber: Milda (2016)

Gambar 2.1. Kerangka Teori

2.7 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka yang berhubungan antara konsep-konsep

yang akan diteliti atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan

(Notoatmodjo, 2012). Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Variabel Independen Variabel dependent

Preetest Intervensi Postest

Sebelum Pemberian Mual dan Muntah Sesudah Pemberian


aroma terapi mint oil Pada Ibu Hamil aroma terapi mint oil

Gambar. 2.2 Kerangka Konsep

2.8 Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh pemberian aroma terapi mint oil pada ibu hamil

trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017.

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian aroma terapi mint oil pada ibu hamil

trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017.


42
43

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode

yang berlandaskan pada filsafat positifisme digunakan untuk meneliti pada

populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan di laksakanakan pada bulan Februari – Juni 2017.

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di BPS Amrina, Amd.Keb Kelurahan

Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro.

3.3 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan rancangan analisis dengan menggunakan

pendekatan praeksperimen dengan rancangan One group pretest – posttest

design. Ciri dari desain penelitian ini memberikan intervensi kepada

responden yang akan dilakukan tindakan perlakuan dan membandingkan

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Peneliti memberikan intervensi

42
44

kepada kelompok yang akan diberikan aromaterapi mint oil. Perlakuan dan

membandingkan sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi mint oil.

Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1
One group Pretest – Posttest Design

Pretest Perlakuan Posttest

X1 X X2

Keterangan :

X : perlakuan ( aromaterapi mint oil ) diberikan sebanyak 1 gram dalam

sehari

X1 : frekuensi mual muntah sebelum pemberian aromaterapi mint oil

X2 : frekuensi mual muntah sesudah pemberian aroma terapi mint oil.

3.4 Subjek Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil

trimester pertama yang mengalami mual dan muntah di BPS Amrina,

Amd.Keb sebanyak 25 responden pada bulan Januari 2017.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel

dalam penelitian ini ibu hamil trimester pertama yang mengalami mual dan

muntah di BPS Amrina, Amd.Keb sebanyak 20 ibu hamil.


45

3.4.3 Teknik Sampling

Dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

accidental sampling, yaitu sampel yang kebetulan ada pada saat dilakukan

penelitian (Notoatmodjo, 2012).

3.4.4 Kriteria sampel

1. Kriteria inklusi

a. Ibu Hamil Trimester I

b. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi
a. Memiliki riwayat gangguan pernafasan

b. Gangguan fisik dan psikologis (Gangguan Jiwa, Stress)

3.5 Variabel Penelitian


Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, dan ukuran yang

dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas (independen) yaitu aromaterapi mint oil.

b.Variabel terikat (dependen) yaitu mual muntah pada Ibu Hamil trimester I.

3.6 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah uraian tentang batasan-batasan pada variabel-

variabel yang diamati atau diteliti untuk mengarahkan kepada pengukuran,

atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta

pengembangan alat ukur (Notoatmodjo, 2012). Definisi operasional

penelitian ini adalah sebagai berikut:


46

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Skala


operasional ukur ukur

Independent

Pemberian Pemberian - - - -
aromaterapi aromaterapi mint
mint oil oil 4 tetes pada
ibu hamil yang
mengalami mual
dan muntah
trimester
pertama setiap
sebelum tidur.

Dependent

Mual muntah Reaksi tubuh ibu Skala Observasi 0-32 Ratio


terhadap rhodes
perubahan yang indeks
terjadi akibat nause
kehamilan. Yang
dipengaruhi (Runiari,
sistem tubuh, 2012)
baik secara
hormonal, fisik
maupun
psikologi

3.7 Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian eksperimen ini dilakukan dengan tahapan

berikut:

1. Mengajukan surat izin penelitian dari prodi kebidanan universitas

malahayati diberikan kepada BPS Armina, Amd.Keb

2. Mendapatkan surat balasan dari BPS Armina, Amd.Keb

3. Melakukan penelitian dengan langkah:


47

a. Menjelaskan tujuan dan maksud peneltian dan melanjutkan dengan

informed consent kepada responden

b. Mengukur frekuensi mual dan muntah dengan instrumen Rhodes

Indeks Nause, Vomiting, And Retching

c. Melakukan pemberian aromaterapi kepada responden sebelum tidur

dengan pemberian 4 tetes.

d. Setelah satu minggu mengukur kembali mual dan muntah pada

responden.

