TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Dismenorea
Menurut WHO angka dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari
50% perempuan di setiap Negara mengalami dismenore. Di Swedia sekitar 72%.
Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan produktif yang
tersiksa oleh dismenore. Di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita
mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, yang
menyebabkan mereka tidak mampu melakukan kegiatan apapun (Jurnal Occupation
And Environmental Medicine, 2008).
Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya
terjadi di daerah perut bagian bawah, pinggang, bahkan punggung (Judha, Sudarti,
& Fauziah, 2012) bisa juga berupa kram perut bagian bawah yang menjalar ke
punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala gastrointestinal dan neurologis
seperti kelemahan. Permasalahan dismenore adalah permasalahan yang sering
dikeluhkan saat wanita datang ke dokter atau tenaga kesehatan yang berkaitan
dengan haid. Kondisi ini akan bertambah parah apabila disertai dengan kondisi
psikis yang tidak stabil. Terlebih lagi di kalangan wanita yang bekerja dan harus
tetap masuk kerja dalam kondisi kesakitan (Anurogo & Wulandari, 2011). Meski
kebanyakan nyeri haid dapat hilang dengan sendirinya, tetapi jika berlangsung
sepanjang hari, akan mengganggu aktivitas (Oktavia,2016).
1. Ringan
3. Berat
C. Klasifikasi Disminore
2. Disminore sekunder
D. Etiologi
Walaupun frekuensi disminore cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama
dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan
denganmemuaskan. Namun demikian faktor-faktor berikut dapat diduga sebagi
penyebab disminore:
1. Faktor Psikis
Keluhan disminore ini banyak terjadi pada perempuan yang berjiwa labil dan
yang mengalami konflik pada kehidupan seksualnya, serta mengalami trauma
pada pertama kali menarche.
2. Faktor ovulasi
Pada saat ovulasi, hormon estrogen dan progesteron terdapat jumlah yang
banyak diduga, hormon esterogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi
uterus secara estogen dapat menyebabkan peningkatan kontraksi uterus
secara berlebihan, sedangkan hormon progesteron bersifat menghambatnya.
Adanya peningkatan kontraksi secara berlebihan inilah yangmenyababkan
adanya rasa nyeri, tetapi teori ini dapat menerangkan fakta mengapa
tidaktimbul rasa nyeri pada perdarahan fungsional anovulator yang biasanya
bersamaan dengan kadar estrogen berlebihan tanpa adanya progesteron
3. Kerja Prostaglandin
4. Mengkonsumsi obat penenang atau tablet penyegar, hal ini juga dapat
menjadi salah satu penyebab terjadinya disminore.
E. Manifestasi klinis
1. Disminore primer
f. Biasanya mulai pada saat siklus lelah menjadi ovulasi dalam tahun-
tahun pertama permulaan usia reproduktif dan siklus regular.
h. Sering terjadi mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri kepala, perasaan
cemas dan tegang
1. Disminore sekunder
b. Nyeri haid yang baru timbul satu tahun atau lebih sesudah haid
pertama.
b. Pengertian
1) Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab
pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam dan
sebagiannya (Notoatmodjo, 2010).
2) Pengetahuan adalah sebagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia
melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu
yang blum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika
sesorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut
(Notoatmodjo, 2010).
c. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, 2010), ada 6 tingkat pengetahuan antara lain :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterperstasikan secara benar tentang obyek yang diketahui
tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila sesorang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang telah
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
memisahkan, dan mencari hubungan antara kompenen-kompenen yang
terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang telah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang tersebut telah dapat membedakan atau mengelompokan, membuat
diagram terhadap pengetahuan atas obyek trsebut pengetahuan atas
obyek tersebut.
5) Siamosis (syamosis)
Siamosis menunjukan kepada suatu kemampuan sesorang untuk
merangkum dalam suatu hubungan yang logis dari kompenen-kompenen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, siamosis adalah suatu
kemampuan seseorang untuk menyusun komunikasi baru kemampuan
seseorang untuk menyusun komunikasi baru dari komunikasi-komunikasi
yang telah ada.
6) Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu obyek tertentu. Penelitian ini
dengan sendirianya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Nursalam
(2004), antara lain :
1) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap
orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga
semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
3) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menujang
kehidupan dan kehidupan keluarganya. Pekerjaan berhubungan dengan
ekonomi. Semakin ekonomi meningkat maka semakin mendukung
tingginya tingkat pendidikan sesorang dan bertambahnya tingkat
pengetahuan.
4) Sosial ekonomi
Sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi
kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang akan
menambah ingkat pengetahuan. Lingkungan sosial akan mendukung
tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi berkaitan dengan
pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik maka tingkat pendidikan juga
tinggi oleh peningkatan pengetahuan.
5) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang,
meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya, Tv, radio,
atau surat kabar maka hal ini akan dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang
6) Pengalaman
Pengalaman adalah sesuatu yang tidak selalu berwujud suatu hal yang
pernah dialami seseorang, bias berasal dari mendengar atau melihat.