3.7.1 Metode Kepustakaan


Metode ini digunakan untuk mencari data dan teori yang berkenaan

dengan penelitian ini seperti buku, internet, jurnal dan sebagainya.

3.7.2 Metode Lapangan


Metode lapangan untuk mencari data dan informasi dan berasal atau

sumber langsung dari tempat penelitian. Adapun tahapan yang di lakukan

adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

Pada tahap ini di lakukan dengan menjelaskan tujuan dan maksud

penelitian untuk melanjutkan dengan pengisian informed consent.

2. Pretest

Sebelum di lakukan pemberian aromaterapi mint oil dilakukan

observasi frekuensi mual dan muntah menggunakan lembar observasi

yaitu dengan menggunakan skor RINVR (lembar indeks mual dan

muntah) 0-32. 1-8= mual-muntah ringan, 9-16= mual muntah sedang,

17-24= mual muntah berat dan 25-32= mual-muntah buruk.


48

3. Pelaksanaan intervensi

Pemberian intervensi dengan memberikan aromaterapi mint oil kepada

seluruh responden dari hari pertama setelah dilakukan pretest

(observasi frekuensi mual dan muntah). Sebanyak 4 tetes sebelum tidur

selama 1 minggu.

4. Post test

setelah dilakukan pemberian aromaterapi mint oil selama 1 minggu

kemudian dilakukan observasi kembali untuk melihat frekuensi mual

dan muntah pada ibu menggunakan lembar observasi.

3.8 Metode Pengolahan Data

Menurut Hastono (2007), agar analisa penelitian menghasilkan informasi

yang benar, paling tidak ada empat tahap yang harus di lalui dalam

pengolahan data yaitu :

3.8.1 Editing data

Editing data adalah kegiatan untuk melakukan pengecekan isian

formulir atau kuesioner apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah

lengkap, jelas, relevan dan konsisten.

3.8.2 Coding data

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik pada data yang

terdiri atas beberapa kategori. Untuk memudahkan dalam proses

pembacaan.
49

3.8.3 Prosesing Data

Kegiatan memproses data agar data yang sudah di-entry dapat

dianalisis. Pemprosesan data di lakukan dengan memasukan data ke

paket program computer yaitu SPSS.

3.8.4 Cleaning (Pembersihan data)

Kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada

kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut di mungkinkan terjadi pada

saat memasukan data ke computer.

3.9 Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian data tersebut dianalisa. Analisa data

dilakukan menggunakan distribusi frekuensi presentase univariat dan bivariat.

3.9.1 Analisis Univariat

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik Setiap variable penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik

digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada

umumnya dalam anlisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2012).

3.9.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk membuktikan hipotesis apakah ada

pengaruh pemberian aromaterapi mint oil pada ibu hamil yang

mengalami mual muntah. Maka uji statistik yang digunakan adalah t-

test. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji beda dua
50

mean, dengan menggunakan uji t dependent derajat kesalahan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 5 % (taraf kepercayaan) untuk

melihat hasil kemaknaan perhitungan statistika digunakan batas

kemaknaan 0,05 hal ini mengandungg arti jika p value ≤ 0,05 maka

hasilnya bermakna bermakna yang artinya Ha diterima Ho ditolak

dan jika p value >0,05 maka artinya Ha ditolak Ho diterima

(Notoatmodjo, 2012).
51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang

diambil berasal dari distribusi normal atau tidak. Kegunaannya untuk

mengetahui dan memberikan keyakinan apakah data berada pada sekitar

atau mendekati garis normal. Uji normalitas dilakukan menggunakan

bantuan program SPSS dengan formula Shapiro-Wilk. Pada uji normalitas

terdapat keputusan untuk menerima atau menolak Ho dengan ketentuan

yang telah ditetapkan, bila nilai p > 0,05 maka distribusinya normal dan

sebaliknya bila nilai p < 0,05 maka nilai dikatakan tidak normal.