2. Pengertian perilaku
a. Bentuk perilaku
Bentuk perilaku menurut Notoatmodjo ( 2003 ) sebagai berikut.
1. Bentuk pasif
Berntuk pasif merupakan respons internal, yaitu terjadi dalam diri manusia
dan tidak secara langsung dapat dilihat oleh orang lain. Misalnya berpikir,
tanggapan atau sikap lain , dan pengetahuan
2. Bentuk aktif
Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung.
3. Sikap
Merupakan konsep paling penting dalam psikologis sosial.
Konsep tentang sikap diri telah melahirkan berbagai macam pengertian
diantara para ahli psikologi. Pembahasan berkaitan dengan psikologis sosial
hampir selalu menyertakan unsur sikap baik setiap individu atau kelompok
sebagai salah satu bagian pembahasannya. Sikap pada awalnya diartikan
sebagai unsur untuk munculnya suatu tindakan dan cenderung merupakan
tingkah laku. Mengenai definisi sikap, banyak ahli yang mengemukakannya
sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Definisi sikap menurut
Triandis dalam Slameto (2003:88) adalah “sikap mengandung tiga komponen,
yaitu komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku.”
Sedangkan menurut Secord dan Backman dalam Saifuddin Azwar (2012:5)
“sikap adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran
(kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseroang terhadap sutatu aspek
di lingkungan sekitarnya”.
Sedangkan menurut Harlen dalam 11 Djaali (2006) “sikap adalah
kesiapan atau kecendrungan seseorang untuk bertindak berkenaan dengan
objek tertentu.” Definisi-definisi sikap yang telah dijelaskan di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sikap merupakan keadaan
sikap, bertingkah laku, atau respon yang diberikan atas apa yang terjadi,
serta bereaksi dengan cara tertentu yang dipengaruhi oleh keadaan
emosional terhadap objek, baik berupa orang, lembaga atau persoalan
tertentu yang didalamnya terdapat tiga komponen, yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, serta komponen tingkah laku.
Sikap juga dapat mempengaruhi keadaan seseorang untuk memilih
sesuatu yang dianggapnya benar, disaat ia dihadapkan di pilihan yang benar
dan salah, karena sikap merupakan keadaan emosional seseorang. b. Unsur-
Unsur Sikap Sikap mengandung unsur-unsur, yaitu: a. Adanya objek: tanpa
adanya objek sikap tidak akan terbentuk. b. Bentuk sikap berupa pandangan,
perasaan, kecenderungan untuk bertindak (respon terhadap objek). c. Tanpa
adanya individu suatu sikap tidak akan terjadi walau adanya objek, begitu
pula sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas, unsur yang terdapat dalam sikap
ini merupakan hal yang mempengaruhi sikap itu sendiri. Karna unsur
merupakan hal terpenting dalam pembentuk sikap, baik itu sikap positif atau
negatif. 12 c. Struktur Sikap Menurut Saifuddin Azwar (2012:23) struktur sikap
terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu : 1. Komponen
Kognitif Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang
berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. 2. Komponen Afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang
terhadap suatu objek sikap. 3. Komponen Prilaku/Konatif Komponen prilaku
atau konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana prilaku atau
kecenderungan berprilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan
objek sikap yang dihadapinya. Sikap yang dimiliki seseorang adalah suatu
jalinan atau suatu kesatuan dari berbagai komponen yang bersifat evaluasi.
Langkah pertama adalah keyakinan, pengetahuan, dan pengamatan. Kedua,
perasaan atau feeling. Ketiga, kecenderungan individu untuk melakukan atau
bertindak. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketiganya merupakan suatu sistem
yang menetap pada diri individu yang dapat menjelmakan suatu penilaian
positif atau negatif.
Penilaian tersebut disertai dengan perasaan tertentu yang mengarah
pada kecenderungan yang setuju (pro) dan tidak setuju (kontra). 13 Ketiga
komponen sikap ini saling terkait erat. Dengan mengetahui kognisi atau
perasaan seseorang terhadap suatu objek sikap tertentu, maka akan dapat
diketahui pula kecenderungan perilakunya. Namun, dalam kenyataannya
tidak selalu suatu sikap tertentu berakhir dengan perilaku yang sesuai dengan
sikap. Dan ketiga komponen dari sikap menyangkut kecenderungan
berperilaku. Pada mulanya secara sederhana diasumsikan bahwa sikap
seseorang menentukan perilakunya. Tetapi, lambat laun disadari banyak
kejadian dimana perilaku tidak didasarkan pada sikap. d. Bentuk Sikap
Selanjutnya sikap dapat dibedakan atas bentuknya dalam sikap positif dan
sikap negatif, yaitu: 1. Sikap positif Merupakan perwujudan nyata dari
intensitas perasaan yang memperhatikan hal-hal yang positif.