Dari uji statistik yang telah dilakukan, hasil perhitungan uji

normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas variable X1 dan X2
Test of normality

Nilai skor test Nilai Shapiro-Wilk

Nilai pretest sebelum pemberian Mint Oil 0.592

Nilai posttest setelah pemberian Mint Oil 0.819

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai Shapiro-Wilk

yaitu 0.592 untuk nilai pretest dan 0,819 untuk nilai posttest yang artinya

nilai P > 0.05. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data

kedua variabel dalam penelitian ini membentuk distribusi normal.

50
52

4.1.2 Uji Homogenitas


Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

variansi yang sama. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Data yang

terdapat dalam variabel X dan Y dikatakan homogen bila nilai p > 0,05.

diperoleh output sebagai berikut :

Tabel 4.2
Hasil Uji Homogenitas Variabel X1 dan X2
Test of homogenity of variances

Nilai skor tes Levene


Statistic df1 df2 Sig.

Nilai pretest dan posttest


hasil sebelum dan sesudah
0.043 1 38 0.837
pemberian aromaterapi
Mint Oil

Tabel diatas menunjukkan hasil uji homogenitas dengan metode

Levene’s Test. Nilai Levene ditunjukkan pada baris Nilai, yaitu 0. 043

dengan p-value (sig) sebesar 0, 837> 0,05 yang berarti terdapat kesamaan

varians antar kelompok atau yang berarti homogen.

4.1.3 Karakteristik Responden


1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan usia Pada Ibu Hamil
Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri
Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017

Usia Frekuensi Persentase%


20-35 tahun 17 86,3%
< 20, >35 tahun 3 13,7%
jumlah 20 100
53

Diketahui bahwa ibu yang hamil trimester pertama mengalami emesis

gravidarum berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 17 orang (86,3%), sedangkan

yang berusia <20, >35 tahun sebanyak 3 orang (13,7%).

2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


Tabel 4.4
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Pada Ibu Hamil
Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri
Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017

Pendidikan Frekuensi Persentase%


Tinggi 13 68,1%
Rendah 7 31,9%
jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui pendidikan responden sebagian besar yaitu

pendidikan tinggi yaitu sebanyak 13 orang (68,1%), dan pendidikan rendah yaitu

sebanyak 7 orang (31,9%).

4.1.4 Analisis Univariat

1. Mual dan Muntah Sebelum diberikan aromaterapi Mint Oil


Tabel 4.5
Mual muntah sebelum diberikan Aromaterapi Mint Oil Terhadap
Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina,
Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro
Tahun 2017

Mual muntah N Mean St. Dev St.Error

Sebelum 20 15.10 3.447 .771

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan muntah

pada responden sebelum diberikan mint oil di BPS Amrina, Amd.Keb

Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro adalah 15.10

dengan standar deviasi 3.447.


54

2. Mual dan Muntah sesudah diberikan aromaterapi Mint Oil


Tabel 4.6
Mual muntah sesudah diberikan Aromaterapi Mint Oil Terhadap
Penurunan Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina,
Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro
Tahun 2017

Mual muntah N Mean St. Dev St.Error

Sesudah 20 12.30 3.278 .733

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan muntah

pada responden sesudah diberikan mint oil di BPS Amrina, Amd.Keb

Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro adalah 12.30

dengan standar deviasi 3.278.

4.1.5 Analisis Bivariat


Tabel 4.7
Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual Muntah Pada
Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri
Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017

Mual N Mean St. Dev t hitung p-value


muntah

Sebelum 15.10 3.447


20 8,504 0,000
Sesudah 12.30 3.278

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan aromaterapi Mint Oil di BPS

Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota

Metro adalah 15.10 dengan standar deviasi 3.447. Sedangkan nilai rata-

rata (mean) mual dan muntah pada responden sesudah diberikan

aromaterapi Mint Oil di BPS Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri


55

Kecamatan Metro Barat Kota Metro adalah 12.30 dengan standar deviasi

3.278.