Suasana jiwa yang lebih mengutamakan kegiatan kreatif daripada
kegiatan yang menjemukan, kegembiraan daripada kesedihan, harapan
daripada keputusasaan. Sesuatu yang indah dan membawa seseorang untuk
selalu dikenang, dihargai, dihormati oleh orang lain. Untuk menyatakan sikap
yang positif, seseorang tidak hanya mengekspresikannya hanya melalui
wajah, tetapi juga dapat melalui bagaimana cara ia berbicara, berjumpa
dengan orang lain, dan cara menghadapi masalah. 2. Sikap negatif Sikap
negatif harus dihindari, karena hal ini mengarahkan seseorang pada kesulitan
diri dan kegagalan. Sikap ini tercermin pada muka 14 yang muram, sedih,
suara parau, penampilan diri yang tidak bersahabat. Sesuatu yang
menunjjukan ketidakramahan, ketidak mentenangkan, dan tidak memiliki
kepercayaan diri.
4. Penanganan dismenore
Dewasa ini banyak beredar obat- obat analgesik yang dapat diberikan
sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di
tempat tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi
penderitaan.
Terapi hormonal
Mengompres dengan air hangat pada bagian yang terasa kram ( bisa diperut
atau pinggang bagian belakang ). Gunakan bantal pemanas, kompres
handuk, atau botol berisi air panas ( hangat ). Suhu panas diketahui bisa
meminimalkan keteganagan otot. Setelah otot rileks, rasa nyeri pun akan
berangsur hilang. ( Laila, 2011 )
Minum minuman hangat juga berkhasiat untuk mengurangi sakit pada saat
menstruasi. Sebab, minuman hangat dapat memberikan sensasi
menghangatkan tubuh. Suhu panas yang diberikan mampu meminimalkan
otot yang berkontraksi agar lebih rileks. ( Laila, 2011 )
a. Pengertian
Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi
belajar- mengajar. Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi
pada pandangan ilmu jiwa. Yakni menurut pandangan ilmu, jiwa lama dan ilmu
jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh dosen
pengajar sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi
oleh mahasiswa.
Berbuat untuk merubah tingkah laku melalui perbuatan adalah prinsip belajar.
Ada atau tidaknya belajar dicerminkan dari ada atau tidaknya aktivitas. Tanpa ada
aktivitas, belajar tidak mungkin terjadi. Sehingga dalam interaksi belajar-mengajar
aktivitas merupakan prinsip yang penting. Tidak ada belajar kalu tidak ada
aktivitas. Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian aktivitas belajar
merupakan proses kegiatan individu baik fisik maupun non yang saling berkaitan
sehingga tercipta belajar yang optimal.
Adapun jenis- jenis aktivitas dalam belajar yang digolongkan oleh Paul
( sardiman, 2011 ) yang harus dilakukan dengan baik oleh siswa untuk mencapai
tujuan belajar yang maksimal diantaranya adalah sebagai sebagai berikut :
1. Faktor internal
2. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa yang
meliputi dua aspek, yakni
a) Aspek fisiologis
Aspek fisiologis adalah yang berkaitan dengan kondisi umum jasmani dan
tonus ( tegangan otot ) yang menandai tingkat kebugaran organ- organ
tubuh dan sendi- sendinya, yang dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran. Kondisi seperti
tingkat kesehatan indera pendengaran dan indera penglihatan, juga
sanagt mempengaruhi kemampuan mahasiswa dalam menyerap informasi
dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.
b) Aspek psikologis
Aspek psikologis adalah aspek yang berkaitan dengan keadaan psikologis
mahasiswa. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar mahasiswa.
Menurut Arden N Frandsen, bahwa hal yang mendorong seseorang untuk
belajar itu adalah sebagai berikut :
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
2) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju;
3) Adanya keingianan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman- teman;
4) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi;
5) Adanya keinginan untuk memdapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran;
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagi akhir dari pada belajar.
2) Fakor Eksternal
Fakktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar mahasiswa yang
teridri atas dua macam, yakni :
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, pra staf administrasi, dan
teman- teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah
orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat orang tua, praktik pengelolaan
keluarga ( letak rumah ), semuanya dapat member dampak baik atau buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
3. Konsep mahasiswa
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang sesuatu yang diduga atau hubungan
yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris.
Biasanya hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap adanya atau tidak adanya
hubungan antara dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan
variabel terkait (dependent variabel) (Notoatmodjo,2010).
1) Hopotesis Alternatif
Hipotesis yang menyatakan ada perbedaan suatu kejadian antara kedua
kelompok. Atau hipotesis yang menyatakan ada hubungan variabel satu
dengan variabel yang lain. Dalam peneliti ini hipotesis Alternatif (Ha) adalah :
ada hubungan nyeri haid (Dismenore) dan perilaku intelektual tentang
penanganan dismenore dengan aktivitas belajar pada mahasiswi prodi ilmu
keperawatan UMKT Samarinda.
2) Hipotesis Nol (No)
Hipertensi yang mnyatakan tidak ada perbedaan sesuatu kejadian antara
kedua kelompok. Atau hipotesis yang menyatakan tidak ada hubungan antara
variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini hipotesa Nol
(Ho) adalah : tidak ada hubungan nyeri haid (Dismenore) dan perilaku
intelektual tentang penanganan dismenore dengan aktivitas belajar pada
mahasiswi prodi ilmu keperawatan UMKT Samarinda.