Hasil uji statistik dengan uji independent sample t test diperoleh t hitung

= 8,504 dan p-value = 0,000 (p-value< α = 0,05), hasil ini menunjukkan

bahwa ada Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb

Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017

4.2 Pembahasan
4.3 Analisa Univariat
1. Mual dan Muntah Sebelum diberikan aromaterapi Mint Oil
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan mint oil di BPS Amrina,

Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro

adalah 15.10 dengan standar deviasi 3.447.

Mual muntah pada kehamilan merupakan reaksi tubuh ibu terhadap

perubahan yang terjadi akibat kehamilan. Kehamilan mempengaruhi sistem

tubuh, baik secara hormonal, fisik maupun psikologi, mual dan muntah

merupakan salah satu tanda penting awal kehamilan. Mual dan muntah

biasanya timbul sejak usia gestasi 5 minggu, yang dihitung berdasarkan

hari pertama haid terakhir dan mencapai puncak pada usia gestasi 8 hingga

12 minggu serta berakhir pada usia gestasi 16 hingga 18 minggu (Pratami,

2014).
56

2. Mual dan Muntah sesudah diberikan aromaterapi Mint Oil

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sesudah diberikan mint oil di BPS Amrina,

Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro

adalah 12.30 dengan standar deviasi 3.278.

Menurut teori Dr. Marjorie Greenfield, pakar obstetrician dan gynecologist,

menyatakan bahwa sekitar 70% wanita mengalami muntah. Gejala ini

sangat umum, tetapi pada setiap individu berbeda-beda (Milda, 2016).

Pada kasus tertentu, ibu hamil bisa mengalami mual muntah sepanjang hari

atau hanya di pagi hari atau sore hari saja. Namun, ada pula yang

mengalami peningkatan di malm hari sehingga mempengaruhi waktu

tidurnya. Mual muntah biasanya mengalami puncaknya pada minggu ke

delapan dan kesembilan kehamilan (Milda, 2016).

4.4 Analisa Bivariat


1. Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual Muntah
Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan
Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa nilai rata-rata (mean) mual dan

muntah pada responden sebelum diberikan aromaterapi Mint Oil di BPS

Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota

Metro adalah 15.10 dengan standar deviasi 3.447. Sedangkan nilai rata-

rata (mean) mual dan muntah pada responden sesudah diberikan


57

aromaterapi Mint Oil di BPS Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro adalah 12.30 dengan standar deviasi

3.278.

Hasil uji statistik dengan uji independent sample t test diperoleh t hitung =

8,504 dan p-value = 0,000 (p-value< α = 0,05), hasil ini menunjukkan

bahwa ada Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual

Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan

Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro Tahun 2017.

Mual muntah terjadi karena adanya peningkatan hormon pada saat hamil.

Selama masa kehamilan, produksi hormon estrogen dan progesteron

meningkat sehingga mempengaruhi fungsi neuron, serta fungsi alat tubuh

lainya. Menurut Nicky Wesson dalam mual muntah A Comprehensive

Guide to the Causes and Treatments, Emesis Gravidarum (NVP), yang jika

di artikan dalam bahasa indonesia berarti mual dan muntah selama

kehamilan, pada umumnya terjadi pada trimester pertama (Milda, 2016).

Gejala mual muntah sering kali muncul sebagai reaksi untuk bau makanan

atau bau tertentu, gangguan berupa rasa mual dan muntah setiap hari, bagi

kebanyakan wanita hamil, mual muntah dapat bertahan lama, bahkan

hampir sampai sembilan bulan kehamilan. Mual yang di sertai dengan

muntah dapat menyebabkan dehidrasi sehingga bisa membahayakan ibu

dan janin. Sekitar 1,5%-2% ibu hamil, bisa mengalami mual muntah

secara berlebihan. Jika sudah demikian, biasanya mereka sampai tidak bisa
58

mengkonsumsi makanan dan minuman apa pun sehingga mengalami

kekurangan cairan, gangguan elektrolit, badan terasa lemas, dan tidak

bertenaga. Bila tidak segera diatasi segara diatas, hal ini tentunya bisa

membahayakan kesehatan janin di dalam kandugan. (Milda, 2016).

Penanganan yang dapat dilakukan selain terapi farmakologis adalah

dengan mempergunakan terapi non farmakologi atau terapi komplementer.

Metode non farmakologi tidak memiliki efek samping serta tidak

merugikan kondisi ibu dan calon bayi (Burn dan Blamey, 1994). Terapi

non farmakologi atau terapi komplementer yang dapat digunakan untuk

mengurangi keluhan mual dan muntah pada ibu hamil antara lain:

pengaturan diet, dukungan emosional, akupunktur, pitoterapi,

homeoterapi, akupresur dan aromaterapi. (Tiran dalam Runiari, 2010)

Aromaterapi merupakan metode terapi pelengkap nonfarmakologis

bersifat noninstruktif, noninvasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa

efek samping yang merugikan (Price & Shirley, 2007). Aromaterapi

adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni

untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan

semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa raga. Esessial oil yang

digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai jenis

bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang memiliki

khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002).

Aromaterapi mint secara fisik memiliki pengaruh yang menyegarkan,

mengurangi gejala-gejala yang nampak pada stres atau kelelahan, dan


59

ditingkat psikologis, memberikan rasa yakin dan segar di dalam. Hal ini

secara sebagai pembersih, penyegar, minyak beraroma yang dengan cepat

merangsang dan mempertajam pikiran dan tubuh (Balkam, 2001).

Daun mint selain mengandung minyak menthol yang dapat memberikan

sensasi dingin juga mengandung vitamin c, vitamin a, potasium,zat besi,

fosfor, kalisum, fitonutrien, dan klorofil. Mentol dari daun mint mampu

menenangkan kondisi dalam perut. Aroma mint akan mengaktifkan

kelenjar air liur dan kelenjar yang menghasilkan enzim pencernaan

sehingga kita pun lancar. Aroma mint yang menyegarkan merupakan obat

ampuh untuk mengatasi mual, melegakan saluran pernafasan dengan

membuka kongesti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Rasa mint yang

sejuk juga bisa membantu meringankan batuk, meringankan asma, dan

mengusir kuman di mulut. Daun mint juga kaya akan zat antioksidan yang

berguna melawan sel kangker. (Yazid Subakti, 2011)

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasha

Hajar, dkk (2012) dengan judul “pengaruh minyak mint pada mual dan

muntah saat hamil” didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

minyak mint memiliki pengaruh pada mual dan muntah pada kehamilan.

Suatu rata-rata intensitas mual di mint dan garam dengan hasil P-value

(0,014).

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Toshiko (2012) dengan judul “Pengaruh Aromaterapi Menghirup Pada


60

Mual dan muntah di awal kehamilan: pilot acak terkendali percobaan”

didapatkan hasil penelitian bahwa Inhalasi dari campuran dua parfum

lavender dan peppermint minyak dapat meminimalkan keparahan episode

mual, meningkatkan tingkat energi dan sensasi fatigability penurunan

dengan hasil P-value (0,032).

Berdasarkan uraian di atas, maka menurut peneliti salah satu penyebab

mual muntah adalah kekurangan vitamin B6 peningkatat kadar estrogen

dan HCG, oleh karena itu aromaterapi mint oil dapat dijadikan sebagai

salah satu dari alternatif untuk meredakan gejala-gejala mual muntah pada

ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum dapat menerapkan

pengobatan herbal yang tepat untuk mengobati gejala mual muntah salah

satunya mengkonsumsi aromaterapi mint oil agar dapat mengurangi mual

muntahnya sehingga bisa mengurangi penggunaan obat farmokologi yang

ada efek sampingnya.


61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh pemberian

aromaterapi mint oil terhadap mual muntah pada ibu hamil di BPS Amrina,

Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Distribusi nilai rata-rata pengaruh sebelum pemberian aromaterapi Mint

Oil di Bidan Praktek Swasta Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro sebesar 15.10 dengan standar deviasi

sebesar 3.447.

2. Distribusi nilai rata-rata pengaruh sesudah pemberian aromaterapi Mint

Oil di Bidan Praktek Swasta Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar Asri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro sebesar sebesar 12.30, dengan

standar deviasi sebesar 3.278.

3. Ada Pengaruh Aromaterapi Mint Oil Terhadap Penurunan Mual Muntah

Pada Ibu Hamil Trimester I di BPS, Amrina, Amd.Keb Kelurahan Ganjar

Asri Kecamatan Metro Barat Kota Metro. Dengan hasil analisis Uji T (p-

value 0,000 (p < 0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima.

61
62

5.2 Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran – saran

sebagai berikut :

1. Bagi ibu hamil

Disarankan bagi para ibu untuk mengetahui manfaat atau kegunaan

tumbuhan herbal seperti mint oil, serta ibu hamil diharapkan untuk

mampu memahami tentang aromaterapi mint oil terkini mengenai manfaat

pendekatatan pengobatan secara tradisional yang bersifat positif, bila

terdapat ini negatif mengetahui pengobatan secara tradisional diharapkan

untuk komunikasi ke bidan terdekat.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah jumlah sampel,

memperluas tempat peneliti serta menambah referensi mengenai

hubungan aromaterapi mint oil yang dapat mengurangi mual dan muntah

pada kehamilan lebih banyak lagi.

3. Bagi Institusi pendidikan

Diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan referensi di perpustakaan

di instansi pendidikan khususnya yang berkaitan dengan materi tentang

yang berhubungan pengurangan emesis gravidarum maupun literatur

penghilang mual dan muntah. Diharapkan juga agar mahasiswa kebidanan

lainnya dapat melanjutkan atau memperbaiki penelitian ini dikemudian

hari.
63

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Disarankan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh

aromaterapi Mint Oil terhadap mual dan muntah pada ibu hamil ini dapat

dijadikan informasi atau inovasi untuk menjadi pengobatan alternatif

dalam melakukan asuhan kebidananatau.


64

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,2007. Mual muntah pada ibu primigravida.

Elisabeth Siwi Walyani, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta.


Pustakabarupress
Ini Milda, 2016. Nutrisi Pintar Ibu Hamil Dan Menyusui Golongan Darah A.
Jakarta. Bhuana Ilmu Populer.
Jannah Nurul, 2012. Asuhan Kebidanan : Kehamilan. Yogyakarta. Andi Offset
Kaina, 2006. Aromaterapi. Yogyakarta. Grafido Litera Media
Notoatmodjo Soekidjo, 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. PT.
Rineka Cipta
Pasha Hajar, dkk. 2012. Pengaruh Minyak Mint Pada Mual Dan Muntah Saat
Hamil. Jurnal PMC
Penoel Daniel. 1997. Aromaterapi Bagi Profesi Kesehatan. Jakarta. EGC
Pratamai Evi, 2016. Evidence-Based Dalam Kehamilan. Jakarta. EGC
Profil Dinas Kesehatan Metro, 2014. Kejadian mual muntah pada ibu hamil.
Romauli Suryati, 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta. Mulia Medika
Runiari Nengah, 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis
Gravidarum: Penerapan Konsep Dan Teori Keperawatan. Jakarta.
Salemba Medika
Satya Bayu. 2013. Koleksi Tumbuhan Berkhasiat. Yogyakarta. Rapha Publishing.
Subakti Y & Rizki Deri, 2016. Bahan Makanan Terbaik Menurut Al-Qur’an Dan
Sunnah. Yogyakarta. Pustakabarupress
Toshiko. 2012. Pengaruh Aromaterapi Menghirup Pada Mual Dan Muntah Di
Awal Kehamilan: Pilot Acak Terkendali Percobaan. Jurnal PMC

Anda mungkin juga menyukai